Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : INKUIRI : Jurnal Pendidikan IPA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS GUIDED INQUIRY LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DIMENSI PROSES MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA KELAS XI Prima Maya Natalia; Maridi Maridi; Suciati Suciati
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 2 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i2.9474

Abstract

The purpose of this research is to find out: 1) the characteristics module based on guided inquiry laboratory to improve process dimension of students’ scientific literacy on the Digestive System material of XI grade; 2) the feasibility module based on the guided inquiry laboratory to improve process dimension of students’ scientific literacy on the Digestive System material of XI grade; 3) the effectiveness module based on guided inquiry laboratory to improve process dimension of students’ scientific literacy on the Digestive System material of XI grade. This Research and Development (R & D) is modified from Borg and Gall (1983). The development of module based on guided inquiry laboratory was done through 10 stages: 1) research and information collecting; 2) planning; 3) develop preliminary form of product; 4) preliminary field testing; 5) main product revision; 6) main field testing; 7) operational product revision; 8) operational field testing; 9) final product revision; and 10) dissemination and implementation. The validation of product development was done by a material expert, presentation of module expert, language expert, learning instrument expert. The main fields of research subjects with 67 students which consist of two classis use module, 34 students of XI grade of science class first and 33 students of XI grade of science class fourth with 67 students. The result of process dimension of students’ scientific literacy was analyzed by using normalized N-gain to investigate the effectiveness of module based on guided inquiry laboratory. Paired T-test to investigate process dimension of students’ scientific literacy before and after using module based on guided inquiry laboratory.  The results of this research and development is: 1) the characteristics of module based on guided inquiry laboratory is developed based on syntax guided inquiry laboratory which is: observation, manipulation, generalization, verification, and applications; 2) The result of validation module based on guided inquiry laboratory by expert has “very good” category (92,89%); and 3) module based on guided inquiry laboratory is able to improve dimension process of student’s scientific literacy on the Digestive System material of XI grade. The results of analysis non-parametric Wilcoxon test showed  that XI grade of science class first and XI grade of science class fourth had index of probability (p) <0.05, so H0 was rejected, there’s difference of the result before and after using modul based on guided inquiry laboratory. Based on this data it can be concluded that using module based on guided inquiry laboratory effective and feasible to improve process dimension of students’ scientific literacy in Digestive System material of XI grade.
PENGARUH MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP EFIKASI DIRI DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PADA SISWA SMA DITINJAU DARI LETAK DAN STATUS SEKOLAH Revolusi Prajaningrat Saktiyudha; Puguh Karyanto; Suciati Suciati
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 7, No 3 (2018): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v7i3.31720

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh model experiential learning terhadap efikasi diri dalam pembangunan berkelanjutan pada siswa di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan; (2) interaksi antara siswa pada kelas yang menerapkan model konvensional dengan metode praktikum dan kelas yang menerapkan model experiential learning dengan letak sekolah terhadap efikasi diri dalam pembangunan berkelanjutan; (3) interaksi antara siswa di sekolah kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan dengan status sekolah terhadap efikasi diri dalam pembangunan berkelanjutan. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2×2×2. Populasi penelitian adalah siswa SMA kelas X di SMA N 3 Sukoharjo, SMA Veteran 1 Sukoharjo, SMA N 1 Bulu dan SMA Kristen Kalam Kudus Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016. Sampel terdiri dari 239 siswa SMA negeri dan swasta pada kawasan perkotaan dan perdesaan di kelas yang menggunakan model konvensional dan model experiential learning. Sampel dipilih melalui teknik cluster random sampling. Kelas X2, XA, X4, dan XD menggunakan model konvensional dan kelas X1, XB, X2, dan XB menggunakan model experiential learning. Data dikumpulkan dengan metode angket. Analisis data sesuai deskriptif kuantitatif menggunakan Uji Anova dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor efikasi diri dalam pembangunan berkelanjutan siswa pada kawasan perkotaan adalah 59,63 dan pada kawasan perdesaan adalah 60,93. Kesimpulan penelitian adalah: (1) terdapat pengaruh model experiential learning terhadap efikasi diri dalam pembangunan berkelanjutan pada siswa di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan; (2) tidak terdapat interaksi antara siswa pada kelas yang menerapkan model konvensional dengan metode praktikum dan kelas yang menerapkan model experiential learning dengan letak sekolah terhadap efikasi diri dalam pembangunan berkelanjutan; dan (3) terdapat interaksi antara siswa di sekolah kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan dengan status sekolah terhadap efikasi diri dalam pembangunan berkelanjutan.
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DISERTAI INTERRELATIONSHIP DIAGRAM PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR INTERPRETASI SISWA Afrisa Mustika Habsari; Suciati Suciati; Maridi Maridi
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 3 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i3.9456

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai interrelationship diagram (ID) pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan keterampilan proses sains (KPS) dan kemampuan berpikir interpretasi (KBI) siswa; 2) kelayakan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan KPS dan KBI siswa; 3) keefektivan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan KPS; dan 4) keefektivan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan KBI siswa. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & D) mengacu pada model Borg &Gall yang telah dimodifikasi (Emzir, 2012) yaitu 10 tahap.  Sampel pengembangan meliputi sampel uji coba lapangan awal sejumlah 4 validator, sampel uji coba lapangan utama sejumlah 10 siswa dan sampel uji coba lapangan operasional sejumlah 32 siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket, lembar observasi, wawancara, dan tes. Uji coba lapangan operasional menggunakan one group pretest-posttest design. Data KPS dan KBI dianalisis dengan uji Wilcoxon dan dihitung dengan gain ternormalisasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) karaktristik modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan KPS dan KI dengan sintaks: menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, mengumpulkan dan menganalisis data  dan membuat kesimpulan dengan mengidentifikasi hubungan sebab akibat melalui ID; 2) Kelayakan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan untuk memberdayakan KPS dan KBI siswa berdasarkan penilaian dari ahli, praktisi, dan respon siswa yang secara keseluruhan memberikan kategori sangat baik pada produk pengembangan dan layak digunakan di SMA Kota Madiun; 3) keefektivan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam memberdayakan KPS; dan 4) keefektivan modul pembelajaran biologi berbasis inkuiri terbimbing disertai ID pada materi Pencemaran Lingkungan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam memberdayakan KBI siswa.
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INQUIRY REAL WORLD APPLICATION PADA MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 1 MAGELANG Dwi Lis Wahyuni; Sajidan Sajidan; Suciati Suciati
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 3 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i3.9446

Abstract

Penelitian dan pengembangan modul ini bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik produk modul biologi berbasis inquiry real world application pada materi bioteknologi; 2) kelayakan prototype modul biologi berbasis inquiry real world application pada materi bioteknologi; 3) keefektifan modul biologi berbasis inquiry real world application pada materi bioteknologi. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan metode Borg dan Gall (1983) yang telah dimodifikasi menjadi sembilan tahapan: 1) penelitian pendahuluan; 2) perencanaan; 3) pengembangan prototype produk; 4) validasi prototype produk; 5) revisi prototype produk; 6) uji keterbacaan; 7) revisi produk; 8) uji coba produk; 9) revisi produk akhir. Model pengembangan modul menggunakan desain ADDIE (Branch, 2009). Instrumen yang digunakan meliputi: angket, lembar observasi dan tes. Analisis data yang digunakan selama penelitian dan pengembangan adalah analisis deskriptif, teknik persentase dan uji independent sample t-test. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: 1) karakteristik modul berbasis inquiry real world application dikembangkan berdasarkan sintaks inquiry real world application, meliputi: observation, manipulation, generalization, verification dan application; 2) kelayakan prototype modul berbasis inquiry real world application menurut para ahli berkualifikasi “sangat baik”. Hasil uji keterbacaan modul untuk guru oleh praktisi pendidikan berkategori “sangat baik”. Hasil uji keterbacaan modul siswa berkategori “baik”; 3) modul biologi berbasis inquiry real world application efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bioteknologi aspek spiritual, aspek sikap sosial, aspek keterampilan, dan aspek pengetahuan. 
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS BOUNDED INQUIRY LAB UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DIMENSI KONTEN PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN KELAS XI Renny Widya Kusuma Sanjaya; Maridi Maridi; Suciati Suciati
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 3 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i3.17828

Abstract

Penelitian bertujuan untuk: 1) Mengetahui karakteristik modul berbasis bounded inquiry lab untuk meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem Pencernaan kelas XI; 2) Menguji kelayakan modul biologi berbasis bounded inquiry lab untuk meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem Pencernaan kelas XI dan; 3) Menguji keefektivan penggunaan modul berbasis bounded inquiry lab untuk meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem Pencernaan kelas XI. Penelitian dan pengembangan modul menggunakan prosedur Borg & Gall (1983) yang telah dimodifikasi yang meliputi 10 tahap: 1) tahap penelitian dan pengumpulan informasi; 2) tahap perencanaan; 3) tahap pengembangan desain; 4) tahap uji coba lapangan awal; 5) tahap revisi produk pertama; 6) tahap uji coba lapangan utama; 7) tahap revisi produk kedua; 8) tahap uji lapangan operasional; 9) tahap revisi produk akhir dan; 10) Diseminasi dan implementasi modul. Subjek pengembangan meliputi responden uji coba lapangan awal berjumlah 4 validator ahli dan 2 praktisi, respon uji skala kecil berjumlah 10 peserta didik. Responden uji coba lapangan utama/keefektivan berjumlah 65 peserta didik yang terdiri atas 2 kelas menggunakan modul yaitu 32 peserta didik kelas XI MIA 1 dan 33 peserta didik kelas XI MIA 4. Data kemampuan literasi sains dimensi konten dianalisis dengan N-Gain ternormalisasi untuk mengetahui keefektivan modul berbasis bounded inquiry lab. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: 1) Modul berbasis bounded inquiry lab untuk meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem Pencernaan dikembangkan sesuai dengan tahapan bounded inquiry lab (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, aplikasi) dan pendekatan saintifik; 2) Kelayakan modul berbasis bounded inquiry lab dikategorikan sangat baik; 3) Keefektivan modul yang dikembangkan berbasis bounded inquiry lab dibuktikan dengan uji Wilcoxon yang menunjukkan ada perbedaan dalam literasi sains dimensi konten sebelum dan sesudah menggunakan modul berbasis bounded inquiry lab memiliki probabilitas (p) sebesar 0,000 (p<0,05), Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa modul berbasis bounded inquiry lab layak dan efektif meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem Pencernaan kelas XI.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI DIAGRAM POHON PADA MATERI FOTOSINTESIS KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWOO Afrida Husniati; Suciati Suciati; Maridi Maridi
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 2 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i2.9470

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik modul berbasis PBL disertai diagram pohon pada materi Fotosintesis; 2) kelayakan modul berbasis PBL disertai diagram pohon pada materi Fotosintesis; 3) keefektifan penggunaan modul berbasis PBL disertai diagram pohon pada materi Fotosintesis kelas VIII untuk meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Metode penelitian yang digunakan mengacu kepada metode penelitian pengembangan modifikasi Borg dan Gall (1983) menjadi 9 tahap, yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi; 2) perencanaan; 3) pengembangan produk awal; (4) uji coba lapangan awal; 5) revisi; 6) uji coba lapangan utama; 7) revisi; 8) uji lapangan operasional; 9) revisi produk akhir.  Penelitian pengembangan meliputi uji coba lapangan awal, yaitu validator ahli berjumlah 3 orang, subyek uji coba lapangan utama sejumlah 22 siswa dan 2 orang praktisi ahli, subyek uji  lapangan operasional 32 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sawoo. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan non tes (wawancara, angket, observasi). Uji lapangan operasional menggunakan one group pretest-posttest design. Data hasil belajar dianalisis dengan Paired sample t-test untuk mengetahui hasil pretest dan posttest dan dihitung menggunakan N-gain score. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) karakteristik modul berbasis PBL disertai diagram pohon pada materi Fotosintesis meliputi: belajar mandiri sesuai dengan kemampuan siswa, melatih kemampuan memecahkan masalah dengan pembelajaran sesuai sintaks PBL, mengaitkan konsep relevan dengan diagram pohon, integrasi PBL dengan diagram pohon meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor; 2) kelayakan modul berbasis PBL disertai diagram pohon pada materi Fotosintesis berdasarkan penilaian ahli termasuk kategori sangat baik (84,76%); 3) keefektifan modul berbasis PBL disertai diagram pohon ditunjukkan melalui N-gain score termasuk kategori sedang (0,41) dengan hasil belajar siswa setelah diberikan modul pembelajaran dengan nilai aspek kognitif termasuk kategori baik (79,91), aspek psikomotorik temasuk kategori sangat baik (85), aspek afektif termasuk kategori sangat baik (91).
PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI TEKNIK FISHBONE DIAGRAM DAN CONCEPT MAPPING DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR SISWA Sri Mulyani; Suciati Suciati; Mohammad Masykuri
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 7, No 3 (2018): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v7i3.31716

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) disertai teknik fishbone diagram dan concept mapping, kreativitas, gaya belajar, dan interaksinya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak 2 kelas, yaitu kelas XI IPA 2 menggunakan PBL dengan teknik fishbone diagram dan kelas XI IPA 3 menggunakan PBL dengan teknik concept mapping. Pengambilan data kreativitas dan gaya belajar dengan angket, hasil belajar kognitif dikumpulkan dengan menggunakan tes, hasil belajar afektif dikumpulkan dengan teknik observasi, dan hasil belajar psikomotorik dikumpulkan dengan teknik observasi dan tes. Uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro Wilk. Uji homogenitas menggunakan Uji Levene Statistic. Uji hipotesis menggunakan Anava tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2 mengunakan Software SPSS 18 for Windows. Kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: 1) ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi pembelajaran Biologi menggunakan model PBL disertai teknik fishbone diagram dan concept mapping pada aspek kognitif dan psikomotorik, sedangkan untuk hasil belajar afektif tidak ada; 2) tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik; 3) ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan visual, tidak ada perbedaan pada aspek afektif dan psikomotorik; 4) ada interaksi antara pembelajaran Biologi menggunakan model PBL disertai teknik fishbone diagram dan concept mapping dengan kreativitas terhadap hasil belajar psikomotorik, sedangkan untuk hasil belajar kognitif dan afektif tidak ada; 5) ada interaksi antara pembelajaran Biologi menggunakan model PBL disertai teknik fishbone diagram dan concept mapping dengan gaya belajar terhadap hasil belajar psikomotorik, sedangkan pada aspek kognitif dan afektif tidak ada; 6) tidak ada interaksi antara kreativitas dan gaya belajar terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik; 7) tidak ada interaksi antara model PBL disertai teknik fishbone diagram dan concept mapping, kreativitas dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INQUIRY LESSON UNTUK MENINGKATKAN DIMENSI KONTEN PADA LITERASI SAINS MATERI SISTEM PENCERNAAN KELAS XI Meika Meika; Suciati Suciati; Puguh Karyanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 3 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i3.9450

Abstract

Tujuan penelitian dan pengembangan: 1) Karakteristik modul berbasis  inquiry lesson untuk meningkatkan dimensi konten pada literasi sains; 2) Menguji kelayakan modul berbasis  inquiry lesson; 3) Menguji Keefektivan modul berbasis inquiry lesson untuk meningkatkan dimensi konten pada literasi sains siswa materi Sistem Pencernaan kelas XI. Penelitian dan pengembangan modul ajar menggunakan model prosedur Borg & Gall (1983) yang telah dimodifikasi yang meliputi 10 tahap: 1) penelitian dan pengumpulan data; 2) perencanaan; 3) pengembangan produk awal; 4) uji coba lapangan awal; 5) revisi produk I; 6) uji coba lapangan utama; 7) revisi produk II; 8) uji coba operasional; 9) revisi produk akhir; 10) diseminasi dan implementasi. Pengembangan modul meliputi validator yang terdiri dari: ahli materi, ahli penyajian, ahli bahasa, ahli perangkat pembelajaran, 2 praktisi, dan uji skala kecil berjumlah 10 siswa. Uji coba lapangan utama menggunakan modul terdiri dua kelas yaitu Kelas XI IA3 dan XI IA4. Data kemampuan dimensi konten pada literasi sains dianalisis dengan N-Gain ternormalisasi untuk mengetahui keefektivan modul berbasis inquiry lesson. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: 1) Karakteristik modul berbasis inquiry lesson yang dikembangkan sesuai sintaks inquiry lesson meliputi: observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, aplikasi; 2) Kelayakan modul menurut para validator dengan kategori sangat baik ”89,23%”, praktisi dengan kategori sangat baik “85,42%”dan siswa dengan kategori sangat baik ”84,33%”; 3) Keefektivan modul yang dikembangkan berbasis inquiry lesson dibuktikan dengan uji Wilcoxon, yang menunjukkan ada perbedaan dalam dimensi konten pada literasi sains sebelum dan sesudah menggunakan modul berbasis inquiry lesson memiliki probabilitas (p) sebesar 0,000 (p<0,05), Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian dan pengembangan adalah modul berbasis inquiry lesson layak dan efektif meningkatkan dimensi konten pada literasi sains materi Sistem Pencernaan kelas XI.
KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL), MODEL GENERATIVE LEARNING (GL) DAN INTEGRASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA Erlina Fatma Ratri; Suciati Suciati; Sugiyarto Sugiyarto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 1 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i1.9514

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: pengaruh  penggunaan model PBL, model GL dan model Integrasi PBL-GL, kemampuan menganalisis, kreativitas, dan interaksinya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang  dilakukan pada bulan April  hingga  Juni 2014. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI Analisis Kimia SMK Negeri 3 Madiun yang berjumlah 96 siswa  terbagi dalam 3 kelompok penelitian  terdiri dari tiga kelas yaitu XI AK2, XI AK3 dan XI AK4 yang ditentukan teknik cluster random sampling. Kelas eksperimen I ( 31 siswa),  II ( 33 siswa ) dan III ( 32 siswa ) masing-masing diberi perlakuan dengan model GL, PBL dan integrasi PBL-GL. Hasil belajar aspek kognitif diambil dengan teknik tes, sedangkan kemampuan menganalisis, kreativitas , aspek afektif dan psikomotor dilakukan dengan metode angket. Data dianalisis menggunakan uji ANAVA tiga jalan,  desain faktorial 3x2x2 dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa; 1) ada pengaruh model (PBL, GL, dan Integrasi PBL-GL) terhadap hasil belajar siswa; 2) tidak ada pengaruh kemampuan menganalisis terhadap hasil belajar siswa; 3) tidak ada pengaruh antara kreativitas terhadap hasil belajar siswa; 4) tidak ada interaksi antara model (PBL, GL dan Integrasi PBL-GL) dengan kemampuan menganalisis terhadap hasil belajar siswa; 5) tidak ada interaksi model (PBL, GL, dan Integrasi PBL-GL) dengan kreativitas terhadap hasil belajar siswa; 6) tidak ada interaksi antara kemampuan menganalisis dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa; 7) tidak ada interaksi antara model (PBL, GL dan Integrasi PBL-GL), kemampuan menganalisis dan kreativitas terhadap hasil belajar siswa.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS BOUNDED INQUIRY LABORATORY (LAB) UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DIMENSI PROSES PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN KELAS XI Resty Hermita; Suciati Suciati; Yudi Rinanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 2 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i2.9484

Abstract

Penelitian bertujuan untuk: 1) Mengetahui karakteristik modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses; 2) Menguji kelayakan modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses; 3) Menguji keefektivan penggunaan modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses pada materi Sistem Pencernaan kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & D) mengacu pada model Borg and Gall (1983) yang dimodifikasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar analisis, lembar observasi, angket, lembar validasi, wawancara, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan literasi sains dimensi proses dianalisis dengan N-gain ternormalisasi untuk mengetahui keefektivan modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab), dan uji Wilcoxon untuk mengetahui literasi sains dimensi proses. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa: 1) Modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses pada materi Sistem Pencernaan dikembangkan sesuai dengan tahapan bounded inquiry laboratory (lab) (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, aplikasi) dan pendekatan saintifik; 2) Hasil pengembangan modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) layak untuk diterapkan pada materi Sistem Pencernaan. Kelayakan modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) pada materi Sistem Pencernaan berdasarkan validasi ahli memperoleh kategori “sangat baik” dengan persentase 98,21%, validasi praktisi memperoleh kategori “sangat baik” dengan persentase 99,22%, dan responden uji coba skala kecil memperoleh kategori “baik” dengan persentase 77,34%, sehingga layak digunakan kelas XI; 3) Modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) pada materi Sistem Pencernaan efektif untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses yang ditunjukkan dengan hasil uji Wilcoxon yaitu diperoleh probabilitas (p) sebesar 0,000 (p < 0,05), H0 ditolak, sehingga ada perbedaan literasi sains dimensi proses sebelum dan setelah menggunakan modul bounded inquiry laboratory (lab) pada materi sistem pencernaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik modul berbasis bounded inquiry laboratory (lab) sesuai tahapan bounded inquiry laboratory (lab) (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, aplikasi) dan pendekatan saintifik; layak dan efektif untuk meningkatkan literasi sains dimensi proses pada materi Sistem Pencernaan kelas XI.