Claim Missing Document
Check
Articles

Pemberdayaan Keterampilan Argumentasi Mendorong Pemahaman Konsep Siswa Viyanti Viyanti; Cari Cari; Widha Sunarno; Zuhdan Kun Prasetyo
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika Vol 7, No 1 (2016): APRIL 2016
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jp2f.v7i1.1152

Abstract

Abstrak. Penelitian bertujuan memberdayakan keterampilan argumentasi untuk mendorong pemahaman konsep siswa pada materi terapung dan tenggelam. Penelitian difokuskan pada 1) identifikasi keterampilan argumentasi yang dapat diberdayakan dan 2) identifikasi pemahaman konsep siswa setelah diberdayakan keterampilan argumentasi. Populasi penelitian adalah siswa SMA kelas XI di kota Bandar Lampung. Pemilihan sampel menggunakan teknik cluster random sampling untuk 2 kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa fokus memberdayakan keterampilan argumentasi (elemen claim) tanpa memberdayakan elemen keterampilan argumentasi lainnya, hal ini berdampak pada lemahnya pemahaman konsep materi terapung dan tenggelam siswa. Idealnya pemberdayaan keterampilan argumentasi secara utuh berdampak pada perluasan pemahaman konsep siswa. Hasil penelitian ini menjadi rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya guna memperoleh perubahan positif memberdayakan keterampilan argumentasi yang secara langsung meningkatkan pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik.Kata kunci: Pemahaman konsep, keterampilan argumentasi
Understanding students' concepts through guided inquiry learning and free modified inquiry on static fluid material Sularso Sularso; Widha Sunarno; Sarwanto Sarwanto
International Journal of Science and Applied Science: Conference Series Vol 2, No 1 (2018): International Conference on Science and Applied Science 2017
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.564 KB) | DOI: 10.20961/ijsascs.v2i1.16746

Abstract

This study provides information on understanding students' concepts in guided inquiry learning groups and in free modified inquiry learning groups. Understanding of student concept is reviewed on the concept of static fluid case. The number of samples tested were 67 students. The sample is divided into 2 groups of students: the group is given guided inquiry learning and the group given the modified free inquiry learning. Understanding the concept of students is measured through 23 tests of items about the concept of static fluid. The result of the students 'understanding of the guide inquiry learning is better than the students' understanding of the concept of free modified inquiry learning.
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA KELAS XI IPA (Studi Kasus Siswa Kelas XI IPA Di SMAN 1 Kalasan, Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta) Zendi Dermawan; Suciati Suciati; Widha Sunarno
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan berpikir ilmiah merupakan suatu kompetensi yang penting untuk dimiliki pada siswa karena kemampuan ini diperlukan untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan di era abad 21. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir ilmiah siswa SMAN 1 Kalasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel penelitian ini diambil secara purposive sampling pada kelas XI IPA 1 sejumlah 28 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan tes berpikir ilmiah yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda yang dikembangkan berdasarkan aspek kemampuan berpikir ilmiah meliputi: inquiry, analisis, inferensi dan argumentasi. Soal yang digunakan dalam penelitian ini telah tervalidasi baik secara internal maupun eksternal. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kemampuan berpikir ilmiah siswa masih rendah dengan skor rata-rata sebesar 50,28. Hasil pengukuran pada aspek inquiry didapatkan skor rata-rata sebesar 47,72, aspek analisis sebesar 48,80, aspek inferensi sebesar 51,42 dan aspek argumentasi sebesar 60,71. Hasil penelitian ini memberikan informasi awal kemampuan berpikir ilmiah siswa di SMAN 1 Kalasan Kabupaten Yogyakarta masih rendah sehingga diharapkan guru mampu merancang proses kegiatan pembelajaran yang dapat memberdayakan kemampuan berpikir ilmiah siswa.
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI MELALUI METODE RESITASI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Suyono Suyono; Widha Sunarno; Nonoh Siti Aminah
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 1 (2016): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v5i1.9506

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan inkuiri melalui metode resitasi dan eksperimen, kreativitas, kemampuan berpikir kritis serta interaksi-interaksinya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas XII IPA Semester Ganjil SMA Negeri 2 Kota Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Data dikumpulkan dengan metode tes untuk pengetahuan, kreativitas, kemampuan berpikir kritis, sedangkan untuk sikap dan keterampilan menggunakan pengamatan saat kegiatan pembelajaran di kelas. Teknik analisis data menggunakan anava 2x2x2. Berdasarkan analisis, diperoleh: (1) ada pengaruh pendekatan inkuiri melalui metode resitasi dan eksperimen terhadap  pengetahuan dan keterampilan, sedangkan untuk  sikap tidak ada pengaruh; (2) tidak ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap  pengetahuan dan sikap, tetapi ada pengaruh terhadap keterampilan; (3) ada pengaruh kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah terhadap  pengetahuan, sikap, dan keterampilan; (4) tidak ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode resitasi dan eksperimen dengan kreativitas terhadap  pengetahuan, sikap, dan keterampilan; (5) tidak ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode resitasi dan eksperimen dengan kemampuan berpikir kritis terhadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan; (6) ada interaksi antara kreativitas dan kemampuan berpikir kritis terhadap  pengetahuan, tetapi tidak ada interaksi  pada sikap dan keterampilan; (7) tidak ada interaksi antara pendekatan inkuiri melalui metode resitasi dan eksperimen dengan kreativitas, kemampuan berpikir kritis terhadap  pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MODEL SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS Devita Yudhayanti; Widha Sunarno; Sajidan Sajidan
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 4 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i4.9572

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan ditinjau dari sikap ilmiah (tinggi dan rendah), kreativitas (tinggi dan rendah) terhadap hasil belajar, interaksi model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat menggunakan eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan ditinjau dari sikap ilmiah (tinggi dan rendah), kreativitas (tinggi dan rendah) terhadap hasil belajar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan sampel tiga kelas; kelas eksperimen laboratorium, kelas eksperimen lapangan dan kelas biasa (exiting learning).Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika Ponorogo tahun pelajaran 2012/2013.Sampel diperoleh dengan teknik Cluster Random Sampling. Data dikumpulkan dengan tes, lembar observasi dan angket untuk hasil belajar kognitif, psikomotor, afektif , sikap ilmiah dan kreativitas. Hipotesis diuji menggunakan ANAVA tiga jalan.Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa : 1) ada perbedaan penggunaan model sains teknologi masyarakat dengan menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif . 2) ada perbedaan sikap ilmiah terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa. 3) ada perbedaan kreativitas terhadap belajar kognitif,psikomotor dan afektif siswa. 4) tidak ada interaksi pembelajaran model sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotor siswa, tetapi ada interaksi terhadap hasil belajar afektif. 5) tidak ada interaksi pembelajaran model sains teknologi masyarakat menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium dengan kreativitas terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa. 6) tidak ada interaksi antara sikap ilmiah dan kreativitas terhadap hasil belajar kognitif,psikomotor dan afektif siswa. 7) tidak interaksi antara model sains teknologi masyarakan menggunakan eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium dengan sikap ilmiah dan kreativitas terhadap hasil belajar kognitif, psikomotor dan afektif siswa.
PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENCE, ENVIRONMENT,TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) DENGAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA Zunicha Lany; Widha Sunarno; Suparmi Suparmi
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 3 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i3.17854

Abstract

Terdapat permasalahan dalam pembelajaran fisika disebabkan pendekatan dan metode yang digunakan untuk mengajarkan materi listrik arus searah belum sesuai dengan karakteristik materi, serta faktor internal siswa seperti kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa belum diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan interaksi penggunaan pendekatan SETS dengan metode proyek dan eksperimen ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Kudus Tahun 2015/2016. Sampel diperoleh dengan teknik Cluster Random Sampling yang terdiri dari dua kelas XI TKJ 1 dan XI TKJ 2. Kelas XI TKJ1 menggunakan pembelajaran metode proyek dan kelas XI TKJ 2 menggunakan pembelajaran dengan metode eksperimen. Pengumpulan data untuk prestasi kognitif dan berpikir kritis dengan metode tes,  Penggunaan angket untuk kreativitas dan prestasi afektif serta lembar observasi untuk psikomotorik siswa Data dianalisis menggunakan analisis variansi anava tiga jalan. Dari analisis data disimpulkan: 1) terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik pada siswa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan SETS dengan metode proyek dan eksperimen; 2) Terdapat perbedaan prestasi belajar afektif dan psikomotorik siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah, namun tidak terdapat perbedaan pada prestasi belajar kognitif;  3) terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif dan psikomotorik yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah, tidak terdapat perbedaan pada prestasi belajar afektif; 4) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan pendekatan SETS melalui metode proyek dan eksperimen dengan kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotorik siswa, namun terdapat perbedaan pada prestasi afektif siswa; 5) tidak terdapat interaksi antara kreativitas dengan metode belajar berpendekatan SETS metode proyek dan eksperimen terhadap prestasi afektif dan psikomotorik namun terdapat interaksi pada aspek kognitif;  6) tidak terdapat interaksi antara kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan pskomotorik; 7) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran menggunakan pendekatan SETS melalui metode proyek dan eksperimen, berpikir kritis dan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik.
PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS SAINTIFIK PADA TEMA POLUSI UDARA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA DI SMP/MTs KELAS VIII Ervian Arif Muhafid; Suparmi Suparmi; Widha Sunarno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 6, No 2 (2017): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v6i2.17312

Abstract

The purpose of this study was to determine the characteristics, the feasibility, the increase of motivation to learn and students’ science process skills through scientific modules in based of scientific. The methode used in this research is R&D (Research and Development) in model of 4-D (define, desain, develop, and desseminate). The subject of this research is class 8th of Junior High School Satu Atap Ayah. The trial begins with a pretest and after learning using module, it ends with posttest. The module is then propagated to the MGMP teachers to get feedback. The results of this study shows that the characteristic of module which is developed using 4-D model and integrating learning motivation including attention, relevant, confidence, satisfaction and science process skills include observing, asking, gathering information, processing information, and communicating. The results showed that the average of expert assessment to the product developed is 2.51 so the module declared as feasible by experts. Observation of learning motivation showed 2.87 (poor) increased be 3.17 (good) and there are significant difference between before and after using the module on aspects of relevance, confidence and satisfaction, but not significant in aspects of attention. The increase is declared with n-gain score and showed the score 0.3 (moderate). Learning motivation questionnaire obtained an average score of student motivation 3.19 (good). The observation of science process skills was 2.96 (unfavorable) increased to 4.08 (good) and there are a significant difference between before and after using the modules on all aspects of the science process skills. The increase is expressed with n-gain score which shown 0.55 (moderate). Questionnaire of science process skills was shown the students’ science process skills average 3.36 (good). The result of stages of deployment, overall MGMP teacher gave a good response.
PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI BERPIKIR KRITIS DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Muhamad Ajwar; Baskoro Adi Prayitno; Widha Sunarno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 3 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i3.9638

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi, berpikir kritis, kedisiplinan belajar, dan interaksinya terhadap prestasi belajar. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri 8 Surakarta yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu X MIA 1 yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi dan X MIA 2 yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Data dikumpulkan dengan tes untuk kemampuan kognitif, lembar observasi untuk mengukur kemampuan aspek psikomotorik, afektif, berpikir kritis, dan kedisiplinan belajar. Uji coba instrumen penelitian yaitu: (1) Validitas instrumen pembelajaran; (2) Uji validitas butir soal kognitif sebesar; (3) Daya beda butis soal kognitif; (4) Uji taraf kesukaran butir soal kognitif; (5 ) Uji reliabilitas butir soal kognitif. Hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.039 < 0.05; (2) ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.049 < 0.05; (3) ada pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.033 < 0.05; (4) ada interaksi antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi dengan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.040 < 0.05; (5) ada interaksi antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi dengan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar dengan P- value 0.047 < 0.05; (6) ada interaksi antara kemampuan berpikir kritis dengan kedisiplinan belajar dengan P- value 0.045 < 0.05; (7) ada interaksi antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Inkuiri Bebas Termodifikasi, kedisiplinan belajar, dan kemampuan berpikir kritis dengan P-value 0.002 < 0.05.
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS HIGH ORDER THINKING SKILL (HOTS) PADA TEMA ENERGI Winarno Winarno; Widha Sunarno; Sarwanto Sarwanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 1 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i1.9562

Abstract

Ketersediaan bahan ajar yang mendukung pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu sesuai tuntutan kurikulum masih kurang. Berpikir dan terampil memecahkan setiap masalah adalah sarana untuk mengatasi persoalan pendidikan. Kemampuan berpikir peserta didik Indonesia berdasar analisis PISA hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul IPA terpadu dan  mengetahui karakteristik, kelayakan, dan efektivitas modul IPA terpadu berbasis High Order Thinking Skill (HOTS) yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang mengacu pada 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Penelitian diawali dengan studi pustakadan observasi lapangan selanjutnya menyusun draft-1 modul. Draft modul divalidasi oleh ahli materi dan teman sejawat kemudian direvisi menjadi draft-2.  Selanjutnya  diujicobakan secara  terbatas dan direvisi menjadi draft-3. Draft-3 modul diujicobakan pada kelompok besar di kelas VIII SMP N 3 Jatisrono. Uji coba  kelompok besar diawali dengan pretest dan setelah dilakukan pembelajaran menggunakan modul kemudian diakhiri dengan postest. Modul ini kemudian disebarkan ke guru IPA untuk mendapat umpan balik. Hasil penelitian menunjukkan kualitas modul hasil pengembangan untuk kelayakan isi 91,3%, penyajian 94,0%, bahasa 91,3%, kegrafikan 92,6%, pendekatan 88,4%, dan keterpaduan 91,3%, jadi termasuk dalam kategori sangat baik.  Berdasarkan uji dua sampel berhubungan diperoleh thitung – 8,101 dan ttabel  adalah – 2,040, oleh karena - thitung< - ttabel maka H0 ditolak, maka keputusan uji antara postest dengan pretest mempunyai perbedaan efektivitas yang signifikan. Rerata prestasi belajar kognitif sebelum menggunakan modul 67,4 dan sesudah menggunakan modul 85,3. Hasil komentar guru pada tahap penyebaran adalah modul bagus dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DENGAN TEMA BARBEQUE KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU Nur Endah Nugraheni; Widha Sunarno; Sarwanto Sarwanto
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 4 (2015): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v4i4.9594

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan modul IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing dengan tema barbeque; 2) menganalisis kelayakan modul IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing dengan tema barbeque yang dikembangkan; 3) menganalisis keefektifan modul IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing dengan tema barbeque. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D). Model pengembangan yang dipakai adalah model Four-D yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Penelitian ini diawali dengan penelitian pendahuluan berupa studi pustaka dan observasi lapangan yang dilanjutkan dengan menyusun draft modul I. Draft modul I divalidasi oleh ahli materi dan media, ahli bahasa, guru IPA, dan teman sejawat kemudian direvisi menjadi draft modul II. Draft modul II diujicobakan secara terbatas kepada 12 siswa untuk mengetahui keterbacaan modul dan respon siswa terhadap modul, kemudian direvisi menjadi draft modul III. Draft modul III diujicobakan di kelas VII pada 32 siswa. Modul kemudian disebarkan ke guru IPA untuk mendapat umpan balik. Hasil penelitian menunjukkan: 1) modul IPA terpadu dengan tema barbeque memiliki karakteristik: mengikuti tahapan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing, menggunakan keterpaduan connected pada Kompetensi Dasar (KD) di kelas VII SMP, mengacu pada kurikulum 2013; 2) kelayakan modul dengan kategori sangat baik dilihat dari komponen isi, penyajian, bahasa, kegrafikan, pendekatan inkuiri terbimbing, dan keterpaduan IPA; 3) modul IPA terpadu yang dikembangkan efektif meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil uji paired t test asymp.sig (2-tailed): menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing (sign. 0,000). Uji gain score dihasilkan 0,62 menunjukkan modul IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing memiliki efektivitas sedang. Rata-rata nilai posttest secara klasikal sebesar 78,5 dan data peserta didik yang mendapat ketuntasan nilai adalah 81%. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul IPA Terpadu tersebut berdasarkan KKM adalah efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran.