Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Identifikasi Logam Berat dalam Biji Jagung Manis dan Kedelai pada Transisi Sistem Pertanian Organik Sapto Priyadi; Soelistijono Soelistijono; Setie Harieni; Kusriani Prasetyowati
agriTECH Vol 38, No 4 (2018)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.274 KB) | DOI: 10.22146/agritech.24739

Abstract

Heavy metal contaminants in land agriculture are environmental problems, and they affect food safety, so there is a need for the research of Pb, Cd and Cu decrease absorption by plants using organic chelating agent, i.e. substance of humus (humic and fulvic acid) in the manure. The research was done with a completely block design, in Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali; heavy metal analysis in manure, land and seeds used an atomic absorption spectrophotometer-flame (AAS Jena Contr AA 300, Germany). It was aimed to identify contaminants of Pb, Cd, and Cu in sweet corn and soybean seeds. The research treatments were doses of cow manure: 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 and 50 kg per hectare. The results showed that the enrichment coefficient (EC) of Pb and Cu in sweet corn seeds had low accumulator plants categories; the EC of plumbum in soybean seeds had low accumulator plants categories, whereas the EC of copper soybean seeds had moderate accumulator plants categories; and the EC of cadmium in the sweet corn and soybeans seeds was undetectable. Exposures of Pb and Cd in corn sweet and soybean seeds were undetectable, while exposures of Cu in sweet corn and soybean seeds were 2.03 and 12.39 ppm, respectively. Contamination of Pb, Cd and Cu exposures in land after sweet corn harvested were 30.99; undetectable and 60.58 ppm, respectively. While Pb, Cd and Cu residues in land after soybean harvested were 33.24; undetectable and 56.26 ppm, respectively.
Karakterisasi Isolat Rhizoctonia sp. Patogenik dan Rhizoctonia Mikoriza Pada Tanaman Anggrek Tanah Spathoglottis plicata Soelistijono Soelistijono; Achmadi Priyatmojo; Endang Semiarti; Christanti Sumardiyono
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 16, No 2 (2011): June 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v16i2.121

Abstract

Rhizoctonia mikoriza merupakan jamur yang mampu berasosiasi dengan anggrek tanah. Selain sebagai mikoriza, terdapat isolat Rhizoctonia sp. patogen dan penyebab penyakit busuk akar pada Spathoglottis plicata. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan antara Rhizoctonia sp. patogen dan Rhizoctonia mikoriza secara morfologi dan molekular menggunakan teknik RAPD. Hasil penelitian secara morfologi menunjukkan bahwa warna koloni, panjang dan jumlah inti sel isolat Rhizoctonia sp. patogen dan Rhizoctonia mikoriza pada S. plicata tidak berbeda, tetapi berbeda pada ketebalan sel dan pengelompokan isolat berdasarkan uji anastomosis hifa. Teknik molekuler RAPD menunjukkan bahwa setiap isolat Rhizoctonia sp. patogen dan Rhizoctonia mikoriza memiliki perbedaan pada struktur DNA.
Identifikasi Rhizoctonia Mikoriza dan Fusarium pada Anggrek Ascocentrum Miniatum Raden Soelistijono Dwi Susilo Utami Achmadi Priyatmojo
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 2, No 1 (2017): February 2017
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v2i1.1504

Abstract

Ascocentrum miniatum (kebutan orchids) is an orchid species in Indonesia is growing in Java. This orchid is rare (Appendix 2) and difficult to be cultivated. One of the obstacles faced in orchid cultivation A.miniatum because they are prone to fungal pathogens. Of the many fungal pathogens that infect, at most dominating is the fungus Fusarium sp.The aim of the research is to identify the mycorrhizal Rhizoctonia contained in A.miniatum orchids that are resistant to the fungus Fusarium sp. This study is the first stage of the three stages of research for 3 years and performed at the Laboratory of Plant Diseases, Faculty of Agriculture UTP using methods that refers to the research conducted by Bayman dkk. (Otero, 2002) and Barnett & Hunter (1972). Each observation was repeated 5 with each replication contained 5 plants. Results showed that characterization of isolates of Rhizoctonia root mycorrhizal A. miniatum derived from Tawangmangu, Bandungan, Kaliurang, Sleman were not morphologically distinct. Equation characters are in colony color, length and number of the cell nucleus, while the characters are in wide differences in the cells and grouped in Tulasnella. Isolation of Fusarium showed macroconidia formation and pathogenicity tests are positive, and the extent of the disease is highest in the 5th month after the inoculation.
Bimbingan Bertanam Bawang Putih Dalam Polibag Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Keluarga Di Saat Pandemi Corona Daryanti; Agus Budiyono; R. Soelistijono; Sapto Priyadi; Achmad Fatchul Aziez
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 01 (2021): Januari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v1i01.1287

Abstract

Bawang putih banyak dibutuhkan masyarakat di Indonesia. Kebutuhan bawang putih tinggi tetapi produksi dalam negeri tidak mencukupi sehingga selalu impor. Harga bawang putih di pasaran di saat-saat tertentu melonjak tinggi. Untuk itu perlu upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bawang putih dengan cara menanam sendiri bawang putih di halaman rumah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan penyuluhan dan pelatihan bertanam bawang putih dalam polibag. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di Sorogenen, Kelurahan Jagalan, Surakarta pada bulan Mei – Agustus 2020. Peserta terdiri dari ibu-ibu pengurus Pokja III PKK Kelurahan Jagalan. Materi penyuluhan tentang mengenal tanaman bawang putih, manfaat bawang putih bagi kesehatan dan teori tentang cara bertanam bawang putih dalam polibag. Kegiatan praktek meliputi cara penyiapan media, cara memilih bibit yang baik, cara menanam, pemeliharaan dan panen. Kepada peserta diberikan paket berupa bahan media tanam, polibag, sprayer, benih bawang putih varietas Lumbu Putih (varietas dataran rendah) untuk ditanam di rumah masing-masing. Tim pengabdian melakukan monitoring perkembangan tanaman peserta. Dari hasil kegiatan ini disimpulkan : ada peningkatan pengetahuan peserta tentang bawang putih dan manfaatnya untuk kesehatan, peserta bisa melakukan penyiapan media, penanaman, pemeliharaan dengan benar. Ibu-ibu mampu bertanam bawang putih dalam polibag di rumah masing-masing dengan baik. Umbi bawang putih hasil panen para peserta berukuran kecil (diameter umbi 1-2 cm) tidak membentuk siung atau berupa bawang tunggal tetapi mempunyai aroma yang lebih tajam dibanding bawang impor.
PEMANFAATAN SISA KEGIATAN MEMASAK SEBAGAI PUPUK TANAMAN SAYURAN DAN HIAS DI PKK KALURAHAN TRIYAGAN Tyas Soemarah KD; Daryanti Daryanti; Endang Suprapti; R Soelistijono; Sapto Priyadi
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 02 (2021): Juli 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v1i02.1485

Abstract

Pandemi Covid-19 dari akhir tahun 2019 sampai saat ini menyebabkan adanya pembatasan kegiatan manusia, baik berkumpul maupun bepergian keluar rumah. Akibatnya masyarakat dituntut untuk kreatif dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, salah satunya adalah masyarakat menjadi gemar menanam tanaman baik sayuran maupun hias dirumah masing-masing. Sayuran utnuk memenuhi kebutuhan sendiri dan apabila ada kelebihannya dibagi kepada tetangga, sedangkan tanaman hias dapat mengurangi kebosanan dan stres akibat dirumah terus. Untuk itu perlu pengetahuan berbudidaya tanaman secara lengkap sampai pemelirahaannya agar tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan. Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang pemanfaatan sisa kegiatan memasak sehari-hari untuk pupuk tanaman. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di PKK Kalurahan Triyagan pada bulan April-Juni 2021. Kegiatan dilaksanakan dengan metode penyuluhan dan pelatihan dan dilanjutkan monitoring ke rumah peserta. Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa peserta menjadi tahu tentang manfaat dari sisa kegiatan memasak sehari-hari yaitu digunakan sebagai pupuk tanaman sayuran dan hias agar tanaman tumbuh subur dan menghasilkan sehingga ibu-ibu bisa memenuhi kebutuhan sayur sendiri dan mengurangi tekanan karena harus banyak tinggal dirumah.
BIMBINGAN BAGI IBU-IBU UNTUK MENGENAL MANFAAT JAMUR KONSUMSI DAN ANEKA VARIASI PENGOLAHANNYA Daryanti; Tyas Soemarah KD; Endang Suprapti; Agus Budiyono; Teguh Supriyadi; R. Soelistijono
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 01 (2022): Januari 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.286 KB) | DOI: 10.36728/ganesha.v2i01.1765

Abstract

Bahan pangan berupa jamur atau yang disebut jamur konsumsi (jamur tiram, jamur kuping, jamur merang, dll.) sudah banyak dikenal masyarakat di Indonesia. Sebagai bahan pangan, jamur mempunyai keistimewaan yaitu kaya nutrisi, kaya serat, mengandung senyawa-senyawa yang berkhasiat untuk menangkal penyakit dan harganya cukup murah. Masyarakat umumnya mengenal jamur sebagai bahan makanan yang rasanya enak, bertekstur kenyal seperti daging tetapi banyak warga masyarakat yang belum mengetahui manfaat jamur bagi kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan untuk memberikan pemahaman tentang manfaat jamur bagi kesehatan dan cara pengolahan jamur yang bervariasi untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mengkonsumsi jamur.Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan: 1. Memberikan pemahaman kepada ibu-ibu tentang manfaat jamur konsumsi untuk kesehatan dan khasiat senyawa dalam jamur untuk melawan penyakit, 2. Memberikan bimbingan aneka variasi pengolahan jamur. Kegiatan telah dilaksanakan di Desa Triyagan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo pada bulan Desember 2021– Januari 2022. Kegiatan pengabdian diikuti oleh 50 orang ibu-ibu kader PKK Desa Triyagan. Materi pengabdian dapat diterima dengan baik dan menambah wawasan ibu-ibu tentang manfaat jamur dan cara pengolahannya. Aneka variasi olahan jamur yang diperkenalkan dalam kegiatan ini yaitu jamur krispi, sate jamur, sosis isi jamur dan bumbu kaldu bubuk jamur.
KARAKTERISASI ISOLAT RHIZOCTONIA MIKORIZA PADA ANGGREK PHALAENOPSIS AMABILIS Soelistijono Soelistijono; DWI SISILO UTAMI; Achmadi Priyatmojo
JURNAL ILMIAH AGRINECA Vol. 12 No. 2 (2012): AGRINEÇA
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/afp.v12i2.180

Abstract

Mycorrhizal Rhizoctonia is a fungus that capable to associate with Phalaenopsis amabilis orchid. This study was aimed to characteristic mycorrhizal Rhizoctonia that associated with P. amabilis orchid in morphology. The results showed that colony colour, cell lenght and nucleus number a several isolates of mycorrhizal Rhizoctonia on P. amabilis had no differences, but had differences on cell thickness and isolate grouping based on hyphal anastomosis test
INDUKSI KETAHANAN STRUKTURAL PHALAENOPSIS AMABILIS TERHADAP FUSARIUM SP. DENGAN RHIZOCTONIA MIKORIZA Dwi Susilo Utami; R Soelistijono
JURNAL ILMIAH AGRINECA Vol. 14 No. 2 (2014): JURNAL ILMIAH AGRINEÇA
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/afp.v14i2.285

Abstract

Phalaenopsis amabilis or better known moon orchids as germplasm in the slopes of Mount Merapi. The existence of this orchid on the wane since the attacks of pathogenic fungi. Fusarium solani is the most attacking pathogen Phalaenopsis sp. orchid (Chung et al., 2011) compared to other pathogenic fungi. Attack of Fusarium sp. will cause rot and yellow colored leaves. Until now there has been known as a biological control against Fusarium sp. Based on previous studies, which are mycorrhizal fungi Binucleate Rhizoctonia (BNR) has the ability to inhibit the growth of Fusarium sp. on horticultural crops, but has not been tried on orchids. Expected prainokulasi mycorrhizal Binucleate Rhizoctonia spp. (BNR) is the orchid seedlings, can inhibit subsequent infection by Fusarium sp. This mechanism is known as a form of induced resistance (induced resistance). The mechanism of induced resistance in plants such as orchids like lignification structural resistance mechanisms and the formation of the structure of the peloton as a condition of their association with Rhizoctonia orchid mycorrhiza. Results platoon formation in Sleman more inetsif disbanding in Surakarta. Formation of a structure lignifikasi in Sleman thicker than the in Surakarta. We hope this research can later be used as a model as a method of induced resistance in other epiphytic orchid plants in Indonesia.
KARAKTERISTIK ISOLAT Rhizoctonia sp. PATOGENIK DAN Rhizoctonia MIKORIZA PADA TANAMAN ANGGREK TANAH (Spathoglottis plicata) S. Soelistijono; Christanti Sumardiyono; Achmadi Priyatmojo; Endang Semiarti
JURNAL ILMIAH AGRINECA Vol. 12 No. 1 (2012): JURNAL AGRINECA
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/afp.v12i1.497

Abstract

Mycorrhizal Rhizoctonia is a fungus that capable to associate with terrestrial orchids. Apart from being mycorrhizal, there are isolates of Rhizoctonia sp. that are pathogenic and caused root rot disease on Spathoglottis plicata. This study aimed to know the differences between pathogenic Rhizoctonia sp. and mycorrhizal Rhizoctonia in morphology and molecular structure using RAPD technique. The results showed that colony colour,  cell lenght and nucleus number a several isolates of pathogenic Rhizoctonia sp. and of mycorrhizal Rhizoctonia on S. plicata had no differences, but had differences on cell thickness and isolate grouping based on hyphal anastomosis test. RAPD molecular technique showed that each isolate of pathogenic Rhizoctonia sp. and mycorrhizal Rhizoctonia had differences on DNA structure.
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN MACAM PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI VARIETAS DEVON I Daryanti; R. Soelistijono; Endang Suprapti; Achmad Fatchul Aziez; Nendro Asto W
JURNAL ILMIAH AGRINECA Vol. 20 No. 2 (2020): JURNAL ILMIAH AGRINECA
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/afp.v20i2.1082

Abstract

The use of chemical fertilizers with high doses and continuously in soybean cultivation can have a negative impact. Efforts to increase soybean production in an environmentally friendly manner need to be done, including using organic fertilizers and biological fertilizers. This study aims to determine the effect of doses of cow manure and kinds of biological fertilizers on the growth of soybean varieties Devon I. The research was conducted in Teguhan Village, Karangmalang District, Sragen Regency, altitude 86 m asl, with soil type Grumosol (PPT Vertisol). This study used a completely randomized block design (RAKL) with two treatment factors, namely the first factor the dose of cow manure consisted of 3 levels, namely P0 = 0 tons/ha, P1 = 10 tons / ha, P2 = 20 tons / ha, and kinds of fertilizers. Biological consists of 4 levels, namely H0 = without biological fertilizers, H1 = Trichoderma, H2 = mycorrhizae, H3 = Trichoderma and mycorrhizae. This study did not use inorganic fertilizers. The results showed that the dose of cow manure had a significant effect on soybean growth, but the type of biological fertilizer and the interaction between the dose of cow manure and the type of biological fertilizer had no significant effect on soybean growth. From the growth achieved, the use of cow manure accompanied by biofertilizer Trichoderma and mycorrhizae has the potential to increase soybean yields.