Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Profil Penalaran Matematis Siswa SMA yang Bergaya Kognitif Impulsif-Reflektif dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender Azhar, Azhar; Sudia, Muhammad; Kadir, Kadir
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.842 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v1i1.4943

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap profil penalaran matematis siswa SMA yang bergaya kognitif impulsif dan reflektif dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini adalah penelitian eksploratif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah empat orang siswa bergaya kognitif impulsif dan eflektif (dua laki-laki dan dua perempuan). Hasil analisis disimpulkan bahwa (1) tahap memahami masalah: keempat subjek menyajikan pernyataan secara lisan tentang apa yang dipahami pada masalah; (2) tahap membuat rencana pemecahan masalah: keempat subjek membuat gambar sebagai representasi masalah, melakukan manipulasi matematis saat memikirkan rencana pemecahan masalah, memeriksa kebenaran rencana yang dipikirkan; (3) tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah: keempat subjek menyajikan pernyataan secara tertulis tentang apa yang telah dipikirkan, melakukan manipulasi matematika saat melaksanakan rencana, menyatakan kebenaran apa yang ditulis; dan (4) tahap memeriksa kembali: keempat subjek mengungkapkan secara lisan cara memeriksa kembali hasil pemecahan masalah, tetapi tidak melakukan manipulasi matematis saat memeriksa kembali hasil pemecahan masalah.
Profil Penalaran Matematis Siswa SMA yang Bergaya Kognitif Impulsif-Reflektif dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender Azhar, Azhar; Sudia, Muhammad; Kadir, Kadir
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.842 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v1i1.5414

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap profil penalaran matematis siswa SMA yang bergaya kognitif impulsif dan reflektif dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini adalah penelitian eksploratif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah empat orang siswa bergaya kognitif impulsif dan eflektif (dua laki-laki dan dua perempuan). Hasil analisis disimpulkan bahwa (1) tahap memahami masalah: keempat subjek menyajikan pernyataan secara lisan tentang apa yang dipahami pada masalah; (2) tahap membuat rencana pemecahan masalah: keempat subjek membuat gambar sebagai representasi masalah, melakukan manipulasi matematis saat memikirkan rencana pemecahan masalah, memeriksa kebenaran rencana yang dipikirkan; (3) tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah: keempat subjek menyajikan pernyataan secara tertulis tentang apa yang telah dipikirkan, melakukan manipulasi matematika saat melaksanakan rencana, menyatakan kebenaran apa yang ditulis; dan (4) tahap memeriksa kembali: keempat subjek mengungkapkan secara lisan cara memeriksa kembali hasil pemecahan masalah, tetapi tidak melakukan manipulasi matematis saat memeriksa kembali hasil pemecahan masalah.
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Kontekstual dengan Pendekatan Metakognisi terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Rosiani, Rosiani; Anggo, Mustamin; Sudia, Muhammad
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.32 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v1i1.5419

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang masih rendah disebabkan oleh belum tepatnya pembelajaran guru di kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Penelitian Quasi Experiment in menggunakan pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kendari. Sampel diambil dua kelas dengan teknik purposive sampling dan pengacakan. Kelas eksperimen diajar dengan pembelajaran berbasis masalah kontekstual dengan pendekatan metakognisi dan kelas kontrol diajar dengan pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian ini adalah pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah matematika, tes pengetahuan awal matematika, dan lembar observasi. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan Uji t pada á¾³ = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah kontekstual dengan pendekatan metakognisi lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas konvensional baik ditinjau dari seluruh siswa, maupun setiap kategori pengetahuan awal matematika.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 KENDARI Astuti S., Sitti Nur; Sudia, Muhammad; Rahim, Utu
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Halu Ole

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.938 KB) | DOI: 10.36709/jppm.v7i1.8245

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu One Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Kendari yang terdiri dari 11 kelas paralel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara simple random sampling. Data diperoleh menggunakan lembar observasi dan? instrumen berupa tes kemampuan berpikir kreatif matematis. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan: (1) kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah memiliki nilai rata ? rata 39,01. Varians dan std. deviasi masing-masing sebesar 310,13 dan 17,61; (2) kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah memiliki nilai rata ? rata 48,86. Varians dan std. deviasi masing-masing sebesar 533,33 dan 23,09; (3) model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Kendari.
Pengaruh Pembelajaran Problem Posing terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Rasmin, Rasmin; Sudia, Muhammad; Kadir, Kadir
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 3, No 2 (2018): Terbitan tahun ketiga
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.982 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v3i2.5736

Abstract

Hasil tes awal di SMP Negeri 1 Kulisusu Utara menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sangat rendah. Dari hasil observasi dan wawancara, diketahui penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah dalam pembelajaran siswa tidak dibiasakan dengan soal-soal pemecahan masalah matematis, siswa tidak dibiasakan belajar dan bekerjasama kelompok, serta siswa tidak dilatih untuk membuat permasalahan dari materi yang dipelajarinya. Berdasarkan penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tersebut, maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran problem posing terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan membandingkan kelas eksperimen yang diajar dengan pembelajaran problem posing dan kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran langsung. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kulisusu Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran problem posing dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran langsung.
Proses Berpikir Siswa SMA Dalam Memecahkan Masalah Matematik Dengan Scaffolding Ditinjau Dari Perbedaan Gaya Kognitif dan Gender Daya, La; Lambertus, Lambertus; Sudia, Muhammad
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 2, No 1 (2017): Terbitan tahun kedua
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.45 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v2i1.7017

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap proses berpikir siswa SMA dalam memecahkan masalah matematik dengan Scaffolding ditinjau dari perbedaan gaya kognitif dan gender. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif ? kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini ada tiga tahap: (1) reduksi data, (2) penyajian data (3) penafsiran dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan dalam penelitian diketahui bahwa: 1) pada tahap memehami masalah empat subjek cenderung tipe berpikirnya konseptual, hanya subjek reflektif perempuan yang diberikan scaffolding sampai masalah benar-benar dipahami. 2) pada tahap merencanakan penyelesaian keempat subjek cenderung tipe berpikirnya konseptual, 3) pada tahap melaksanakan rencana 2 subjek impulsif terburu-buru menyelesaikan masalah, sehingga penyelesaiannya cenderung salah, namun dengan scaffolding impulsif perempuan mampu menyelesaikan rencana dengan benar sedangkan impulsif laki-laki penyelesaiannya cenderung salah, pada tahap ini tiga subjek cenderung tipe berpikirnya konseptual dan subjek impulsif laki-laki cenderung semikonseptual,4) tahap memeriksa kembali, tiga subjek cenderung tipe berpikirnya konseptual sedangkan subjek impulsif laki-laki tipe berpikirnya cenderung komputasional. Dalam penelitian ini tidak dapat didefenisikan perbedaan proses berpikir ditinjau dari gender. Scaffolding dapat dianggap penting dalam pemecahan masalah matematik.Kata Kunci: Proses berpikir matematik, gaya kognitif, scaffolding, pemecahan masalah matematik, genderAbstract: This study aims to uncover the process of thinking of senior-high school students in solving mathematic problem with scaffolding, viewed in the perspective of different cognitive style and gender. This study is descriptive qualitative. Data analysis technique used in this study consists of three stages: (1) data reduction; (2) data presentation; and (3) the interpretation and concluding. Based on the result of data analysis and observation during the research, it can be justified that (1) a conceptual thinking occurred within the effort to understand the problem and scaffolding only was given to female reflective students in the purpose of understanding the problem clearly; (2) conceptual thinking tended to be used by all subjects in the phase of planned solving problem; (3) with regard to the completeness of the problem, two impulsive subjects are frequently doing mistakes. The implementation of scaffolding, however, makes female impulsive learners capable of solving the problem, while the reverse was seen in male impulsive students. Whereas three subjects tended to show a conceptual thought, semi-conceptual thought showed in male impulsive students; and (4) when it comes revision phase, a conceptual thought was indicated in three subjects while a computational witnessed in male impulsive subjects. The distinction of thinking process according to gender cannot be defined and scaffolding has been proven to help students solve any problem faced.       Keyword: Mathematic thinking process, cognitive form, scaffolding, mathematic problem solving, gender
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Umrana, Umrana; Cahyono, Edi; Sudia, Muhammad
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.977 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v4i1.7102

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari gaya belajar siwa. Untuk mempermudah pendeskripsian pemecahan masalah menggunakan pentahapan Polya yaitu (1) memahami masalah, (2) membuat rencana pemecahan maslah, (3) melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan (4) memeriksa kemabali hasil pemecahan masalah. Subjek penelitian terdiri dari 3 orang siswa yang masing-masing 1 siswa bergaya belajar visual, 1 siswa bergaya belajar auditorial dan 1 siswa bergaya belajar kinestetik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket gaya belajar, tes tertulis dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang bergaya belajar visual menurut pentahapan Polya mampu dengan baik dalam memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali hasil jawaban, 2) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang bergaya belajar auditori menurut pentahapan Polya mampu dengan baik dalam memahami masalah, membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa kembali hasil pemecahan masalah, 3) Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang bergaya belajar kinestetik menurut pentahapan Polya mampu dengan baik dalam memahami masalah, dan membuat rencana pemecahan masalah, kurang mampu  melaksanakan rencana pemecahan masalah pada indikator kemampuan melakukan perhitungan sesuai dengan rumus yang diguanaka utamanya pada perkalian dan pembagian, serta kurang  mampu memeriksa kembali hasil pemecahan masalahKata kunci: Pemecahan Masalah Matematis Dan Gaya Belajar Abstract: This study aims to obtain data description of the ability to solve mathematical problems in terms of student learning styles. To simplify the description of problem solving using Polya's phasing, (1) understanding the problem, (2) devising a plan, (3) carrying out the plan, and (4) looking back. Sample of the study are 3 students, each of whom had 1 student in visual learning style, 1 student in auditory learning style and 1 student in kinesthetic learning style. Data were obtain by learning style questionnaires, written tests and interviews. The results of the study it can be concluded that: 1) Mathematical problem solving abilities of students who is in visual learning style according to Polya's phasing are able to understanding the  problem well, can devise a plan, can devising a plan, can carrying out the plan and can looking back, 2) The mathematical problem solving abilities of students who is auditory learning style according to Polya's phasing are able to understand problem, can devising a plan even though there is a wrong formula, can carrying out the plan and can looking back, 3) Mathematical problem solving abilities of students who is kinesthetik learning according to Polya's phasing are able to understand problem, can devising a plan even though there is a wrong formula, less able to implement carrying out the plan that are indicator calculation according to the formula which is particularly suitable for multiplication and divison, have not been able to re-examine the looking back. Keywords: Mathematical Problem Solving And Learning Style
Analisis Proses Berpikir Siswa SMP Dalam Memecahkan Masalah Matematik Ditinjau Dari Gaya Kognitif Dan Gender Wahyuningsih, Sri; Sani, Asrul; Sudia, Muhammad
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.252 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v4i1.7171

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses berpikir siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif dan gender. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan dalam penelitian diketahui bahwa: 1) pada tahap memahami masalah ketiga subjek penelitian cenderung proses berpikir konseptual, dan untuk subjek impulsif laki-laki cenderung proses berpikir semikonseptual. 2) pada tahap merencanakan penyelesaian, keempat subjek penelitian cenderung proses berpikirnya konseptual. 3) pada tahap melaksanakan rencana, subjek reflektif laki-laki dan perempuan cenderung proses berpikirnya konseptual, hanya subjek reflektif perempuan diberi pertanyaan tambahan hingga menyadari kekeliruannya. Sedangkan subjek impulsif laki-laki dan perempuan cenderung proses berpikirnya semikonseptual karena kurang mampu dalam menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan konsep yang telah dipelajari. 4) pada tahap memeriksa kembali, ketiga subjek penelitian cenderung proses berpikir konseptual sedangkan impulsif laki-laki cenderung proses berpikirnya semikonseptual. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses berpikir siswa dalam memecahkan suatu masalah memiliki karakteristik yang berbeda dilihat dari gaya kognitif dan gender.Kata kunci: Proses berpikir matematik, Gaya Kognitif, Pemecahan Masalah Matematik, GenderAbstract: This study aims to examine the thinking process of junior high school students in solving mathematical problems in terms of cognitive style and gender. This type of research is exploratory research with a qualitative approach. The data analysis technique in this study consisted of three stages: (1) data reduction, (2) data presentation (3) interpretation and conclusion. Based on the results of data analysis and observations in the study, it was found that: 1) at the stage of understanding the problems, the three research subjects tended to involve conceptual thinking processes, and male impulsive subjects tended to involve semiconseptual thinking processes. 2) at the stage of planning completion, the four research subjects tended to involve conceptual thinking processes. 3) at the stage of carrying out the plan, male and female reflective subjects tended to involve conceptual thinking processes, only the reflective subjects women were given additional questions to realize their mistakes. In addition, impulsive subjects of men and women tended to involve semiconseptual thinking processes because they were less able to solve problems using concepts that had been learned. 4) at the re-examination stage, the three research subjects tended to involve conceptual thinking processes while impulsive men tended to involve semiconseptual thinking processes. Therefore, it can be concluded that the students thinking process in solving mathematical problems can vary depending on cognitive style and gender. Keywords: Mathematical Thingking Process, Cognitive Style, Mathematical Problem Solving, Gender
Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa SMP yang Bergaya Kognitif Impulsif – Reflektif Ditinjau dari Gender Faranita, Sitti; Kadir, Kadir; Sudia, Muhammad
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.399 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v3i1.7241

Abstract

Abstrak: Kemampuan berpikir aljabar (KBA) merupakan kemampuan menggeneralisasi pengalaman tentang bilangan dan perhitungan, menemukan konsep dari pola dan fungsi serta membentuk ide dengan menggunakan simbol. Berpikir aljabar menjadi salah satu cara istimewa dalam menginterpretasikan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan berpikir aljabar siswa SMP Negeri 9 Kendari yang bergaya kognitif impulsif-reflektif yang ditinjau dari gender. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif – kualitatif. Subjek penelitian diperoleh melalui Matching Familiar Figure Test (MFFT) yang dikembangkan Warli. Hasil MFFT mengelompokkan siswa menjadi kelompok siswa bergaya kognitif impulsif dan kelompok siswa yang bergaya kognitif reflektif. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti, dan instrumen bantunya adalah tes gaya kognitif MFFT, tugas KBA, dan pedoman wawancara. Kemampuan berpikir aljabar siswa dalam penelitian ini diidentifikasi melalui 4 indikator KBA oleh Manly dan Ginsburg. Teknik analisis data dilakukan dalam tiga tahap: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penafsiran dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa indikator KBA yang hanya dicapai oleh satu subjek oleh RP adalah indikator 2 (generalisasi dengan menggunakan simbol untuk variabel kuantitas) dan oleh satu subjek oleh RL adalah indikator 3 (menyatakan kembali hubungan sistematis dengan tabel, grafik atau persamaan). Sedangkan indikator yang dapat dicapai oleh tiga subjek adalah indikator 1 (menemukan pola dan keteraturan untuk menyatakan suatu situasi) untuk subjek IL, RL, dan RP serta indikator 4 (penalaran logis untuk menyelesaikan suatu masalah) untuk subjek IP, RL, dan RP.Kata kunci: Kemampuan berpikir aljabar, gaya kognitif, gender. Abstract: Algebraic thinking ability (ATA) is an ability to generalize experiences in number and computation, to find a concept out of a pattern and function, as well as to form ideas by using symbol. This study aimed to reveal the algebraic thinking ability of junior high school students at SMP Negeri 9 Kendari who possess impulsive-reflective cognitive ability as viewed from gender. The type of the study was a descriptive qualitative research. Subjects of the study were acquired through Matching Familiar Figure Test (MFFT) which was developed by Warli. Result of the MFFT grouped students into impulsive cognitive style and reflective cognitive style. The main instrument of the study was the researcher, and the aiding instruments were a test of MFFT cognitive style, assignment for ATA, and interview guideline. The students’ ability of algebraic thinking in this study was identified trough four indicators of ATA by Manly and Ginsburg. Data analysis was run in three stages: (1) data reduction, (2) data presentation, and (3) interpretation and conclusion drawing. Based on the results of data analysis, it was concluded that two indicators of ATA were met by only one subject, i.e. RP,which was indicator 2 (generalization using symbol of quantitative variable) and by one subject, RL, which was indicator 3 (restate systematic relationship using table, graph, or equation). Indicator that could be achieved by three subjects were indicator 1 (find a pattern and order to state a situation) by subject IL, RL, and RP as well as indicator 4 (logical deduction to solve a problem) by subject IP, RL, and RP. Keywords: Algebraic thinking ability, cognitive style, gender.
Metakognisi Siswa yang Bargaya Kognitif Implusif dan yang Bergaya Kognitif Reflektif dalam Memecahkan Masalah Open-Ended Rahim, Utriani; Anggo, Mustamin; Sudia, Muhammad; Saleh, Saleh
Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika (Journal of Mathematics Thinking Learning) Vol 3, No 2 (2018): Terbitan tahun ketiga
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.048 KB) | DOI: 10.33772/jpbm.v3i2.5732

Abstract

Artikel ini membahas tentang metakognisi siswa yang bergaya kognitif impulsif dan reflektif dalam memecahkan masalah open-ended. Metakognisi siswa impulsif: (a) pada tahap memahami masalah dapat melakukan perencanaan, monitoring dan evaluasi metakognisi; (b) pada tahap membuat rencana pemecahan masalah dapat melakukan perencanaan, monitoring, dan evaluasi metakognisi; (c) pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah dapat melakukan perencanaan dan evaluasi metakognisi, tetapi tidak dapat melakukan monitoring metakognisi; (d) pada tahap memeriksa kembali hasil pemecahan masalah dapat melakukan perencanaan dan evaluasi metakognisi, tetapi tidak dapat melakukan monitoring metakognisi. Metakognisi siswa reflektif: (a) pada tahap memahami masalah dapat melakukan perencanaan, monitoring, dan evaluasi metakognisi; (b) pada tahap membuat rencana pemecahan masalah dapat melakukan perencanaan, monitoring, dan evaluasi metakognisi; (c) pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah dapat melakukan perencanaan, monitoring, dan evaluasi metakognisi; dan (d) pada tahap memeriksa kembali hasil pemecahan masalah dapat melakukan perencanaan, monitoring, dan evaluasi metakognisi.