Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Analisis indeks kualitas tanah di Meureudu, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Pidie Jaya Akbar, Yaumil; Setiawan*, Bambang; Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 2 (2024): June 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i2.36740

Abstract

Secara administratif lokasi penelitian berada di daerah Meureudu, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Pidie Jaya dengan koordinat 059 - 0512 LU dan 9612- 9615 BT. Berdasarkan peta geologi lembar Banda Aceh, Sumatera (Bennet dkk, 1981), sebagian besar lokasi penelitian memiliki litologi dari Formasi Kotabakti, Formasi Siap dan Batuan gunungapi Olim. Formasi Kotabakti terdiri dari batulumpur dan batulanau gampingan, batupasir kurang, konglomerat, batugamping dan tufa. Formasi Siap terdiri dari konglomerat, sedimen asal gunungapi, batupasir gampingan dan batulumpur kurang. Batuan gunungapi Olim terdiri dari breksi andesit, aglomerat, tufa dan batupasir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi daerah Meureudu. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari nilai indeks kualitas tanah (SQI) untuk mengetahui tingkat kualitas tanah. Metode pemetaan yang dilakukan berupa pemetaan geologi dengan mengambil foto singkapan, deskripsi batuan, dan pengukuran strike dan dip kemudian pemetaan kualitas tanah dengan menggunakan 6 parameter fisik tanah yaitu tekstur, kemiringan, fragmen batuan, bahan induk, drainase, dan kedalaman. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 9 satuan batuan yaitu secara berurutan dari yang termuda ke yang tertua, satuan aglomerat, satuan pasir Olim, satuan breksi andesit, satuan pasir tuffan, satuan konglomerat Siap, satuan pasir Siap, satuan lanau, satuan konglomerat Kotabakti, dan satuan lanau berlempung. Satuan geomorfologi pada daerah penelitian terdiri atas 4 yaitu dataran rendah, dataran rendah pedalaman, perbukitan rendah, dan perbukitan. Kualitas tanah pada daerah penelitian adalah rendah dan sedang.
Pengukuran laju infiltrasi pada tata guna lahan yang berbeda (Studi Kasus: Kecamatan Kuta Malaka dan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh) Rafsan, Teuku Muhammad Noefran El; Nugraha*, Gartika Setiya; Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 2 (2024): June 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i2.36744

Abstract

Laju infiltrasi dapat menentukan pemanfaatan pada suatu tata guna lahan di suatu daerah sehingga menjadi lebih efektif. Minimnya data geologi dan data tata guna lahan pada lokasi penilitian menjadi target agar hasil penelitian dapat memberi rekomendasi bagi perencanaan tata guna lahan dalam konservasi untuk wilayah penelitian kedepannya. Pemetaan geologi di lakukan pada wilayah seluas 5x5 kilometer pada daerah kecamatan Kuta Malaka dan Indrapuri dan pengukuran infiltrasi dilakukan pada koordinat 52514 N dan 952426 E pada tata guna lahan hutan sekunder serta 52527 N dan 952431 E pada tata guna lahan semak belukar. Metode yang dilakukan yaitu dengan pemetaan di lapangan serta analisa sampel batuan dengan uji laboratorium dan uji laju infiltrasi menggunakan alat double ring infiltrometer. Pengukuran dilakukan pada 2 titik dengan durasi pengulangan percobaan selama 3 minggu, hasil yang diperoleh pada pengukuran laju infiltrasi pada tata guna lahan hutan yaitu 1,8 cm/jam (lambat-sedang) yang paling rendah dan 2,7 cm/jam (sedang) yang tertinggi, serta laju infiltrasi pada tata guna lahan semak belukar yaitu 0 cm/jam (sangat lambat) yang paling rendah dan 0,8 cm/jam (lambat- sedang) yang tertinggi. Hasil dari pengujian laboratorium yang telah dilakukan, didapatkan hasil pada tata guna lahan hutan diperoleh tekstur silt dengan nilai bulk density = 1,38 gr/cm3 , pada tata guna lahan semak belukar diperoleh tekstur clay, dan nilai bulk density = 1,405 gr/cm3. Pemetaan geologi menghasilkan 6 satuan litologi dan 3 satuan geomorfologi agar menjadi data terbaru sebagai referensi penelitian selanjutnya.
Analisis indeks kualitas tanah daerah Payabili dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh Arfan, Rahmanul; Rifqan*, Rifqan; Yunita, Halida; Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 1 (2024): March 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i1.36734

Abstract

Penelitian ini dilakukan di daerah Payabili, Kecamatan Bireum Bayeun, Kabupaten Aceh Timur dengan titik koordinat 432'58.97"LU - 433'0.50"LU dan 9752'35.24"BT - 9755'27.72"BT. Area pada penelitian ini memiliki luas 24 km2 dengan penggunaan lahan pada daerah penelitian ini dimanfaatkan sebagai kawasan penduduk dan lahan perkebunan kelapa sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks kualitas tanah pada daerah penelitian. Metode yang digunakan untuk menentukan indeks kualitas tanah menggunakan enam parameter yang merujuk pada metode yang telah diadaptasi dari DIS4ME. Parameter tersebut terdiri dari teksur tanah, fragmen batuan, bahan induk, kedalaman tanah, kemiringan lahan, dan drainase. Indeks kualtitas tanah yang didapatkan dari hasil analisis tersebut yaitu berada pada kualitas sedang, dan kualitas rendah.Kata kunci: indeks kualitas tanah, metode DIS4ME, Payabili
Analisis lingkungan pengendapan batugamping di Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh Fahira, Jihan; Adrian*, Fahri; Rusydy, Ibnu; Nugraha, Gartika Setiya
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 1 (2024): March 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i1.36732

Abstract

Pemetaan geologi dan analisis lingkungan pengendapan batugamping dilakukan di Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar dengan luas daerah penelitian sebesar 36 km2. Daerah penelitian didominasi oleh batugamping yang tersebar pada Formasi Batugamping Raba dan Anggota Terumbu yang memiliki umur Jura Akhir Kapur Awal. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh variasi batugamping yang terbentuk pada daerah penelitian untuk selanjutnya dapat dilakukan analisis mengenai lingkungan pengendapannya. Penelitian mencakup kondisi geologi berupa satuan batuan, geomorfologi, dan studi analisis lingkungan pengendapan batugamping pada daerah penelitian. Metode yang digunakan berupa pemetaan geologi, analisis petrologi, analisis petrografi, dan analisis lingkungan pengendapan batugamping. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, daerah penelitian terdiri dari empat satuan batugamping yang dibedakan berdasarkan ciri litologi dan kenampakan fisik yaitu terdiri dari batugamping lempungan, batugamping berlapis tipis, batugamping terumbu, batugamping kristalin, dan satuan endapan aluvium. Sedangkan satuan geomorfologi di daerah penelitian dibagi menjadi 4 (empat) satuan yang terdiri dari satuan geomorfologi perbukitan dan pegunungan karst denudasional, satuan geomorfologi perbukitan kerucut karst, satuan geomorfologi dataran rendah, dan satuan dataran pantai. Berdasarkan analisis megaskopis dan petrografi dari kelima sampel batugamping, diperoleh sebaran lingkungan pengendapan batugamping yang berada pada lingkungan laut dalam berupa cekungan (basin) dengan ciri fasies yang didapat terdiri dari mudstone, laut terbuka (deep shelf) dengan ciri fasies wackestone-floatstone, dan lingkungan laut dangkal yang berada pada bagian muka terumbu (reef front) terdiri dari fasies packstone-framestone dan boundstone-bindstone, dan terumbu depan (fore reef) dengan ciri fasies grainstone-rudstone. Dari hasil analisis umur relatif batuan, diketahui sejarah pembentukan batugamping di daerah penelitian dimulai pada zaman Jura Akhir hingga Kapur Awal. Adapun hasil akhir dari penelitian disajikan dalam bentuk peta lintasan, peta geomorfologi, peta geologi, dan peta persebaran lingkungan pengendapan batugamping daerah penelitian dengan skala 1 : 12.500.Kata kunci: Pemetaan, Geologi, Petrografi, Sedimen Karbonat, Lingkungan Pengendapan
Analisis indeks kualitas tanah di Sagoe, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh Huzaibi, Imam; Setiawan*, Bambang; Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 2, No 4 (2023): December 2023
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v2i4.36746

Abstract

Penelitian ini dilakukan di daerah Sagoe, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh yang berada pada koordinat 5o3337,34 LU 5o3333,85 LU dan 95o4420,98 BT 95o4710,89 BT dengan luas 25 km. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis kualitas tanah pada daerah penelitian apakah memenuhi syarat untuk dijadikan lahan pertanian atau hanya baik untuk dijadikan sebagai daerah pemukiman. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini berupa analisis indeks kualitas tanah berdasarkan metode yang digunakan oleh DIS4ME (Desertification Indicator System for Mediterranean). Berdasarkan hasil dari analisis indeks kualitas tanah (SQI) menunjukkan bahwa terdapat 2 jenis kualitas tanah pada daerah penelitian, yaitu kualitas rendah dan kualitas sedang.
Analisis Kestabilan Lereng Daerah Kecamatan Kuta Baro dan Sekitarnya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh Sari*, Novita; Setiawan, Bambang; Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 2, No 2 (2023): June 2023
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v2i2.36737

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di daerah Krueng Raya yang secara administratif mencakup beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Kuta Baro, Kecamatan Mesjid Raya dan Kecamatan Blang Bintang dengan luas sekitar 5 x 5 km2. Informasi geologi umum yang digunakan untuk daerah penelitian mengacu pada Peta Geologi Regional Lembar Banda Aceh. Daerah penelitian ini termasuk ke dalam Formasi Gunung Api Lamteuba yang terdiri dari satuan beku dasit - andesit, aliran abu, agglomerat, tuf, dan breksi berbatuapung. Dalam memperbarui informasi geologi serta bentangalam geomorfologi daerah penelitian dilakukan pengkajian ulang dengan melakukan pemetaan geologi. Pemetaan geologi dilakukan dengan identifikasi secara langsung di lapangan, melakukan pengamatan singkapan batuan, pengambilan sampel batuan pada singkapan, serta menganalisis keadaaan geomorfologi daerah penelitian. Disamping itu, dilakukan suatu kajian khusus dalam bidang analisis kestabilan lereng dengan mencari nilai faktor keamanan dari lereng tanah yang berpotensi longsor pada jalan lintas Krueng Raya - Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. Lereng yang tidak stabil sangatlah berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu analisis kestabilan lereng sangat diperlukan. Analisis kestabilan lereng ini dilakukan dengan menggunakan Metode Fellenius serta penggunaan program komputer Rocscience Slide. Dari hasil penelitian ini, didapatkan beberapa satuan batuan seperti tuf aliran piroklastik, batuan beku andesit dan tuf lapilli piroklastik sedangkan dalam satuan geomorfologi dapat dibedakan kedalam empat satuan yakni satuan geomorfologi lereng landai tuf lapili piroklastik, satuan geomorfologi perbukitan landai tuf aliran piroklastik, satuan geomorfologi perbukitan curam batuan beku andesit dan satuan geomorfologi perbukitan sangat curam batuan beku andesit. Pada kajian kestabilan lereng didapatkan nilai faktor keamanan pada salah satu lereng yang ada pada daerah penelitian yang berada pada kelas longsor jarang terjadi.
Analisis Lingkungan Pengendapan Batugamping di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh Agustina, Yolandari; Adrian*, Fahri; Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 2, No 1 (2023): March 2023
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v2i1.30753

Abstract

Daerah penelitian merupakan daerah dengan persebaran batuan yang didominasi oleh batugamping. Penelitian ini berada di Daerah Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Berdasarkan peta Regional Banda Aceh yang ditulis oleh Bennett, dkk, (1981) batugamping pada daerah penelitian berasal dari dua Formasi, yaitu Formasi batugamping Lamno dan Formasi batugamping Raba yang merupakan bagian dari Kelompok Woyla dengan umur geologi Jura hingga Kapur yaitu sekitar 160 - 100 juta tahun. Namun Bennett, dkk (1981) tidak menjelaskan tentang jenis batugamping dan lingkungan pengendapannya secara lebih rinci. Hal inilah yang menjadi penyebab perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait lingkungan pengendapannya guna mengetahui sejarah geologi yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi geologi, geomorfologi dan lingkungan pengendapan, mengetahui jenis batugamping berdasarkan klasifikasi Embry Klovan (1971) serta mengetahui lingkungan pengendapan batugamping di daerah penelitian bedasarkan Zona Pengendapan Terumbu (James Bourque, 1992), Zona Pengendapan Karbonat dan Lingkungan Diagenesis (Tucker Wright, 1990). Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua metode yaitu metode pemetaan geologi dan metode analisis petrografi. Metode pemetaan geologi dilakukan dengan deskripsi setiap singkapan yang ditemui sepanjang jalur lintasan. Sedangkan analisis petrografi dilakukan dengan menganalisis sayatan tipis pada tiga sampel batugamping dan satu sampel batuan beku. Kondisi geologi daerah penelitian terdiri atas tujuh satuan batuan, yaitu yaitu Satuan Endapan Aluvium, Satuan Diorit, Satuan Granodiorit, Satuan Batugamping, Satuan Batugamping Berurat Kalsit, Satuan Batugamping Kristal Kalsit dan Satuan Basalt. Satuan batugamping daerah penelitian terdiri dari tiga jenis batugamping, yaitu bindstone yang terendapkan pada lingkungan reef flat, wackestone yang terendapkan pada lingkungan back reef lagoon dan crystalline yang terdiagenesis pada lingkungan meteoric vadose. kempat satuan ini berumur jura akhir sampai kapur awal.
Analisis petrografi batupasir daerah Kecamatan Lembah Seulawah dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh Mutia*, Intan; Rusydy, Ibnu; Adrian, Fahri
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 1, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v1i4.29160

Abstract

Kecamatan Lembah Seulawah merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Dalam Peta Geologi Regional Lembar Banda Aceh oleh Bennet tahun 1981 daerah Lembah Seulawah memiliki tiga formasi yaitu Formasi Seulimeum, Formasi Padangtiji, dan Formasi Aluvium. Ketiga formasi ini masing-masing memiliki satuan batupasir maupun pasir. Karakteristik batupasir pada beberapa daerah akan berbeda karena proses pembentukannya dipengaruhi perbedaan komposisi mineralogi, tekstur serta struktur dalam batuan. Oleh karena itu, untuk mengetahui kondisi geologi serta karakteristik batupasir pada daerah penelitian perlu dilakukan studi lebih lanjut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data sekunder dan data primer. Data sekunder meliputi peta geologi lembar Banda Aceh dan peta topografi. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan geomorfologi dan pengamatan singkapan batuan mulai dari tekstur hingga struktur. Pada metode analisis petrografi dilakukan dengan cara pembuatan sayatan tipis batuan (thin section) pada sampel batuan yang telah dipilih berdasarkan kekompakannya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah di dapatkan informasi geologi berupa geomorfologi pada daerah penelitian yang terdiri dari 3 satuan geomorfologi yaitu: satuan dataran rendah pedalaman, perbukitan rendah, dan dataran aluvial, serta litologi daerah penelitian yang terdiri dari 5 jenis litologi yaitu: batupasir, batupasir gampingan, batulanau, batupasir tufaan dan endapan aluvium. Hasil dari analisis sayatan tipis batuan diperoleh informasi mengenai karakteristik batupasir berdasarkan klasifikasi Gilbert 1982 yaitu terdiri dari 5 sampel batupasir dengan jenis Lithic Wacke dan 2 sampel batupasir dengan jenis Feldspathic Wacke. Tahap kematangan batupasir pada daerah penelitian dikategorikan sebagai batupasir dengan tahap kematangan submature-mature sediment.
OPTIMIZATION OF PIT SLOPE DESIGN AT BANKO BARAT PIT 2 IN 2016, PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK, TANJUNG ENIM MINING UNIT, SOUTH SUMATRA PROVINCE Hulwani, Zati; Alam, Pocut Nurul; Al-Huda, Nafisah; Rusydy, Ibnu
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 23, No 01 (2025): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v23i01.7368

Abstract

Slope stability is generally a critical concern in maintaining daily mining operations, as instability can disrupt activities and result in material losses or even fatalities. In designing an open-pit mine, it is essential to conduct slope stability analysis to ensure both safety and economic efficiency. This study focuses on optimizing slope stability analysis at PT Bukit Asam (Persero) Tbk, specifically in the Banko Barat Pit 2 area, using the Bishop Simplified method. The analysis was conducted using GeoSlope 2007/Slope W software to design and optimize a safe excavation slope by incorporating secondary data obtained from PT Bukit Asam, including mining design parameters (slope geometry) and the physical and mechanical properties of the rock, such as density, cohesion, and internal friction angle. The optimization results indicated that cross-sections A-A', C-C', and D-D' could accommodate an additional 3 benches. Cross-section B-B' was also optimized by adding 3 benches downward. The safety factor (SF) values for the first and second optimization scenarios showed stable slope conditions. However, for the third optimization (overall slope), the SF values indicated a marginal or risky condition. Cross-section E-E' could be optimized by adding 5 benches downward, and all five cross-sections remained in a stable condition. Keywords: Safety Fctor, Slope Stability, Bishop Simplified Method, Optimization, GeoSlope 2007/Slope W software
Analisis lingkungan pengendapan batugamping di Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh Fahira, Jihan; Adrian*, Fahri; Rusydy, Ibnu; Rifqan, Rifqan; Nugraha, Gartika Setiya
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 4, No 1 (2025): March 2025
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v4i1.43421

Abstract

Pemetaan geologi dan analisis lingkungan pengendapan batugamping dilakukan di Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar dengan luas daerah penelitian sekitar 36 km2. Daerah penelitian didominasi oleh batugamping yang tersebar pada Formasi Batugamping Raba dan Anggota Terumbu yang memiliki umur Jura Akhir Kapur Awal. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh variasi batugamping yang terbentuk pada daerah penelitian untuk selanjutnya dapat dilakukan analisis mengenai lingkungan pengendapannya. Penelitian mencakup kondisi geologi berupa satuan batuan, geomorfologi, dan studi analisis lingkungan pengendapan batugamping pada daerah penelitian. Metode yang digunakan berupa pemetaan geologi, analisis petrologi, analisis petrografi, dan analisis lingkungan pengendapan batugamping. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, daerah penelitian terdiri dari empat satuan batugamping yang dibedakan berdasarkan ciri litologi dan kenampakan fisik yaitu terdiri dari batugamping lempungan, batugamping berlapis tipis, batugamping terumbu, batugamping kristalin, dan satuan endapan aluvium. Sedangkan satuan geomorfologi di daerah penelitian dibagi menjadi 4 (empat) satuan yang terdiri dari satuan geomorfologi perbukitan dan pegunungan karst denudasional, satuan geomorfologi perbukitan kerucut karst, satuan geomorfologi dataran rendah, dan satuan dataran pantai. Berdasarkan analisis megaskopis dan petrografi dari kelima sampel batugamping, diperoleh sebaran lingkungan pengendapan batugamping yang berada pada lingkungan laut dalam berupa cekungan (basin) dengan ciri fasies yang didapat terdiri dari mudstone, laut terbuka (deep shelf) dengan ciri fasies wackestone-floatstone, dan lingkungan laut dangkal yang berada pada bagian muka terumbu (reef front) terdiri dari fasies packstone-framestone dan boundstone-bindstone, dan terumbu depan (fore reef) dengan ciri fasies grainstone-rudstone. Dari hasil analisis umur relatif batuan, diketahui sejarah pembentukan batugamping di daerah penelitian dimulai pada zaman Jura Akhir hingga Kapur Awal. Adapun hasil akhir dari penelitian disajikan dalam bentuk peta lintasan, peta geomorfologi, peta geologi, dan peta persebaran lingkungan pengendapan batugamping daerah penelitian dengan skala 1 : 12.500.