Claim Missing Document
Check
Articles

Analysis of the Us of Household Energy Sector Using The Calculator Indonesia 2050 Sugiyanto, Didik
Teknik dan Ilmu Komputer Vol. 05 No. 19 Juli - September 2016
Publisher : Teknik dan Ilmu Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kalkulator Indonesia 2050 merupakan inovasi pemodelan berbasis web, menunjukkan sisi pasokan dan permintaan energi di Indonesia bersamaan dengan skenario tata guna lahan dan interaksi keduanya dalam menentukan tingkat keamanan energi, emisi gas rumah kaca, dan tata guna lahan di Indonesia di masa mendatang. Alat ini mudah digunakan bagi semua pihak yang terkoneksi dengan internet untuk mengetahui lebih dalam tentang perbedaan energi dan skenario penggunaan lahan hingga tahun 2050. Berdasarkan hasil skenario, diberikan pasokan tinggi untuk permintaan energi sektor rumah tangga untuk pencahayaan level 4, memasak level 3, pendingin level 3, dan lainnya level 4. Dengan hasil simulasi kalkulator 2050 terdapat kenaikan yang sangat signifikan terhadap intensitas energi sebesar 25% dari tahun 2011, yaitu dari 523,77 TWh/yr menjadi 923,23 TWh/yr. Berdasarkan kalkulasi 2050, pemerintah perlu membuat solusi tambahan energi dan media/komunikasi antara pemerintah dan publik terkait dengan berbagai kebijakan pemanfaatan energi. Pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pemerintah yang bersumber dari masyarakat konsumsi energi rumah tangga. Kata kunci: energi, rumah tangga, Kalkulator Indonesia 2050  Abstract Calculator Indonesia 2050 is an innovative web-based modelling, showing the energy supply and demand in Indonesia in conjunction with land-use scenarios and how the two interact in determining the level of energy security, greenhouse gas emissions and land use in Indonesia in the future. It is a tool that is easy to use for everyone connected to the Internet to find out more in the difference in energy and land use scenarios up to 2050. Based on the scenario provides a high supply for the household sector energy demand for lighting level 4, the cooking level 3, coolant level Other levels 3 and 4 with the results of the simulation calculator 2050 there was a very significant increase to the energy intensity by 25% from 2011, which in 2011 amounted to 523.77 TWh/yr into 923.23 TWh/yr. Based on 2050 calculations Pathway Calculator 2050 the government needs to make additional solutions of energy and media/ communications between the government and the public associated with various energy utilization policy, consideration in government policy making sourced from the public household energy consumption. Keywords: Energy, Household, Indonesia Calculator 2050 
Process Quality Improvement Efforts to Reduce The Number of Cement Packing Bag Splits using Disabilities Six Sigma DMAIC Sugiyanto, Didik; Handayani, Diah Kusuma
Teknik dan Ilmu Komputer Vol. 4 No. 15 Juli - September 2015
Publisher : Teknik dan Ilmu Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Abstrak Proses packing merupakan proses akhir dan bagian paling vital dalam menentukan hasil akhir produk semen, dalam hal ini produk semen dalam kemasan kantong. Mengingat pentingnya kualitas pada proses packing, maka diperlukan suatu metode pemecahan masalah untuk memperbaiki dan mengendalikan proses packing semen yang berlangsung di Departemen Packing sehingga jumlah produk cacat dapat diminimalisir. Pemecahan masalah dilakukan dengan metode Six Sigma, yang terdiri dari tahap Define, Measure, Analize, Improve, dan Control (DMAIC). Hasil penelitian dimulai dari tahap Define dimana didapatkan kantong pecah sebagai Critical to Quality (CTQ) prioritas. Pada tahap Measure diketahui level sigma bulan Januari 2014 sebesar 4,63 sigma dan pada bulan Februari 2014 sebesar 4,66 sigma, serta pada bulan maret sebesar 4,66 sigma. Kondisi proses untuk ketiga periode tersebut kurang stabil. Pada tahap Analyze diperoleh informasi bahwa faktor-faktor metode, mesin, material, lingkungan, serta manusia (pekerja) diduga sebagai penyebab ketidakstabilan proses packing. Pada tahapan Improve dan Control diberikan usulan Improve untuk sisi manajerial dan teknis, serta diberikan pula usulan Control untuk menjamin kualitas pada proses packing. Kata Kunci: Six Sigma, Critical to Quality (CTQ), proses packing, level sigma Abstract Packing process is the final process and the most vital part in determining the final outcome of the cement product, in this  case the cement product packed in bags. Considering the importance of the packing process, a problem solving method is necessary to improve and control the cement packing process that takes place in the Department Packing so that the number of defective products can be minimized. Troubleshooting was performed using the Six Sigma method comprising the steps of Define, Measure, Analyze, Improve, and Control (DMAIC). The study starts from the Define phase which consider the split bag as Critical to Quality (CTQ) priority. In the Measure phase, the sigma level known in January 2014 is 4.63 sigma,  in February 2014 amounting to 4.66 and in March is 4.66 sigma. The condition of the three process is not very stable. In the Analyze phase the information obtained is that methods, machines, materials, environment, and human (labor) factors are suspected to be the cause of the packing process instability. At the stages of Improve and Control,  Improve is proposed for the managerial and technical areas and Control is also proposed to ensure quality control in the process of packing. Key words: Six Sigma, Critical to Quality (CTQ), the process of packing, sigma level
Pengaruh Line Stop Terhadap Line Menggunakan Metode Kanban di PT Akashi Wahana Indonesia Siswanto, Muhamad Helmi; Sugiyanto, Didik; Nofendri, Yos
Teknik dan Ilmu Komputer Vol. 06 No. 23 Juli-September 2017
Publisher : Teknik dan Ilmu Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDalam perkembangan industri otomotif, khususnya perakitan tranmisi mobil, permintaan transmisi manual semakin dibutuhkan bermacam-macam model. Oleh karena itu, pada line produksi terjadi perubahan model dengan cepat dan tidak konsisten. Permasalahan yang timbul adalah pada proses supply material yang harus mengikuti setiap perubahan sehingga part menumpuk di line produksi untuk mengantisipasi perubahan. Namun, masih saja terdapat masalah kehabisan part karena tidak adanya pengontrol stock di line produksi yang mengakibatkan line produksi diberhentikan (line stop). Line stop ini akan menimbulkan efek urgent untuk segera memperbaiki karena dapat mengganggu proses delivery ke customer. Dengan menggunakan metode kanban dalam proses supply part ke line produksi, maka tidak ada lagi kehabisan part atau keterlambatan kirim akibat dari proses supply part. Selain itu, stock Work In Process (WIP) dapat minimalkan. Dari hasil penelitian didapat line stop akibat keterlambatan ataupun kesalahan supply berkurang sampai rata-rata 0 menit per hari, peningkatan produktivitas line FF Assy menjadi 91,18% atau meningkat sebesar 11,29 %, penurunan level stock WIP dengan rata-rata 42%.Kata Kunci: line stop, Kanban, work in process AbstractIn the development of automotive industry, especially car transmission assembly, manual transmissions are increasingly needed in various models. Therefore, the model of production line changes rapidly and inconsistently. The arising problem is the supply material process must keep up with the change. This results in accumulation of parts in the production line. However, the industry always runs out of parts due to the absence of stock controller in the production line, which caused the termination of production line (line stop). This line stop is going to generate urgency effect to immediately fix the process, because it will affect the delivery process. By applying kanban method in the supply part process to the production line, parts would no longer run out or there would be no delays in shipping. In addition, the stock of WIP (Work in Process) could be minimized. The research results showed the line stop due to delay or supply error was reduced to an average of 0 minutes per day, productivity line FF Assy increased to 91.18%, or 11.29% increase, stock levels of WIP decreased to an average of 42%.Keywords: line stop, kanban, work in process
PENGARUH TEMPERATUR ATOMISASI SEMPROT UDARA TERHADAP UKURAN, BENTUK DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK TIMAH Sugiyanto, Didik
ROTASI Vol 17, No 2 (2015): VOLUME 17, NOMOR 2, APRIL 2015
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.06 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.17.2.76-83

Abstract

Perkembangan teknologi manufaktur menggunakan serbuk cukup berkembang pesat, terutama dibidang material komposit. Persoalan yang utama yang terjadi pada perkembangan dalam negeri adalah ketersediaannya jenis-jenis serbuk dari material yang mempunyai kualitas tinggi. Pada kegiatan penelitian ini peneliti mengembangkan pembuatan serbuk dengan menggunakan bahan dasar dari timah putih yang mempunyai kemampuan titik lebur yang relatif rendah, sehingga sangat mudah untuk dilakukan. Untuk itu dalam makalah ini peneliti mencoba untuk menganalisa karakteristik serbuk dengan pengujian bentuk, ukuran dan kekerasan serbuk setelah dicor ulang. Hasil pengujian kekerasan vikers rata-rata raw material (41,6 VHN),  dari hasil cor ulang serbuk timah pada pengujian 1 atomisasi gas temperatur udara keluar nosel 60°C harga kekerasan rata-rata (50,2 VHN), pada pengujian 2 temperatur udara keluar nosel 75°C (49,5 VHN), pada pengujian 3 temperatur udara keluar nosel 90°C (49,0 VHN)
STUDI TENTANG FENOMENA COLLAPSE DAN BUCKLING PADA RANGKA BODI MOBIL Sugiyanto, Didik
ROTASI Vol 16, No 4 (2014): VOLUME 16, NOMOR 4, OKTOBER 2014
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.637 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.16.4.17-27

Abstract

Kondisi yang sering terjadi pada rangka sebuah kendaraan khususnya pada mobil adalah benturan atau tabrakan dengan benda lain, contoh kerusakan tersebut adalah pada rangka atau casis untuk itu diperlukan desain rangka yang mampu menyerap energi benturan. Karakteristik material sangat dipengaruhi oleh nilai kekakuan dari material tersebut sehingga dalam memilih material perlu diperhatikan properties materialnya. Untuk mendapatkan propertis material yang disesuaikan dengan kondisi eksperimen dapat dilakukan uji tarik dan uji tekan. Dalam penelitian ini difokuskan pada rangka dengan sudut 150, 300, dan 450. Hal ini berdasarkan pada studi lapangan bahwa kendaran terutama mobil untuk angkutan ringan memiliki sudut rangka antara 150 sampai dengan 450. Metode penelitian meliputi desain alat, desain rangka, pengadaan bahan dan alat percobaan, pembuatan alat, pembuatan rangka uji, dan proses pengujian, Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tekan untuk mengetahui kekuatan pada rangka. Dari pengujian ini didapatkan gaya maksimal pada sudut 150 adalah 569,76 kg pada jarak 16 mm, sudut 300 adalah 370,3 kg pada jarak 15 mm, sudut 450 adalah 391,71 kg pada jarak 28 mm. Setelah mencapai gaya maksimal maka rangka akan terjadi collapse, diikuti dengan penurunan beban pada jarak berikutnya. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai energi regangan yang paling besar terjadi pada sudut 150. Sehingga diketahui bahwa rangka dengan sudut 150 menghasilkan tingkat keamanan yang paling baik
Desain Assembly Lash Adjuster Cylinder Head Sebagai Alat Bantu Dalam Menghemat Waktu Proses Produksi Sugiyanto, Didik; Susanto, Herry; Djabumir, Sendi Setiawan
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jptm.v9i2.31580

Abstract

Perkembangan teknologi di dunia Industri saat ini sangat cepat dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri otomotif mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan efisiensi kegiatan operasinya. Mempunyai macam-macam jenis hasil produksi mesin, sehingga waktu produksi dan tenaga harus dimanfaatkan dengan baik agar bisa mencapai target yang sudah ditentukan, salah satunya adalah dengan meciptakan alat bantu produksi yang dapat menghemat waktu produksi sekaligus tenaga. Dalam pemasangan kepala silinder secara manual ada beberapa kendala yang sering dihadapi adalah proses yang sering dilakukan secara berulang-ulang dikarenakan satu orang operator harus melakukan sebanyak enam belas kali prosesd untuk satu assembly cylinder head dan butuh waktu banyak. Fokus dari penelitian ini bagaimana membuat sebuah alat bantu assembly last adjuster untuk memasang cylinder head. Hasil dari penelitian adalah sebelum menggunakan alat bantu assembly lash adjuster, waktu yang dibutuhkan lumayan banyak karena sering melakukan proses yang berulang secara terus menerus, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemasangan lash adjuster ke cylinder head ± 1 – 1.15 menit untuk melakukan penyelesain proses assembly. Sesudah menggunakan alat bantu assembly lash adjuster, proses yang berulang sudah tidak dilalui oleh operator saat melakukan assembly sehingga waktu yang dibutuhkan lebih sedikit sehingga waktu produksi lebih efisien. waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemasangan lash adjuster ke cylinder head adalah ± 24 – 34 detik untuk melakukan penyelesain proses perakitan.Kata kunci: lash adjuster; kepala silinder; alat bantuThe development of technology in the industrial world today is very fast and the increasingly sharp competition in the automotive industry requires a company to further improve the efficiency of its operations. Having various types of machine production, so that production time and energy must be utilized properly in order to achieve predetermined targets, one of which is by creating production aids that can save both production time and energy. In manually installing the cylinder head, there are several problems that are often faced, which is a process that is often done repeatedly because one operator has to do sixteen processes for one cylinder head assembly and it takes a lot of time. The focus of this research is how to make a last adjuster assembly tool to install the cylinder head. The result of the research is that before using the lash adjuster assembly tool, the time required is quite a lot because of frequent repetitive processes, the time required to install the lash adjuster to the cylinder head is ± 1 - 1.15 minutes to complete the assembly process. After using the lash adjuster assembly tool, the operator does not go through the repetitive process during assembly so that it takes less time so that production time is more efficient. The time required to install the lash adjuster to the cylinder head is ± 24 - 34 seconds to complete the assembly process.Keywords : lash adjuster; cylinder head; toolsDAFTAR RUJUKANAnwar, M. S., Setiawan, H., & Ummi, N. (2015). Perancangan Sistem Informasi Jadwal Perawatan Mesin Untuk Meminimasi Troubleshooting Mesin Produksi PT.XYZ. Jurnal Teknik Industri, Vol. 3 No. 2 Juli 2015, ISSN: 2302-495XAnonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra MotorChoi, M., & K. Min, K. (2011). Influential Factors for HLA Pump Up in A Roller Finger Follower Engine. International Journal of Automotive Technology, Vol. 12, No. 4, pp. 469−474.Ferreira, D., Howell,T., & Peter, J. (2016). Hydraulic Lash Adjuster Compatible Engine Brake. SAE International doi:10.4271/2016-01-8063 saeeng.saejournals.org, pp. 2287.Maeno, E., Bunko, H., & Katsuhisa Yamaguchi, K. (2007). Development of an End-Pivot Type Mechanical Lash Adjuster. NTN Technical Review No.75. pp.78.Parr A. (2003). Hidrolika dan Pneumatika. Alih Bahasa Gunawan Prasetyo, Jakarta. PenerbitSularso., & Kiyokatsu, S. (2004). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Optimasi Desain Portable Hepafis Plasma Penjernih Udara Menggunakan Sinar UVC untuk Mengurangi Polutan dalam Ruangan Sugiyanto, Didik; Hidayatullah, Hidayatullah; Uyun, Aep Saepul
ROTASI Vol 24, No 1 (2022): VOLUME 24, NOMOR 1, JANUARI 2022
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/rotasi.24.1.19-29

Abstract

Pencemaran udara memberikan dampak terhadap meningkatnya kejadian penyakit yang berkaitan dengan pernafasan. Penyebab utama pencemaran udara tersebut adalah gas buang aktifitas transportasi umum dan pribadi, indikator pencemaran udara harus lebih diperhitungkan walaupun jumlahnya kecil. Adanya konsentrasi polutan yang terlalu banyak di dalam ruangan juga dapat menimbulkan gangguan pernapasan dan permasalahan kesehatan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain mesin portable hepafis plasma penjernih udara menggunakan UVC dan mengetahui pengaruh sinar UVC terhadap kualitas udara pada ruangan. Metode pelaksanaan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu perancangan alat penjernih udara menggunakan UVC 8W-JP-T5-UV dengan cara menguji udara hasil filtrasi yang masuk ke dalam mesin jumlah kadar polutan dan nilai bakteri yang disesuaikan dengan indeks kualitas udara.  Data dari hasil pengujian alat penjernih udara menggunakan UVC diranacang memakai mikrokontroler berupa arduino uno untuk mengolah hasil pembacaan sensor dan mengirim data. Sensor yang digunakan yaitu MQ-135 untuk membaca kualitas udara, pembacaan ditampilkan pada LCD nilai polutan kualitas udara. Hasil dari pengujian polutan kualitas udara diketahui untuk udara ruangan normal dari 100 ppm ke 46 ppm dan udara ruangan berasap dari 334 ppm ke 46 ppm dimana udara ruangan tersebut baik untuk manusia sesuai dengan Indeks Standar Pencemaran Udara. Selanjutnya untuk nilai angka bakteri hasil pengecekan laboratorium dari hasil pengujian selama 30 sampai 120 menit maka hasil uji angka bakteri sudah memenuhi batas baku mutu yaitu dibawah 500 cfu/m3 hasil pengujian 188 sampai 44 cfu/m3 sehingga mesin uji hepafis plasma menggunakan UVC berpengaruh terhadap pengurangan angka bakteri.
ANALISA SISTEM PERPIPAAN POMPA SENTRIFUGAL 1500 GPM PADA MOBIL PEMADAM KEBAKARAN Didik Sugiyanto; Egar Ruli Anmar
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4282.731 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v3i2.1416

Abstract

Tujuan untuk mengetahui sistem kerja pompa mobil pemadam kebakaran (fire truck), mengetahui sistem perpipaan fluida (air) pada mobil pemadam kebakaran, mengetahui ukuran pipa yang bagus digunakan pada pompa sentrifugal 1500 gpm pada mobil pemadam kebakaran. Dalam penelitian ini akan fokus meneliti perbedaan debit air, kecepatan pompa dan head loss pada pipa dengan ukuran 4in, 5in dan 6in. Sehingga dapat menentukan ukuran pipa terbaik yang digunakan dalam  pompa sentrifugal 1500 gpm. Kemudian peneliti melakukan penelitiaannya di PT. Pundarika Atma Semesta yang beralamat Bogor, Jawa Barat. Peneliti menyiapakan bahan dan alat yang diperlukan. Peneliti menggunakan alat tes berupa Flow test. Selanjutnya peneliti melakukan percobaan terhadap 3 ukuran pipa tersebut sehingga memperoleh hasil debit air sebagai berikut 0,065 m³/detik 0,069 m³/detik dan 0,077 m³/detik. Dan kecepatan aliran 8 m/detik, 5,5 m/detik dan 4,22 m/detik.  Dan Head Losses 0,051 meter, 0,019 meter dan 0,009 meterKata kunci: pipa, debit , kecepatan , head lossesAbstractIn this study aims to determine the fire pump work system of fire truck, know the fluid piping system on fire engines, knowing the good size of the pipe used in the 1500 gpm centrifugal pump on fire engines. In this study will focus on examining differences in water discharge, pump speed and head losses on pipes of size 4 in, 5 in and 6 in. so that it can determine the best pipe size used in centrifugal pump 1500 gpm. Then the researchers conducted their research at PT Pundarika Atma Semesta the address at Bogor, West Java. The researcher prepares the necessary materials and tools. The researchers used a test instrument in the form of a flow test. Then the researchers conducted an experiment on 3 sizes of the pipe so as to obtain the results of the water discharge as follows 0,065 m³/s ,  0,069 m³/s and 0,077 m³/s. and flow speed 8 m/s, 5,5 m/s and 4,22 m/s. and head losses 0,051 m, 0,019 m and 0,009 m. Keywords: pipe, discharge, speed, head losses
Pembuatan Alat Portable Hand Washer (PHW) Dengan Sistem Kran Injak Kaki Untuk Mencegah Penularan Covid-19 Didik Sugiyanto; Herry Susanto; Rolan Siregar; Asyari Darius
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v6i1.4355

Abstract

Prinsip Kerja Alat pencuci tangan dengan menggunakan mekanisme pijakan kaki dimana air diisikan pada penampung air 120 L, isikan sabun cair pada botol yang telah disediakan kemudian pasang botol sabun pada baut yang ada pada mekanisme penggerak. Injak pedal air agar air keluar dari penampungan setelah air digunakan secukupnya kemudian pijakan dilepas maka pijakan akan kembali kepada posisi semula dikarenakan ada pegas yang mengembalikan pijakan tersebut dan secara otomatis air yang mengalir akan berhenti. Hasil dari simulasi pembebanan maksimum yaitu tangki air = 62 kg diperoleh angka keamanan tertinggi = 15 yaitu pada bagian head atas, sedangkan angka keamanan terendah = 1,7 di down bagian depan. Berdasarkan teori bahwa untuk beban statis angka keamanan: 1,25 – 2; beban dinamis: 2 – 3; beban kejut 3 – 5. Konstruksi rangka sepeda tersebut masuk dalam kelompok beban dinamis sehingga angka keamanannya minimal 2,00 maka untuk berat tangki 62 kg aman. Kata kunci: pencuci tangan, kran injak, sistem injak, covid-19 AbstractWorking Principle Hand washing tool uses a footrest mechanism where water is filled in a 120 L water reservoir, fill in the liquid soap in the bottle provided then attach the soap bottle to the bolt on the drive mechanism. Step on the water pedal so that the water comes out of the reservoir after enough water is used then the footing is released then the footing will return to its original position because there is a spring that returns the footing and the flowing water will automatically stop. The result of simulation the maximum loading of the water tank = 62 kg, the highest point = 15 at the top of the head, while the lowest number = 1.7 below the front. Based on the theory that for the statistical load the safety number: 1.25 - 2; dynamic load: 2 - 3; shock load 3 - 5. The bicycle frame construction is included in the dynamic load group so that the safety number is at least 2.00 so that for a tank weight of 62 kg it is safe. Keywords: hand washing, stepping faucet, stepping system, covid-19
Analisis Pengeringan Kopi Menggunakan Oven Pengering Hybrid (Solar Thermal Dan Biomassa) Di Desa Gununghalu Yefri Chan; Didik Sugiyanto; Aep Saeful Uyun
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.2350

Abstract

Salah satu proses dalam pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi adalah pengeringan biji kopi yang dapat dilakukan secara natural maupun biji kopi yang sudah dikupas kulit luarnya (honey), proses pengeringan yang umum digunakan adalah pengeringan matahari langsung, proses ini bisa membutuhkan waktu lama dan terkendala dengan tingkat curah hujan yang tinggi terutama didaerah dataran tinggi seperti di desa Gununghalu, Dusun Tangsi Jaya, Kabupaten Bandung Barat. Untuk menjawab permasalahan ini maka dibuatlah mesin pengering Hybrid (Solar thermal dan biomassa).Mesin Pengering Hybrid untuk kopi ini memanfaatkan cahaya matahari dan pembakaran dari kayu atau ampas kopi sebagai bahan bakarnya,, ukuran dari oven pengering hybrid ini adalah panjang 8m, lebar 3m dan tinggi 2,4 m, tungku biomassa dengan dimensi panjang 1,2 m, lebar 1,2 m dan tinggi 1,3 m, kapasitas pengeringan 800 kg sekali proses. Dari hasil pengujian didapatkan lama pengeringan kopi untuk proses natural selama 7 hari dan untuk proses honey selama 4 hari, suhu tertinggi dalam ruangan 51,9 oC, proses pengeringan ini lebih cepat 2 hari dibandingkan dengan pengeringan matahari langsung dan hasil pengeringan lebih higeinis.