Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan HbA1c dengan C-Reactive Protein Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Tipe II yang Tidak Terkontrol Gina Khairinisa; CNC Alamanda; Iis Herawati; Chaidir Ali
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol 8, No 2 (2022): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v8i2.1122

Abstract

Abstrak Diabetes mellitus tipe 2 berkaitan dengan adanya kondisi inflamasi ringan vaskuler. Kadar tumor necrosis factor-α (TNF-α) yang meningkat berhubungan dengan sitokin dan resiko komplikasi dari diabetes melitus tipe 2. Kadar TNF-α, metabolit dari nitric oxide (NO) yang meningkat menandakan adanya disfungsi endotel pada diabetes Melitus tipe 2. Hal ini akan mengakibatkan kadar CRP pada penderita diabetes melitus tipe 2 juga meningkat. CRP merupakan indikator adanya inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan jaringan pada tubuh.Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif pada 30 orang pasien dengan kadar hemoglobin A1c (HbA1c) 6,5%. Alat yang digunakan adalah penganalisa Afinion 2 dengan metode imunoturbidimetri untuk melihat kadar CRP. Berdasarkan penelitian dilakukan menggunakan uji statistik yaitu dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan untuk nilai p = 0,026 dan r = 0,406. Uji Chi-square digunakan untuk melihat hubungan dari dua variabel, untuk melihat ada hubungan atau tidak dari penelitian yang dilakukan.  Didapatkan hasil p 0,05 (0,026) maka artinya penelitian yang dilakukan terjadi hubungan kolerasi, dengan kekuatan hubungan nilai r =0,406 (moderat). Terdapat hubungan hemoglobin A1c (HbA1c) yang tinggi dengan peningkatan kadar CRP pada penderita diabetes melitus tipe 2 sebagai indikator adanya proses inflamasi yang terjadi akibat komplikasi kronik penyakit diabetes melitus.Disarankan penderita DM tipe 2 melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu kadar CRP kuantitatif sebagai penunjang diagnosis untuk pemeriksaan diabetes melitus tipe 2 bersama dengan pemeriksaan HbA1c. Kata Kunci : Diabetes Melitus  tipe 2, CRP, HbA1c
EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH TERHADAP FAGOSITOSIS BAKTERI OLEH MONOSIT Muhammad Raihan Ramdhan; Nurjanah Sriyanti; Sri Betha Putri; Fauzia Rahma Cahyani; Iis Herawati; Eko Fuji Ariyanto
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5 No 4 (2022): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi penyakit infeksi di Indonesia masih tinggi, di antaranya Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 9,3% dan diare 8%. Penyakit infeksi menjadi penyebab kematian kedua tertinggi pada kelompok usia > 55 tahun setelah penyakit pada sistem peredaran darah. Buah naga merah (Hylocereus lemairei (Hook.) Britton & Rose) memiliki manfaat bagi kesehatan, namun saat ini kulit buah naga merah belum dimanfaatkan. Ekstrak etanol kulit buah naga juga telah diketahui berpotensi sebagai antioksidan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak kulit buah naga merah terhadap fagositosis bakteri oleh monosit. Penelitian dilakukan dengan tahapan: pembuatan ekstrak etanol kulit buah naga merah, pengambilan sampel darah manusia dan isolasi peripheral blood mononuclear cells (PBMC) dan monosit, pemberian ekstrak etanol kulit buah naga merah ke dalam sumuran monosit, pengujian bakteri uji menggunakan Staphylococcus aureus ATCC 29213 dan Escherichia coli ATCC 25922, pengambilan dan pengkulturan bakteri uji, dan penghitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit buah naga merah dengan konsentrasi 10 μg/ml menghasilkan efek yang paling besar dalam meningkatkan jumlah S. aureus yang difagositosis, yaitu sebesar 4,31% dan ekstrak dengan konsentrasi 5 μg/ml meningkatkan jumlah E. coli yang difagositosis sebesar 1,26%. Analisis statistik tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antargrup (p > 0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol kulit buah naga merah tidak memberikan efek yang bermakna terhadap fagositosis bakteri oleh monosit. Kata kunci : Bakteri, ekstrak kulit buah naga, fagositosis, immunomodulator, monosit DOI : 10.35990/mk.v5n4.p412-423
Effect of Lactic Acid Filtrate and Bacteriocins of Lactobacillus acidophillus on Phagocytosis Activity of Macrophages Cell againts Enteropathogen Escherichia coli (EPEC) IIS HERAWATI; DIKI HILMI; PRIMA NANDA FAUZIAH
Microbiology Indonesia Vol. 8 No. 4 (2014): December 2014
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1073.545 KB) | DOI: 10.5454/mi.8.4.6

Abstract

Immunity development known as one of effective ways in avoiding infection. Antibacterial agent product isolated from Lactobacillus acidophillus has been  reported can activate T lymphocyte as part of adaptive immunity. This experimental study aimed at investigation of lactic acid and bacteriocins filtrate from L. acidophillus in modulating phagocytosis activity of human macrophages infected by enteropathogenic Escherichia coli (EPEC). Each of human macrophages culture was supplemented with lactic acid and bacteriocins filtrate at concentration of 3.125, 6.25, and 12.5 µg mL-1 as well as control without filtrate addition and incubated for 24 h. Macrophages culture was then infected with EPEC for 30 minutes and was microscopically observed after being stained by Giemsa. Percentage of phagocytosis activity was gained from active macrophages in 100 observed cells. Macrophages cultures supplemented with bacteriocins filtrate showed augmented phagocytosis activity while cultures supplemented with lactic acid filtrate showed decreased phagocytosis activity. ANOVA analysis showed significant difference in phagocytosis activity of macrophage cultures supplemented with lactic acid (p=0,038) and bacteriocins (p=0,016 and 0,023). Tukey HSD analysis for phagocytosis activity of macrophage cultures supplemented by bacteriocins, each group of treatment showed significant difference againts control. In conclusion, lactic acid from  L.acidophillus has no effect in modulation of macrophages phagocytosis activity while bacteriocins can improve phagocytic activity. Bacteriocins from L. acidophillus then can be suggested to have a role as immunomodulator.