Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Padang lamun desa wisata Gili Gede, Sekotong, Lombok Barat Febiliyadi, Aqidatul; Hilyana, Sitti; Astriana, Baiq Hilda
Jurnal Ilmu Kelautan Lesser Sunda Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Kelautan - Lesser Sunda
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jikls.v3i1.82

Abstract

Gili Gede is an island in Lombok. Macrozobenthos are bottom-dwelling animals that play an important role and are often used as bioindicators to assess the quality of aquatic ecosystems. This study provides important basic data for determining water quality based on the diversity of macrobenths from Gili Gede waters. This research was conducted in October 2022. Samples for this study were obtained from 9 predetermined points on 3 transect lines. Then it is calculated using the diversity, uniformity, and dominance formulas of Shannon-Wiener and the sediment analysis formula. Based on the results of the assistance, there were 34 macrozoobenthos species, a total of 275 individuals. the diversity index value in these waters is 2.18 which is in the medium category. The uniformity index has a value of 0.62 which is included in moderate uniformity. The Dominance Index is 0.29 which is low. Most of these aquatic substrates have sedimentary characteristics, namely dusty clay. The diversity of macrozoobenthos in these waters is 2.18, included in the medium diversity category (H') 1<H<3, indicating that these waters have sufficient productivity stability. balanced ecosystem conditions, balanced ecological pressures, and water quality considered suitable for the growth and development of macrozoobenthos.
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL MELALUI PENGUATAN KEARIFAN LOKAL DAN PRANATA SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN GILI AIR, KABUPATEN LOMBOK UTARA Amir, Sadikin; Hilyana, Sitti; Waspodo, Saptono; Larasati, Chandrika Eka; Amir , Sadikin; Hilyana, Siiti; Astriana, Baiq Hilda
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v2i1.499

Abstract

Keberadaan kearifan lokal dalam masyarakat merupakan hasil dari proses adaptasi turun menurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu lingkungan yang biasanya didiami ataupun lingkungan dimana sering terjadi interaksi didalamnya. Seiring berjalannya waktu, dengan masuknya era globalisasi, timbullah sebuah trend modernitas yang masuk ke suatu kawasan yang menyebabkan terjadinya degradasi kearifan lokal disuatu wilayah. Salah satunya yaitu kawasan Gili Air, Kabupaten Lombok Utara yang dikenal dengan kawasan wisata pesisir dan pulau-pulau kecil. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan adanya penguatan kearifan lokal pada masyarakat nelayan sekitar Gili Air, serta mengedepankan nilai-nilai adat dan budaya yang menjadi daya tarik dan menjadikan nilai ekonomis bagia masyarakat nelayan. Metode pendekatan yang diterapkan dalam kegiatan ini yaitu dengan melakukan metode penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah ini meliputi penyuluhan dan pendampingan kelompok masyarakat. Hasil menunjukkan bahwa salah satu bentuk riil dari kearifan lokal yang dimiliki oleh wilayah Pulau Lombok khususnya di Desa Gili Indah adalah awig-awig. Awig-awig adalah norma hukum adat disuatu wilayah yang mengikat bagi seluruh warga adat. Masyarakat Desa Gili Indah banyak yang belum memahami isi dari awig-awig tersebut. Hal ini disebabkan oleh terputusnya informasi dari perangkat desa ke warga sekitar terutama masyarakat kalangan muda. Peraturan Desa Gili Indah lebih memadai dan lebih komprehensif untuk dilaksanakan dan dibandingkan dengan awig-awig yang hanya terbatas pada pengaturan tentang pengambilan sumberdaya pesisir dan laut saja. Perlu dilakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat, agar mereka lebih meningkat pemahaman dan pengetahuannya tentang Peraturan Desa tersebut. Seperti halnya awig-awig yang secara terus menerus disampaikan lewat “tutur” dari para tokoh lokal maupun masyarakat dari generasi ke generasi telah terbukti mampu diadopsi dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Hal inilah yang merupakan salah satu kekuatan daripada awig-awig jika dilihat dari sisi penerimaan dan adopsinya pada masyarakat karena proses penyampaiannya adalah secara kontinyu dan konsisten pada setiap kegiatan masyarakat.
PEMANFAATAN PERALATAN PENGOLAHAN IKAN BERBENTUK MESIN UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA KELOMPOK PENGOLAH DAN PEMASAR IKAN DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TWP GILI MATRA Gigentika, Soraya; Hilyana, Sitti; Waspodo, Saptono; Paryono, Paryono; Sumsanto, Muhammad; Martanina, Martanina; Ashari, Rowi; Murdin, Lalu Ferdi Alfarisi; Amir, Sadikin; Nurliah, Nurliah; Damayanti, Ayu Adhita; Rahman, Ibadur; Larasati, Chandrika Eka; Himawan, Mahardika Rizqi; Jefri, Edwin; Lestariningsih, Wiwid Andriyani; Wahyudi, Rhojim; Sakina, Sholihati Lathifa
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 1 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i1.1317

Abstract

The fish processing and marketing group (poklahsar) in the Gili Matra Marine Protected Area has received intervention from the central government through Bappenas in the COREMAP-CTI III program. This intervention involves improving human resource capacity and providing grants for fish processing equipment. However, the limited duration of the program has resulted in suboptimal assistance in utilizing the donated fish processing equipment. Therefore, the involvement of universities in assisting the community is deemed necessary. This assistance activity aims to inform and educate the poklahsar about the use of fish processing equipment, particularly machines, to enhance production capacity in the Gili Matra Marine Protected Area. The assistance activities were carried out in July 2023 at the respective production locations of each poklahsar. The educational method for adults in this assistance activity involves lectures and hands-on practical training. The outcome of this assistance activity is an increased understanding and knowledge among poklahsar in the Gili Matra Marine Protected Area regarding the functions and uses of various machine-based fish processing equipment. Additionally, it was identified that some obstacles hinder optimizing machine-based equipment utilization, including a lack of understanding in using such equipment and limited market demand for processed fish products. In conclusion, the poklahsar have diverse views on using machine-based equipment, enabling them to optimize the use of such equipment despite the limited demand for processed fish products.