Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

PENAMBAHAN DAN VARIASI DIMENSI SIRIP ALUMINIUM PADA TUBE TERHADAP LAJU DAN EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DALAM HEAT EXCHANGER TIPE SHELL AND TUBE Rohman T.; Hary Sutjahjono; Digdo Listyadi
ROTOR Vol 6 No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.35 KB)

Abstract

Heat exchanger is a device that serves to change temperature and the phase of fluid. By utilizing heat transfer between two fluids with different temperature from the higher temperature fluid to a lower temperature fluid. This study aims to determine the effect of the addition aluminum fins and dimensional variations on the effectiveness shell and tube heat exchanger. Heat Exchanger was tested by varying the dimensions of the aluminum fins on the tube from the tube without fins, fin tube with a length of 10 mm, 20 mm, and 30 mm. Tests carried out in counter flow so that the heat transfer rate will be better than the directional flow. Of the test will come out hot fluid temperature and cold fluid temperature out. The results showed decreases in the rate of heat transfer fins greater dimension and the dimension of the highest effectiveness without fins. The highest effectiveness is 25.85% in tube without fins. It can be concluded that the addition of fin in this research will reduce the effectiveness of the heat exchanger shell and tube type. Keywords: Aluminum, effectiveness, fin dimension, heat exchanger
PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR ATMOSFER TERHADAP JARAK TERBANG MAKSIMUM PESAWAT N219 PADA FASE TERBANG JELAJAH Gita Kusumastuti; Hary Sutjahjono; Dedi Dwilaksana
STATOR: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin Vol 1 No 1 (2018): JURNAL STATOR
Publisher : STATOR: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

N219 aircraft as a plane that is still in the test flight period needs to be evaluated and refined in various fields, one of them is performance. Performance examines the achievements of flying like the maximum range that plane can take using the available fuel capacity. To determine the effect of atmospheric condition on the performance of flying then in this study given the variation of atmospheric temperature that is on the condition ISA 0, ISA+10, ISA+20, and ISA+30. Cruise is the focus of the study because this flight phase is the dominant in terms of distance, time, and fuel consumption. The method used is specific fuel consumption method. This method is used to determine the speed that can generate the maximum range. The purpose of this study was to investigate the effect of atmospheric temperature changes on the maximum range of N219 aircraft in the cruising phase. The results show that maximum range of aircraft increases with increasing temperature to the condition of ISA 0. Maximum range at ISA 0 is 1.946,48 km and continous to increase until 2.224,36 km at ISA+30. This is due to the decrease in air density by increasing atmospheric temperature to ISA 0, causing the increase in the specific air range, thus increasing the maximum range of aircraft. Keywords: Pesawat N219, specific air range, cruise
ANALISA THERMAL KOLEKTOR SURYA PELAT DATAR YANG DILENGKAPI PCM CAMPURAN PARAFIN DENGAN BAHAN BERBASIS MINYAK Nanda Jefri AR; Hary Sutjahjono; Dwi Djumharianto
STATOR: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin Vol 1 No 1 (2018): JURNAL STATOR
Publisher : STATOR: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

World energy demand continue to increase throughout civilization people human. Effort to get alternative energy has long been done to reduce dependency of energy that can not be updated, one of them with solar energy usage as a collector for water heaters. Collector water heater be equipped with the media heat exchanger form Phase Change Material (PCM) to optimize collector performance. There are four ingredients used for PCM is a mixture of paraffin with coconut oil, cooking oli, used coconut oi, and used cooking oil each percentage of the four ingredients with as much paraffin 20% of total volume. Conclusions from this study show that useful energy solar collector be equipped PCM that highest score is solar collector that equipped PCM mix – used coconut oil 20% amount 360,36 watt. With increasing rate of heat transfer on PCM paraffin with a mixture of coconut oil used then temperature change or water also increases so that efficiency sola collector the higher it is. Efficiency solar collektor be equipped PCM the biggest mix is PCM mixed paraffin - used coconout oil 20% amount 62% in the minutes to 360. Keywords : Thermal analysis; Solar collector; An oil-based mixture; PCM
PENGARUH WAKTU TEMPA DAN TEKANAN TEMPA TERHADAP SIFAT MEKANIK AISI 1045 PADA PROSES FRICTION WELDING Khairul Anam; Ahmad Syuhri; Hary Sutjahjono
STATOR: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin Vol 1 No 1 (2018): JURNAL STATOR
Publisher : STATOR: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Friction welding can be used for solid-shaped workpieces that can not be done by SMAW welding method and gas welding. To know the influence of forging time and forging pressure on the mechanical properties of AISI 1045 in the process of friction welding, then tested that is tensile test and hardness with a parameter of forging time 40,80, and 120 second with forging pressure 50,55, and 60 MPa. And to find the influence or not on both variables, this research method using hypothesis test and analysis of variance. The result of the highest tensile test was obtained at forging time 120 seconds with the pressure of 60 MPa is 690,93 N/mm2. And the lowest average tensile test value is obtained at forging time 40 second with 50 MPa forging pressure of 501.93 N/mm2. For the highest hardness test value obtained 233 bhn on forging time parameter of 120 seconds with pressure forging 60 MPa, and The lowest average value test violence obtained 209 bhn on the parameter forging time 40 seconds with forging pressure 50 mpa. The longer time given, will give the opportunity of forging pressure to compress the surface of the workpiece is welded so that it can form a good bond so that it can strengthen the results of friction welding. Keywords: friction welding, forging time, forging pressure, tensile strength, hardness.
PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR ATMOSFER TERHADAP JARAK TERBANG MAKSIMUM PESAWAT N219 PADA FASE TERBANG JELAJAH Gita Kusumastuti; Hary Sutjahjono; Dedi Dwilaksana
ELEMEN : JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4 No 2 (2017)
Publisher : POLITALA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.761 KB) | DOI: 10.34128/je.v4i2.58

Abstract

Pesawat N219 sebagai pesawat yang masih dalam masa uji terbang perlu dilakukan evaluasi dan penyempurnaan di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang performance. Bidang ini mengkaji prestasi terbang seperti range maksimum yang dapat ditempuh pesawat dengan menggunakan kapasitas bahan bakar yang tersedia. Untuk mengetahui pengaruh kondisi atmosfer terhadap prestasi terbang maka pada penelitian ini diberikan variasi temperatur atmosfer yaitu pada kondisi ISA 0, ISA+10, ISA+20, dan ISA+30. Fase terbang jelajah (cruise) merupakan fokus kajian dalam penelitian ini karena fase tersebut adalah fase dominan baik dalam hal jarak, waktu, maupun konsumsi bahan bakar. Metode yang digunakan adalah metode specific fuel consumption. Metode ini digunakan untuk menentukan kecepatan yang dapat menghasilkan range maksimum. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari perubahan temperatur atmosfer terhadap range maksimum pesawat N219 pada fase terbang jelajah. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa semakin besar peningkatan temperatur terhadap kondisi ISA 0 maka range maksimum yang dapat dicapai oleh pesawat juga semakin meningkat. Pada kondisi ISA 0 range maksimum yaitu 1 946,48 km dan terus mengalami peningkatan hingga ISA+30 yaitu sebesar 2 224,36 km. Hal ini terjadi karena dengan meningkatnya temperatur maka massa jenis udara semakin menurun, menyebabkan specific air range meningkat, sehingga range maksimum pesawat juga meningkat.
PENAMBAHAN BAHAN BERBASIS MINYAK PADA PCM PARAFIN GUNA MENINGKATKAN KARAKTERISTIK PENYIMPANAN TERMAL PADA KOLEKTOR SURYA Hary Sutjahjono; Dwi Djumhariyanto
ELEMEN : JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4 No 2 (2017)
Publisher : POLITALA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.999 KB) | DOI: 10.34128/je.v4i2.54

Abstract

Permintaan energi dunia terus meningkat sepanjang peradaban umat manusia. Usaha – usaha untuk mendapatkan energi alternatif telah lama dilakukan. Salah satunya dengan penggunaan energi surya sebagai kolektor untuk pemanas air. Kolektor pemanas air dilengkapi dengan media penukar kalor berupa Phase Change Material (PCM) untuk mengoptimalkan kinerja kolektor. Ada empat bahan yang digunakan untuk PCM adalah campuran parafin dengan minyak kelapa, minyak goreng, minyak kelapa bekas, dan minyak goreng bekas masing – masing persentase dari ke empat bahan campuran dengan parafin sebesar 20% dari volume total. Pengujian dilakukan dengan proses pemanasan pada kolektor selama 1 jam dengan suhu konstan yaitu 100°C dan dilanjutkan proses pendinginan selama 2 jam dengan suhu kamar ± 30°C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecepatan pemanasan terbaik didapatkan oleh PCM parafin campuran minyak kelapa bekas 20% dengan mencair keseluruhan pada menit 10 dengan suhu 43,3°C. Pada proses pendinginan, campuran minyak kelapa 20% dapat menahan suhu lebih baik dengan suhu akhir 42,2°C. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan minyak kelapa bekas meningkatkan konduktivitas termal bahan dari PCM itu sendiri..
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO UNTUK MASYARAKAT DAERAH PELOSOK DAN PERTANIAN Yuni Hermawan; Alfredo Bayu Satriya; Santoso Mulyadi; Dwi Djumhariyanto; Mochamad Trifiananto; M Dimyati Nashrullah; Intan Hardiatama; Rahma Rei Sakura; Hary Sutjahjono; Dedi Dwilaksana; Ririn Endah Badriani; M Arief Hidayat
STATOR: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 5 No 1 (2022): JURNAL STATOR
Publisher : Jurusan Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada saat ini dunia sedang mengalami ’krisis energi’ dan khususnya Indonesia mengalami krisis energi listrik secara nasional. Listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang primer, sehingga diperlukan suatu instalasi pembangkit tenaga listrik yang efisien.Salah satu sumber energi alternatif tersebut adalah pembangkit listrik tenaga mikrohidro PLTMH. Pada pengabdian ini difokus untuk memberdayakan masyarakat desa Jambewangi yang mengalami krisi energi karena daerah tersebut belum terjangkau PLN, sehingga dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dihadirkan teknologi pembangkit listrik bersumber potensi energi yang ada. Tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan desa yang mandiri energi dengan cara pembuatan pembangkit listrik tenaga mikro hidro PLTMH berkapasitas 4500 W dan bersumber dari generator listrik yang digerakkan oleh turbin air. Hasil dari kegiatan ini penyelesaian krisis energi yang dialami masyarakat desa pelosok pertanian dengan menhadirkan sentuhan teknologi PLTMH yang dapat bekerja secara optimal berdasarkan potensi alam yang ada. Perbaikan saluran air menuju bak penampungan dan naik-turunnya tegangan yang sering merusak komponen kelistrikan menjadi masalah utama mitra. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan saluran dan pembuatan mesin penstabil tegangan sehingga masalah utama mitra segera teratasi dengan baik. Dengan ketinggian air jatuh 3 m dan pemakaian turbin air dengan jumlah sudu 4 buah telah menghasilkan listrik 3000 W, sehingga pembangkit listrik tenaga mikro hidro PLTMH ini dapat bekerja secara maksimal.
VARIASI WAKTU PERENDAMAN TiO2 DIDALAM DYE ANTOSIANIN KULIT TERONG UNGU TERHADAP EFISIENSI DSSC Hary Sutjahjono; Ghozian Hilmi M; Robertoes Koekoeh KW; Ahmad Adib Rosyadi; Muhammad Trifiananto
STATOR: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 5 No 1 (2022): JURNAL STATOR
Publisher : Jurusan Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dye-sensitized solar cell (DSSC) merupakan jenis sel surya photoelectrochemical dan katagori sel surya generasi ketiga. Keunggulannya karena efisiensinya, keramahan lingkungan, transparansi dan plastisitas yang baik diantara sel surya lain. Metode penelitian ini menggunakan metode spray pyrolysis deposition dalam pembuatan kaca FTO ( Flourine Thin Oxide), dan metode docter blade dalam proses deposisi semikondukter TiO2 pada kaca FTO yang menggunakan variasi suhu pembuatan kaca FTO sebesar 340 oC, 380 oC dan 420 oC serta waktu perendaman TiO2 yang telah dideposisi ke dalam dye antosianin kulit terong ungu selama 3 jam, 6 jam, dan 12 jam. Tujuan dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui pengaruh dari DSSC terhadap variasi suhu pembuatan kaca FTO dan waktu perendaman TiO2 didalam dye antosianin kulit terong ungu terhadap tingkat efisiensi. Hasil penelitian didapatkan efisiensi terbaik dari DSSC pada suhu pembuatan FTO sebesar 420 oC dan waktu perendaman 12 jam dengan nilai efisiensi 0,9%.
Pesawat amfibi, Pontoon, CD, CL, KARAKTERISTIK AERODINAMIKA PONTOON PESAWAT N219 VERSI AMFIBI Andreas Maulana Irsabudi; Gaguk Jatisukamto; Hary Sutjahjono
STATOR: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 2 No 1 (2019): JURNAL STATOR
Publisher : Jurusan Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesawat amfibi adalah pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat di air. Persyaratan unik pesawat amfibi adalah kebutuhannya untuk lepas landas dan mendarat di air yang dilengkapi dengan pontoon. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi dari variasi kombinasi geometri deadrise angle, step height, dan constant cross-section length dengan nilai koefisien drag (CD), koefisien lift (CL), dan koefisien momen (CM). Metodologi penelitian dilakukan dengan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa deadrise angle mempengaruhi koefisien drag (CD), koefisien lift (CL), dan koefisien momen (CM) dengan masing-masing nilai 0,0055; 0,0044; -0.0036, sedangkan step height tidak berdampak signifikan terhdap koefisien drag (CD) dan koefisien lift (CL) serta tidak berpengaruh terhadap koefisien momen (CM). constant cross-section length tidak berdampak signifikan terhadap koefisien drag (CD) dan koefisien lift (CL) tetapi peningkatan constant cross-section length dapat meningkatkan koefisien momen (CM) dengan nilai -0.0039 koefisien momen (CM).
Pembuatan Perahu Fiber Glass untuk Menunjang Wisata Sasak Gantung Genteng Kulon Banyuwangi Setyo Pambudi; Agus Triono; Charismanda Adilla Tristianto; Muhammat Dwi Karisma; Dimas Aditya; Irjik Abror Maulana Irfida; Dinul Maulidin; Prayoga Krisna Febriaji; Mochamad Asrofi; Hary Sutjahjono; R. Puranggo Ganjar Widityo
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 2 No 3 (2022): JAMSI - Mei 2022
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.380

Abstract

Wisata sasak gantung merupakan salah satu destinasi wisata yang berlokasi di Desa Genteng Kulon, Kecematan Genteng, Banyuwangi. Destinasi ini berupa jembatan gantung yang terletak di atas Dam (bendungan) sungai Setail, Genteng. Dalam upaya optimalisasi destinasi wisata tersebut, tim pengabdian bekerja sama dengan Desa Genteng Kulon untuk membuat program yang sekiranya menarik minat wisatawan. Program tersebut yaitu wisata air menggunakan perahu fiber glass. Dalam hal ini, tim pengabdian mendesain dan membuat perahu fiber glass untuk menunjang program tersebut. Perahu fiber glass terbuat dari bahan matriks polyester yang diperkuat serat kaca (fiber glass). Fabrikasi perahu fiber glass menggunakan metode hand lay-up. Tahapan utama pembuatan perahu fiber glass ada tiga yaitu pembuatan cetakan, proses laminasi, dan finishing (pengecatan). Perahu fiber glass tersebut berukuran panjang 2.8 m, lebar 1.0 m, dan tinggi geladak 0.8 m. Adanya perahu fiber glass ini dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke destinasi sasak gantung yang berlokasi di Genteng Kulon, Banyuwangi.
Co-Authors ., Sumarji Abdul Aziz Abdul Haris Siregar Adhitia Yanuar Pratama Adhitia Yanuar Pratama, Adhitia Yanuar Agus Triono Agus Triono Ahmad Adib Rosyadi Ahmad Syuhri Akhmad Nirman Zaki Ales, Steve Korakan Alfredo Bayu Satriya Andi Sanata Andreas Maulana Irsabudi Aris Zainul Mutaqqin Basuki , Hari Arbiantara Charismanda Adilla Tristianto Danang Yudistiro Dedi Dwilaksana Devlin, Nigel Gavriel Digdo Listyadi, Digdo Dimas Aditya Dinul Maulidin Dwi Djumharianto Dwi Djumhariyanto Efendi , Moh Riski ERICHA DWI WAHYU SYAH PUTRI Fx. Kristianta Gaguk Jatisukamto Ghozian Hilmi M Gita Kusumastuti Guguk Jatisukamto Hadiatama, Intan Hari Arbiantara Hentihu, Fahrur Rozy Ilman Muhammad Azmi Ilminafik, Nasrul Ilmninafik, Narsul Indria Dwi Puspita, Hery Intan Hardiatama Irjik Abror Maulana Irfida Irsabudi, Andreas Maulana Jannah, Betriqil Jatisukamto , Gaguk Koekoeh KW, Robertoes Luh Putu Ratna Sundari M Arief Hidayat M Asrofi M Dimyati Nashrullah M Katibi Vanhas Mahros Darsin Misto Misto Mochamad Asrofi Mochamad Trifiananto Muhammad Trifiananto Muhammat Dwi Karisma Mutaqqin, Aris Zainul Nanda Jefri AR Nasrul Ilminnafik Nofal Kharis Nofal Kharis Kharis Noor HS, Skriptyan Novel Bagas Satrio Wibowo Prayoga Krisna Febriaji Puranggo Ganjar Widityo Rahma Rei Sakura Ramadhan, Ivan Fadilla Ramadhan, M Edoward Rezky Agus Setiawan Ririn Endah Badriani, Ririn Endah Rizki Romadhon Robertoes Koekoeh KW Robertoes Koekoeh KW Robertus Sidartawan Rohman T. Rohman T., Rohman Romadhon, Rizki Rozy H, M Fahrur Salahuddin Junus Salwasana, Allisa Santoso Mulyadi Saputra, Dheo Ardi Nugraha Setiawan, Digdo Listyadi Setyo Pambudi Siti Nur Rahmah Anwar Sumarji Veni Dwi Sulastri Wazirotus Sakinah Yuni Hermawan