Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

COMPUTER ERGONOMICS DAN REPETITIVE STRAIN INJURY PADA PEGAWAI UNIVERSITAS SELAMA PANDEMI Rouna Paoki; Grace Fresania Kaparang
NUTRIX Vol 6 No 2 (2022): Volume 6, Issue 2, 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol6.Iss2.855

Abstract

Abstract The "new normal" conditions due to the COVID-19 pandemic have forced all to work from home and many people are just lacking of the knowledge to organize an ergonomic workplace thus, opening the potential to produce new problems, one of which is repetitive strain injury. This study aims to investigate the description of computer ergonomics behavior and repetitive strain injury figures in employees of K university, Indonesia. With a descriptive method and a cross-sectional approach, a simple random sampling technique, this study was attended by a total of 78 people but only 65 participants filled in the data completely. RULA score and Nordic Body Pain are used as research instruments. The results showed that risky computer ergonomics behavior of the majority of employees (n=64; 98.5%) universities resulting in repetitive strain injury in the majority (n=70; 89.7%) of participants, with complaints of neck pain (n=54; 69.23%), right shoulder pain (n=33; 42.3%) and left shoulder pain (n=24; 30.7%) as the three most painful sites. Recommendations for university administrators to hold computer ergonomics training to their employees, and for subsequent research to continue research with an experimental approach to the handling of emerging RSI. Keywords: computer ergonomics, pandemic, repetitive strain injury, university employee Abstrak Kondisi “new normal” karena pandemi COVID-19 ini memaksa semua untuk bekerja dari rumah dan banyak orang yang minim dalam pengetahuan untuk mengatur tempat kerja yang ergonomis sehingga berpotensi menghasilkan masalah baru yang salah satunya adalah repetitive strain injury. Studi ini bertujuan melihat gambaran perilaku computer ergonomics dan angka repetitive strain injury pada pegawai universitas K, Indonesia. Dengan metode deskriptif dan pendekatan potong lintang, teknik pengambilan sampel simple random, penelitian ini diikuti oleh total 78 orang namun hanya 65 partisipan yang mengisi data dengan lengkap. RULA score dan Nordic Body Pain digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan perilaku computer ergonomics yang berisiko dari mayoritas pegawai (n=64; 98.5%) universitas sehingga mengakibatkan repetitive strain injury pada mayoritas (n=70; 89.7%) partisipan, dengan keluhan nyeri leher (n=54; 69.23%), nyeri bahu kanan (n=33; 42.3%) dan nyeri bahu kiri (n=24; 30.7%) sebagai tiga tempat terbanyak yang nyeri. Rekomendasi bagi administrator universitas untuk dapat memberikan pelatihan computer ergonomics pada pegawainya, dan untuk penelitian selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian dengan pendekatan eksperimental untuk penanganan RSI yang muncul. Kata Kunci: computer ergonomics, pandemi, pegawai universitas, repetitive strain injury
ENTREPRENURSING IN THE EYES OF NURSING STUDENTS: SEBUAH STUDI FENOMENOLOGI HERMENEUTIKA Anthony Stafford Pangemanan; Grace Fresania Kaparang; Frendy Fernando Pitoy; Nova Lina Langingi
NUTRIX Vol 6 No 2 (2022): Volume 6, Issue 2, 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol6.Iss2.857

Abstract

Current and predicted economic perplexities, high unemployment rate, and difficulties of obtaining and extending of licensure should open the eyes of nursing students not to sojourn in the stereotype nurses’ mindset as employees of health care institutions only, but also to look at the option of entreprenursing. This study aims to investigate how nursing students see entreprenursing concept and give meaning to it. The research design used was hermeneutic phenomenology with Heidegger's philosophical underpinning, Van Manen's thematic analysis technique and the trustworthiness of the data ascertained. The results of the thematic analysis of hermeneutics witness the results of data saturation on the response of 9 participants. Two meanings of entreprenursing emerged from nursing students’ perspective. Independent entreprenurses are "nurses who work privately (separated from conventional health institutions) in business relation as a supporting agency to meet the health needs in the community." Secondly, the sideline entreprenurses are "nurses who work as employees of health care institutions but also having sideline jobs that support the fulfillment of the health needs in the community. However, in addition to this, there are also those who stated of not knowing anything regarding this entreprenurse concept. Then, participants also mentioned entreprenurse activities such as providing complementary therapies (juices, healthy foods and massages), opening clinics, homecare, medical device stores and training. It seems that the participants have only understood the entreprenursing concept on what the practitioners are doing and have not yet on the overall concept. Recommendations to nursing teachers to provide entreprenursing experience through on-the-job-training and also the introduction of general business terminology related to entrepreneurship. Keywords: entreprenursing, nursing students Abstrak Kesulitan ekonomi yang terjadi sekarang dan diprediksi akan semakin memburuk, tingginya pengangguran, dan susahnya mendapat dan memperpanjang STR harus membuka mata para mahasiswa keperawatan untuk tidak tinggal pada stereotipe perawat sebagai pegawai institusi layanan kesehatan tetapi juga melirik opsi entreprenursing. Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana mahasiswa perawat melihat entreprenursing dan mengartikannya. Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi hermeneutika dengan filosofi Heidegger, teknik analisa tematik Van Manen dan keabsahan data dipastikan. Hasil analisis tematik hermeneutika diambil peneliti dari hasil saturasi data pada jawaban 9 partisipan. Ditemukan dua arti entreprenursing menurut mahasiswa keperawatan. Entreprenurse Mandiri adalah “perawat-perawat yang bekerja secara pribadi (terpisah institusi kesehatan konvensional) dalam kaitan bisnis sebagai supporting agency untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan di masyarakat.” Kemudian, yang entreprenurse sampingan yaitu “perawat yang bekerja sebagai pegawai institusi layanan kesehatan namun juga memiliki pekerjaan bisnis sampingan yang menjadi pendukung pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Namun, selain itu ada juga yang mengatakan bahwa dia belum ada bayangan mengenai entreprenurse ini. Kemudian, partisipan juga menyebutkan kegiatan-kegiatan entreprenurse seperti pemberian terapi komplementer (jus, makanan sehat dan massage), pembukaan klinik mandiri, homecare, toko alat kesehatan dan training. Tampaknya para partisipan baru mengerti entreprenursing dari apa yang dilakukan oleh praktisinya dan belum konsep keseluruhannya. Rekomendasi kepada pengajar keperawatan untuk dapat memberikan pengalaman entreprenursing melalui on-the-job-training dan juga pengenalan terminologi bisnis umum yang berkaitan dengan kewirausahaan. Kata Kunci: entreprenursing, mahasiswa keperawatan
Indeks Massa Tubuh dan Lemak Viseral Mahasiswa Deily Riany Kaparang; Ellen Padaunan; Grace Fresania Kaparang
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.3.1579-1586.2022

Abstract

Sulawesi Utara menduduki peringkat tertinggi dalam masalah proporsi obesitas, dan ini menjadi masalah kesehatan yang tidak sepenuhnya teratasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara IMT dan lemak viseral pada mahasiswa. Metode penelitian ini adalah cross sectional dan uji statistik Spearman, dengan instrumen timbangan digital dan alat ukur tinggi badan. Hasil penelitian dari 87 responden, yang terbanyak (52.9%) masuk dalam kategori overweight, dengan mean 23.54. Dari segi lemak viseral, 70 orang (80.5%) kategori normal, dan 17 orang (19.5%) dalam kategori lemak tidak sehat, dengan mean 6.32. Analisa statistik menunjukkan nilai p = 0.000 (< 0.05), dan uji Spearman menunjukkan angka korelasi r = 0.872. Lebih dari setengah mahasiswa memiliki IMT diatas normal dan hanya sedikit mahasiswa yang memiliki lemak viseral yang tidak sehat; melalui pendekatan cross-sectional dan uji Spearman didapati adanya hubungan yang signifikan dan korelasi yang sangat kuat antara IMT dan lemak viseral pada mahasiswa. Rekomendasi bagi mahasiswa agar memperhatikan pola hidup masing-masing, Rekomendasi untuk universitas untuk dapat mendorong mahasiswanya untuk hidup sehat dan dapat bekerjasama dengan institusi kesehatan lokal dalam perwujudan program pola hidup sehat ini. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan program pola hidup sehat yang cocok untuk mahasiswa dan menginvestigasi efektivitasnya secara eksperimental.
Sunbathing as Caring for Covid-19 Patients: A Literature Review Priscilia Merilyn Saluy; Nova Lina Langingi; Grace Fresania Kaparang
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.3.2397-2408.2022

Abstract

COVID-19 adalah penyakit baru yang muncul kritis karena disebut sebagai penyakit coronavirus baru dan menambah beban penyakit secara global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literatur mengenai efektivitas berjemur pada pasien COVID-19. Analisis artikel penelitian dan teori keperawatan dilakukan untuk mensintesis konsep. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa meskipun peran sinar matahari sebagai faktor pelindung untuk COVID-19 masih kontradiktif, namun, teori keperawatan dan berbagai penelitian terbaru baik tinjauan literatur maupun metode penelitian lainnya telah terbukti bahwa terpapar sinar matahari secara positif mempengaruhi pemulihan. dengan memanipulasi virus itu sendiri dan/atau dengan meningkatkan sistem kekebalan atau mekanisme penyembuhan tubuh lainnya. Oleh karena itu, disarankan bagi para praktisi perawat khususnya dalam setting klinis dapat mengikutsertakan berjemur dalam merawat pasien COVID-19. Namun, prosedur ini memerlukan dukungan kebijakan dari instansi kesehatan terkait, sehingga rekomendasi diberikan kepada pengelola rumah sakit, terutama bagi direktur keperawatan dan medis untuk memasukkan prosedur berjemur ini ke dalam Standar Operasional Prosedur dalam merawat pasien COVID-19. demikian. Untuk penelitian masa depan, pendekatan eksperimental atau studi kualitatif untuk menyelidiki lebih lanjut pengalaman hidup pasien yang dirawat dengan memasukkan prosedur berjemur dapat diambil.
PERSPEKTIF MASYARAKAT DEWASA MENGENAI COVID-19: SEBUAH STUDI FENOMENOLOGI DESKRIPTIF Grace Fresania Kaparang; Ivanna Junnamel Manopo; Aprilina Awing
JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH BENGKULU Vol 10 No 2 (2022): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH BENGKULU
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jkmb.v10i02.3433

Abstract

T The COVID-19 pandemic in the globalization era has brought infodemic resulting from easy access to information on various social media platforms followed by the emergence of various responses in the community in this pandemic. The study aimed to explore the perspective of the adult community in Airmadidi Bawah of the current COVID-19 pandemic. This is a descriptive phenomenology qualitative design study based on the Husserlian philosophy and Colaizzi's method. The sampling technique is a simple random sampling technique that reached data saturation in five participants. Two themes emerged from the thematic analysis, which was the cognitive perspective and the emotional perspective. Overall, there are several cognitive perspectives that the community are less likely to capture. Then from an emotional perspective, there were two sub-themes, namely positive and negative emotions, but negative ones dominate. It is recommended that there be thorough and detailed education from the local government and related agencies for the people in the local area regarding COVID-19 to reduce the inaccurate perception of the local community to reduce unnecessary fear in the community.
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI SMA MENGENAI PERINEAL HYGIENE DENGAN TERJADINYA KEPUTIHAN Maisyeliani Anggelita Baureh; Grace Fresania Kaparang; Lea Andy Shintya
JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH BENGKULU Vol 10 No 2 (2022): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH BENGKULU
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jkmb.v10i02.3434

Abstract

Various problems such as vaginal discharge, cervical cancer, skin irritation, genitals, allergies, inflammation or urinary tract infections may arise if poor maintenance over the cleanliness of the reproductive organs. Therefore, it is essential to have good knowledge and attitude regarding perineal hygiene to achieve reproductive health for adolescents. This study is to find out the relationship of knowledge and perineal hygiene attitudes, and the incidence of female adolescent vaginal discharge and whether there is a relationship between knowledge and perineal attitudes of adolescent hygiene towards the occurrence of vaginal discharge at U High School in Airmadidi. This study is a correlation study with consecutive sampling techniques. The results showed that of the 57 participants, 87.7% had received information about perineal hygiene and 50.9% got information from the internet. It was also found that 71.9% of students were at low knowledge levels but 82.5% had a good attitude, while the incidence of vaginal discharge was found at 96.5%.  The spearman test found that there was a relationship of perineal hygiene knowledge with the incidence of vaginal discharge with p = 0.039<.05 with a value of r = 0.274 (weak positive strength), and there was no relationship between perineal hygiene attitude and the occurrence of vaginal discharge where p = 0.142 > 0.05. Recommendations for the next study to include other variables. For the school, to facilitate information in order to increase students' knowledge about perineal hygiene and the dangers of vaginal discharge if not handled properly.
Kompetensi Akademik dan Tingkat Kecemasan Mahasiswa selama Praktikum Klinis Keperawatan Jiwa Ellen Padaunan; Grace Fresania Kaparang; Mutiara Wahyuni Manoppo
LITERATUS Vol 4 No 3 (2022): Pergeseran Sosial, Budaya, dan Hukum dalam Menghadapi Era Society 5.0
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/lit.v4i3.999

Abstract

Praktik klinik dimaksudkan untuk mengekspos mahasiswa kepada kasus nyata di lapangan, sehingga mencapai keterampilan klinis yang siap kerja saat tamat. Namun, dalam menghadapi kasus nyata yang menuntut tingkat kesalahan yang rendah karena dilakukan langsung pada manusia dapat mengakibatkan kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kompetensi mahasiswa sarjana keperawatan dengan tingkat kecemasan mereka saat menghadapi praktek klinik keperawatan jiwa di rumah sakit jiwa. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi yang diikuti 91 orang mahasiswa dari teknik convenience sampling. Pengambilan data untuk kompetensi akademik diambil dari nilai akhir keperawatan jiwa, sedangkan penilaian tingkat kecemasan adalah dengan menggunakan kuesioner DASS 42 yang hanya di bagian kecemasan saja. Data analisis univariat menunjukkan semua partisipan (100%) adalah kompeten secara akademik diukur dari hasil kelulusan sesuai standar Universitas. Sedangkan untuk kecemasan, mayoritas responden (n=29, 31,9%) mengalami cemas berat, diikuti oleh 24 responden (26,4%) yang mengalami kepanikan dan 24 responden lainnya (26,4%) mengalami cemas berat. Berikutnya, analisis data menggunakan uji Spearman Rank menunjukkan nilai p=0.318 (>.05) yang mengimplikasikan bahwa tidak hubungan antara kompetensi akademik dengan tingkat kecemasan mahasiswa dalam praktikum klinik keperawatan jiwa. Rekomendasi bagi institusi untuk dapat memperhatikan kondisi mahasiswa karena terlihat ada yang merasa panik dan cemas berat, sedangkan bagi para responden yang mengalami kecemasan dapat mencari solusi dan mengomunikasikannya pada dosen pembimbing.
Kurang Tidur Perawat dan Keselamatan Pasien: Apakah kita mempraktikkan apa yang kita khotbahkan? Grace Fresania Kaparang; Mutiara Wahyuni Manoppo
LITERATUS Vol 4 No 3 (2022): Pergeseran Sosial, Budaya, dan Hukum dalam Menghadapi Era Society 5.0
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/lit.v4i3.1001

Abstract

Perawat akan selalu dibutuhkan 24/7/365 dan studi yang terdokumentasi dengan baik di seluruh dunia telah menemukan hal serupa: perawat kurang tidur. Terlepas dari fakta yang diketahui bahwa tidur memiliki efek merugikan pada kesehatan dan kinerja perawat, bahwa gangguan tidur dapat mengurangi efisiensi dan produktivitas perawat, sehingga pada akhirnya membahayakan keselamatan pasien, urgensi dalam menjadikan tidur sebagai prioritas bagi perawat. secara individual, dan untuk mendesak para pembuat kebijakan untuk memasukkan ini dalam kebijakan tertulis belum dipertimbangkan. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau literatur terbaru (2011-2020) dengan metode tinjauan literatur naratif melalui analisis tematik dari konten tentang masalah tidur dalam keperawatan dan rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut. Dua belas literatur terkait ditemukan, dan tiga tema rekomendasi praktis disajikan. Rekomendasi ditujukan terlebih dahulu kepada perawat secara individu untuk “mempraktikkan apa yang diajarkan” ditambah dengan beberapa intervensi yang mungkin dilakukan sebagai upaya individu, kemudian dilanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, khususnya di rumah sakit atau institusi kesehatan lainnya yang kebijakan tentang jadwal kerja serta tidur siang. harus ditulis dengan baik demi keselamatan perawat dan pasien. Dalam upaya institusional, pendidik keperawatan di tingkat akademik keperawatan juga dapat berkontribusi dengan mendidik mahasiswa untuk mempersiapkan mereka dalam kondisi kerja nyata, dan ini juga dicapai dengan menjadi teladan bagi mereka, karena tindakan selalu berbicara lebih keras daripada kata-kata. Terakhir, pemerintah di Indonesia juga telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan perawat sebagai bagian dari penyuluh pola hidup sehat dengan membagikan pamflet GERMAS, sehingga para perawat terpacu dengan pengajarannya sendiri..
Tren dan Tantangan dalam Era Keperawatan Digital: Apa yang harus diantisipasi perawat Grace Fresania Kaparang; Denny Maurits Ruku
LITERATUS Vol 4 No 3 (2022): Pergeseran Sosial, Budaya, dan Hukum dalam Menghadapi Era Society 5.0
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/lit.v4i3.1008

Abstract

Welcome to digital era. Nursing has significantly impacted by the advancing technology as it put a firm stronghold of most inhabitants of earth. The study is a literature review with narrative review method through thematic analysis on the digital trends and its challenges for nurses followed by recommendations to tackle the challenges. 15 articles were found from Google Scholar using the keywords of “trends in digital nursing era” and furthermore the trends, challenges and recommendations were drawn to provide nurses the ideas of how to tackle the challenges were discussed. It was found that there are three themes regarding the trends and challenges which were increasing educated or hoax-loaded client; increasing demand of technologically savvy nurses and rise of health informatics; and nursing online education increment. For the recommendations it was suggested that in order that nurses may react properly in this technology advancement era where more educated clients are increasingly found, nurses should keep on being updated with current practices and should know what the best and current implementation and proper care to the clients is. Nurses also should do fact checking and make sure that the interventions are evidence-based practice and not to believe all informations provided by online websites by continue to research and prove and reprove, then they may properly educate the clients, especially those who are hoax-loaded mind. Furthermore, nurses should be more prepared by polishing their technology skills, paying attention to health informatics field, and considering further education to be pursued. In terms of online nursing education, the risk-benefit ratio as well as the pros and cons should be carefully considered before pursuing the course to increase the competency and knowledge in this millenial era effectively and efficiently.
LESSON LEARNED DALAM ASUHAN KEPERAWATAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM TN. Y DI RUANG INTENSIF Denny Maurits Ruku; Grace Fresania Kaparang; Fransisca A. M. Bahasa
Klabat Journal of Nursing Vol 5 No 1 (2023): Nursing Rebound
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v5i1.893

Abstract

Ketoasidosis diabetikum (KAD) merupakan keadaan yang gawat sehingga memerlukan perawatan intensif. Tujuan studi ini adalah untuk menganalisa penentuan diagnosa keperawatan terhadap pasien dengan KAD berdasarkan praktik klinis dan perbandingan teori terkait serta mengangkat pembelajaran peran khas perawat dari pengalaman merawat pasien KAD di ruang intensif. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Penentuan prioritas masalah keperawatan menggunakan initial assessment dan diagnosa keperawatan North American Nursing Diagnosis Association, terdapat kesenjangan antara teori dan keadaan aktual dimana prioritas di teori tidak selalu yang dimanifestasikan ketika kasus nyata terjadi. Lalu, pembelajaran yang didapat dari pengalaman merawat adalah bahwa aktivitas monitoring dan technological competence merupakan khas perawat ICU (Intensive Care Unit) yang berbeda dari perawat di ruang rawat lain. Rekomendasi bagi perawat untuk melakukan pengkajian dan pemantauan status hemodinamik pasien secara menyeluruh dan berkala sehingga kebutuhan pasien terpenuhi sesuai prioritas aktual dan tidak hanya berdasarkan teori saja. Berpikir kritis juga harus selalu dikembangkan baik oleh perawat melalui self-study, ataupun oleh manajemen institusi kesehatan dengan memfasilitasi perawat dalam mengikuti pelatihan atau workshop sehingga lebih terlatih dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien dan juga meningkat dalam technological competence. Kata kunci: asuhan keperawatan, ketoasidosis diabetik, monitoring, technological competence ABSTRACT Diabetic ketoacidosis (DKA) is a serious condition that requires intensive care. The purpose of this study is to analyze the determination of nursing diagnoses of patients with DKA based on clinical practice and compared to related theories and also to highlight the lessons learned regarding the typical role of nurses from the experience of treating DKA patients in intensive care unit. The method is descriptive analytics with a case study approach. The sampling technique used is convenience sampling. Prioritizing nursing issues using initial assessment and the North American Nursing Diagnosis Association's nursing diagnosis, there is a gap between theory and actual circumstances in which the priorities given in the theory will not always be the case in the real cases. Then, the lessons learned gained from the experience of caring is that monitoring activities and technological competence are typical of ICU (Intensive Care Unit) nurses who are distincted from nurses in other treatment rooms. Recommendations for nurses to conduct a thorough and periodic assessment and monitoring of patients’ hemodynamic status that that patient needs are met according to actual priorities and not only based on theory. Critical thinking must also always be developed either by nurses through self-study, or by the management of health institutions by facilitating nurses in participating in training or workshops so that they are better trained in providing appropriate nursing care for patients and also increase in technological competence. Keywords: diabetic ketoacidosis, monitoring, nursing care, technological competence