Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERBEDAAN FREKUENSI DIARE ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN BAYI YANG DIBERI SUSU FORMULA PADA RENTANG USIA 2- 4 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH Rahmitasari, Putri; Ichsan, Burhannudin; Ermawati, Sahilah
Biomedika Vol 4, No 2 (2012): Biomedika Agustus 2012
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The main indicator of public health’s degree is infant mortility rate (IMR). One of the main things that cause infant mortility is diarrhea. The existence of diarrhea’s incidence in infants can be caused due to errors in the form of food other than breast milk feeding at the age of 4 months or the practise of infant feeding with formula milk (replacement feeding). This research was an observational analytic research with cross sectional approach. Samples obtained amounted to 80 respondents who are infants aged 2-4 months in various “posyandu” in the area of Central Klaten. This sample had fulfiilled the predetermined criteria. The research instrument used a questionnaire. for the result, there were 21 respondents of 80 respondents obtained who had diarrhea. Respondents of exclusive breastfeeding who had frequency of diarrhea is rarely as many as 5 babies, whereas 1 baby for often category. Respondents of infant formula who had frequency of diarrhea is rarely as many as 12 babies, whereas 3 babies for often category. There were significant differences between infants who were breastfed exclusively with formula-fed infants againts diarrhea frequency indicated by the value of p = 0,032.Keywords: Frequency of Diarrhea, Exclusive Breast Feeding, Formula Feeding Infant, Infants Aged 2-4 Months
PERBEDAAN FREKUENSI DIARE ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN BAYI YANG DIBERI SUSU FORMULA PADA RENTANG USIA 2- 4 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH Rahmitasari, Putri; Ichsan, Burhannudin; Ermawati, Sahilah
Biomedika Vol 4, No 2 (2012): Biomedika Agustus 2012
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v4i2.255

Abstract

The main indicator of public health’s degree is infant mortility rate (IMR). One of the main things that cause infant mortility is diarrhea. The existence of diarrhea’s incidence in infants can be caused due to errors in the form of food other than breast milk feeding at the age of 4 months or the practise of infant feeding with formula milk (replacement feeding). This research was an observational analytic research with cross sectional approach. Samples obtained amounted to 80 respondents who are infants aged 2-4 months in various “posyandu” in the area of Central Klaten. This sample had fulfiilled the predetermined criteria. The research instrument used a questionnaire. for the result, there were 21 respondents of 80 respondents obtained who had diarrhea. Respondents of exclusive breastfeeding who had frequency of diarrhea is rarely as many as 5 babies, whereas 1 baby for often category. Respondents of infant formula who had frequency of diarrhea is rarely as many as 12 babies, whereas 3 babies for often category. There were significant differences between infants who were breastfed exclusively with formula-fed infants againts diarrhea frequency indicated by the value of p = 0,032.Keywords: Frequency of Diarrhea, Exclusive Breast Feeding, Formula Feeding Infant, Infants Aged 2-4 Months
PERBEDAAN FREKUENSI DIARE ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN BAYI YANG DIBERI SUSU FORMULA PADA RENTANG USIA 2- 4 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH Putri Rahmitasari; Burhannudin Ichsan; Sahilah Ermawati
Biomedika Vol 4, No 2 (2012): Biomedika Agustus 2012
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v4i2.255

Abstract

The main indicator of public health’s degree is infant mortility rate (IMR). One of the main things that cause infant mortility is diarrhea. The existence of diarrhea’s incidence in infants can be caused due to errors in the form of food other than breast milk feeding at the age of 4 months or the practise of infant feeding with formula milk (replacement feeding). This research was an observational analytic research with cross sectional approach. Samples obtained amounted to 80 respondents who are infants aged 2-4 months in various “posyandu” in the area of Central Klaten. This sample had fulfiilled the predetermined criteria. The research instrument used a questionnaire. for the result, there were 21 respondents of 80 respondents obtained who had diarrhea. Respondents of exclusive breastfeeding who had frequency of diarrhea is rarely as many as 5 babies, whereas 1 baby for often category. Respondents of infant formula who had frequency of diarrhea is rarely as many as 12 babies, whereas 3 babies for often category. There were significant differences between infants who were breastfed exclusively with formula-fed infants againts diarrhea frequency indicated by the value of p = 0,032.Keywords: Frequency of Diarrhea, Exclusive Breast Feeding, Formula Feeding Infant, Infants Aged 2-4 Months
Efektivitas Gel Ekstrak Tangkai dan Daun Talas (Colocasia esculenta) Terhadap Penyembuhan Luka Diabetes Anindya Atiqah Ristanti; Noer Safita; Reza Khairunnisa; Sahilah Ermawati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.724 KB)

Abstract

Luka diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes mellitus (DM) yang berisiko mengalami infeksi dan dapat berakhir amputasi. Di Indonesia, prevalensi DM yang tinggi dan banyak terjadi pada usia produktif dapat mengganggu produktfitas bangsa. Pengobatan luka diabetes menggunakan antibiotik mempunyai efek samping iritasi kulit, membutuhkan banyak biaya, dan dilaporkan semakin banyak bakteri yang resisten. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi ekstrak tanaman talas (Colocasia esculenta) dalam bentuk sediaan gel terhadap penyembuhan luka diabetes. Metode penelitian ini berupa literature review yang dilakukan secara sistematis melalui penelusuran hasil publikasi ilmiah menggunakan database. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak tanaman talas memiliki kandungan yang dapat mempercepat penyembuhan luka dengan membantu regenerasi sel kulit. Tangkai daun talas dapat mempercepat penyembuhan luka sayat, daun talas mempercepat penyembuhan luka terkontaminasi. Tidak hanya bagian tangkai dan daun, namun bagian umbi juga terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka bakar dan luka terbuka. Tangkai dan daun talas (Colocasia esculenta) memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri yang menjadi etiologi luka diabetes terinfeksi. Aktivitas antioksidan dapat melindungi sel-sel kulit dari kerusakan oksidatif dan mempercepat pemulihan luka dalam keadaan inflamasi, sehingga berpotensi mempercepat penyembuhan luka diabetes. Sediaan gel efektif menjaga kelembapan luka diabetes dan menunjukan peningkatan prolifesi sel, kepadatan kolagen sehingga dapat memberikan lingkungan yang mendukung proses penyembuhan luka diabetes.
Efektivitas Gel Ekstrak Tangkai dan Daun Talas (Colocasia esculenta) Terhadap Penyembuhan Luka Diabetes Anindya Atiqah Ristanti; Noer Safita; Reza Khairunnisa; Sahilah Ermawati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka diabetes merupakan salah satu komplikasi diabetes mellitus (DM) yang berisiko mengalami infeksi dan dapat berakhir amputasi. Di Indonesia, prevalensi DM yang tinggi dan banyak terjadi pada usia produktif dapat mengganggu produktfitas bangsa. Pengobatan luka diabetes menggunakan antibiotik mempunyai efek samping iritasi kulit, membutuhkan banyak biaya, dan dilaporkan semakin banyak bakteri yang resisten. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi ekstrak tanaman talas (Colocasia esculenta) dalam bentuk sediaan gel terhadap penyembuhan luka diabetes. Metode penelitian ini berupa literature review yang dilakukan secara sistematis melalui penelusuran hasil publikasi ilmiah menggunakan database. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak tanaman talas memiliki kandungan yang dapat mempercepat penyembuhan luka dengan membantu regenerasi sel kulit. Tangkai daun talas dapat mempercepat penyembuhan luka sayat, daun talas mempercepat penyembuhan luka terkontaminasi. Tidak hanya bagian tangkai dan daun, namun bagian umbi juga terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka bakar dan luka terbuka. Tangkai dan daun talas (Colocasia esculenta) memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri yang menjadi etiologi luka diabetes terinfeksi. Aktivitas antioksidan dapat melindungi sel-sel kulit dari kerusakan oksidatif dan mempercepat pemulihan luka dalam keadaan inflamasi, sehingga berpotensi mempercepat penyembuhan luka diabetes. Sediaan gel efektif menjaga kelembapan luka diabetes dan menunjukan peningkatan prolifesi sel, kepadatan kolagen sehingga dapat memberikan lingkungan yang mendukung proses penyembuhan luka diabetes.
HUBUNGAN PERAN KELUARGA TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN POST OPERASI KATARAK DI KOTA SRAGEN Fathanita, Abiyya; Ermawati, Sahilah; Kurniati, Yuni Prastyo; Alfajri, Asri
Jurnal Medika Malahayati Vol 8, No 2 (2024): Volume 8 Nomor 2
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v8i2.14070

Abstract

Katarak adalah kondisi dimana lensa mata yang semula transparan dan jernih mengalami perubahan menjadi kabur. Di Indonesia, hasil Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) pada 15 provinsi menunjukkan tingkat prevalensi gangguan penglihatan nasional sebesar 3%, dengan Jawa Tengah memiliki prevalensi kebutaan 73,8% diantaranya disebabkan oleh katarak. Katarak berdampak pada penurunan kualitas hidup pasien, yang tercermin dalam berkurangnya kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan Peran Keluarga terhadap Kualitas Hidup Pasien Post Operasi Katarak. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian kuantitatif jenis observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel sebanyak 47 responden yang sudah melakukan operasi katarak di Rumah Sakit Sarila Husada Sragen dengan metode purposive sampling. Pengambilan data primer kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil uji statistic menggunakan Chi square didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan peran keluarga terhadap kualitas hidup pasien post operasi katarak dengan nilai P>0,647.
ANALISIS PENGARUH JENIS KELAMIN DAN KEDALAMAN BILIK MATA DEPAN TERHADAP KEJADIAN GLAUKOMA AKUT Sahilah Ermawati Nasikun; Ridho Thjan
Biomedika Vol 15, No 2 (2023): Biomedika Agustus 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v15i2.2292

Abstract

ABSTRACT Glaucoma is an eye disorder that can cause blindness. The incidence of glaucoma can be related to various risk factors, one of which is female gender. This is possibly because the angle of the anterior chamber of the eye in women is shallower than in men. Based on this, this study aims to analyze the influence of gender and anterior chamber depth on the incidence of acute glaucoma. The research design was cross sectional analytical observational and used a purposive sampling technique from patient medical record data at RS X Surakarta. The research sample was 120 who met the restriction criteria. The results of this study showed that acute glaucoma patients were predominantly female, although this was not statistically significant (53%; p>0.001), and the acute glaucoma group mostly had an anterior chamber depth of <3mm (p<0.001). It can be concluded that the depth of the anterior chamber influences the incidence of acute glaucoma, while gender does not.   ABSTRAK Glaukoma merupakan salah satu kelainan pada mata yang dapat mengakibatkan kebutaan. Kejadian glaukoma dapat dihubungkan dengan berbagai faktor risiko salah satunya jenis kelamin Perempuan. Hal ini kemungkinan karena sudut bilik mata depan perempuan lebih dangkal dibanding laki-laki. Berdasarkan hal tersebut, studi ini bertujuan menganalisis pengaruh jenis kelamin dan kedalaman bilik mata depan terhadap kejadian glaukoma akut. Desain penelitian ini observasional analitik cross sectional dan menggunakan teknik purposive sampling dari data rekam medis pasien RS X Surakarta. Sampel penelitian sebanyak 120 yang memenuhi kriteria retriksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien glaukoma akut didominasi perempuan meskipun tidak signifikan secara statistik (53%; p>0,001), dan kelompok glaukoma akut sebagian besar memiliki kedalaman bilik mata depan <3mm (p<0,001). Dapat disimpulkan bahwa kedalaman bilik mata depan berpengaruh terhadap kejadian glaukoma akut, sedangkan jenis kelamin tidak.
HUBUNGAN HBA1C, MIKROALBUMINURIA DAN KOLESTROL DENGAN ESTIMASI GLOMERULAR FILTRASION RATE (GFR) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 Akbar Wardhana; Iin Novita Nurhidayati Mahmuda; Sulistyani Sulistyani; Sahilah Ermawati; Metana Puspitasari; Raafika Studiviani Dwi Binuko
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 2: Juli 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nefropati diabetik merupakan salah satu komplikasi mikrovaskuler diabetes mellitus yang disebabkan oleh kerusakan ginjal dan dapat mengakibatkan gagal ginjal terminal dan dapat dideteksi dengan menghitung estimasi GFR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Hba1C, mikroalbuminuria dan kolestrol dengan estimasi glomerular filtrasion rate (GFR) pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua pasien prolanis yang menderita DM dan rutin kontrol di Puskesmas Gatak yang memenuhi kriteria. Sampel pada penelitian ini merupakan semua penderita DM yang memiliki dengan jumlah sebanyak 65 sampel. Teknik Analisis data yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunaan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa (1) ada hubungan HbA1C dengan estimasi GFR pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan p-value sebesar 0,040 (<0,05). (2) Ada hubungan antara Mikroalbuminuria dengan estimasi GFR pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan p-value sebesar 0,035 (<0,05). Ada hubungan kolestrol dengan estimasi GFR pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan p-value sebesar 0,016 (<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Hba1C, mikroalbuminuria dan kolestrol dengan estimasi glomerular filtrasion rate (GFR) pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
HIPERTENSI DAN PENINGKATAN KOLESTEROL TOTAL PADA KEJADIAN RETINOPATI DIABETIK: HYPERTENSION AND ELEVATED TOTAL CHOLESTEROL IN THE INCIDENCE OF DIABETIC RETINOPATHY Balqis, Aida; Risanti, Erika Diana; Ermawati, Sahilah; Busyra
Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Vol. 24 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/ibnusina.v24i2.870

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme dengan tanda adanya peningkatan kadar gula darah lebih dari normal yang terjadi secara kronis. Penyebab utama kebutaan baru pada pasien diabetes melitus tipe 2 adalah retinopati diabetik. Pada tahun 2020, retinopati diabetik memengaruhi sekitar 103 juta penderita diabetes melitus di seluruh dunia. Prevalensi retinopati diabetik di Indonesia sendiri mencapai 43,1% dengan angka sight threatening retinopati diabetik sebesar 26,1%. Hipertensi dan tingginya kolesterol total berkontribusi pada patogenesis terjadinya retinopati diabetik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan hipertensi dan peningkatan kolesterol total terhadap kejadian retinopati diabetik pada pasien diabetes melitus tipe 2. Desain penelitian adalah cross-sectional yang dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dan mendapatkan hasil sejumlah 78 pasien diabetes melitus tipe 2. Data diperoleh dari data rekam medis pasien yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan software SPSS versi 25. Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa kadar kolesterol total berhubungan erat secara signifikan terhadap kejadian retinopati diabetik (p = 0,008), sedangkan hipertensi tidak berhubungan secara signifikan terhadap kejadian retinopati diabetik (p = 0,614).