Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN KRIM MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) SEBAGAI DEODORAN TERHADAP Staphylococcus epidermidis Intan Nurhanifah; Anita Sukmawati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.024 KB)

Abstract

Kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan tanaman yang mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai agen antibakteri pada deodoran. Minyak atsiri daun kemangi dibuat dalam bentuk krim untuk mempermudah penggunaannya. Variasi konsentrasi stearil alkohol yang berperan sebagai emulsifying agent digunakan untuk mendapatkan formula krim yang paling baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi stearil alkohol terhadap sifat fisik dan daya antibakteri sediaan krim minyak atsiri daun kemangi terhadap Staphylococcus epidermidis yang merupakan salah satu bakteri penyebab bau badan. Minyak atsiri diperoleh dari Eteris Nusantara yang didestilasi dengan metode uap. Konsentrasi stearil alkohol sebagai emulsifier yang digunakan untuk formulasi yaitu 2%, 4%, dan 8%. Evaluasi sifat fisik krim meliputi viskositas, daya sebar, daya lekat, pH, organoleptis, dan homogenitas. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin meningkatnya konsentrasi stearil alkohol pada sediaan krim minyak atsiri daun kemangi semakin meningkat pula viskositas dan daya lekatnya namun tidak mempengaruhi daya sebar dan aktivitas antibakterinya. Diameter zona hambat yang dihasilkan dari masing-masing formula dengan variasi konsentrasi stearil alkohol 2%, 4%, dan 8% yaitu 11,83 mm ± 0,29; 11,17mm ± 0,29; dan 11,33 mm ± 0,58. Krim tersebut secara organoleptis berwarna putih, bau khas kemangi, dan homogen. Hasil uji pH dari semua formula yaitu 6,49 ± 0,04.
PEMBENTUKAN STRUKTUR SEL TIGA DIMENSI (3D) PADA SEL MCF-7 UNTUK PENGUJIAN SITOTOKSIK Anita Sukmawati; Ratna Yuliani; Nur Aini
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.449 KB)

Abstract

Penggunaan struktur sel 2 dimensi (2D) untuk pengujian senyawa sitotoksik telah secara rutin dilakukan. Tetapi model 2D ini tidak dapat menyerupai kompleksitas sel in vivo, sehingga aktivitas antikanker yang dihasilkan mungkin akan berbeda. Kultur sel tiga dimensi (3D) memiliki bentuk yang menyerupai jaringan tumor invivo, terutama adanya interaksi matriks ektraseluler (extracellular matriks, ECM) pada sel sehingga diharapkan mampu meningkatkan sensitifitas pengujian sitotoksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pembentukan sel kultur 3D pada sel MCF-7 menggunakan metode forced-floating. Pembentukan struktur 3D dilakukan dengan melakukan variasi kecepatan sentrifugasi pada sel MCF-7. Variasi kecepatan yang digunakan adalah 0 (tanpa sentrifugasi), 800, 1000, 2000, 2700, 3900, 5500 dan 11000 rpm. Diameter sel aggregate yang terbentuk dievaluasi menggunakan mikroskop mulai hari ke-4. Pengukuran diameter aggregate dilakukan menggunakan software ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan aggregate yang memenuhi syarat untuk pengujian aktivitas anti kanker pada kultur sel 3D didapatkan dengan kondisi tanpa sentrifugasi. Kondisi ini menghasilkan agregat sel MCF-7 dengan diameter 1017 ±17 µm dan stabil selama 10 hari.
FORMULASI MIKROPARTIKEL SARI BUAH NAGA DENGAN MATRIKS ETIL SELULOSA DAN Yerika Nova Setyani; Anita Sukmawati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.253 KB)

Abstract

Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) mengandung betalain yang berfungsi sebagai antioksidan dan dapat digunakan untuk menangkap radikal bebas. Buah naga merah diformulasikan dalam bentuk mikropartikel, untuk melindungi stabilitas antioksidan. Etil selulosa (EC) digunakan sebagai matriks mikropartikel sari buah naga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi EC terhadap efisiensi enkapsulasi dan aktivitas antioksidan mikropartikel sari buah naga (Hylocereus polyrhizus). Metode emulsifikasi tunggal digunakan untuk pembuatan mikropartikel sari buah naga. Mikropartikel sari buah naga dibuat tiga konsentrasi EC dalam diklorometan yaitu 5%b/v, 10%b/v, 20%b/v. Hasil pengamatan bentuk dan ukuran partikel dari mikropartikel sari buah naga menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Bentuk mikropartikel adalah tidak bulat, berongga, dan tidak rata pada permukaan. Hasil efisiensi enkapsulasi mikropartikel sari buah naga dari konsentrasi EC 5%, 10%, dan 20% berturut-turut adalah 72,37%±0,77, 63,40%±11,58, dan 72,46%±15,21, hasil uji aktivitas antioksidan berturut-turut 35,08%±4,38, 48,86%±1,31, 55,51%±6,88, dan kesetaraan zat aktif dalam 8 mg mikropartikel sari buah naga mengandung sari buah naga berturut-turut 2,89 mg, 2,54 mg, 2,90 mg.
Peningkatan Pemahaman Masyarakat pada Penggunaan Obat- obatan untuk Swamedikasi pada Penyakit Anak melalui Penyuluhan Anita Sukmawati; Elbira J.A Purnomo; Umi Khasanah; Qurrota Ayyun; Miranda m Aysha; Tri Mulyani
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.81 KB)

Abstract

Swamedikasi merupakan alternatif pengobatan mandiri yang seringdigunakan oleh masyarakat untuk mengatasi beberapa penyakitringan karena lebih ekonomis dan mudah didapat, sehingga dapatmengefisiensi waktu. Tetapi pada pelaksanaannya swamedikasidapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medicationerror) karena keterbatasan pengetahuan masyarakat terhadapkeamanan obat dan ketepatan cara penggunaan. Salah satuposyandu yang terletak di kampung Griyan RW X Pajang, Laweyan,Kartasura, dengan jumlah balita 50 orang, belum pernahmendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan jenis-jenis obatdan bagaimana pemilihan obat yang tepat dan aman untuk balita.Untuk itu dilakukan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkanpemahaman masyarakat dalam swamedikasi untuk obat anak. Fokusdari kegiatan penyuluhan ini adalah cara memilih obat yangrasional dan aman dalam swamedikasi (pengobatan sendiri) untukmengatasi penyakit ringan yang sering terjadi pada balita, yaknidemam, nyeri, batuk-pilek, dan diare. Kegiatan penyuluhan inidilaksanakan dengan cara penyampaian materi yang menarikdengan menggunakan media leaflet dan alat peraga berupa contohobat-obat yang aman dan tidak aman. Luaran dari kegiatan iniadalah terjadinya peningkatan pemahaman peserta terhadapswamedikasi penyakit anak, ditunjukkan dengan nilai pemhamananyang meningkat dari 4.7 menjadi 6.7 (pada skala 10).
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR GENTAMISIN SULFAT DALAM SEDIAAN SALEP DENGAN SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE Andriyas Nisfiliyah; Anita Sukmawati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1023.461 KB)

Abstract

Penetapan kadar gentamisin sulfat dalam sediaan salep pada penelitian ini dilakukan dengan ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut kloroform dan larutan dapar fosfat pH 7,4 dengan perbandingan 1:3. Gentamisin sulfat yang telah diekstraksi pada fase dapar fosfat pH 7,4 kemudian direaksikan dengan reagen ninhidrin 5 mg/mL sehingga terbentuk senyawa kompleks berwarna ungu dan dibaca absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UVVIS Genesys™ pada  559 nm. Metode ini perlu divalidasi untuk memastikan bahwa metode yang digunakan dapat memberikan hasil pengukuran yang sesuai dengan peruntukannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan validitas metode penetapan kadar gentamisin sulfat dalam sediaan salep dengan spektrofotometer visible menggunakan pereaksi ninhidrin. Parameter yang akan ditentukan dalam penelitian ini meliputi linearitas, ripitabilitas, akurasi, limit of detection (LOD) dan limit of quantitation (LOQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang digunakan cukup linear dengan nilai r yang diperoleh sebesar 0,9989, memiliki ketelitian dengan nilai RSD 1,411%, ketepatan dengan nilai perolehan kembali yang memenuhi kriteria keberterimaan (98%-102%) pada penambahan 3 mg (100%) zat aktif gentamisin sulfat dan untuk penambahan 2,4 mg (80%) dan 3,6 mg (120%) zat aktif gentamisin sulfat didapatkan hasil yang tidak memenuhi kriteria keberterimaan, serta nilai LOD sebesar 36,34312094 μg/mL dan nilai LOQ sebesar 110,1306695 μg/mL.
Pemantauan Stabilitas Sefiksim pada Sediaan Racikan Pulveres berdasarkan ketentuan Beyond Use Date Radixza Afiffatul Rohmanna; Anita Sukmawati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.887 KB)

Abstract

Saat ini masih banyak ditemukan resep dokter racikan obat terutama untuk anak-anak dan lansia. Obat racikan rentan akan ketidakstabilan oleh karena itu evaluasi secara fisika maupun kimia perlu dilakukan untuk mengevaluasi stabilitas sediaan racikan obat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui stabilitas racikan bentuk puyer atau pulveres sefiksim berdasarkan ketentuan Beyond Use Date. Sefiksim merupakan salah satu antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter. Racikan pulveres sefiksim yang disimpan pada suhu ruang (26°C) dan lemari pendingin (5°C) kemudian diuji terhadap perubahan kadar, pH, dan organoleptis (warna dan aroma) pada interval hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28. Pemantauan kadar bahan aktif selama masa penyimpanan dilakukan menggunakan Spektrofotometer UV pada panjang gelombang 291 nm. Hasil pengamatan organoleptis terhadap warna dan aroma dari racikan pulveres sefiksim tidak ditemukan adanya perubahan mulai hari ke-0 hingga hari ke-28 pengamatan yaitu tetap berwarna putih kekuningan dan tidak berbau. Hasil dari uji kadar dan pH menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada perolehan kadar dan pH sefiksim pada setiap interval hari pengamatan selama 28 hari baik pada suhu 26°C maupun 5°C (sig.2-tailed>0,05). Setelah 28 hari penyimpanan ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada perolehan pH pulveres sefiksim dari kedua suhu penyimpanan (sig.2-tailed<0,05), namun rerata pH sefiksim pada suhu 26°C maupun 5°C masih memenuhi syarat pH sefiksim yang diperbolehkan yaitu 2,6 sampai 4,1. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, racikan pulveres sefiksim stabil selama 28 hari pada suhu penyimpanan 26°C dan 5°C sehingga hasil ini sesuai dengan ketentuan Beyond Use Date untuk sediaan nonaqueous formulation.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MIKROPARTIKEL SARI BUAH NAGA MERAH MASKER GEL PEEL OFF Yuvita Dewi Indriyani; Anita Sukmawati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang memiliki kandungan Vitamin C sebagai antioksidan. Sari buah naga merah kering diperoleh melalui metode freeze dry. Formulasi sari buah naga merah bentuk mikropartikel dapat melindungi kandungan antioksidan. Mikropartikel sari buah naga merah dibuat dalam bentuk sediaan masker wajah gel peel off dengan gelatin sebagai gelling agent. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi basis gelatin terhadap sifat fisik dan aktivitas antioksidan sediaan. Variasi konsentrasi basis gelatin yang digunakan untuk formula F1 yaitu 7,5% b/b, F2 10% b/b, dan F3 12,5% b/b. Evaluasi sifat fisik sediaan meliputi organoleptis, uji pH, daya lekat, diameter daya sebar, waktu mengering, dan homogenitas. Hasil sifat fisik sediaan kecuali organoleptis dan homogenitas, diuji statistik dengan ANAVA 1 jalan dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Variasi konsentrasi basis gelatin yang semakin tinggi dari 7,5% b/b hingga 12,5% b/b pada sediaan yang mengandung mikropartikel sari buah naga merah dapat menurunkan pH, meningkatkan daya lekat, dan waktu mengering. Namun variasi konsentrasi basis gelatin tidak berpengaruh terhadap diameter daya sebar. Hasil uji aktivitas antioksidan sediaan tidak menunjukkan adanya penghambatan radikal bebas dari DPPH pada jumlah sampel 500 mg atau konsentrasi mikropartikel dalam sediaan masker wajah gel peel off 10 mg/mL.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN KRIM MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) SEBAGAI DEODORAN TERHADAP Staphylococcus epidermidis Intan Nurhanifah; Anita Sukmawati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan tanaman yang mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai agen antibakteri pada deodoran. Minyak atsiri daun kemangi dibuat dalam bentuk krim untuk mempermudah penggunaannya. Variasi konsentrasi stearil alkohol yang berperan sebagai emulsifying agent digunakan untuk mendapatkan formula krim yang paling baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi stearil alkohol terhadap sifat fisik dan daya antibakteri sediaan krim minyak atsiri daun kemangi terhadap Staphylococcus epidermidis yang merupakan salah satu bakteri penyebab bau badan. Minyak atsiri diperoleh dari Eteris Nusantara yang didestilasi dengan metode uap. Konsentrasi stearil alkohol sebagai emulsifier yang digunakan untuk formulasi yaitu 2%, 4%, dan 8%. Evaluasi sifat fisik krim meliputi viskositas, daya sebar, daya lekat, pH, organoleptis, dan homogenitas. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin meningkatnya konsentrasi stearil alkohol pada sediaan krim minyak atsiri daun kemangi semakin meningkat pula viskositas dan daya lekatnya namun tidak mempengaruhi daya sebar dan aktivitas antibakterinya. Diameter zona hambat yang dihasilkan dari masing-masing formula dengan variasi konsentrasi stearil alkohol 2%, 4%, dan 8% yaitu 11,83 mm ± 0,29; 11,17mm ± 0,29; dan 11,33 mm ± 0,58. Krim tersebut secara organoleptis berwarna putih, bau khas kemangi, dan homogen. Hasil uji pH dari semua formula yaitu 6,49 ± 0,04.
PEMBENTUKAN STRUKTUR SEL TIGA DIMENSI (3D) PADA SEL MCF-7 UNTUK PENGUJIAN SITOTOKSIK Anita Sukmawati; Ratna Yuliani; Nur Aini
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan struktur sel 2 dimensi (2D) untuk pengujian senyawa sitotoksik telah secara rutin dilakukan. Tetapi model 2D ini tidak dapat menyerupai kompleksitas sel in vivo, sehingga aktivitas antikanker yang dihasilkan mungkin akan berbeda. Kultur sel tiga dimensi (3D) memiliki bentuk yang menyerupai jaringan tumor invivo, terutama adanya interaksi matriks ektraseluler (extracellular matriks, ECM) pada sel sehingga diharapkan mampu meningkatkan sensitifitas pengujian sitotoksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pembentukan sel kultur 3D pada sel MCF-7 menggunakan metode forced-floating. Pembentukan struktur 3D dilakukan dengan melakukan variasi kecepatan sentrifugasi pada sel MCF-7. Variasi kecepatan yang digunakan adalah 0 (tanpa sentrifugasi), 800, 1000, 2000, 2700, 3900, 5500 dan 11000 rpm. Diameter sel aggregate yang terbentuk dievaluasi menggunakan mikroskop mulai hari ke-4. Pengukuran diameter aggregate dilakukan menggunakan software ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan aggregate yang memenuhi syarat untuk pengujian aktivitas anti kanker pada kultur sel 3D didapatkan dengan kondisi tanpa sentrifugasi. Kondisi ini menghasilkan agregat sel MCF-7 dengan diameter 1017 ±17 µm dan stabil selama 10 hari.
FORMULASI MIKROPARTIKEL SARI BUAH NAGA DENGAN MATRIKS ETIL SELULOSA DAN Yerika Nova Setyani; Anita Sukmawati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) mengandung betalain yang berfungsi sebagai antioksidan dan dapat digunakan untuk menangkap radikal bebas. Buah naga merah diformulasikan dalam bentuk mikropartikel, untuk melindungi stabilitas antioksidan. Etil selulosa (EC) digunakan sebagai matriks mikropartikel sari buah naga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi EC terhadap efisiensi enkapsulasi dan aktivitas antioksidan mikropartikel sari buah naga (Hylocereus polyrhizus). Metode emulsifikasi tunggal digunakan untuk pembuatan mikropartikel sari buah naga. Mikropartikel sari buah naga dibuat tiga konsentrasi EC dalam diklorometan yaitu 5%b/v, 10%b/v, 20%b/v. Hasil pengamatan bentuk dan ukuran partikel dari mikropartikel sari buah naga menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Bentuk mikropartikel adalah tidak bulat, berongga, dan tidak rata pada permukaan. Hasil efisiensi enkapsulasi mikropartikel sari buah naga dari konsentrasi EC 5%, 10%, dan 20% berturut-turut adalah 72,37%±0,77, 63,40%±11,58, dan 72,46%±15,21, hasil uji aktivitas antioksidan berturut-turut 35,08%±4,38, 48,86%±1,31, 55,51%±6,88, dan kesetaraan zat aktif dalam 8 mg mikropartikel sari buah naga mengandung sari buah naga berturut-turut 2,89 mg, 2,54 mg, 2,90 mg.