Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Efektifitas Penyembuhan Luka Sayat Spray Gel Minyak Nilam Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Junvidya Heroweti; M Fatchur Rochman; Danang Novianto Wibowo; Isnina Rokhmatun Khasanah; Safira Salma
Media Farmasi XXX Vol 18, No 1 (2022): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v18i1.2397

Abstract

The Effectiveness Of Wounds Healing Of Patchouli Oil Spray Gel On Rabbit (Oryctolagus cuniculus)Patchouli plant (Pogostemon cablin Benth) produces essential oil- plants containing sesquiterpenes and patchouli alcohol compounds that function as anti-inflammatory. In addition, patchouli oil also contains terpenoid compounds that have antibacterial and antifungal activity. This study aims to determine the effect of wound healing in patchouli oil spray gel on rabbits. The spray gel formulation used in this study was to add the active substance of pure patchouli oil with concentrations of 5%, 7.5%, and 10%. The resulting spray gel formulation was tested on rabbit cuts with six treatments, namely positive control (bioplacenton), negative control (base), control without treatment, patchouli oil spray gel with concentrations of 5%, 7.5%, and 10%. The test was carried out for 14 days, giving the ointment two times a day (every 12 hours) with three replication. The analysis was carried out by calculating the average percentage of wound healing time and analyzed using the one-way ANOVA test. The results of the three formulations of patchouli oil spray gel showed that the preparation with a concentration of 10% had no significantly different results (P>0.05) compared to the positive control. Statistical results on the three spray gel formulation showed that there was a significant difference (p < 0.05) between the treatment groups. It can be said that the spray gel preparation at a concentration of 5% was significantly different from the preparation with a concentration of 10%. Where increasing the concentration of patchouli oil will accelerate the percentage of wound healing on the rabbit's back.Keywords : Spray gel; patchouli oil; patchouli alcohol; Wounds healingTanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan satu dari tumbuhan penghasil minyak atsiri, mengandung senyawa sesquiterpen dan patchouli alcohol yang berfungsi sebagai antiinflamasi. Selain itu, minyak nilam juga mengandung senyawa terpenoid yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri dan antijamur. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya efek terhadap penyembuhan luka sayat dalam sediaan spray gel minyak nilam terhadap kelinci. Formulasi spray gel yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menambahkan zat aktif  minyak nilam murni dengan berbagai konsentrasi yaitu 5%, 7,5%, dan 10%. Formulasi spray gel yang dihasilkan diujikan pada luka sayat kelinci dengan 6 perlakuan, yaitu kontrol positif (bioplacenton), kontrol negatif (basis), kontrol tanpa perlakuan, spray gel minyak nilam konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10%. Pengujian dilakukan selama 14 hari dengan durasi pemberian salep sebanyak 2 kali sehari (setiap 12 jam) dengan replikasi sebanyak tiga kali. Analisis dilakukan dengan menghitung rata-rata persentase waktu penyembuhan luka sayat dan dianalisis menggunakan uji one way anova. Hasil dari ketiga formula sediaan spray gel minyak nilam menunjjukan, sediaan dengan konsentrasi 10 % memiliki hasil tidak berbeda secara signifikan (P>0,05) jika dibandingkan dengan kontrol positif. Hasil statistik pada ketiga formula spray gel menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p <0,05) antara kelompok perlakuan. Dapat dikatakan bahwa sediaan spray gel pada konsentrasi 5 % berbeda signifikan dengan sediaan dengan konsentrasi 10%. Dimana peningkatan pemberian konsentrasi minyak nilam akan mempercepat persentase penyembuhan luka pada punggung kelinci.Kata kunci : Spray gel; Minyak nilam; patchouli alcohol; Luka sayat
Peningkatan Laju Pelarutan Celecoxib Menggunakan Dispersi Padat dengan Polimer HPMC yang Dikombinasi PVP dan PEG 6000 Danang Novianto Wibowo; Anita Sukmawati
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 20 No 1 (2022): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/jifi.v20i1.887

Abstract

Celecoxib has poor solubility and categorized as Biopharmaceutical Classification System (BCS) class II drug therefore, it prepared into the solid dispersion system in order to enhance drug solubility. This study aims to determine physical characteristic and the dissolution rate of celecoxib in solid dispersion systems using Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) polymers combined with polyvinyl pyrrolidone (PVP) and polyethylene glycol (PEG) 6000. Celecoxib solid dispersions (CSDs) were prepared with HPMC-PVP in ratio of 1:2 and 2:1 and HPMC-PEG 6000 in ratio 1:2 and 2:1. The dissolution rate of CSDs were evaluated using dissolution method and physical characteristics were evaluated using the X-ray Powder Diffraction (XRPD). The result showed that the CSD containing HPMC-PVP 1:2 as a matrix had the highest dissolution rate (0.808 mg/cm2/minute). The dissolution rate was higher than pure celecoxib (0.400 mg / cm2 / minute). The characterisation of the crystalline degree of celecoxib solid dispersions (CSDs) using the X-ray Diffraction showed a decrease in the peak intensity of the interferance of the crystalline phase. The solid dispersion system using HPMC-PVP 1:2 could enhance the rate of dissolution of celecoxib twice highest than pure celecoxib. The highest dissolution rate value was found in celecoxib solid dispersion with 1:2 HPMC-PVP as a matrix.
STUDI SISTEM DISPERSI PADAT CELECOXIB DENGAN POLIMER HPMC-PEG 6000 DALAM PENINGKATAN KELARUTAN OBAT Danang Novianto Wibowo; Muhammad Nur Ikhsan; Eva Kartalina
CENDEKIA EKSAKTA Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v5i1.3318

Abstract

Celecoxib merupakan obat antiinflamasi non steroid (OAINS) yang bekerja sebagai obat rheumatoid arthritis dan osteoarthritis. Celecoxib adalah senyawa yang masuk ke dalam BCS kelas II yang kelarutan buruk. Teknologi sistem dispersi merupakan metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan melarut zat-zat yang sukar larut, sehingga meningkatkan laju disolusinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan disolusi tablet celecoxib dispersi padat HPMC-PEG 6000. Sistem dispersi padat dibuat dengan metode pelarutan menggunakan polimer HPMC yang dikombinasikan PEG 6000 (1:1, 1:2 dan 2:1). Serbuk dispersi padat, campuran fisik, dan celecoxib murni diuji kelarutanya. Hasil kadar celecoxib terlarut pada masing –masing sampel dianalisis secara deskriptif. Hasil uji kelarutan menunjukkan bahwa dispersi padat celecoxib memiliki kelarutan yang lebih tinggi dibanding dengan campuran fisik dan celecoxib murni. Perbandingan kadar celecoxib terlarut dalam dispersi padat pada perbandingan 1:1, 1:2, dan 2:1 berturut-turut 55,5445g/mL; 14,1292g/mL; 19,8889g/mL. Berdasarkan hasil tersebut, dispersi padat celecoxib dengan polimer HPMC dan PEG 6000 perbandingan 1:1 menunjukkan hasil yang paling tinggi. Peningkatan kelarutan disebabkan dengan adanya penambahan PEG 6000 dan HPMC sebagai zat pembasah, cosolvent dan menghambat pembentukan kristal selama proses pembuatan dispersi padat. Kata kunci : Celecoxib, Dispersi padat, PEG 6000, HPMC
PELATIHAN PEMBUATAN CAIRAN BUNGA TELANG SEBAGAI BAHAN SEMPROTAN ANTISERANGGA & ANTIBAKTERI ALAMI DAN RAMAH LINGKUNGAN DI KELURAHAN PLALANGAN KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Malinda Prihantini; M Fatchur Rochman; Danang Novianto Wibowo
ABDIMAS UNWAHAS Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v8i1.8581

Abstract

Kelurahan Plalangan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Lokasinya yang berada di daerah Kota Semarang bagian selatan, membuat sebagian besar wilayahnya berupa perbukitan yang didominasi oleh hutan dan kebun. Dari seluruh luas wilyahnya, hanya separuhnya yang digunakan sebagai pemukiman dan perkebunan budidaya atau pertanian. Sisanya belum dimanfaatkan dan dibiarkan terbengkalai. Padahal banyak tanaman di area tersebut yang berpotensi dan berdaya guna, salah satunya adalah bunga telang yang berkhasiat sebagai antiserangga dan antibakteri. Selain potensi sumber daya alam, Kelurahan Plalangan juga memiliki potensi sumber daya manusia yang besar karena memiliki jumlah usia produktif yang besar. Namun, sayangnya separuh kelompok usia produktif belum atau tidak bekerja. Melalui kegiatan pengabdian dalam wujud pelatihan pembuatan air rebusan bunga telang sebagai antiserangga dan antibakteri, diharapkan mampu mengoptimalkan potensi sumber daya yang dimiliki oleh Kelurahan Plalangan sehingga mampu menghasilkan produk berdaya guna.  Kata kunci: antibakteri, antiserangga, bakteri, bunga telang, serangga
FORMULASI SEDIAAN KRIM DAN LOSION MINYAK ALMOND (Oleum amygdalarum) SEBAGAI TABIR SURYA Wibowo, Danang Novianto; Anjaswari, Erma Prastiwi; Aini, Anis Nor; Murukmihadi, Mimiek
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v9i1.11022

Abstract

Minyak Almond (Oleum amygdalarum) merupakan minyak yang memiliki kandungan vitamin E, asam stearat dan asam oleat yang berfungsi sebagai antioksidan dan dapat dimanfaatkan sebagai tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi minyak almond dalam sediaan losion dan krim terhadap karateristik fisika kimia dan aktivitas tabir surya. Losion dan krim dibuat dalam 3 formula berdasarkan variasi konsentrasi minyak FI (5,0%), FII (7,5%), FII (10,0%). Losion dan krim yang diperoleh dievaluasi karateristik fisika kimia meliputi organoleptis, homogenitas yang dianalisis secara deskriptif, sedangkan daya lekat daya sebar, pH, viskositas dan nilai SPF dianalisis menggunkan regresi linier. Losion dan krim minyak almond pada semua formula berwarna putih, tidak berbau, homogen dan memiliki pH yang dapat diterima kulit. Peningkatan konsentrasi minyak almond pada losion dan krim berpengaruh meningkatkan pH, daya sebar tetapi menurunkan viskositas dan daya lekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai SPF ketiga formula losion berturut-turut 8,681 (maksimal); 14,366 (maksimal) dan 19,596 (ultra), sedangkan pada sediaan krim berturut-turut memiliki nilai SPF sebesar 8,930 (maksimal); 13,464 (maksimal) dan 19,035 (ultra).  Kata kunci: krim, losion, minyak almond, SPF, tabir surya
Pengaruh Formulasi Spray Gel Minyak Nilam (Patchouli Oil) Dengan Basis Hidrokarbon Dan Absorbsi Terhadap Sifat Fisik Sediaan Junvidya Heroweti; Nurlaili Fitriani; Danang Novianto Wibowo
Media Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 2 (2022): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v17i2.202

Abstract

Minyak Nilam (Patchouli oil) menunjukkan beberapa aktivitas farmakologi salah satunya yaitu sifat antibakteri. Kandungan minyak atsiri pada daun nilam mengandung patchouli alcohol sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi minyak nilam (Patchouli oil) dengan basis hidrokarbon dan basis absorpsi terhadap karakteristik fisik sediaan spray gel. Salep dibuat menggunakan metode peleburan dengan variasi konsentrasi minyak nilam F1 5%, FII 7,5%, dan FIII 10% sebagai zat aktif dengan basis yang berbeda. Salep dilakukan uji sifat fisik meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya lekat dan daya sebar. Hasil uji organoleptis dan homogenitas dianalisis secara deskriptif, sedangkan hasil pH, viskositas, daya sebar, dan daya lekat dianalisis secara statistik dengan regresi linier, untuk melihat pengaruh variasi konsentrasi minyak nilam (Patchouli oil) dengan basis hidrokarbon dan basis absorpsi terhadap karakteristik fisik sediaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salep minyak nilam dengan basis hidrokarbon memiliki warna putih tulang sedangkan pada basis absorpsi memiliki warna kuning muda. Salep dengan basis hidrokarbon dan absorpsi memiliki bau khas minyak nilam, bentuk semi padat dan tercampur secara homogen. Salep minyak nilam dengan basis hidrokarbon dan absorpsi berpengaruh terhadap karakteristik fisik sediaan salep. Kenaikan konsentrasi minyak nilam dapat menurunkan viskositas dan daya lekat, tetapi menaikkan daya sebar dan pH sediaan.
Formulasi dan Evaluasi emulgel Celecoxib dengan Tween 80 dan Lesitin untuk Penghantaran Obat Transdermal Wibowo, Danang Novianto; Prihantini, Malinda; Aini, Rakhmatul; Yudianti, Husna S.
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v11i2.48498

Abstract

Celecoxib merupakan senyawa yang termasuk kategori BCS (Biopharmaceutics Classification System) kelas II yang memiliki kelarutan rendah dengan permeabilitas tinggi dan berdampak pada penurunan bioavailabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentasi surfaktan lesitin terhadap karakteristik fisik sediaan emulgel celecoxib dan untuk mengetahui permeasi secara in vitro sediaan emulgel celecoxib dengan variasi konsentrasi lesitin sebagai surfaktan.Sediaan emulgel celecoxib dibuat dalam enam formula dengan masing-masing variasi konsentrasi surfaktan lesitin pada formula 1 (3%), formula 2 (5%), dan formula 3 (7%) dan variasi konsentrasi surfaktan tween 80 pada formula 4 (5%), formula 5 (10%), dan formula 6 (15%). Sediaan emulgel dievaluasi karakteristik fisiknya meliputi organoleptis, homogenitas, penentuan tipe emulsi, pH, viskositas, daya lekat, daya sebar, dan dilakukan uji permeasi in vitro menggunakan metode sel difusi Franz. Data hasil uji organoleptis, homogenitas, dan penentuan tipe emulsi dianalisis secara deskriptif. Sedangkan untuk pH, viskositas, daya sebar, dan daya lekat dari setiap formula dianalisis menggunakan regresi linier, untuk data hasil uji permeasi in vitro dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi surfaktan lesitin maka semakin tinggi pula nilai pH, viskositas, dan daya lekat emulgel. Peningkatan konsentrasi lesitin sebagai surfaktan meningkatkan jumlah celecoxib terpenetrasi per satuan luas area difusi dan laju penetrasi celecoxib.Kata kunci: Celecoxib, emulgel, surfaktan, lesitin.
Differences in Anti-inflammatory Effects of Celecoxib Emulgel Preparations with Variations in Surfactant Concentration between Lecithin and Tween 80 Aljufri, Achmad Quraisy; Ikhsan, Muhammad; Wibowo, Danang Novianto; Hikmah, Afif Rahmatun
Jurnal Ilmiah Sains Volume 24 Issue 2, October 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jis.v24i2.55977

Abstract

Celecoxib is a non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) which is widely used to treat inflammation such as rheumatoid arthritis and primary dysmenorrhea. The absorption of celecoxib in the body is very low when taken orally, so it can be increased by changing the route of administration via transdermal route such as emulgel. This study aims to determine the increase in the anti-inflammatory activity of celecoxib emulgel with varying concentrations of surfactants in formula with Lecithin and formula with Tween 80.  Celecoxib emulgel, was made into 3 formulas with variations in the concentration for each formula with Lecithin (FI=3%; FII=5%; FIII=7%) and Tween 80 (FI=5%; FII=10%; FIII=15%). The anti-inflammatory activity test was carried out by inducing edema in the soles of rats' feet using carrageenan. Rats were divided into 5 groups for each formula: 1) negative control, 2) without surfactant, 3) FI, 4) FII, and 5) FIII. The edema volume was measured every 1 hour for 6 hours using a plethysmometer.  Results of the anti-inflammatory test showed that the average value of AUC0-360 in the Lecithin group = 57.97-77.17 μg/hour/mL and in the Tween 80 group = 51.45-77.17 μg/hour/mL. %DAI results of formula without surfactant=9.33%, FI (Lecithin=10.01%; Tween 80=24.49%), FII (Lecithin=18.36%; Tween 80=29.05%), and FIII (Lecithin=24.88%; Tween 80=33.33%). Based on these data, it can be concluded that there is an increase in the anti-inflammatory effect of celecoxib emulgel with increasing surfactant concentration in the formula with Lecithin and in the formula with Tween 80. Keywords: Anti-inflammatory; celecoxib; emulgel; surfactant
FORMULASI DAN UJI STABILITAS ANTIOKSIDAN KRIM NANOPARTIKEL KITOSAN-EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) MENGGUNAKAN METODE CYCLING TEST Prihantini, Malinda; Wibowo, Danang Novianto; Azizah, Nur; Setya, Nopbrillian Fine
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i2.5525

Abstract

Ekstrak etanol (70%) daun sirsak mengandung flavonoid yang bersifat tidak stabil terhadap suhu tinggi, pH dan cahaya. Sistem nanopartikel dengan penyalut kitosan mengenkapsulasi flavonoid dan melindungi dari ketidakstabilan. Sediaan krim meningkatkan akseptabilitas dan kenyamanan penggunaan. Penelitian ini bertujuan melakukan formulasi dan mengetahui stabilitas antioksidan krim nanopartikel ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) setelah 6 siklus peyimpanan cycling test. Daun sirsak diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Nanopartikel EEDS dibuat menggunakan metode gelasi ionik dengan magnetic stirrer. Kemudian dibuat sediaan krim dengan variasi konsentrasi EEDS F1 (100 mg), F2 (200 mg), F3 (300 mg). Sediaan krim nanopartikel EEDS disimpan pada suhu 4⁰C selama 24 jam dan 40⁰C selama 24 jam (1 siklus) selama 6 siklus dan dibandingkan aktivitas antioksidannya sebelum dan sesudah cycling test. Karakteristik sediaan dianalisis secara deskriptif, sedangkan aktivitas antioksidan  dianalisis menggunakan Paired Sample T-test. Krim nanopartikel EEDS F1, F2, dan F3 memiliki warna putih, bentuk semi padat, homogen, pH 5-6 sesuai pH kulit, daya sebar 5-6 cm, daya lekat 3-5, dan viskositas sesuai rentang SNI 16-4399-1996.Aktivitas antioksidan F1, F2, dan F3 mengalami penurunan setelah disimpan selama 6 siklus cycling test dengan signifikansi <0,05, tetapi masih termasuk dalam kategori antioksidan kuat.Kata kunci: Annona muricata, antioksidan, freeze-thaw, sirsak, stabilitas
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN EMULGEL MINYAK KAYU MANIS (Cinnamomum zeylanicum) DAN EFEKTIVITAS SEDIAAN SEBAGAI ANTIFUNGI Candida albicans Wibowo, Danang Novianto; Rahmawati, Nur Laili; Murrukmihadi, Mimiek
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i2.5529

Abstract

Minyak kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) mengandung sinamaldehid dan eugenol sebagai antifungi Candida albicans untuk mengobati kandidiasis oral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi minyak kayu manis terhadap sifat fisik dan aktivitas antifungi Candida albicans dalam emulgel. Minyak kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) diformulasikan dalam bentuk emulgel dengan varian konsentrasi F1: 1%, F2: 3%, F3: 5%, F4: 7%, F5: 9%. Formula tersebut diuji sifat fisik dan aktivitas antifungi terhadap Candida albicans menggunakan metode sumuran. Data organoleptis, homogenitas dianalisis secara deskriptif. Viskositas, pH, daya sebar, daya lekat dianalisis dengan korelasi regresi linear. Data diameter daerah hambat dianalisis dengan statistik Kruskall Wallis dilanjutkan Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Kelima formula berwarna putih pekat, bau khas kayu manis, rasa manis khas kayu manis, bentuk semi padat dan homogen. Peningkatan konsentrasi minyak kayu manis meningkatkan pH, viskositas, daya lekat tapi menurunkan daya sebar. Peningkatan konsentrasi minyak kayu manis dalam emulgel mempunyai pengaruh perbedaan yang signifikan terhadap aktivitas antifungi Candida albicans dan minyak kayu manis 5% dalam emulgel mempunyai aktivitas antifungi Candida albicans setara dengan kontrol positif. Nilai diameter daerah hambat yang diperoleh yaitu F1: 12,71 mm, F2: 20,06 mm, F3: 22,11 mm, F4: 22,52 mm, dan F5: 24,37 mm.Kata kunci: emulgel, kayu manis (Cinnamomum zeylanicum), Candida albicans.