Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PEMBUATAN NaCMC DARI BATANG ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Ari Prayitno; Djatmiko Hadi; Rudi Firyanto
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 1, No 1 (2020): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.276 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v1i1.1287

Abstract

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan jenis tumbuhan yang dianggap sebagai gulma karena dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok umumnya dimanfaatkan sebagai kerajinan dan pupuk organik. Untuk itu perlu upaya pemanfaatan eceng gondok menjadi produk dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi, salah satunya yaitu NaCMC [1]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi operasi optimum pembuatan NaCMC dengan metode alkalisasi. Percobaan dilakukan pada konsentrasi NaOH 10% dan 30%,  waktu 60 menit dan 120 menit, suhu operasi 25oC dan 60oC. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan metode experiment factorial  level dua. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh adalah konsentrasi NaOH, kemudian dilakukan optimasi proses dan diperoleh kondisi optimum konsentrasi NaOH 25%, waktu 60 menit, dan suhu operasi 60oC dengan nilai yield sebesar 42,65. Hasil analisa NaCMC pada kondisi optimum diperoleh derajat subtitusi 0,76, kadar NaCl 20,45 %, pH 8,37, viskositas 13 cp. Dari uji karakteristik dapat disimpulkan bahwa NaCMC yang dihasilkan sebagian besar memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI).
Optimasi produksi bokhasi dari limbah cangkang telur Siti Mujahadah; Priyono Kusumo; Rudi Firyanto
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 3, No 1 (2022): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.219 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v3i1.3053

Abstract

Bokhasi adalah proses pembuatan pupuk organik kompos yang salah satunya mengunakan mikroba EM (Effective Mikroorganisme) yang dapat meningkatkan dan mengembalikan kesuburan tanah. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menghasilkan kondisi optimasi optimal proses fermentasi limbah cangkang telur (N, P, K, Rasio C, temperatur dan pH) pupuk bokashi padat.  Pembuatan pupuk bokhasi dapat dihasilkan dari proses fermentasi . penelitian ini dilakukan di dalam polybag yang dilengkapi dengan pH meter dan thermometer dengan waktu fermentasi 1,2,3,4,5,6,7,9,11,13,15 hari. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kondisi optimum terjadi pada pH 8 dan temperatur 30oC diperoleh C-organik sebesar 11,87% , kadar N-total 0,58%, kadar P2O5 sebesar 0,52%, kadar K2O sebesar 0,11%, dan kadar air 27,76 % pada sampel 3A Run 1 dan C-organik sebesar 8,84%, kadar N-total 0,50%, kadar P2O5 sebesar 0,66%, kadar K2O sebesar 0,26%, dan kadar air 13,11 % pada sampel 3B Run 1.Kata kunci : Bokhasi, Fermentasi, Cangkang telur
PEMBUATAN BIODIESEL DARI AMPAS KELAPA DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI IN-SITU DAN KATALIS KALIUM HIDROKSIDA (KOH) Nur Kholishah; Sri Mulyaningsih; Rudi Firyanto
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 2, No 2 (2021): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.919 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v2i2.1842

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar alternative pengganti minyak diesel berbasis fosil. Salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel adalah ampas kelapa. Kandungan minyak di dalam ampas kelapa berkisar 12,2-15,9% sehingga merupakan potensi yang besar untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.  Pemanfaatan ampas kelapa selama ini sebagian besar untuk pakan ternak. Pemanfaatan limbah kelapa untuk pembuatan biodiesel diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Proses produksi biodiesel dilakukan dengan transesterifikasi in-situ menggunakan methanol sebagai pelarut dan kalium hidroksida sebagai katalis. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh dan kondisi maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen biodiesel tertinggi adalah sebesar 97,03% dengan variabel yang paling berpengaruh adalah konsentrasi katalis dan hasil kondisi terbaik pada konsentrasi katalis 2%,waktu transesterifikasi in-situ 7 jam dan suhu transesterifikasi in-situ 600C. hasil pengujian mutu bodiesel dari hasil penelitian ini adalah densitas874 kg/m3, angka asam 1,9 mg-KOH/gr dan viskositas kinematic 2,9 mm2/s. Hasil tersebut belum memenuhi standar mutu nasional yang ditetapkan untuk bahan bakar biodiesel.
PEMBUATAN BIODIESEL DARI DEDAK PADI DENGAN METODE ESTERIFIKASI IN-SITU Puji Indrayati; Mega Kasmiyatun; Rudi Firyanto
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 3, No 1 (2022): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.289 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v3i1.3024

Abstract

Dedak padi merupakan produk samping proses penggilingan padi yang mengandung 16%-32% berat minyak. Dedak padi mengandung asam lemak bebas yang tinggi sehingga dapat dikonversi menjadi biodiesel (metil ester) dengan esterifikasi menggunakan alkohol. Pemanfaatan dedak padi selama ini sebagian besar untuk campuran pakan ternak dan bahan bakar reboiler. Pemanfaatan dedak padi untuk pembuatan biodiesel diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Metode yang digunakan untuk pembuatan biodiesel menggunakan proses esterifikasi in-situ dengan methanol sebagai pelarut dan asam sulfat sebagai katalis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh dan kondisi optimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu merupakan variabel yang paling berpengaruh dengan kondisi optimum perolehan yield biodiesel sebesar 84,56% pada waktu esterifikasi in-situ 180 menit, volume pelarut 250 ml, dan suhu esterifikasi in-situ 650C. Hasil pengujian mutu bodiesel dari penelitian ini adalah massa jenis sebesar 693,2 kg/m3, angka asam sebesar 0,75 mg-KOH/gr dan viskositas kinematic 2,352 mm2/s.
Peningkatan Konsentrasi Sitronelal Dalam Minyak Sereh (Cymbopogon Nardus L.) Dengan Fraksinasi Distilasi Lutfiana Atika Nugraheni; MF Sri Mulyaningsih; Rudi Firyanto
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 2, No 2 (2021): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.807 KB) | DOI: 10.56444/cjce.v2i2.1810

Abstract

Minyak sereh (Cymbopogon Citratus L.) merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Minyak sereh digunakan untuk menghasilkan sitral yang merupakan bahan baku untuk pembuatan ionon (suatu senyawa aromatik yang berbau violet). Tujuan penelitian ini adalah mempelajari proses peningkatan konsentrasi sitronelal minyak sereh (Cymbopogon Nardus L.) dengan metode fraksinasi destilasi serta menggunakan identifikasi kromatografi gas - spektrometri massa. Penelitian ini menggunakan perbandingan variabel suhu, lama waktu distilasi, dan tekanan dengan bahan minyak sereh sebesar 100 ml. Variabel yang paling baik dengan nilai yield besar yaitu jika lama waktu distilasi menggunakan nilai maksimal (+)2 jam, suhu distilasi menggunakan nilai maksimal (+) 110oC, dan tekanan menggunakan nilai maksimal (+) 75 mmHg. Hasil analisis GC-MS menunjukkan adanya senyawa sitronelal terbesar yaitu 47% dengan suhu fraksinasi sebesar 1100C, serta diperoleh minyak sebanyak 76 mL.
EFEKTIVITAS PESTISIDA ORGANIK EKSTRAK KULIT JERUK NIPIS TERHADAP KEMATIAN JANGKRIK Rudi Firyanto; MF Sri Mulyaningsih; Laura Nisa
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v6i2.5507

Abstract

Pestisida organik adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang bersifat mudah terurai di alam. Salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan pestisida organik adalah kulit jeruk nipis. Kulit jeruk dapat berpotensi menjadi repellent karena mengandung minyak atsiri dengan komponen limonene, mirsen, linalool, oktanal, decanal, sitronelol, neral, geraniol, valensen dan sinensial. Linalool, sitronelol dan geraniol termasuk senyawa yang bersifat repellent terhadap serangga (arthropoda).  Pengunaan bahan alami dari ekstrak kulit jeruk diharapkan lebih aman jika dibandingkan dengan bahan kimia Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT). Proses pembuatan pestisida organik dilakukan dengan ekstraksi maserasi menggunakan ethanol sebagai pelarut. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel terhadap hasil pengujian pestisida organic terhadap jangkrik. Hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi pestisida organic 5% didapatkan prosentase kematian jangkrik 72%, pada konsentrasi 15% didapatkan prosen kematian jangkrik 80%, dan pada konsentrasi 25% didapatkan prosen kematian jangkrik 88%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh terhadap perbedaan konsentrasi pestisida organic terhadap kematian jangkrik. Kata kunci: jeruk nipis, maserasi, pestisida organik AbstractOrganic pesticides are pesticides whose basic ingredients come from plants that are easily biodegradable in nature. One of the plants that can be used as raw material for making organic pesticides is lime peel. Orange peel can potentially be a repellent because it contains essential oils with components of limonene, mirsen, linalool, octanal, decanal, citronellol, neral, geraniol, valensen and sinensial. Linalool, citronellol and geraniol are compounds that are repellent to insects (arthropoda). The use of natural ingredients from orange peel extract is expected to be safer when compared to the chemical Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT). The process of making organic pesticides is done by maceration extraction using ethanol as a solvent. This study aims to determine the effect of variables on the results of testing organic pesticides on crickets. The results showed that at 5% organic pesticide concentration, 72% of crickets died, at 15%, 80% of crickets died, and at 25%, 88% of crickets died. The results showed that there was an effect on differences in the concentration of organic pesticides on the mortality of crickets.. Keywords: lime, maceration, organic pesticide
PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA PLAT BAJA ST 37 DENGAN PROSES ELEKTROPLATING Ahmad Shobib; Rudi Firyanto; Lisdiana Kusuma Ningrum
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v6i1.4507

Abstract

Agar logam Nikel tidak mudah rusak yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan maupun korosi, maka salah satu cara yang digunakan untuk melakukan perlindungan terhadap korosi adalah dengan memberikan lapisan pelindung dari logam. Salah satu cara pelapisan logam yang dapat dilakukan yaitu dengan metode elektroplating. Pelapisan nikel pada plat St 37 dengan proses elektroplating ini metode yang digunakan adalah metode ANOVA 2 sisi dengan menggunakan variabel waktu dan kuat arus. Hasil yang didapatkan bahwa semakin lama waktu pelapisan yang terjadi maka akan semakin besar dan tebal pelapisan nikel pada plat st 37. Sama halnya dengan variabel kuat arus semakin besar kuat arus, maka berat plat st37 makin bertambah hal ini dikarenakan adanya penambahan pelapisan nikel. Pada penelitian yang telah dilakukan yang paling banyak melapisi plat adalah pada saat waktu 15 menit dan kuat arus sebesar 3 Ampere yaitu 0,82 gram. Kata kunci : Elektroplating, kuat arus, Logam, Nikel, Waktu
UJI DAYA ADSORPSI ADSORBEN ARANG BIJI SALAK UNTUK MENJERAP METHYLEN BLUE Retno Ambarwati Sigit Lestari; Rudi Firyanto; Hotmaria Sitompul
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v9i1.10174

Abstract

Zat warna yang sering digunakan pada industri tekstil ialah methylene blue yang merupakan senyawa aromatik heterosiklik kationik. Konsentrasi methylene blue untuk nilai ambang batas yang diperbolehkan dalam perairan sekitar (5 – 10) mg/L. Bila tidak ada proses pengolahan limbah terlebih dahulu, zat warna ini dapat menjadi salah satu zat pencemar berbahaya. Limbah cair tersebut mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun yang keberadaannya dalam perairan dapat menghalangi sinar matahari menembus lingkungan akuatik, sehingga mengganggu proses-proses biologis yang terjadi di dalamnya serta dampak buruk lainnya. Salah satu cara untuk menurunkan konsentrasi pencemar pada air limbah dapat dilakukan dengan cara adsorpsi menggunakan adsorben. Adsorben dapat dibuat dari biomassa yang ada di lingkungan kita. Biji salak merupakan salah satu bahan yang digunakan sebagai adsorben untuk menyerap methylen blue pada limbah industri garmen. Sebelum digunakan sebagai adsorben, biji salak dipirolisis menjadi arang pada suhu 3000 C. Arang biji salak selanjutnya diaktifkan secara fisika maupun kimia. Aktivasi secara fisika dilakukan dengan pemanasan suhu 3000 C, sedangkan aktivasi secara kimia dilakukan dengan perendaman arang biji salak dalam larutan KOH. Dari penelitian didapat hasil konsentrasi KOH optimum 5 M dan waktu aktivasi optimum 24 jam dengan kapasitas adsorpsi adsorben terhadap methylene blue sebesar 95,0616%..
KARAKTERISTIK MODIFIKASI PATI KULIT SINGKONG (Manihot Esculenta) DENGAN PROSES ASETILASI Rudi Firyanto; Priyono Kusumo; Febrina Putri Romadhoni
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v9i1.9987

Abstract

Kulit singkong merupakan limbah argoindustri pengolahan ketela pohon seperti industri tepung tapioka, industri farmasi dan industri pokok makanan. kulit singkong dapat menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi, antara lain diolah menjadi tepung mocaf, pati dan bahan pangan yang lainnya. Metode asetilasi adalah salah satu metode yang dapat dilakukan dalam proses modifikasi pati kulit singkong. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu pemanasan dan pH larutan awal terhadap swelling power, solubility dan kadar gugus karboksil pada starch acetate yang dihasilkan. Variabel suhu pada penelitian ini yaitu (350C, 450C, 550C, dan 650C) dan variabel pH (6, 7, 8, dan 9). Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai swelling power dan solubility semakin meningkat dengan bertambahnya suhu pemanasan karena meningkatnya kecepatan reaksi asetilasi. Hasil optimum swelling power diperoleh pada perlakuan pH 8 dan suhu pemanasan 65oC sebesar 29,3 g/g. Hasil optimum % solubility pada perlakuan suhu pemanasan 65oC dengan pH 9 sebesar 26,4%. Kenaikan % gugus karboksil cenderung konstan setiap penambahan suhu pemanasan. Hasil optimum % gugus karboksil pada perlakuan pH 8 dengan suhu pemanasan 650C sebesar 0,075%. % gugus karboksil sesuai dengan syarat pati termodifikasi dengan mempergunakan bahan kimia untuk produk pangan (JECFA) bahwa kadar gugus karboksil maksimal yang diperoleh dari proses asetilasi tidak lebih dari 1,1 %.
OPTIMASI DOSIS KOAGULAN DAN FLOKULAN PADA WASTE WATER TREATMENT PLANT DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 DAN 2 Sadewo, Arynda Dimas; Firyanto, Rudi; Sigit Lestari, Retno Ambarwati
CHEMTAG Journal of Chemical Engineering Vol 3, No 2 (2022): CHEMTAG Journal of Chemical Engineering
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/cjce.v3i2.3158

Abstract

PLTU Tanjung Jati B Unit 1 dan 2 merupakan salah satu pembangkit listrik di Indonesia yang memanfaatkan air laut sebagai bahan baku untuk menghasilkan uap. Pemurnian air laut sebagai bahan baku dilakukan sebelum air masuk ke boiler dan impuritisnya dibuang ke Waste Water Treatment Plant (WWTP), air buangan ditampung di dalam Retention Basin yang diolah dengan cara koagulasi dan flokulasi menggunakan koagulan FeCl3 dan flokulan anionic polimer N9901. Selama ini pengolahan limbah di WWTP tidak optimal karena hanya berpatokan pada pengamatan fisik. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan menggunakan Jar Test skala laboratorium untuk mendapat dosis koagulan dan flokulan yang optimal. Sampel ditambahkan koagulan FeCl3 dengan rentang variabel (3 ppm; 4 ppm; 5 ppm; 6 ppm; dan 7 ppm) serta flokulan anionic polimer N9901 (3 ppm; 4 ppm; 5 ppm; 6 ppm dan 7 ppm) menghasilkan presentase penurunan TSS paling optimal sebesar 99.59% dengan nilai TSS 18 ppm serta pH 7.41 dan turbidity 16.5 NTU.Kata Kunci: dosis, flokulasi, jar test, koagulasi, TSS