Yusmein Uyun
Departemen Anestesiologi Dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Gadjah Mada; Yogyakarta

Published : 69 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search
Journal : Jurnal Komplikasi Anestesi

Seksio Sesaria (SC) dan Total Abdominal Hysterektomi-Bisalphingo Ooforektomi (TAH-BSO) pada Kehamilan dengan Kistoma Ovarii Permagna Muhammad Iqbal; Yusmein Uyun; Bambang Suryono
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 1 No 1 (2013): Volume 1 Number 1 (2013)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v1i1.5524

Abstract

Seorang perempuan usia 28 tahun G1P0A0, hamil 33 minggu dengan Kistoma Ovarii Permagna yang menjalani operasi SC dan TAH-BSO. Penilaian preoperasi pasien sudah dalam kondisi yang optimal. Dilakukan anestesi dengan teknik General anesthesia (GA) Intubasi Endotracheal Tube (ET) no. 7 nafas kendali. Monitoring dilakukan dengan Non invasive blood pressure (NIBP), elektrokardiogram (EKG), saturasi oksigen perifer (SpO2) dan Central Venous Pressure (CVP). Operasi berlangsung selama ± 4 jam. Durante operasi terjadi penurunan tekanan darah saat dilakukan pengangkatan kistoma dan histerektomi disebabkan oleh perdarahan masif. Dilakukan resusitasi dengan pemberian cairan kristaloid, koloid, darah dan pemberian support obat norepinefrin dan dobutamin titrasi. Pasca operasi masih terpasang ET no.7 dan ditransport ke ICU. Dua puluh empat jam pasca operasi dilakukan operasi laparatomi ulang untuk mengeksplorasi kemungkinan perdarahan intraabdomen dan untuk melepas tampon abdomen. Setelah 9 hari perawatan di ICU pasien dipindah ke bangsal.
Manajemen Anestesi Regional pada Meigs Sindrom Arif Supriyono; Yusmein Uyun
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 1 No 2 (2014): Volume 1 Number 4 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v1i2.5539

Abstract

Latar Belakang. Penatalaksanaan anestesi pada sindrom Meigs memerlukan pengertian dasar tentang patofisiologi yang terjadi pada pasien. Problem anestesi berkaitan erat dengan tiga kondisi pada sindrom Meigs ini. Adanya tumor ovarium, asites dan efusi pleura menjadi masalah utama disamping masalah lain durante operasi seperti perdarahan. Pemilihan jenis anestesi tergantung pada kompensasi respirasi dan kardiovaskular yang ditemukan pada pasien. Pemilihan anestesi regional didasarkan pada kompensasi kardiovaskular yang masih baik dan perlunya management nyeri paska operasi, karena manajemen nyeri yang tidak baik paska operasi meningkatkan morbiditas pasien. Nyeri yang tidak terkontrol dengan baik paska operasi pada pasien dengan komorbid efusi pleura akan memperberat kompensasi respirasi. Kasus. Dilaporkan perempuan 55 tahun dengan diagnosis Tumor padat ovarium dengan efusi pleura bilateral dilakukan operasi pengangkatan massa tumor dan Frozen section. Penilaian preoperatif pasien dengan status fisik ASA II dengan premorbid efusi pleura bilateral setinggi SIC dextra 7-8, SIC sinistra 8-9, ascites. Dilakukan anestesi regional dengan teknik Combine Spinal Epidural, sedasi dengan midazolam 2,5 mg + dexmedetomidine 45 mcg, maintenance durante operasi dengan dexmedetomidine infus drip 15 tpm mikro, ventilasi spontan dengan nasal kanul O2 3ltr/mnt. Operasi berlangsung 3 jam. Durante operasi hemodinamik stabil.
Pengelolaan Peripartum Sindroma Eisenmenger Septika, Rafidya Indah; Uyun, Yusmein; Rahardjo, Sri
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 1 (2014): Volume 2 Number 1 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i1.7181

Abstract

Sindroma Eisenmenger merupakan tingkat terberat spektrum perubahan struktur dan fungsi vaskulatur pulmonal yang memicu peningkatan progresif resistensi vasa pulmonal. Perdefi nisi, sindroma Eisenmenger merujuk keadaan klinis adanya aliran 2 arah (bi-directional) pada pasien dengan defek kongenital intrakardiak akibat sekunder dari hipertensi pulmonal, sehingga muncul sianosis. Kehamilan dengan Sindroma Eisenmenger memiliki mortalitas maternal dan fetal yang tinggi. Manajemen peripartum optimal sangat penting, walaupun mortalitas tetap tinggi.
Pengaruh Diabetes Mellitus Gestasional Terhadap Sirkulasi Uteroplasenta Isngadi; Uyun, Yusmein; Rahardjo, Sri
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 1 (2014): Volume 2 Number 1 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i1.7198

Abstract

Diabetes mellitus pada kehamilan (Gestational diabetes mellitus/GDM) adalah intoleransi glukosa yang ditemukan pertama kali pada masa kehamilan dan sering menimbulkan komplikasi pada ibu yang mengandung maupun janin yang dikandung. Beberapa organ pada GDM mengalami perubahan struktur dan perubahan fungsi termasuk disfungsi endotel mikrosirkulasi dan makrosirkulasi fetoplasenta. Endotelderived Relaxing Factors (EDRF) khususnya prostasiklin dan nitrik oksida berperan penting dalam mengontrol sirkulasi fetoplasental. Endotel pembuluh darah pasien GDM mengalami disfungsi, yang menyebabkan sintesis dan pelepasan prostasiklin dan nitrik oksida (NO) mengalami gangguan sehingga tonus arteri meningkat. Peningkatan tonus arteri yang menuju uterus akan menurunkan aliran darah uteroplasenta dan akhirnya menurunkan umbilical blood fl ow (UmBF). Endotel pembuluh darah merupakan target utama dari stress oksidatif. Sintesa NO merupakan mekanisme penting yang mendasari perubahan pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah uterin selama kehamilan.Beberapa penelitian membuktikan peranan NO dan ADMA pada kehamilan normal dan insufi ensi plasenta. Dengan berkembangnya pengetahuan akan mekanisme gangguan jalur ADMA-NO, pilihan tambahan untuk intervensi terapetik akan dapat ditemukan. Tatalaksana GDM secara umum adalah dengan pengaturan diet, latihan fisik selama tidak ada kontraindikasi, pengawasan dan kontrol gula darah, dan terapi farmakologi.Berbagai penelitian lain terus berusaha menemukan terapi-terapi baru untuk memperbaiki endotel dan sirkulasi uteroplasenta pada pasien GDM.
Patient Controlled Analgesia (PCA) Post Operation Purnomo, Dedi Pujo; Mahmud; Uyun, Yusmein
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 2 No 2 (2015): Volume 2 Number 2 (2015)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v2i2.7201

Abstract

Pengendalian nyeri pasca bedah merupakan komponen yang penting dalam perawatan pasien setelah pembedahan. Manajemen nyeri yang tidak adekuat berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Pengalaman nyeri pasca bedah, bagi beberapa orang mungkin merupakan pengalaman nyeri yang paling menyakitkan selama hidupnya apalagi jika tidak ditangani secara profesional dan intensif.Penilaian dan pengobatan nyeri telah menjadi prioritas dalam beberapa tahun terakhir, khususnya setelah diperkenalkannya regulasi standard dan survey kepuasan pasien terhadap penanganan nyeri dengan metode penilaian kepuasan pasien. Penggunaan PCA secara tepat dan akurat adalah suatu metode yang efektif dan efi sien untuk mengontrol nyeri akut yang berat, dengan penurunan resiko sedasi yang bermakna dan sangat potensial untuk meningkatkan manajeman nyeri pada pasien. PCA adalah suatu metode pemberian obat-obat analgesik dengan menggunakan pompa intravena sesuai dengan kebutuhan pasien dan diatur sendiri oleh pasien, yang bertujuan untuk memberikan analgesi yang adekuat dan dapat mengoptimalkan pemberian analgesi opioid dan meminimalkan efek variabilitas farmakokinetik dan farmakodinamik, tanpa menimbulkan efek samping obat yang membahayakan. PCA adalah proses dimana pasien dapat menentukan kapan dan berapa banyak obat yang mereka terima, atau istilah ini lebih umum digunakan untuk menggambarkan metode untuk menghilangkan nyeri dengan menggunakan peralatan infus elektronik yang memungkinkan pasien untuk memberikan sendiri obat analgesi, biasanya opioid intravena sesuai keperluan.
Henti Jantung pada Seksio Sesarea Septica, Rafidya Indah; Uyun, Yusmein
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 1 (2015): Volume 3 Number 1 (2015)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i1.7229

Abstract

Emboli air ketuban merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil. Patofi siologinya belum dimengerti penuh. Biasa terjadi selama masa persalinan, kelahiran, atau postpartum. Secara karakteristik ditandai dengan trias klasik, gangguan respirasi, kolaps kardiovaskuler mendadak, dan koagulopati. Diagnosa emboli air ketuban adalah diagnosa klinis dengan menyingkirkan diagnosa lain. Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus tersedia untuk mengkonfi rmasi diagnosa. Manajemen konvensional emboli air ketuban dapat dibagi menjadi tipe suportif dan tipe etiopatogenetik. Terapi suportif bergantung dari kecurigaan awal dan bantuan hemodinamik yang agresif. Oksigenasi (manajemen jalan napas), bantuan sirkulasi (manajemen vaskuler, penggantian cairan, dan pemberian agen antisyok/vasopressor), dan koreksi koagulopati dengan produk darah, penggunaan rekombinan faktor pembekuan, dan manajemen perdarahan uterus, lebih sering dengan prosedur histerektomi, selanjutnya harus dilakukan dan merupakan terapi andalan. Manajemen etiopatogenik meliputi aksi yang beroritentasi pada inhibisi 2 rute komplikasi: jalur disseminated intravascular coagulation (DIC) dan jalur leukotriene. Heparin adalah antikoagulan terpilih untuk emboli air ketuban, karena onset yang cepat, efi kasi yang baik, dan yang terpenting adalah menghambat jalur DIC. Walaupun demikian, koagulopati pada emboli air ketuban biasanya berkembang cepat dan menyebabkan perdarahan hebat, sehingga penggunaan heparin menjadi kontroversial bahkan diperdebatkan untuk tidak direkomendasikan. Dilaporkan satu kasus henti jantung perioperatif pada seksio sesarea emergensi. Setelah pengeluaran plasenta, pasien hilang kesadaran, kolaps kardiovaskuler, dan hentijantung. Dilakukan resusitasi jantung paru dan dilanjutkan dengan pemberian heparin. Pasien berlanjut mengalami perdarahan hebat. Intervensi segera dan agresif adalah penting saat diagnosa ditegakkan dan menentukan hasil akhir yang positip.
Kadar Albumin Darah sebagai Prediktor Risiko Kematian di ICU RSUP Dr Sardjito Tahun 2014 Perbatasari, Inggita Dyah; Suryono, Bambang; Uyun, Yusmein
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 2 (2016): Volume 3 Number 2 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i2.7238

Abstract

Latar Belakang: hipoalbuminemia sangat berhubungan dengan mortalitas. Hipoalbuminemia dapat disebabkan karena kondisi yang bervariasi dan sebagian besar kasus terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit baik karena penyakit akut maupun kronis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh kadar albumin darah terhadap mortalitas pasien di ICU RSUP Dr. Sardjito.Metode : sebanyak 420 pasien dewasa yang dirawat di ICU RSUP Dr Sardjito dan memenuhi kriteria inklusi dari Januari sampai Desember 2014 dilibatkan dalam penelitian retrospektif ini. Seluruh pasien dianalisis resiko kematiannya berdasarkan pemeriksaan albumin dan pemeriksaan penunjang yang lain dengan ujibivariat dan multivariat.Hasil: mortalitas di ICU adalah sebesar 26,2%. Karakteristik pasien yang hidup dan meninggal tidak berbeda bermakna pada jenis kelamin, tingkat pendidikan dan indeks massa tubuh, tetapi berbeda bermakna pada umur dan lama rawat di ICU. Dari pemeriksaan kadar albumin darah, pasien dengan albumin kurang dari 2,5 g/dl mengalami mortalitas 36% dengan uji chi-square p=0,008 dibandingkan albumin >3,5 g/dl, dengan nilai risk ratio 1,87. Dengan uji multivariat didapatkan bahwa albumin merupakan salah satu prediktor risiko kematian pasien di ICU dengan Odds Ratio 2,36 (1,06-5,26) (Indeks Kepercayaan/IK 95%). Selain itu, prediktor risiko yang lain adalah natrium, BUN, dan pH.Kesimpulan: kadar albumin darah <2,5 g/dl merupakan salah satu prediktor risiko kematian pasien sakit kritis yang dirawat di ICU RSUP Dr. Sardjito dengan Odds Ratio 2,36 (1,06-5,26) (Indeks Kepercayaan/IK 95%).
Perbandingan Insidensi Batuk akibat Pemberian Fentanil 2 µG/ KGBB IV dengan Perlakuan Huffing Manoeuvre dan tanpa Perlakuan Fitri, Lillah; Uyun, Yusmein; Sudadi
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 3 (2016): Volume 3 Number 3 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i3.7258

Abstract

Latar Belakang: Pemberian fentanil intravena sebagai Preemptive Analgesia sering dan umum dilakukan untuk menumpulkan respon hemodinamik pada saat intubasi trakea. Tetapi fentanil dapat menyebabkan batuk dapat menggangu. Salah satu usaha pencegahan yang dilakukan adalah dengan cara memberikan perlakuan huffing manoeuvre. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek fentanil intravena 2 μg/kgbb dengan perlakuan manuver huffing dibandingkan dengan fentanil intravena 2 μg/kgbb tanpa perlakuan dalam mencegah batuk.Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain Uji klinis acak terkontrol yang mengikutsertakan 94 sampel ASA I-II, yang menjalani prosedur operasi bedah elektif dengan anestesi umum. Setelah dilakukan randomisasi, subyek penelitian dikelompokkan menjadi dua. Masing – masing kelompok mendapat fentanil 2 μg/kg. Kelompok 1 sampel mendapat perlakuan manuver huffing dan kelompok 2 sampel tidak dapat perlakuan. Insiden batuk dinilai dalam 120 detik setelah injeksi fentanil yang dibagi dalam menit pertama dan menit kedua. Derajat keparahan batuk dibagi atas batuk ringan (1-2), sedang (3-5), berat (> 5). Data hasil penelitian dianalisis dengan uji statistik yaitu uji t test dan uji chi kuadrat, di mana nilai p<0,05 dianggap bermakna.Hasil: Pemberian fentanil 2 ug/kgbb iv dengan huffing manoeuvre dapat mencegah batuk dibanding pemberian fentanil 2 ug/kgbb iv tanpa huffing manoeuvre. Secara statistik ada perbedaan bermakna (p <0,05) insiden batuk pada kedua kelompok. Kelompok dengan huffing manoeuvre dapat mencegah batuk dari insidensi batuk 4,3% menit pertama dan pada menit kedua 8,5%, sedangkan kelompok tanpa huffing manoeuvre yaitu insidensi batuk 19,2% menit pertama dan 12,8% pada menit kedua.Simpulan: Insidensi batuk pada pemberian fentanil 2µg/kgBB IV dengan perlakuan huffing manoeuvre lebih sedikit dibandingkan pemberian fentanil 2µg/kgBB IV tanpa perlakuan dengan beda tidak bermakna.
Hipertensi Berat Disertai Edema Pulmo pada Pasien Trauma Mata Anak-Anak yang Diberikan Fenlyefrine Tetes Mata Mahmud; Uyun, Yusmein; Gutama, Bayu Satria
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 3 (2016): Volume 3 Number 3 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i3.7261

Abstract

Telah dilakukan tindakan anestesi pada seorang anak laki-laki 13 tahun dengan diagnosa ruptur bulbi dilakukan repair bulbi. Pasien dengan status fisik asa 2 asma. Dilakukan anestesi dengan teknik anestesiumum intubasi semi clossed ET no 6,5 level di bibir 20 nafas kendali. Monitoring dilakukan dengan NIBP, EKG, SpO2. Operasi berlangsung 2 jam durante operasi hemodinamik TDS 90-220mmHg, TDD 50-130mmHg, HR 50-160x/menit, saturasi 70-99%, Beberapa menit setelah pemberian dua tetes phenylephrine 10% didapatkan rhonki di seluruh paru dan didapatkan cairan berbusa kemerahan yang kami suction dari trakea dengan kemungkinan adanya edema paru akut berlangsung selama 15 menit. Pasca operasi dilakukan ekstubasi sadar. Pasien dipulangkan dari unit perawatan pasca anestesi 4 jam setelah operasi dengan pernapasan spontan, SpO2 99% pada ruang udara, tekanan darah normal dan auskultasi paru yang bersih.
Anestesi Bedah Saraf (Trauma) Uyun, Yusmein; Rahardjo, Sri; Sunartejo, Bayu
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 3 No 3 (2016): Volume 3 Number 3 (2016)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v3i3.7263

Abstract

Traumatic brain injury (TBI) merupakan masalah kesehatan masyarakat utama dan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Sekitar 1,7 juta orang dengan TBI setiap tahun di Amerika Serikat, yang mengarah ke 275.000 rawat inap dan 52.000 kematian. TBI adalah 30,5% dari semua kematian terkait cedera di Amerika Serikat. TBI terjadi paling sering pada anak usia 0-4 tahun, remaja berusia 15-19 tahun dan lansia berusia 65 tahun dan lebih. Dalam semua kelompok umur, laki-laki memiliki insidensi lebih tinggi dibandingkan perempuan. Terjatuh dan cedera lalu-lintas adalah penyebab utama dari TBI di Amerika Serikat. TBI adalah suatu kondisi yang kompleks yang mempengaruhi bukan hanya encephalon, tetapi juga fungsi sistem tubuh lainnya dengan beberapa presentasi klinis. Dari 20% pasien yang tiba di rumah sakit meninggal akibat TBI. Saat mengikuti algoritma ABC (Airway Breating Circulation) dari resusitasi, ahli anestesi harus memastikan mekanisme dan luasnya cedera. Cidera cervical harus dicurigai sampai benar-benar bisa disingkirkan. Tujuan anestesi untuk prosedur intrakranial adalah meliputi hipnosis, amnesia, imobilitas,kontrol ICP dan CPP, dan “relaxed brain” (yaitu, optimal untuk kondisi bedah).
Co-Authors . Mujahidin Adi Hidayat Adi, Danis Woro Kuncoro Adrin, Olga Elenska Akhmad Yun Jufan Annemarie Chrysantia Melati Ardi Pramono Arief Hariyadi Santoso Arif Ikhwandi Arif Supriyono Artika, I Gusti Ngurah Rai Ayu Rosema Sari Bambang Suryono Bambang Suryono Bambang Suryono Bambang Suryono, Bambang Bhirowo Yudo Pratomo Budianti, Nugrahaeni Calcarina Fitriani Retno Wisudarti Dadik Wahyu Wijaya Daniswara Dewi Yulianti Bisri Djoko Wahyono Djoko Wahyono Djoko Wahyono Dwiana Sulistyanti Ekuarianto, Donny Erna Fitriana A Fadinie, Wulan Fitri Hapsari Dewi Fitri, Lillah Fitriana A, Erna Gutama, Bayu Satria Hartono, Pinter Hayati, Farida Helmina Wati Hendra, Maijoni Hernawan, Agung Diky Hidayat, Nopian Isngadi Isngadi Isngadi Juni Kurniawaty Muhdar Abubakar Djayanti Sari Liza, Helda Mahisa, Orizanov Mahmud Mahmud Muhammad Iqbal Noegroho, Wahyu Nopian Hidayat Nova Maryani Nugroho, Alfan Mahdi Nurul Ulfah Hayatunnisa Perbatasari, Inggita Dyah Perwira, Rendra Prakosa, Nur Hamam Prihatna, Hendi Purnomo, Dedi Pujo Rahma, Aulia Zuhria Ratih Kumala Fajar Apsari Redhy Sindharta Rizqi Adhelia Rose Mafiana RTH Supraptomo Ruddi Hartono Sandi, Dita Ayulia Dwi Sandi, Dita Ayulia Dwi Santoso, Arief Hariyadi Satrio Adi Wicaksono SATRIYAS ILYAS Septica, Rafidya Indah Septica, Rafidya Indah Septika, Rafidya Indah Siti Helmyati Sri Rahardjo Sri Rahardjo Sri Rahardjo Sudadi Suharso, Pamungkas Hary Sunartejo, Bayu Supraptomo Suryasaputra, Wahyu Untung Widodo Untung Widodo, Untung Utomo, F uad Cipto Wicaksono, Galih Sahid Wirawan, Angga Aditya Yunita Widyastuti Yusmalinda Yusmalinda