Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT INTELIGENSI MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI Montolalu, Nadine L.H.S.; Opod, Hendri; Pali, Cicilia
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14603

Abstract

Abstract: Intelligence is one of the mental, mind, and human intellectual ability. Problem Based Learning (PBL) learning system used in medical faculty requires students to be able to correlate the various sciences, concepts and theories to solve health problems. Good intelligence capability was considered as one of the important things. This thesis aims was to describe the intelligence level of the first-year physician education courses students. The research was a descriptive research with cross sectional study approach. Respondents in this research were 101 people who fulfilled the inclusion criteria. Intelligence test?s tool used was Intelligenz Struktur Test (IST). The results of this research was obtained IQ level, 1 subject (1%) in very superior category, 15 subjects (15%) in superior category, 28 subjects (28%) in high-average category, 49 subjects (48%) in average category, 7 subjects (7%) in low-average category, and 1 subject (1%) in weak boundary category. Conclusion: Based on the results, can be concluded that intelligence level in most (48%) of the first-year physician education courses students at medical faculty of Sam Ratulangi University was in average category.Keywords: IQ, intelligence level, medical student Abstrak: Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual manusia. Sistem pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang digunakan di fakultas kedokteran menuntut mahasiswa agar mampu mengorelasikan berbagai ilmu, konsep dan teori untuk menyelesaikan masalah-masalah kesehatan. Kemampuan inteligensi yang baik dipertimbangkan sebagai salah satu hal penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat inteligensi mahasiswa tahun pertama program studi pendidikan dokter. Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang. Responden dalam penelitian ini berjumlah 101 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Alat tes inteligensi yang digunakan adalah Intelligenz Struktur Test (IST). Hasil yang didapatkan, tingkat kemampuan IQ dengan kategori sangat superior 1 subyek (1%), kategori superior 15 subyek (15%), kategori rata-rata tinggi 28 subyek (28%), kategori rata-rata 49 subyek (48%), kategori dibawah rata-rata 7 subyek (7%), dan sisanya 1 subyek (1%) pada kategori batas lemah. Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tingkat inteligensi mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi terbanyak (48%) berada pada kategori rata-rata. Kata kunci: IQ, tingkat inteligensi, mahasiswa kedokteran.
Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III di Klinik Bersalin Sutra Minahasa Selatan Maki, Frincia P.; Pali, Cicilia; Opod, Hendri
eBiomedik Vol 6, No 2 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.6.2.2018.21889

Abstract

Abstract: Anxiety during pregnancy is often found among primigravidas, especially in the third trimester. Psychological disorders during pregnancy is associated with the occurrence of uterin artery resistance that might cause stunted fetal growth, premature birth, higher risk of premature baby, and even miscarriage. This study was aimed to obtain the anxiety level of third semester primigravidas at the South Minahasa Sutra Clinic. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Hamilton Anxiety Rating Scale was used to obtain the level of anxiety. Respondents were all third semester primigravidas who visited the Sutra Clinic in the period of September to November 2018. The results showed that there were 32 respondents in this study. The anxiety levels of respondents were as follows: moderate anxiety in 14 respondents (43.8%), severe anxiety in 10 respondents (31.3%), and mild anxiety in 6 respondents (18.8%). There were 2 respondents (6.3%) who did not have anxiety. Conclusion: In the Sutra Clinic, the most common anxiety among the third semester primigravidas was moderate anxiety, followed by severe anxiety and mild anxiety.Keywords: third semester primigravidas, anxiety, Hamilton Anxiety Rating Scale Abstrak: Kecemasan selama kehamilan sering ditemukan pada ibu hamil primigravida, terutama pada trimester ketiga. Gangguan psikologis selama kehamilan berhubungan dengan terjadinya resistensi pada arteri uterin yang menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelahiran sebelum waktunya, risiko melahirkan bayi prematur, bahkan sampai keguguran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III di Klinik Sutra Minahasa Selatan. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Hamilton Anxiety Rating Scale digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan. Responden penelitian ialah seluruh ibu hamil primigravida trimester III yang berkunjung ke Klinik Sutra pada periode September sampai November 2018. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 32 responden. Tingkat kecemasan pada responden ialah kecemasan sedang sebanyak 14 responden (43,8%), kecemasan berat 10 responden (31,3%), kecemasan ringan 6 responden (18,8%), dan tidak memiliki kecemasan 2 responden (6,3%). Simpulan: Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III di Klinik Sutra yang terbanyak ialah kecemasan sedang, diikuti kecemasan berat dan kecemasan ringan.Kata kunci: ibu hamil primigravida trimester III, kecemasan, Hamilton Anxiety Rating Scale
Gambaran upaya penurunan berat badan melalui olahraga aerobik pada remaja obes Kelas X Tahun 2016 di SMA Kristen Irene Manado Tungka, Erick; Opod, Hendri; David, Lidya
e-Biomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i2.17020

Abstract

Abstract: Nationally, the incidence of obesity in ages 13-15 years is 4.5% in males and 2.9% in females. In North Sulawesi, the incidence of obesity in ages 13-15 years is 3% in males and 3.8% in females. This was a descriptive study. Data were obtained by filling questionnaires and direct observation together with the sport teachers at the sport field of KONI Sario Manado. Aerobic exercices (jogging and running) 1 hour per week were performed for four weeks. Respondents were 8 obese male respondents and 8 female obese respondents Of the 16 respondents, 9 had less knowledge about high-fat foods, cholesterol, and calories; 7 had good knowledge about that. In terms of attitudes and actions, 16 respondents did not follow a balanced and healthy diet. After the 4-week aerobic exercise, the mean weight loss of male respondents was 0.15 kg and of female respondents was 0.20 kg. Among male respondents, the mean fat loss was 0.2 cm in arm circumference, 0.25 cm in abdominal circumference, and 0.15 cm in thigh circumference meanwhile among the female respondents, the mean fat loss was 0.21 cm in arm circumference, 0.18 cm in abdominal circumference, and 0.30 cm in thigh circumference. Conclusion: All respondents did not follow a balanced and healthy diet. The numbers of respondents with poor knowledge and of respondents with good knowledge about high-fat foods, cholesterol, and calories were nearly the same. After aerobic exercise, there were decreases in body weight, arm circumference, abdominal circumference, and thigh circumference among male and female respondents.Keywords: diet management, balanced menu, aerobic exercise Abstrak: Kejadian obesitas secara nasional di usia 13-15 tahun pada laki-laki ialah 4,5% dan pada perempuan 2,9%. Di Sulawesi Utara kejadian obesitas di usia 13-15 tahun pada laki-laki 3% dan pada perempuan 3,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran upaya penurunan berat badan melalui olahraga aerobik pada remaja obes Kelas X Tahun 2016 di SMA Kristen Irene Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif. Pengambilan data pengisian kuesioner dari 8 responden laki-laki obes dan 8 responden perempuan obes dan melalui observasi langsung peneliti bersama guru olahraga di lapangan KONI Sario Manado. Latihan aerobik (jogging dan lari cepat, bergantian) selama 1 jam per minggu dilakukan selama 4 minggu. Dalam hal pengetahuan tentang makanan berlemak, kolesterol, dan kalori, dari total 16 responden diperoleh 9 orang berpengetahuan kurang dan 7 orang berpengetahuan baik. Dalam hal sikap dan tindakan, seluruh responden tidak mengikuti pola makan menu seimbang dan sehat. Rerata penurunan berat badan sesudah olahraga aerobik pada responden laki-laki 0,15 kg dan pada responden perempuan 0,20 kg. Rerata penurunan lemak sesudah olahraga aerobik pada responden laki-laki lingkar lengan 0,2 cm, lingkar perut 0,25 cm, lingkar paha 0,15 cm sedangkan pada responden perempuan lingkar lengan 0,21 cm, lingkar perut 0,18 cm, lingkar paha 0,30 cm. Simpulan: Seluruh responden tidak mengikuti pola makan menu seimbang. Jumlah responden dengan pengetahuan kurang dan pengetahuan baik mengenai makanan berlemak, kolesterol, dan kalori hampir sama banyak. Setelah latihan olahraga aerobik didapatkan penurunan rerata dari berat badan, lingkar lengan, lingkar perut, dan lingkar paha baik pada responden laki-laki maupun perempuan.Kata kunci: pola makan, menu seimbang, olahraga aerobik
Hubungan tingkat kepercayaan diri dan jerawat (Acne vulgaris) pada siswa-siswi kelas XII di SMA Negeri 1 Manado Saragih, Dicky F.; Opod, Hendri; Pali, Cicilia
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.12137

Abstract

Abstract: Acne vulgaris s a chronic inflammatory disease of the pilosebaseus unit accompanied by a blockage of the gland duct due to hoarding keratin material. It is characterized by comedones, papules, pustules, nodules, cysts, as well as scars in the area of predilection. Adolescents is a period of human development that is susceptible to acne. In general, facial acne experienced by adolescents affects their psychosocial development including declining confidence that disrupts them to actualize their potential. Self-confidence is an attitude of an individual who believes in his/her abilities, responsible for his/her actions andiss not influenced by others. This study aimed to determine the relationship between the level of confidence and acne vulgaris to the XII grade students of SMA Negeri 1 Manado. This was a correlational study with a cross sectional design. Samples were 102 students obtained by using purposive sampling technique. The Spearman Rank correlation showed a significant value of 0.422 > 0.05 (alpha/real degree). Conclusion: There was no significant relationship between the level of confidence and acne vulgaris among students to the XII Grace students of SMA Negeri 1 Manado with high level of confidence and moderate acne gradation. Keywords: acne, adolescents, confidence Abstrak: Jerawat adalah suatu penyakit peradangan kronik dari unit pilosebaseus disertai penyumbatan dari penimbunan bahan keratin duktus kelenjar yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, nodul, kista sering ditemukan pula skar pada daerah predileksi. Remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia yang rentan terhadap jerawat. Pada umumnya wajah berjerawat yang dialami remaja berpengaruh pada perkembangan psikososial termasuk kepercayaan diri yang menurun sehingga mengganggu remaja tersebut untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Kepercayaan diri merupakan sikap individu yang yakin pada kemampuannya sendiri, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan jerawat (acne vulgaris) pada siswa-siswi berjerawat kelas XII di SMA Negeri 1 Manado. Jenis penelitian ini korelasional dengan desain potong lintang. Sampel berjumlah 102 orang dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Dari hasil analisis data uji korelasi Rank Spearman dengan program SPSS 20 diperoleh,nilai signifikan 0,422 > 0,05 (Alpha/ Taraf nyata). Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kepercayaan diri dan jerawat pada siswa-siswi berjerawat kelas XII di SMA Negeri 1 Manado dengan tingkat kepercayaan diri tinggi dan gradasi jerawat sedang.Kata kunci: jerawat, remaja, kepercayaan diri
GAMBARAN EMOSI DAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU Kati, Richard K.; Opod, Hendri; Pali, Cicilia
eBiomedik Vol 6, No 1 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.6.1.2018.18679

Abstract

Abstract: Anxiety and poor emotional management may trigger the occurence of hypertension. In reverse, hypertension is able to cause uncontrolled anxiety and emotion. This study was aimed to determine the emotional and anxiety level of patients with hypertension at Puskesmas Bahu (Primary Heath Center). This was a descriptive study with a cross-sectional design. Hamilton Anxiety Rating Scale was used to measure the anxiety level, and Positive Affect-Negative Affect Schedule was used to determine the emotion overview of hypertensive patients. Subjects of this study were all hypertensive patients who came to Pukesmas Bahu during the period of October to November 2017. There were 78 patients as respondents involved in this study; 49 (62.8%) females and 29 (37.2%) males. The results showed that 4 (5.1%) respondents had dominant negative affect, while the other 74 (94.9%) respondents had dominant positive affect. Dealing with the anxiety level, there were 23 (29.5%) respondents with mild anxiety level, 21 (26.9%) respondents with severe anxiety level, 20 (25.6%) respondents with moderate anxiety level, 10 (12.8%) respondents had no anxiety, and the other 4 (5.1%) respondents had very severe anxiety. Conclusion: Most hypertensive patients at Puskesmas Bahu had dominant positive affect frequently associated with mild anxiety.Keywords: emotion, anxiety, affect, hypertensionAbstrak: Kecemasan dan manajemen emosi yang buruk dapat mencetuskan terjadinya hipertensi. Hipertensi juga dapat menyebabkan kecemasan dan emosi menjadi tidak terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran emosi dan tingkat kecemasan pada pasien hipertensi di Puskesmas Bahu. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Hamilton Anxiety Rating Scale digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dan Positive Affect Negative Affect Schedule digunakan untuk mengetahui gambaran emosi pasien hipertensi. Subyek penelitian ialah seluruh pasien hipertensi yang datang berkunjung ke Puskesmas Bahu pada periode Oktober sampai November 2017. Terdapat 78 responden dalam penelitian ini terdiri dari 49 orang (62,8%) perempuan dan 29 orang (37,2%) laki-laki. Gambaran emosi yang didapatkan ialah sebanyak 4 responden (5,1%) memiliki afek negatif yang dominan sedangkan 74 responden (94,9%) memiliki afek positif yang dominan. Gambaran tingkat kecemasan yang didapatkan ialah kecemasan ringan sebanyak 23 orang (29,5%), kecemasan berat 21 orang (26,9%), kecemasan sedang 20 orang (25,6%), tidak ada kecemasan sebanyak 10 orang (12,8%), dan kecemasan berat sekali sebanyak 4 orang (5,1%). Simpulan: Sebagian besar pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu memiliki afek positif yang dominan dan tersering disertai kecemasan ringan.Kata kunci: emosi, kecemasan, afek, hipertensi
GAMBARAN KECEMASAN PASIEN EKSTRAKSI GIGI SEBELUM DAN SESUDAH MENGHIRUP AROMATERAPI LAVENDER ., Merinchiana; Opod, Hendri; Maryono, Jimmy
e-GiGi Vol 3, No 2 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.9633

Abstract

Abstract: Anxiety due tooth extraction can causes obstacles for the operators and it delivers several problems. To overcome this anxiety, a consideration treatment is required, to settle anxiety experienced by patients. One of the solutions is to inhale lavender aromatherapy. Essensial oil of lavender can affect the brain activity through nerve system related to sense of smell and it connects with psychology condition such as emotional. This study aimed to describe the anxiety of patients with tooth extraction before and after inhaling lavender aromatherapy. This was a descriptive study with a cross sectional design. There were 30 respondents who are going to be undergone tooth extraction. Physical evaluation such as blood pressure, pulse, and respiration, and Visual analogue scale (VAS) for measureing anxiety were used. The results showed that patients had lower blood pressure, pulse, respiration as well as VAS after they inhaled lavender aromatherapy. Conclusion: Patients who were going to undergo tooth extraction had declined anxiety after inhalation of Lavender aromatherapy.Keywords: tooth extraction, anxiety, visual analogue scale, lavender aromatherapyAbstrak: Kecemasan karena ekstraksi gigi dapat menjadi penghambat bagi operator dan menimbulkan banyak masalah. Untuk mengatasi masalah kecemasan diperlukan pertimbangan perawatan yang dapat menanggulangi kecemasan yang dialami pasien salah satu diantaranya dengan menghirup aromaterapi lavender. Minyak esensial lavender dapat memengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui saraf yang berhubungan dengan indera penciuman dan berkaitan dengan kondisi psikologis seperti emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecemasan pasien ekstraksi gigi sebelum dan sesudah menghirup aromaterapi lavender. Jenis penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang dilakukan pada 30 responden yang akan menjalani prosedur ekstraksi gigi dengan menggunakan evalusi fisik berupa tekanan darah, nadi, dan respirasi, serta visual analogue scale (VAS) untuk mengukur kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah, nadi, dan respirasi serta VAS pasien yang cemas mengalami penurunan setelah menghirup aromaterapi lavender. Simpulan: Kecemasan pasien ekstraksi gigi mengalami penurunan setelah menghirup aromaterapi lavender.Kata kunci: ekstraksi gigi, kecemasan, visual analogue scale, aromaterapi lavender
Gambaran intelligence quotient (IQ) pelajar kelas XI IPA SMA Negeri 1 Manado Kindangen, Estheria H.C.; David, Lydia; Opod, Hendri
e-Biomedik Vol 5, No 1 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i1.14868

Abstract

Abstract: Commonly, intelligence is often called cleverness hence people with high intelligence are often called clever individuals or geniuses. In the education sector, intelligence is utilized to know the academic achievement of an individual. This study was aimed to determine the intelligence quotient (IQ) of students of science class XI at SMA Negeri 1 (senior high school) Manado. This was a descriptive study with a cross sectional design. There were 140 subjects in this study who fulfilled the inclusion criteria. The results showed that 30 subjects were in the superior IQ score category (36%); 29 subjects in the above average IQ score category (35%); 22 subjects in the average IQ score category (27%); 2 subjects in the below average IQ score category (2%); and there was 1 deviative subject (1%). Conclusion: The intelligence quotient (IQ) of SMA Negeri 1 Manado students of science class XI was categorized as above average.Keywords: IQ, intelligence, students Abstrak: Secara umum inteligensi sering disebut kecerdasan, sehingga orang yang memiliki inteligensi tinggi sering disebut orang cerdas atau jenius. Dalam bidang pendidikan, kemampuan inteligensi dimanfaatkan untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar yang dapat dicapai oleh individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat intelegensi (IQ) pelajar kelas XI IPA SMA Negeri 1 Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Subyek penelitian ialah 140 pelajar yang memenuhi kriteria inklusi. Alat tes inteligensi yang digunakan ialah Standard Progressive Matrices (SPM). Hasil penelitian mendapatkan bahwa pada 140 pelajar SMA Negeri 1 Manado didapatkan skor IQ kategori superior 30 subyek (36%), kategori di atas rata-rata 29 subyek (35%), kategori rata-rata 22 subyek (27%), di bawah rata-rata 2 subyek (2%), dan 1 subyek defiatif (1%). Simpulan: Tingkat inteligensi (IQ) pelajar kelas XI IPA SMA Negeri 1 Manado termasuk dalam kategori di atas rata-rata. Kata Kunci: IQ, inteligensi, pelajar
Pengaruh tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya pemeliharaan gigi tiruan di Kelurahan Upai Kecamatan Kotamobagu Utara Mokoginta, Randy S.; Wowor, Vonny N.S.; Opod, Hendri
e-GiGi Vol 4, No 2 (2016): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.4.2.2016.14158

Abstract

Abstract: Denture appliances is not just as a replacement for any kind of tooth loss but it is also a necessary to keep the hygiene and maintenance of the denture appliance, therefore, the denture appliances will not cause any bad effects on oral health. Knowledge of how to keep the denture appliance clean could be represented by a positive attitude through cleaning one’s denture appliance. This study was aimed to analyze the effect of education level on the maintenance efforts of denture appliances among denture users in Upai, North Kotamobagu.This was an analytical descriptive study with a cross-sectional design. Samples were obtained by using total sampling method. The instrument of this study was a valid and reliable questionnaire. Data were analyzed with the Chi-Square test. This study was conducted from February to August 2016. The results showed that 41.9% of the samples had moderate level of education; 47.1% had low education; and 11% had high education. In keeping their denture appliances clean, there were 74.2% that had moderate efforts; 13,6% had bad efforts; and 12.2% had good efforts. The Chi-square test showed a p value of 0.001 (p<0.05). Conclusion: Most of the denture users were low-level educated, however, most of them had moderate efforts in keeping their dentures clean.Keywords: education level of society, maintenance efforts of denture appliances. Abstrak: Penggunaan gigi tiruan tidak hanya sebatas penggantian gigi yang hilang tetapi harus memperhatikan pemeliharaan kebersihannya agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan rongga mulut. Pengetahuan yang baik dari masyarakat akan membentuk sikap positif dan diwujudkan melalui tindakan pemeliharaan gigi tiruan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya pemeliharaan gigi tiruan di Kelurahan Upai Kecamatan Kotamobagu Utara. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Populasi penelitian yakni masyarakat pengguna gigi tiruan lepasan (GTL) di Kelurahan Upai Kecamatan Kotamobagu Utara sebanyak 155 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis hasil penelitian digunakan uji statistic Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan 41,9% masyarakat kelurahan Upai memiliki tingkat pendidikan sedang, 47,1% memiliki tingkat pendidikan rendah, dan 11% memiliki tingkat pendidikan tinggi. Terdapat 74,2% memiliki upaya yang cukup dalam pemeliharaan gigi tiruan, 13,6% buruk, dan 12,2% baik. Hasil uji Chi Square mendapatkan p=0,001 (p<0,05). Simpulan:: Tingkat pendidikan masyarakat pengguna gigi tiruan umumnya tergolong rendah tetapi memiliki upaya yang cukup dalam pemeliharaan gigi tiruan. Juga terdapat pengaruh bermakna dari tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya pemeliharaan gigi tiruan. Kata kunci: tingkat pendidikan masyarakat, upaya pemeliharaan gigi tiruan.
Gambaran Tingkat Kecemasan pada Warga yang Tinggal di Daerah Rawan Longsor di Kelurahan Ranomuut Kota Manado Mamesah, Nikhita F. A.; Opod, Hendri; David, Lydia
eBiomedik Vol 6, No 2 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.6.2.2018.22108

Abstract

Abstract: Anxiety is a normal reaction that helps human to deal with danger or tough situation. Anxious people feel afraid, worry, and have physical changes such as increased blood pressure. This condition can happen especially among people who live in the landslide-prone area. They always feel worried and anxious when rain as well as earthquake or any condition that can trigger landslide occurs. This study was aimed to determine the anxiety level among residents living in the landslide prone-area Ranomuut Manado. This was a descriptive study with a cross sectional approach. Samples were obtained by using the purposive sampling technique. Respondents were residents of Ranomuut Lingkungan IV Manado. The anxiety level was measured with Hamilton Anxiety Rating Scale (HAR-S) questionnaire. The results showed that there were 43 respondents who participated in this study; 22 females (51.1%) and 21 males (48.9%). The anxiety levels were mild anxiety in 11 respondents (25.6%), moderate anxiety in 22 respondents (51.1%), severe anxiety in 8 respondents (18.6%), and no anxiety in 2 respondents (4.7%). Conclusion: Most residents in landslide prone-area had anxiety, and the most common anxiety was moderate anxiety.Keywords: anxiety, landslide prone-area, Hamilton Anxiety Rating Scale (HAR-S) Abstrak : Kecemasan adalah reaksi normal yang membantu manusia menghadapi situasi yang berbahaya atau sulit. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan, memiliki pikiran yang khawatir, dan perubahan fisik seperti tekanan darah yang meningkat. Keadaan ini dapat terjadi khusunya bagi orang yang tinggal di daerah rawan longsor yang akan selalu waspada dan juga merasa cemas disaat hujan, gempa atau hal-hal yang dapat memicu terjadinya longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada warga yang tinggal di daerah rawan longsor di Kelurahan Ranomuut, Kota Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Responden penelitian ialah warga Kelurahan Ranomuut Lingkungan IV. Tingkat kecemasan diukur menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HAR-S). Hasil penelitian mendapatkan bahwa responden yang mengikuti penelitian berjumlah 43 orang, terdiri dari perempuan 22 orang (51,1%) dan laki-laki 21 orang (48,9%). Tingkat kecemasan yang didapatkan ialah kecemasan ringan sebanyak 11 orang (25,6%), kecemasan sedang sebanyak 22 orang (51,1%), kecemasan berat sebanyak 8 orang (18,6%), dan yang tidak memiliki kecemasan sebanyak 2 orang (4,7%). Simpulan: Sebagian besar masyarakat yang berdiam di daerah rawan longsor mengalami kecemasan, terutama kecemasan sedang.Kata kunci: kecemasan, daerah rawan longsor, Hamilton Anxiety Rating Scale (HAR-S)
GAMBARAN KECEMASAN PASIEN MENGGUNAKAN TERAPI MUSIK KLASIK PADA PROSEDUR EKSTRAKSI GIGI DI RSGM PSPDG-FK UNSRAT Mantiri, Meliana A.; Opod, Hendri; Parengkuan, Wulan G.
e-GiGi Vol 3, No 2 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.10483

Abstract

Abstract: Tooth extraction is a complicated procedure, especially if there are additional treatment considerations due to the high risk patients. Anxiety can make the patient cannot cooperate thus inhibit the performance of dentists during dental extraction procedures. Anxiety can be reduced by using distraction techniques such as classical music. This study aimed to obtain an overview of the patient's anxiety using classical music therapy during a tooth extraction procedure in RSGM PSPDG-FK Unsrat. This was a descriptive study with a cross sectional design using the total sampling method. Samples were 40 adults aged 17-65 years consisting of 21 people who had undergone dental extraction and 19 people who had not undergone dental extraction. Physical examination and Visual Analogue Scale (VAS) were performed before and after the classical music therapy. Based on physical examination decreased anxiety was found in 36.83% of the group who had never undergone a tooth extraction and 11.11% of the group who had undergone a tooth extraction. Based on VAS, of the group who had never undergone a tooth extraction 26.32% patients looked slight anxious, 5.26% looked unpleasant; no patients belonged to the sad category. Of the group who had undergone tooth extraction 9.52% of patients looked slight anxious. Conclusion: Anxiety of patients who were undergoing dental extraction decreased after classical music therapy performed.Keywords: tooth extraction, anxiety, visual analogue scale, classical music therapyAbstrak: Prosedur ekstraksi gigi merupakan prosedur yang rumit, terlebih lagi bila ada pertimbangan perawatan tambahan karena adanya pasien dengan resiko tinggi. Kecemasan dapat membuat pasien tidak bisa bekerjasama sehingga menghambat kinerja dokter gigi dalam melakukan prosedur ekstraksi gigi. Kecemasan dapat dikurangi melalui teknik distraksi yang efektif seperti musik klasik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kecemasan pasien menggunakan terapi musik klasik pada prosedur ekstraksi gigi di RSGM PSPDG-FK Unsrat. Jenis penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang menggunakan metode pengambilan sampel total. Jumlah sampel 40 orang dewasa berusia 17-65 tahun terdiri dari 21 orang pernah dan 19 orang belum pernah menjalani prosedur ekstraksi gigi sebelumnya. Data diambil berdasarkan pemeriksaan fisik dan Visual Analogue Scale (VAS) sebelum dan sesudah mendapat terapi musik klasik. Berdasarkan pemeriksaan fisik pada kelompok yang belum pernah menjalani prosedur ekstraksi gigi terjadi penurunan kecemasan sejumlah 36,83% pasien dan yang sudah pernah menjalani prosedur ekstraksi gigi sejumlah 11,11% pasien. Berdasarkan VAS pada pasien yang belum pernah menjalani prosedur ekstraksi gigi sejumlah 26,32% pasien kategori sedikit cemas, 5,26% pasien kategori tidak menyenangkan, dan tidak ada pasien pada kategori menyedihkan. Pada yang pernah menjalani prosedur ekstraksi gigi sejumlah 9,52% pasien kategori sedikit cemas. Simpulan: Kecemasan pasien yang akan menjalani ekstraksi gigi mengalami penurunan setelah mendapat terapi musik klasik.Kata kunci: ekstraksi gigi, kecemasan, visual analogue scale, terapi musik klasik