Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI KURKUMIN DAN KOMPLEKS TEMBAGA (II) KURKUMIN TERHADAP S.AUREUS DAN E.COLI Firdaus, Giska Ristianty; Silalahi, Imelda Hotmarisi; Ardiningsih, Puji
Indonesian Journal of Pure and Applied Chemistry Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/indonesian.v7i2.77806

Abstract

Copper (II) complex of curcumin was prepared from the reaction between curcumin and a metal precursor (CuCl2.2H2O) in ethanol with a mole ratio curcumin to metal 2:1. The FTIR spectrum of Cu2+-curcumin shows a change in the absorption band and a shift in the wave number, especially in the absorption band of the phenolic –OH group 3510.45 cm-1 which is a stretching vibration that becomes wider and shifts to a larger wave number, namely 3514.30 cm-1. Compared with free curcumin spectrum the absorption band of the C=O functional group shows a change where in free curcumin is at 1627.92 cm-1 while in the Cu2+-curcumin complex the is at 1735.93 cm-1 this indicate the coordination of metal ions with curcumin. The IR spectrum shows a typical absorption band for the metal oxygen group, Cu-O 480.28 cm-1 in the Cu2+-curcumin complex. The UV-Vis spectrum of the Cu2+-curcumin complex show a shift towards a larger wavelength (red shift/batochromic) of (~2 nm). Antibacterial activity of Cu2+-curcumin complex compound is active in inhibiting S.aureus and E.coli. After complexation, the activity against the tested microorganisms generally increased and the complex showed higher activity than free curcumin.
Studi Komparasi Penggunaan TiO2 Anatase dan P25 sebagai Anoda untuk Sel Surya Tersensitasi Bixin Septiani, Septiani; Naselia, Uray Amira; H. Silalahi, Imelda; Usman, Thamrin; Rahmalia, Winda
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 6 No. 1 (2021): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jcpe.v6i1.821

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kinerja sel surya yang menggunakan TiO2- anatase dan TiO2-P25 sebagai anoda. Bixin digunakan sebagai sensitizer. Bixin diekstraksi dan diisolasi dari biji kesumba. Bixin dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR. Hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya 3 puncak karakteristik bixin pada 488, 459, 430 nm. Spektra FTIR bixin ditandai dengan adanya serapan pada bilangan gelombang 3183 cm-1 mengindikasikan vibrasi renggang -OH yang berasal dari gugus karboksilat; pada 2955, 2924, dan 2852 cm-1 vibrasi renggang H-C-H; pada 1716 cm-1 vibrasi renggang C=O; pada 1608 cm-1 vibrasi tekuk O-H; pada 1563 dan 1518 cm-1 vibrasi renggang C=C (alkena); pada 1379 cm-1 vibrasi tekuk C-H; pada 1255 cm-1 vibrasi renggang C-O; pada 1161 cm-1 vibrasi simetri dan asimetri C-O-C (kelompok ester); serta pada 1012 cm-1 vibrasi renggang C-H. Kinerja sel surya yang menggunakan TiO2-antase menunjukkan efisiensi konversi energi maksimum yang lebih tinggi (0,027%) jika dibandingkan dengan TiO2-P25 (0,006%) di bawah intensitas cahaya 100 W/m2.
Activity of Zn(II)-Curcumin Complex Compound as An Antibacterial Agent Against Staphylococcus Aureus and Escherichia Coli Silalahi, Imelda Hotmarisi; Sadenta, Deby Pascalia; Ardiningsih, Puji; Widiyantoro, Ari
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol. 12 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v12i1.39415

Abstract

Curcumin has very broad biological activities, but it has low stability. The stability of curcumin can be enhanced by forming complex compounds with metal ions, hoping to preserve its activity. This paper reports the antibacterial activity of zinc(II)-curcumin compared with curcumin alone. Zinc(II)-curcumin complexes have been prepared using ZnCl2 metal precursor in ethanol under reflux conditions with a curcumin:metal molar ratio of 2:1. The reaction, followed by thin-layer chromatography, showed that curcumin had reacted completely with zinc(II) metal ions after 4 hours reaction. The UV-vis spectra of the Zn(II)-Curcumin complex experienced a bathochromic peak shift of 5 nm. The FTIR spectra of the zinc(II)-curcumin complex indicated interactions between the ß-1,3 diketone groups of curcumin and Zn2+ metal ions, manifested by a decrease in absorption band intensity and shift in wave numbers of phenolic -OH and enolic C=O groups. Antibacterial activities of curcumin and zinc(II)-curcumin were evaluated using the disc diffusion method against E.coli and S.aureus bacteria. Curcumin and zinc(II)-curcumin exhibited a moderate antibacterial activity against the bacteria. Inhibition zone diameters against E.coli demonstrated by curcumin and zinc(II)-curcumin at a dose of 100 µg/disc are 6.05 mm  and 5.30 mm, respectively. Meanwhile, at the same dose, curcumin and zinc(II)-curcumin showed inhibition zone diameters against S. aureus in 5.39 mm and 6.09 mm, respectively. The observations demonstrate the preservation of curcumin antibacterial activities although it is introduced with zinc(II) ion.
Fotodegradasi Metilen Biru Menggunakan Campuran Pasir Puya/TiO2 Amanda, Ferdian Rizki; Silalahi, Imelda Hotmarisi; Zaharah, Titin Anita; Wahyuni, Nelly
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 13 No. 2 (2024): July
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jstundiksha.v13i2.81388

Abstract

Pasir puya merupakan istilah yang dikenal untuk pasir yang bersumber dari sisa pertambangan emas yang dilakukan khususnya oleh masyarakat lokal Kalimantan, telah diketahui memiliki kandungan mineral yang berharga seperti ZrSiO4, FeTiO3, dan TiO2 yang belum dimanfaatkan. Target penelitian ini adalah memanfaatkan pasir puya sebagai matriks fotokatalis TiO2 yang dapat  memperbaiki efisiensi katalitik TiO2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik serta aktivitas campuran pasir puya/TiO2 terhadap degradasi metilen biru dalam larutan berair. Campuran pasir puya/TiO2 disintesis melalui metode sol-gel kemudian dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), analisis sorpsi gas (BET) dan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX). Konsentrasi metilen biru diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil analisis XRD mengkonfirmasi bahwa fase kristal TiO2 dalam campuran pasir puya/TiO2 yang telah disintesis adalah fase anatase pada 2θ 25,32o, 37,78o, 48,04o, 54o, 55,09o, dan 62,78o bersama dengan kristal zirkonium silikat pada 2θ 26,97o, 52,19o, dan 55,57o yang berasal dari pasir puya. Hasil analisa EDX menunjukkan bahwa campuran pasir puya/TiO2 mengandung unsur dominan O, Ti, dan Zr. Analisis gas sorpsi BET menunjukkan peningkatan luas permukaan pada campuran pasir puya/TiO2 lebih dari 10 kali lipat dibandingkan pasir puya. Kemampuan fotokatalitik optimum dalam mengurangi kadar metilen biru dalam larutan berair berdasarkan analisis statistik adalah campuran pasir puya/TiO2 5%, yang tidak berbeda signifikan dari campuran TiO2 dengan pasir puya 3% dan 1% namun berbeda dengan campuran dengan pasir puya 10%.
Kemampuan Material Pasir Puya Teraktivasi Sebagai Fotokatalis pada Pengurangan Metilen Biru dalam Larutan Berair Sari Damayanti; Silalahi, Imelda Hotmarisi; Titin Anita; Ari Widiyantoro
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 14 No. 1 (2025): April
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jstundiksha.v14i1.88872

Abstract

Pasir puya adalah residu penambangan emas yang mengandung mineral berharga seperti zirkon, ilmenit dan besi oksida. Studi ini mengeksplorasi potensi pasir puya sebagai fotokatalis setelah melalui proses aktivasi melalui metode fusi alkali dan kalsinasi. Penelitian ini bersifat eksperimental  bertujuan untuk mengkarakterisasi pasir puya sebelum dan setelah aktivasi serta melihat performanya sebagai fotokatalis dalam mendegradasi metilen biru. Analisis X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), gas sorpsi dan Diffuse Reflectance-UV (DR-UV) digunakan untuk mengkarakterisasi material pasir. Uji kemampuan fotokatalitik pasir dilakukan dengan mengukur penurunan konsentrasi metilen biru dalam kondisi tanpa penyinaran dan disinari lampu halogen dan UV dengan keberadaan pasir. Analisis XRF menunjukkan bahwa pasir puya yang telah melalui reaksi fusi alkali mengandung Fe2O3, TiO2 dan ZrO2 sebagai komponen utamanya. Proses aktivasi pasir melalui kalsinasi meningkatkan luas permukaan spesifik dan membentuk fase anatase TiO2 disamping mineral oksida besi. Energi celah pita dari pasir puya tanpa kalsinasi dan pasir puya yang telah dikalsinasi (aktivasi) tidak jauh berbeda.  Pasir puya yang diaktivasi baik dalam keadaan gelap maupun terang menunjukkan kemampuan lebih baik daripada pasir puya yang tidak diaktivasi. Di bawah lampu UV, pasir yang diaktivasi menurunkan konsentrasi metilen biru hingga 72,7% dalam penyinaran selama 120 menit, sedangkan pasir yang tidak dikalsinasi mampu menurunkan 65,3% metilen biru dalam waktu yang sama. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pasir puya yang telah diaktivasi berpotensi menjadi fotokatalis yang efektif, membuka kemungkinan baru untuk pemanfaatan pasir puya, residu penambangan emas sebagai sumber material fotokatalis.