Claim Missing Document
Check
Articles

EFEKTIVITAS EKSTRAK AKAR PANDAN WANGI (PANDANUS AMARYLLIFOLUS ROXB.) SEBAGAI ANTIMALARIA TERHADAP JUMLAH MONOSIT DALAM DARAH MENCIT (MUS MUSCULUS) YANG DIINFEKSI PLASMODIUM BERGHEI Dila, Gata; Kahtan, Muhammad Ibnu; Widiyantoro, Ari
Biomedika Vol 12, No 1 (2020): Biomedika Februari 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i1.9237

Abstract

ABSTRAKMalaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang memberikan morbiditas yang cukup tinggi di dunia dan merupakan infeksi yang ketiga teratas dalam jumlah kematian. Di Indonesia, pemberantasan penyakit malaria kurang maksimal karena adanya resistensi parasit terhadap obat antimalaria dan gangguan sistem imun. Monosit merupakan sel efektor imun yang penting dalam perlindungan terhadap patogenesis malaria yang bersifat sitostatik dan sitotoksik. Tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) memiliki senyawa yang dapat bekerja sebagai antimalaria dan imunomodulator. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas ekstrak metanol akar pandan wangi sebagai antimalaria terhadap jumlah parasitemia dan monosit dalam darah mencit (Mus musculus) yang diinfeksi Plasmodium berghei. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen murni (true experiment design) in vivo dengan desain rancangan acak lengkap (completely randomized design). Uji efektivitas ekstrak metanol akar pandan wangi sebagai antimalaria dilakukan dengan konsentrasi 6,5%, 13% dan 26%. Kontrol positif diberi 3,74 mg/mL Dihydroartemisinin-Piperaquin (DHP), kontrol negatif diberikan akuades dan kontrol normal tidak diintervensi Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi 6,5%, 13% dan 26% memiliki aktivitas antimalaria dengan menurunkan persentase parasitemia dan meningkatkan jumlah monosit. Kesimpulan dalam penelitian ini ekstrak akar pandan wangi memiliki aktivitas malaria dengan konsentrasi yang paling baik yaitu 26% untuk menurunkan jumlah parasitemia dan meningkatkan monosit.Kata Kunci: Pandanus amaryllifolius Roxb. Antimalaria, Monosit, Plasmodium bergheiABSTRACTMalaria is one of the most common infectious diseases in the world and is the third highest infection in mortality. In Indonesia, eradication of malaria is not maximal because of parasitic resistance to antimalarial drugs and immune system disorders. Monocytes are important effector immune cells in the protection of the cytostatic and cytotoxic pathogenesis of malaria. Pandanus amaryllifolius Roxb. root plant have compounds that can work as antimalarials and immunomodulators. This research aim to determine the effectiveness of the methanol extract of Pandanus amoryllifolius Roxb. as antimalarial to parasitemia and monocytes count of blood mice (Mus musculus) with Plasmodium berghei infection. This study is a true experiment design in vivo with complete randomized design. Methanol extract of Pandanus amaryllifolius Roxb. with concentration 6.5%, 13% and 26% used as antimalarial. Dihydroartemisinin-Piperaquine (DHP) 3.74 mg/mL used as positive control, aquades used as negative control groups and the control group was not intervened. The result of this research show effectiveness as antimalarial in methanol extract of Pandanus amaryllifolius Roxb. with concentration 6,5%, 13% and 26% have antimalarial activity by decreasing percentage of parasitemia and increasing monocyte count. The conclusion of this research is the high antimalarial activity in methanol extract of Pandanus amaryllifolius Roxb. in 26% concreation which could decreased parasitemia precentage and increased monocytes count.Keywords: Pandanus amaryllifolius Roxb, Antimalarial, Monocyte, Plasmodium berghei
KEMAMPUAN EKSTRAK BUAH MAKASAR (Brucea javanica L. Merr) SEBAGAI PENGHAMBAT BAKTERI Propionibacterium acnes INDUSER MEDIATOR INFLAMASI Widiyantoro, Ari; Khotimah, Siti; Mulyadi, Achmad; Usman , Thamrin
Sainstek Vol4, No 3, 2009
Publisher : Jurnal Sainstek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.19 KB)

Abstract

Propionibacterium acnes merupakan suatu induser mediator inflamasi yang banyak mengakibatkan timbulnya jerawat. Proses terjadinya jerawat diawali dengan tertutupnya folikel sebaseus oleh sel kulit mati sehingga menyebabkan akumulasi sebum. Sebum yang terakumulasi kemudian menjadi nutrisi bagi pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Bakteri ini akan menghasilkan metabolit yang memicu terjadinya inflamasi. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi produksi ROS (reactive oxygen species) yang terjadi pada proses penghambatan bakteri Propionibacterium acnes oleh ekstrak buah Makasar (Brucea javanica L. Merr). Hasil penelitian menunjukkan fraksi etil asetat buah Makasar mempunyai aktivitas penghambatan yang tertinggi sebesar 85,56% 3,09 terhadap reduksi NBT dibandingkan ekstrak/fraksi dari buah Makasar lainnya namun masih dibawah kontrol positifnya yaitu vitamin C dan E. Kata Kunci : Propionibacterium acnes, Brucea javanica L. Merr, ROS, NBT
AKTIVITAS ANTIMAKAN EKSTRAK KULIT BATANG MUNDU (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz) TERHADAP LARVA Epilachna varivestis Widiyantoro, Ari; ., Kustiati; Kusharyanti, Indri
Sainstek Vol 3, No 3, 2008
Publisher : Jurnal Sainstek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.325 KB)

Abstract

Isolasi senyawa antimakan dari 1,5 kg kulit batang mundu (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz) menghasilkan senyawa golongan santon (50 mg) berupa kristal berwarna kuning dengan titik leleh 208210oC dan uji fitokimia menunjukkan positif polifenol. Spektrum UV isolat menunjukkan adanya gugus kromofor seperti gugus C=O, C=C aromatik, dan OH. Spektrum IR isolat menunjukkan adanya gugus fungsi seperti OH, C=O, C-O-C, C=C aromatik, dan C-H aromatik.Uji aktivitas antimakan terhadap Epilachna varivestis menunjukkan bahwa fraksi etil asetat batang mundu pada konsentrasi 0,5% tidak menunjukkan aktivitas antimakan. Sementara pada konsentrasi 2% menunjukkan rata-rata ratio antimakan 50,78 4,87 terhadap placebo. Aktivitas antimakan ini disebabkan oleh aktivitas senyawa yang terdapat dapat fraksi etil asetat yaitu golongan senyawa polifenol dan flavonoid. Aktivitas antimakan isolat (positif polifenol) kulit batang mundu terhadap Epilachna varivestis pada konsentrasi 0,5 % menunjukkan rata-rata ratio antimakan terhadap placebo sebesar 35,45 4,51 Sementara pada konsentrasi 2% menunjukkan rata-rata ratio antimakan 91,87 4,56 terhadap placebo.
SENYAWA FLAVONOID DARI FRAKSI DIKLOROMETANA BUAH MANGGA GOLEK (MANGIFERA SPP.) SEBAGAI PENGOMPLEKS FE2+ Ari Widiyantoro, Afghani Jayuska, Meky Destria,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.078 KB)

Abstract

Logam besi biasa ditemukan dialam berupa padatan atau ion terlarut seperti Fe3+ atau Fe2+. Ion besi (Fe2+) dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif hingga kanker apabila berlebih di dalam tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi pengompleks dari senyawa flavonoid yang terdapat pada fraksi diklorometana buah Mangga Golek (Mangifera spp.) terhadap ion besi (Fe2+) dan melakukan karakterisasi terhadap senyawa tersebut. Adapun tahapan yang dilakukan untuk memperoleh senyawa tersebut adalah preparasi sampel, ekstraksi, fraksinasi, pemisahan dan pemurnian senyawa hingga diperoleh isolat S1 yang dikarakterisasi menggunakan spektrometer IR dan 1H-NMR serta analisis potensi pengompleks terhadap Fe2+ menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil karakterisasi senyawa dengan IR, isolat S1 memiliki gugus fungsi seperti -OH ulur (3430 cm-1), C-H alfiatik ulur (2927 cm-1),  C=O (1641 cm-1), cincin aromatik (1515-1449 cm-1), C-O-C ulur (1176 cm-1) dan C-O-C (1112 cm-1). Hasil karakterisasi senyawa dengan 1H-NMR, isolat S1 menunjukkan ?H pada ?H  7,99 (d, J=8,8 Hz, H-2?dan H-6?); ?H  7,29 (d, J=8,8 Hz, H-3?dan H-5?); ?H 6,94 (s, H-3); ?H 6,52  (s, J=2 Hz, H-8) dan ?H  6,43 (s, J=1,6 Hz, H-6), yang diperkirakan senyawa tersebut ialah 5,4?-dihidroksi-7-metoksiflavon merupakan senyawa golongan flavonoid. Hasil analisa potensi pengompleks Fe2+ oleh isolat S1 yang dilakukan, menunjukkan pergeseran ? maks sebesar 2 nm setelah senyawa ditambahkan Fe2+ yaitu dari 296 nm ke 298 nm. Kata Kunci: besi (Fe2+), diklorometana, flavonoid, Mangifera spp., pengkhelatan
SENYAWA TERPENOID DARI FRAKSI DIKLOROMETANA DAUN TANAMAN ANDONG (Cordyline fruticosa) DAN AKTIVITAS ANTIMALARIANYA TERHADAP Plasmodium falciparum Ari Widiyantoro, Puji Ardiningsih, Mai Nurhayati,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 6, No 3 (2017): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.765 KB)

Abstract

Daun andong (Cordyline fruticosa) banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk batuk darah dan pendarahan pada kehamilan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan karakteristik terpenoid dari fraksi diklorometana dan aktivitas antimalarianya terhadap Plasmodium falciparum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi, fraksinasi, pemisahan dan uji kemurnian. Hasil ekstraksi daun andong dengan metanol diperoleh sebanyak 144,01 g ekstrak kental. Ekstrak metanol mengandung senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, alkaloid, saponin, dan tanin. Ekstrak  metanol menunjukkan nilai aktivitas antimalaria IC50 sebesar 10,44 g/mL yang memberikan aktivitas antimalaria cukup baik. Ekstrak ini selanjutnya difraksinasi sehingga diperoleh fraksi n-heksana, diklorometana, etil asetat, dan metanol. Aktivitas antimalaria (IC50) dari fraksi diklorometana, n-heksana, etil asetat, dan metanol berturut-turut adalah 1,03 g/mL, 11,01 g/mL, 7,67 g/mL, dan 29,54 g/mL. Fraksi diklorometana memberikan aktivitas antimalaria paling baik. Pemisahan dan pemurnian fraksi diklorometana menghasilkan isolat FD3.5. Isolat menunjukkan nilai aktivitas antimalaria IC50 sebesar 1,79 g/mL. Analisis spektrum UV-Vis diperoleh absorbansi maksimum pada panjang gelombang ( ) 253 nm dan 296 nm yang menunjukkan adanya transisi elektronik n *. Spektrum IR menunjukkan gugus C-H alkena pada bilangan gelombang 3020,30 cm-1 dan 1215,06 cm-1 menunjukkan gugus C-O-C. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan adanya terpenoid dan ditandai dengan warna merah setelah disemprot menggunakan pereaksi Liebermann-Buchard. Kata Kunci: Cordyline fruticosa, daun andong, terpenoid, antimalaria, Plasmodium falciparum
KARAKTERISASI SENYAWA STEROID DARI FRAKSI DIKLOROMETANA BUNGA NUSA INDAH (Mussaenda erythtopylla) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 Ari Widiyantoro, Puji Ardiningsih, Devi Haryati,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.45 KB)

Abstract

Bunga Nusa Indah (Mussaenda erythrophylla) merupakan salah satu tanaman  yang tumbuh di daerah tropis dan digunakan oleh sebagian masyarakat sebagai diuretik, antipologis, antipiretik dan antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakter senyawa steroid dari fraksi diklorometana bunga nusa indah dan aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara MCF-7. Penelitian ini meliputi beberapa metode yaitu ekstraksi dan fraksinasi hingga dilakukan pemisahan dan pemurnian senyawa steroid. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa bunga nusa indah (Mussaenda erythrophylla) mengandung senyawa terpenoid, steroid, flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin. Isolat FD1 yang diperoleh dilakukan analisis dengan menggunakan spektroskopi UV-Vis dan IR, serta di lakukan uji sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan menggunakan metode MTT essay. Hasil analisis UV-Vis menunjukan bahwa isolat FD1 memiliki nilai absorbansi maksimum pada panjang gelombang 276 nm, dan 224 nm. Spektrum IR isolat FD1 menunjukan serapan pada bilangan gelombang 3382; 2923-2850; dan 1461 cm- . Isolat FD1 memiliki aktivitas sitotoksik yang tergolong potensial karena memiliki nilai IC50 sebesar 74,63 g/mL. Kata kunci: Mussaenda erythrophylla, steroid, sel kanker payudara MCF-7
SENYAWA ANTIINFLAMASI DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN DARUJU (Acanthus ilicifolius) TERHADAP UDEM KAKI MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI KARAGENAN Ari Widiyantoro, Lia Destiarti, Army Novia Yanuarini,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.229 KB)

Abstract

Telah dilakukan  penelitian tentang senyawa antiinflamasi dari fraksi etil asetat daun daruju (Acanthus ilicifolius) terhadap udem kaki mencit (Mus musculus) yang diinduksi karagenan melalui beberapa tahapan yaitu isolasi, karakterisasi dan uji antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas senyawa antiinflamasi dari fraksi etil asetat daun daruju terhadap udem kaki mencit yang diinduksi karagenan, dan menentukan karakter senyawa antiinflamasi tersebut. Hasil isolasi fraksi etil asetat daun daruju diperoleh isolat fenolik sebanyak 7,2 mg yang memiliki sifat  fisik bewarna kuning kehijauan dan titik leleh 287-291oC. Ekstrak, masing-masing fraksi, dan isolat dilakukan uji antiinflamasi terhadap kaki mencit yang disuntikan secara subkutan dengan karagenan 1%. Hasil penelitian menunjukan isolat dan fraksi etil asetat lebih efektif menurunkan udem dibandingkan dengan hasil uji lainnya, pada dosis 1,5 mg/kgBB, dengan persen udem pada jam ketiga yaitu isolat 52,7%, dan fraksi etil asetat 41,7%. Analisis spektrofotometer UV-VIS diperoleh serapan maksimum 284 dan 350 nm yang menunjukan adanya transisi elektronik π→π*; π→π* dan n→π*. Setelah penambahan pereaksi NaOH terjadi pergeseran panjang gelombang lebih tinggi dari 204 nm ke 210 nm, pada panjang gelombang maksimum juga terlihat adanya pita I dan pita II yang merupakan karakteristik golongan senyawa flavonoid. Berdasarkan uji metabolit sekunder menunjukkan adanya flavonoid dengan cerium sulfat dan fenolik dengan FeCl3.  Kata kunci : Acanthus ilicifolius daun, mencit, antiinflamasi, udem
KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI METANOL BUNGA NUSA INDAH (Mussaenda erythrophylla) Ari Widiyantoro, Afghani Jayuska, Sri Utami,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 6, No 4 (2017): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.831 KB)

Abstract

Bunga nusa indah (Mussaenda erythrophylla) merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengarakterisasi senyawa fenolik dari fraksi metanol pada bunga nusa indah. Penelitian ini dilakukan dengan berbagai metode pemisahan yaitu fraksinasi dan pemurnian. Isolat relatif murni diperoleh 438,9 mg berbentuk amorf. Kemurnian isolat diuji menggukanan kromatografi lapis tipis 1 dan 2 dimensi yang menunjukkan noda tunggal dan uji fitokimia yang menunjukkan positif fenolik. Spektrum ultraviolet visible (UV-Vis) dengan menggunakan pelarut metanol memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 221,0 nm menunjukkan adanya transisi elektronik π→π*. Pada 267,5 nm menunjukkan adanya transisi elektronik *. Spektrum infrared (IR) menunjukkan bilangan gelombang (cm-1) : 3120,82 – 3514,30 (cm-1) (OH) stretching; 1454,33 cm-1 (C=C aromatic) stretching; 1128,36 cm-1 (C-O-C) stretching; 2922,16-2858,51 cm-1 (C-H alifatic), 1730,15 cm-1 (C=O), 1583, 56 cm-1 (C=C alifatic),  827,46 cm-1 C-H alifatic. Berdasarkan hasil uji fitokimia, spektrum UV-Vis dan IR, maka isolat F2.6 diindikasi merupakan senyawa fenolik.  Kata kunci : fenolik, isolat, Mussaenda erythrophylla
SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI METANOL BATANG TANAMAN ANDONG (Cordyline fruticosa) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL HeLa Ari Widiyantoro, Afghani Jayuska, Franciskus Tri Jaka Sentosa,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 6, No 4 (2017): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.578 KB)

Abstract

Tanaman andong (Cordyline fruticosa) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber obat dengan aktivitas sebagai antimikroba, antihelmintik, antioksidan, dan sitotoksik. Batang tanaman andong mengandung senyawa golongan terpenoid, steroid, flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin. Penelitian ini bertujuan mengetahui struktur senyawa fenolik yang terdapat pada fraksi metanol batang tanaman andong dan aktivitas sitotoksik senyawa fenolik tersebut terhadap sel kanker HeLa. Pemisahan fraksi metanol dilakukan dengan kromatografi kolom dan diidentifikasi menggunakan spektroskopi inframerah yang kemudian diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker HeLa yang dilakukan baik terhadap ekstrak kental metanol, fraksi maupun isolat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa spektrum IR isolat FM4.2.1menunjukkan serapan 3410,15 cm-1 (OH), 2854,65-2924,09 cm-1 (CH), 1750cm-1 (C=O), 1465,90-1627,92 cm-1 (C=C), 1111,00cm-1 (C-O-C). Isolat FM4.2.1memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker HeLa sebesar 249,246 μg/mL yang tergolong potensial moderat.  Kata kunci : Cordyline fruticosa, fenolik, inframerah, isolat FM4.2.1, sel HeLa
KARAKTERISASI SENYAWA SITOTOKSIK DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KRATOM (MITRAGYNA SPECIOSA KORTH.) DAN AKTIVITASNYA TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D Harlia, Ari Widiyantoro, Darul Ikhwan,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.441 KB)

Abstract

Senyawa sitotoksik sebanyak 3,1 mg berwarna hijau kecoklatan dan titik leleh 130-135 oC telah diisolasi dari fraksi etil asetat daun kratom (Mitragyna speciosa Korth.). Analisis sitotosik terhadap sel kanker payudara T47D menunjukan senyawa tersebut tergolong dalam sitotoksik moderat dengan nilai IC50 161,67 µg/mL. Karakterisasi senyawa sitotoksik menggunakan spektrofotometri Uv-Vis memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 284, 308, dan 318 nm yang menunjukan adanya transisi elektronik ???*, n??*, dan n??*. Data Uv-Vis menunjukan adanya kromofor C=O dan C=C. Analisis IR menunjukan serapan ?OH (3226-3029 cm-1), C=C aromatik (1557-1474 cm-1), C=O (1738 cm-1), C-O (1233 dan 1043 cm-1). Analisis 1H-NMR (CDCl3, 500 MHz) menunjukan ?H 3,30-3,80 ppm (glukosa), ?H 4,91 ppm (1H, d, J= 10,5 Hz, H-1??), ?H 6,88 ppm (1H, d, J=8,0 Hz, H-5?), ?H (1H, d, J=9,0 Hz, H-6?) dan ?H 7,68 ppm (1H, br). Berdasarkan hasil analisis Uv-Vis, IR, 1H-NMR serta uji metabolit sekunder diprediksi senyawa sitotoksik merupakan kuersetin-3-O-?-glukopiranosida. Kata Kunci : kratom, kanker payudara, sitotoksik, sel T47D
Co-Authors Ade Mariadi Agus Malik Ibrahim Ahmad Yani Nelly Wahyuni Lia Destiarti Ajuk Sapar Andi Hairil Alimuddin Anis Shofiyani Anis Shofiyani Annisa Dyah Astari Putri Annisa Firdaus, Navisa Arif Sulaiman Aritonang, Anthoni B. Banu Prasetya Boima Situmeang Danang Mustofa Diana Natalia Diana Natalia Dila, Gata Diva Feraldy Elvi Rusmiyanto Pancaning Wardoyo, Suci Lestari, Mukarlina, Endah Sayekti Gusrizal Gusrizal Haris, Muhammad Faisal Harlia Harlia Harlia Harlia Harlia Harlia Harlia Harlia Harlia Harlia Herlinda Djohan Ihsan, Bagus Muhammad Ikhwan, Darul Imelda Hotmarisi Silalahi Indrawati, Ratih Indri Kusharyanti Jayuska, Afghani Julinton Sianturi Kahtan, Muhammad Ibnu Kamarullah Kristina Damiyanti Kustiati Kustiati M. Irfani Hendri Mardhia, Mardhia Maryati Maryati Maulidiyah Salim Millenia, Millenia Mistika Zakiah Mohamad Adam Mustapa Muhammad Akib Yuswar Muhammad Akib Yuswar Muhammad Faisal Haris Muhammad Ibnu Kahtan Muhammad Ibnu Kahtan Nafsiatun Nelly Wahyuni Nurhayati Bialangi Nurlina, Nurlina Nurul Asikin Puji Ardiningsih Putri, Annisa Dyah Astari Putri, Rinka Carolina Rachmadi, Octavian Rahayu, Warsi Kurnia Ratna Wardani Ratnawaty, Gervacia Jenny Ratu Safitri Risa Nofiani Rr. Erni Kusuma Putri Rudiyansyah Rudiyansyah Rudiyansyah Rudiyansyah Sadenta, Deby Pascalia Sari Damayanti Sari, Emilda Septian Triadi Syahputra Sharon Angelia Shofiyani, Anis Siti Khotimah Sulistyo, Luthfi Imam Susanto, Dhessy Thamrin Usman Thamrin Usman Titin Anita Titin Anita Zahara, Titin Anita Unang Supratman Uray Ristian Wahyuningsih, Aprilia Tri Warsidah, Warsidah Weny Musa Wibowo, M. Agus Wibowo, Muhamad Agus Winda Rahmalia Yuswar, Muhammad Akib Yuszda K Salimi Zaharah, Titin Anita