Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

SINTESIS DAN KARAKTERISASI TiO2/Ti NANOTUBE MENGGUNAKAN METODE ANODISASI Anthoni B. Aritonang, Intan Syahbanu, Eva Frasnawati,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.782 KB)

Abstract

Semikonduktor TiO2 telah disintesis dengan metode anodisasi menggunakan  foil Ti sebagai prekursor dan sekaligus sebagai matriks dengan menggunakan tegangan potensial sebesar 40 volt dan diikuti proses kalsinasi dengan suhu 450ºC selama 3 jam. Berdasarkan hasil karakterisasi FT-IR menunjukkan adanya serapan bilangan gelombang 457,149 cm-1 dan 796,64 cm-1 yang merupakan vibrasi dari Ti-O. Analisis permukaan dengan metode SEM memperlihatkan TiO2/Ti yang didapatkan memiliki morfologi nanotube dengan diameter berkisar 10-45 nm. Pengukuran difraktogram dengan metode XRD menunjukkan TiO2/Ti nanotube memiliki fasa anatase dengan nilai band gap sebesar 3,26 eV.  Kata kunci : anodisasi, nanotube, TiO2
SINTESIS DAN KARAKTERISASI TiO2/Ti TERDOPING Fe(III) MENGGUNAKAN METODE ANODISASI IN-SITU Anthoni B. Aritonang, Harlia, Reni Fauriani,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.53 KB)

Abstract

Doping menggunakan ion logam pada struktur kisi titanium dioksida (TiO2) dapat dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memperkecil energi celah pita dan menggeser daerah serapan sinar (dari daerah sinar UV ke daerah sinar tampak). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan fotokatalis TiO2/Ti terdoping Fe(III) dan mengetahui karakteristik yang dihasilkan. Pada penelitian ini, fotokatalis TiO2/Ti terdoping Fe(III) telah disintesis menggunakan metode anodisasi in-situ dengan potensial sebesar 40 V, diikuti dengan proses kalsinasi pada suhu 4500C selama 3 jam. Hasil karakterisasi FTIR memberikan serapan pada bilangan gelombang 3399,68 cm-1 (vibrasi ulur gugus fungsi –OH); 685,72 dan 453,29 cm-1 (vibrasi ulur gugus fungsi Ti-O-Ti atau Ti-O), difraktogram XRD menunjukkan struktur berupa fasa anatase dan ukuran kristalit sebesar 124,58 nm dengan jarak antar kisinya sebesar 0,10 nm, sedangkan UV-Vis/DRS menunjukkan pergeseran serapan pada panjang gelombang 426 nm dengan energi celah pita sebesar 2,91 eV. Kata Kunci : anodisasi in-situ, karakterisasi, TiO2/Ti terdoping Fe(III)
SINTESIS DAN KARAKTERISASI TiO2-KAOLIN MENGGUNAKAN METODE SOL GEL Anthoni B. Aritonang, Nurlina, Dewi Fatmawati,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.821 KB)

Abstract

Sintesis komposit TiO2-kaolin telah dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk menjelaskan karakteristik komposit TiO2-kaolin hasil sintesis. Sintesis dilakukan menggunakan metode sol gel dengan TTiP sebagai prekursor Ti. Hasil analisis FT-IR dari TiO2-kaolin menunjukkan vibrasi Ti-O yang  muncul pada bilangan gelombang 652 cm-1 dan vibrasi Si-O-Ti muncul pada kisaran 921 cm-1. Analisis SEM menunjukkan morfologi TiO2-kaolin berbentuk spheric dengan ukuran partikel berkisar antara 22-103 nm. Komposit TiO2-kaolin menunjukkan munculnya karakteristik TiO2 anatase pada 2θ 25,23 (d101) dan 47,93 (d200) yang sesuai dengan standar TiO2 Degussa P.25, sedangkan kaolin muncul pada 2θ 26,61. Nilai band gap TiO2 dari hasil analisis DR-UV sebesar 3,34 eV.  Kata kunci : komposit TiO2-kaolin, nanopartikel, sol-gel
SINTESIS TiO2/Ti TERDOPING LOGAM Fe3+ MENGGUNAKAN METODE ANODISASI DENGAN BANTUAN SINAR TAMPAK Anthoni B. Aritonang, Intan Syahbanu, Aldrianti,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 8, No 3 (2020): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktifitas fotokatalisis TiO2 dapat ditingkatkan dengan menggeser daerah serapan sinar UV ke daerah sinar tampak. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktifitas fotokatalis TiO2 dengan penambahan dopan Fe3+. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan dopan Fe3+ terhadap gugus fungsi, ukuran kristal, dan energi band gap. Metode yang digunakan adalah metode anodisasi menggunakan tegangan 40 V selama 1 jam dan dilakukan proses kalsinasi pada suhu 450oC selama 3 jam. Konsentrasi dopan Fe3+ yang digunakan sebesar 0,3%; 0,4%; dan 0,5% (b/v). Fotokatalis Fe-TiO2/Ti yang dihasilkan dilakukan uji aktivitas terhadap degradasi zat warna metilen biru dengan bantuan sinar tampak. Metilen biru divariasikan pada pH 9, 10, 11, 12 dan 13. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan Fe-TiO2/Ti 0,3% (b/v) memiliki vibrasi ulur gugus fungsi -OH 3399,68 cm-1 dan vibrasi ulur gugus fungsi Ti-O-Ti atau Ti-O 685,72 cm-1 dan 453,29 cm-1. Difraktogram XRD menunjukkan struktur fasa anatase dengan ukuran kristalit sebesar 124,58 nm. Hasil karakterisasi UV-Vis/DRS menunjukkan energi band gap TiO2 Degussa P25, TiO2/Ti, dan Fe-TiO2/Ti sebesar 3,22 eV; 3,16 eV; dan 2,91 eV. Hal ini menunjukkan bahwa dopan Fe3+ pada TiO2/Ti mempengaruhi nilai energi band gap.Kata Kunci: anodisasi, fotokatalis Fe-TiO2/Ti, metilen biru, titanium dioksida
Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Asap Cair dari Limbah Kulit Batang Mangrove Termodifikasi Kaolin Capkala Wenisda, Fransiska Monita; Aritonang, Anthoni B; Sofiana, Mega Sari Juane
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 2, No 3 (2019): October
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v2i3.35210

Abstract

Asap cair dari limbah kulit batang mangrove telah diproduksi menggunakan metode pirolisis pada suhu 400°C selama 6 jam. Selanjutnya asap cair diadsorpsi menggunakan kaolin yang diaktivasi secara termal pada suhu 500°C. Analisa GC-MS (Gas Chromatography Mass Spectrophotometer) menunjukkan adanya beberapa senyawa dominan pada asap cair yaitu 2-furankarboksildehid, 2-propanon dan asam asetat. Aktivitas antioksidan asap cair dianalisis menggunakan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryl Hidrazil). Asap cair limbah kulit batang mangrove sebelum diadsorpsi memiliki aktivitas antioksidan (IC50 = 1635,65 ppm) lebih kuat dari asap cair limbah kulit batang mangrove setelah diadsorpsi (IC50 = 3023,06 ppm). Nilai IC50 tersebut menunjukkan asap cair memiliki aktivitas antioksidan sangat lemah. Hasil uji toksisitas asap cair limbah kulit batang mangrove sebelum diadsorpsi (LC50 = 562.341 ppm) dan asap cair limbah kulit batang mangrove setelah diadsorpsi (LC50 = 46.625 ppm). Nilai LC50 menunjukkan asap cair bersifat tidak toksik (LC50>1000 ppm)
Kelimpahan dan Keanekaragaman Gastropoda di Kawasan Mangrove Desa Bakau Besar Laut Kabupaten Mempawah Sari, Atna; Aritonang, Anthoni B; Helena, Shifa
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 3, No 3 (2020): October
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v3i3.42918

Abstract

Hutan mangrove memberikan kontribusi besar terhadap bahan organik yang sangat penting sebagai sumber energi bagi biota seperti gastropoda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman gastropoda di Kawasan Mangrove Desa Bakau Besar Laut Kabupaten Mempawah Pengambilan sampel pada juni 2019. Penentuan stasiun pengamatan menggunakan purposive sampling terdiri dari 3 stasiun berdasarkan zona lingkungan yang mewakili wilayah pemukiman, ekowisata dan tambak. Hasil penelitian mendapatkan gastropoda sebanyak 7 spesies yaitu, Cerithidea cingulata, Cerithidea obtussa, Nerita violacea, Cerithidea weyersi, Littoria scabra, Strombus mutabilis, dan  Littoria undolata. Nilai kelimpahan tertinggi pada stasiun I adalah Cerithidea cingulata dengan (63 ind/m2),  pada stasiun II kelimpahan gastropoda tertinggi adalah Cerithidea cingulata (89 ind/m2)dan stasiun III Cerithidea obtussa dengan nilai (25 ind/m2). Nilai indeks keanekaragaman (H’) berkisar 0,60-1,18 dikategorikan sedang, nilai indeks keseragaman (E) berkisar 0,54-0,88 dikategorikan seragam, dan nilai indeks dominansi (D) 0,37-0,67 dikategorikan sedang.
Kandungan Logam Berat Pb, Cd dan Hg pada Air dan Sedimen di Perairan Samudera Indah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat Robi, Robi; Aritonang, Anthoni; Juane Sofiana, Mega Sari
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2021): February 2021
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v4i1.44922

Abstract

Pantai Samudra Indahmerupakan kawasan pesisir yang merupakan salah satu tempat aktivitas masyarakat seperti lalu lintas kapal angkutan maupun pembangunan tempat wisata yang berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan pesisir. Pada penelitian ini telah dilakukan penentuan kadar logam berat pada air dan sedimen di perairan Pantai Samudra Indah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan logam berat Cadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) yang terakumulasi pada air dan sedimen. Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun yang masing-masing  terletak di dekat PLTU, dekat lalu lintas kapal dan  dekat kawasan wisata. Penelitian ini menggunakan metode yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 06-6992.2-2004 menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) Series 200 dan 220. Hasil analisis laboratorium, logam berat Pb, Cd, dan Hg pada air dan sedimen masih di bawah nilai ambang batas yang ditetapkan oleh KLH No. 51 Tahun 2004. Konsentrasi logam berat Pb tertinggi pada air di Stasiun I sebesar 0,0031 dan sampel sedimen tertinggi terdapat di Stasiun I sebesar 0,8684. Sedangkan konsentrasi logam Cdpada sampel air diStasiun I, II dan III tidak terdeteksi. Pada sedimen tertinggi terdapat pada Stasiun I sebesar 0,7449 dan konsentrasi logam berat Hg tertinggi yang terdapat pada sampel air pada Stasiun II sebesar 0,369. Sedangkan pada sedimen tertinggi pada Stasiun III sebesar 0,0642
Karakterisasi Biochar dari Ampas Tebu dan Kemampuan Penyerapan Nitrogen Sebagai Amelioran Pada Tanah Gambut Secara In Vitro Warsidah, Warsidah; Suparnawati, Suparnawati; Aritonang, Anthoni Batahan; Ardiningsih, Puji; Ashari, Asri Mulya; Sofiana, Mega Sari Juane
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol 23, No 1 (2021): Innofarm : Jurnal Inovasi Pertanian
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/innofarm.v23i1.5604

Abstract

Research has been carried out on the characterization of biochar pores produced from bagasse through a pyrolysis process at a temperature of 110oC for 4 hours, using the Scaning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX) method. The biochar of sugarcane pulp produced is then tested for its ability to absorb nitrogen content (% N-total), with the source of N is urea fertilizer through the Kjedhal method based on SNI (2801: 2010), and the source of nitrogen from a solution of ammonium sulfate (NH4)2SO4 by the titrimetric method. The SEM measurement results showed that the biochar pores were uniform and micro-sized, while the peat pores were macro in size and irregular. EDX results show that biochar is composed of 100% carbon, while peat soil consists of carbon compounds (C), Oxygen (O) Silica (Si) and Aluminum (Al). Both of biochar and peat have moisture content of 0.38% and 11.79%, ash content of 2.42% AND 24.44%, volatile content of 0.53% and 5.23% of bound or fixed carbon (cf) of 97.02% and 58.53%. The results of the biochar capacity test applied to peat soils can increase the pH of the peat from 5 to 6.5 with the ability to absorb N-total from urea (NH2)2CO and N-total fertilizer sources from ammonium sulfate (NH4)2SO4 solution of 38% - 66%, and 56.5% -84.5%.
Komposisi dan Distribusi Gastropoda di Desa Bakau Besar Laut Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah Maura, Gabriella; Aritonang, Anthoni B; Helena, Shifa
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 4, No 2 (2021): July
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v4i2.45318

Abstract

Gastropoda adalah salah satu biota yang sering digunakan sebagai indikator lingkungan suatu perairan. Lokasi Bakau Besar Laut memiliki 3 rona lingkungan yaitu pemukiman, ekowisata, dan tambak udang. Sebagai dasar dari penelitian ini membutuhkan informasi terkait kualitas lingkungan dengan gastropoda sebagai indikator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan distribusi gastropoda di Desa Bakau Besar Laut Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah. Masing-masing stasiun dibuat 1 garis transek sepanjang 23 m. Setiap transekterdiri dari 3 plot berukuran 1 x 1 m dengan jarak antar plot 10 m. parameter lingkungan yang diukur meliputi suhu, pH, salinitas, dan jenis substrat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan komposisi dari jenis-jenis gastropoda yaitu Cerithidea cingulata, C. obtusa, C. weyersi, Littoria scabra, L. undolata, Nerita violacea, Strombus mutabilis dengan pola distribusi mengelompok.
Karakterisasi Biochar dari Ampas Tebu dan Kemampuan Penyerapan Nitrogen Sebagai Amelioran Pada Tanah Gambut Secara In Vitro Warsidah Warsidah; Suparnawati Suparnawati; Anthoni Batahan Aritonang; Puji Ardiningsih; Asri Mulya Ashari; Mega Sari Juane Sofiana
Innofarm:Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 23 No. 1 (2021): Innofarm : Jurnal Inovasi Pertanian
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/innofarm.v23i1.5604

Abstract

Research has been carried out on the characterization of biochar pores produced from bagasse through a pyrolysis process at a temperature of 110oC for 4 hours, using the Scaning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX) method. The biochar of sugarcane pulp produced is then tested for its ability to absorb nitrogen content (% N-total), with the source of N is urea fertilizer through the Kjedhal method based on SNI (2801: 2010), and the source of nitrogen from a solution of ammonium sulfate (NH4)2SO4 by the titrimetric method. The SEM measurement results showed that the biochar pores were uniform and micro-sized, while the peat pores were macro in size and irregular. EDX results show that biochar is composed of 100% carbon, while peat soil consists of carbon compounds (C), Oxygen (O) Silica (Si) and Aluminum (Al). Both of biochar and peat have moisture content of 0.38% and 11.79%, ash content of 2.42% AND 24.44%, volatile content of 0.53% and 5.23% of bound or fixed carbon (cf) of 97.02% and 58.53%. The results of the biochar capacity test applied to peat soils can increase the pH of the peat from 5 to 6.5 with the ability to absorb N-total from urea (NH2)2CO and N-total fertilizer sources from ammonium sulfate (NH4)2SO4 solution of 38% - 66%, and 56.5% -84.5%.