Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KEBERAKSARAAN BERORIENTASI BUDAYA LOKAL UNTUK MENUNTASKAN TUNAAKSARA DEWASA PADA MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN CIREBON Kuswara, Kuswara
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 15, No 1 (2015): Penelitian Pendidikan
Publisher : Jurnal Penelitian Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan dari indeks pembangunan orang-orang Indonesia cenderung turun naik dan selalu di belakang Cina, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Program pemberantasan buta huruf adalah salah satu usaha dalam mengajar pencapaian peningkatan kampanye pendidikan yangsecara relatif  akan memeprtinggi perbaikan / peningkatan index pendidikan sebagai bagian dari  komponen HDI. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengidentifikasi kondisi sosial budaya; 2) menggambarkan situasi gerakan pemberantasan buta huruf; 3) merancang model hipotesis kebudayaan local yang berorientasi pada pembelajaran; dan 4) mengevaluasi keefektifan budaya lokal yang berorientasi pada pendidikan dalam gerakan pemberantasan buta huruf pada kelompok coastal di desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Proses model pembangunan mengarah pada prosedur yang dikembangkan oleh Borg dan Gall (1989 : 784–785). Kajian ini menunjukan bahwa indeks HDI Kabupaten Cirebon pada tahun 2011 adalah 69,27 yang merupakan angka di bawah rata-rata dari indeks HDI Provinsi Jawa Tengah (72,73), dengan 3,36 nilai ketidaksesuaian, sementara jumlah yang buta huruf adalah 88.550 orang. Hasil analisis mengenai keefektifan budaya local berorientasi pada model pembelajaran melek huruf/pemberantasan buta huruf menunjukan bahwa model tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan kompetensi pendidikan, pendidikan bahasa Indonesia, kemahiran pekerjaan tertentu, peningkatan budaya local, penguasaan diri, kemahiran dan keterampilan dalam aplikasi IT. Keefektifan ujian secara statistic yang diukur menunjukan perubahan pada level keterampilan dan kemahiran pendidikan dari tidak memilikinya sampai dengan mahir/cekatan.Kata kunci: Buta huruf, melek huruf, budaya local.
Improving The Function of The Prabu Geusan Ulun Museum in Sumedang Regency as A Tourist Attraction for Historical and Cultural Education Hermawan, Deni; Sofian, Maylan; Kuswara, Kuswara
PANGGUNG Vol 27, No 4 (2017): Comparison and Development in Visual Arts, Performing Arts, and Education in C
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v27i4.288

Abstract

The museum of Prabu Geusan Ulun Sumedang has been in existence since 1950. How- ever, its existence has not been recognized widely among members of society, including among Sumedang community. To solve the problem, it is important to do some e?orts for improving the a#raction of the museum by increasing its functions, not only as a place of storing ancient objects, but also as a tourist destination for history and cultural educations. To obtain this goal, a qualitative research has been conducted, in which its collecting data was undertaken directly in the ?eld by observations, interviews, and documentation with a digital camera. From the research, it can be concluded that improving the functions of the Prabu Geusan Ulun museum as a tourist atraction is need to be done by developing the supporting system of the museum. These include providing several media such as booklets and website, making labels for the museum objects, and developing museum activities. All of these activities lead to the ability of the museum as a tourist destination of history and culture educations. Keywords: Prabu Geusan Ulun museum, educational tourism, history, and culture  
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KEBERAKSARAAN BERORIENTASI BUDAYA LOKAL UNTUK MENUNTASKAN TUNAAKSARA DEWASA PADA MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN CIREBON Kuswara, Kuswara
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 15, No 1 (2015): INOVASI MODEL DALAM PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpp.v15i1.2434

Abstract

Perkembangan dari indeks pembangunan orang-orang Indonesia cenderung turun naik dan selalu di belakang Cina, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Program pemberantasan buta huruf adalah salah satu usaha dalam mengajar pencapaian peningkatan kampanye pendidikan yangsecara relatif akan memeprtinggi perbaikan / peningkatanindex pendidikan sebagai bagian dari komponen HDI. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengidentifikasi kondisi social budaya; 2) menggambarkan situasi gerakan pemberantasan buta huruf; 3) merancang model hipotesis kebudayaan local yang berorientasi pada pembelajaran; dan 4) mengevaluasi keefektifan budaya local yang berorientasi pada pendidikan dalam gerakan pemberantasan buta huruf pada kelompok coastal di desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Proses model pembangunan mengarah pada prosedur yang dikembangkan oleh Borg dan Gall (1989 : 784–785). Kajian ini menunjukan bahwa indeks HDI Kabupaten Cirebon pada tahun 2011 adalah 69,27 yang merupakan angka di bawah rata-rata dari indeks HDI Provinsi Jawa Tengah (72,73), dengan 3,36 nilai ketidaksesuaian, sementara jumlah yang buta huruf adalah 88.550 orang. Hasil analisis mengenai keefektifan budaya local berorientasi pada model pembelajaran melek huruf/pemberantasan buta huruf menunjukan bahwa model tersebut terbukti efektif dalam meningkatkan kompetensi pendidikan, pendidikan bahasa Indonesia, kemahiran pekerjaan tertentu, peningkatan budaya local, penguasaan diri, kemahiran dan keterampilan dalam aplikasi IT. Keefektifan ujian secara statistic yang diukur menunjukan perubahan pada level keterampilan dan kemahiran pendidikan dari tidak memilikinya sampai dengan mahir/cekatan. Kata kunci: Buta huruf, melek huruf, budaya local.
Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Hasta Karya Hasanah, Aas; Kuswara, Kuswara
Jurnal Riset Golden Age PAUD UHO Vol 4, No 2 (2021): EDISI JULI 2021
Publisher : Jurusan PG-PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.396 KB) | DOI: 10.36709/jrga.v4i2.18679

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kreativitas dan aktivitas belajar anak melalui kegiatan hasta karya pada anak. Subjek penelitian sebanyak 12 orang anak usia 5-6 tahun di Kober Bina Harapan Sumedang. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart dengan langkah tindakan perencanaan, tindakan dan observasi, refleksi. Teknik pengumulan data melalui teknik observasi untuk data aktivitas belajar dan tes penugasan untuk data kreativitas dengan target keberhasilan penelitian 75% dengan katagori minimal berkembang sesuai harapan. Setelah dilakukan tindakan kreativitas anak pada siklus I mencapai 33% dan Siklus II 75%. Untuk aktivitas belajar anak pada siklus I mencapai 50% dan siklus II 83%. Hal ini menunjukan kreativitas dan aktivitas belajar anak mengalami peningkatan melalui kegiatan hasta karya dengan berbantuan barang bekas. 
Apresiasi Cerita Rakyat sebagai Upaya Memperkuat Karakter Siswa dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Kuswara, Kuswara; Sumayana, Yena
Jurnal Basicedu Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v5i1.678

Abstract

Kemajuan dunia teknologi sudah memasuki era revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 merupakan optimalisasi kemajuan teknologi dengan mengubah cara kerja manusia menjadi digitalisasi. Revolusi industri tentu saja harus diimbangi dengan revolusi mental guna mempersiapkan para pengguna yang berkarakter dan berkemajuan. Di sekolah, guru harus memberikan penguatan-penguatan kepada siswa tentang dampak revolusi industri 4.0 agar karakter mereka tidak luntur serta mempunyai visi untuk maju. Cerita rakyat merupakan tradisi lisan yang diwariskan oleh para leluhur secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam cerita rakyat banyak memuat tentang sejarah, adat istiadat, pandangan hidup, politik, kepemimpinan, dan cita-cita (keinginan). Cerita rakyat berfungsi sebagai media pendidikan dan sarana hiburan guna menumbuhkan kecerdasan emosional dan sosial siswa serta dapat dijadikan sarana untuk memperkuat karakter siswa. Tujuan penulisan makalah ini untuk menguraikan kebermanfaatan apresiasi cerita rakyat bagi penguatan karakter siswa. Hal tersebut dimaksudkan bahwa kenyataan dilapangan saat ini apresiasi masyarakat khususnya siswa terhadap cerita rakyat mengalami penurunan karena tergeser oleh cerita-cerita modern. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriftif.
Apresiasi Cerita Rakyat sebagai Upaya Memperkuat Karakter Siswa dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Kuswara, Kuswara; Sumayana, Yena
Jurnal Basicedu Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v5i1.678

Abstract

Kemajuan dunia teknologi sudah memasuki era revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 merupakan optimalisasi kemajuan teknologi dengan mengubah cara kerja manusia menjadi digitalisasi. Revolusi industri tentu saja harus diimbangi dengan revolusi mental guna mempersiapkan para pengguna yang berkarakter dan berkemajuan. Di sekolah, guru harus memberikan penguatan-penguatan kepada siswa tentang dampak revolusi industri 4.0 agar karakter mereka tidak luntur serta mempunyai visi untuk maju. Cerita rakyat merupakan tradisi lisan yang diwariskan oleh para leluhur secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam cerita rakyat banyak memuat tentang sejarah, adat istiadat, pandangan hidup, politik, kepemimpinan, dan cita-cita (keinginan). Cerita rakyat berfungsi sebagai media pendidikan dan sarana hiburan guna menumbuhkan kecerdasan emosional dan sosial siswa serta dapat dijadikan sarana untuk memperkuat karakter siswa. Tujuan penulisan makalah ini untuk menguraikan kebermanfaatan apresiasi cerita rakyat bagi penguatan karakter siswa. Hal tersebut dimaksudkan bahwa kenyataan dilapangan saat ini apresiasi masyarakat khususnya siswa terhadap cerita rakyat mengalami penurunan karena tergeser oleh cerita-cerita modern. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriftif.
PENJENJANGAN MATERI AJAR PUISI (PEDOMAN MENGAJAR BAGI GURU DI SLTA): GRADIENTING OF POETRY TEACHING MATERIALS (TEACHING GUIDELINES FOR HIGH SCHOOL TEACHERS) Kuswara, Kuswara; Putri, Dela Rosa; Gunadi, Dadang
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Vol. 14 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbsi.v14i3.84607

Abstract

Penelitian ini dilandasi oleh fakta bahwa puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang sering mengalami pengulangan, bukan hanya dalam satu jenjang pendidikan tetapi juga antarjenjang pendidikan. Hal ini mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dalam belajar puisi.  Selain itu, materi pembelajaran yang terlalu sulit akan menurunkan semangat belajar peserta didik juga. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur, yakni berupa kajian pada buku teks di sekolah dan literatur/buku tentang puisi. Hasil penelitian ini adalah deskripsi lingkup dan penjenjangan  pembelajaran puisi di tingkat SMA mencakup materi ajar puisi, contoh puisi,  aktivitas belajar siswa, dan hasil pembelajaran. Hasil penelitian dibagi atas penjenjangan materi pembelajaran aspresiasi puisi dan materi pembelajaran keterampilan berpuisi. Hasil penelitian ini dapat memandu guru sehingga tidak terjadi pengulangan materi ajar puisi selama proses pembelajaran
Upaya Meningkatkan Literasi Anak dengan Menggunakan Media Scrapbook Azis, Wulanda Aditya; Kuswara, Kuswara; Julia, Sri Kais
Sentra Cendekia Vol 5 No 3 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/sencenivet.v5i3.3473

Abstract

Upaya untuk meningkatkan literasi anak dibutuhkan media yang mampu merangsang anak untuk berinisiatif dan aktif. Media scrapbook yang dapat memicu anak berinisiatif dan semangat berliterasi. Permasalahan yang terjadi rendahnya kemampuan literasi prabaca pada anak usia dini seperti belum mengenal beberapa huruf dan dalam menyusun hurup. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Mc Taggart memfokuskan pembelajaran secara terus menerus di setiap siklus. Instrumennya tes dan observasi. Subjeknya anak 5-6 tahun kelas A TK Plus Bina Insani. Hasil analisis data bahwa dengan kerjasama guru dalam berkinerja dalam media scrapbook dapat meningkatkan literasi anak. Mengenal huruf: Siklus I dengan 19%, (MB) 45,41%, (BSH) 45,40%, dan (BSB) 0%. Siklus II (BB) 0%, (MB) 9,09%, (BSH) 72,72% dan (BSB) 18,19%. Siklus III (BB) 0%, (MB) 0%, (BSH) 45,44% dan (BSB) 54,56%. Menyebutan huruf: Siklus I (BB) 18,18%, (MB) sebesar 18,18%, (BSH) 63,64%, dan (BSB) 0%. Siklus II (BB) 0%, (MB) 27,27%, (BSH) 72,76% dan (BSB) 0%. Siklus III (BB) 0%, (MB) 0%, (BSH) 90,9% dan (BSB) 9,1%. Menyusun huruf: Siklus I (BB) 27,27%, (MB) 63,63%, (BSH) 9,1%, dan (BSB) 0%. Siklus II (BB) 9,09%, (MB) 45,45 (BSH) 36,36% dan (BSB) 9,09%. Siklus III (BB) 0%, (MB) 27,27%, (BSH) 36,36% dan (BSB) sebesar 36,37%. Kata kunci : Literasi anak, media scrapbook, aktivitas belajar
Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Materi Sifat-Sifat Cahaya melalui Penerapan Metode Eksperimen di Sekolah Dasar Winarsih, Yulia; Kuswara, Kuswara
Jurnal Basicedu Vol. 9 No. 1 (2025): February
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v9i1.9370

Abstract

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran sifat-sifat cahaya ditemukan beberapa masalah diantaranya kurangnya pengeksplorasian media pembelajaran, siswa kurang aktif, pembelajaran terpusat pada guru, dan hasil tes pemahaman siswa rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu siswa memahami berbagai sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain model Kemmis dan Taggart dan diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kelas (PTK). Siswa kelas V SD menjadi subjek penelitian. Temuan penelitian ini dengan menggunakan tes pemahaman mengenai berbagai sifat dari cahaya, siswa yang lulus dari data awal hanya 38% dari jumlah yang ada. Pada siklus I mengalami kenaikan 59% dari jumlah yang ada, pada siklus II mengalami kenaikan 80% dari jumlah yang ada, dan pada siklus III mengalami kenaikan lagi 96% dari jumlah yang ada. Sementara itu, berdasarkan hasil eksperimen melalui performance test, pada siklus I persentase yang melakukan eksperimen dengan baik adalah 60%, pada siklus II 85%, dan pada siklus III 100%. Dengan melihat hasil dari penelitian tindakan kelas, guru dapat memasukkan pendekatan eksperimen ke dalam pembelajaran sehari-hari, terutama ketika mengajarkan sifat-sifat dari cahaya.
Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Materi Sifat-Sifat Cahaya melalui Penerapan Metode Eksperimen di Sekolah Dasar Winarsih, Yulia; Kuswara, Kuswara
Jurnal Basicedu Vol. 9 No. 1 (2025): February
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v9i1.9370

Abstract

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran sifat-sifat cahaya ditemukan beberapa masalah diantaranya kurangnya pengeksplorasian media pembelajaran, siswa kurang aktif, pembelajaran terpusat pada guru, dan hasil tes pemahaman siswa rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu siswa memahami berbagai sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain model Kemmis dan Taggart dan diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kelas (PTK). Siswa kelas V SD menjadi subjek penelitian. Temuan penelitian ini dengan menggunakan tes pemahaman mengenai berbagai sifat dari cahaya, siswa yang lulus dari data awal hanya 38% dari jumlah yang ada. Pada siklus I mengalami kenaikan 59% dari jumlah yang ada, pada siklus II mengalami kenaikan 80% dari jumlah yang ada, dan pada siklus III mengalami kenaikan lagi 96% dari jumlah yang ada. Sementara itu, berdasarkan hasil eksperimen melalui performance test, pada siklus I persentase yang melakukan eksperimen dengan baik adalah 60%, pada siklus II 85%, dan pada siklus III 100%. Dengan melihat hasil dari penelitian tindakan kelas, guru dapat memasukkan pendekatan eksperimen ke dalam pembelajaran sehari-hari, terutama ketika mengajarkan sifat-sifat dari cahaya.