Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

SOSIALISASI COVID 19, BAHAYA DAN PENCEGAHANNYA TERHADAP MASYARAKAT NASIPANAF KOTA KUPANG Lukas Seran; Rikardus Herak
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.215 KB) | DOI: 10.31949/jb.v2i1.724

Abstract

Pandemi covid 19 merupakan penyakit baru yang belum diketahui secara luas aspek virology, pathogenesis, mekanisme transmisi, bahaya yang ditimbulkan dan strategi pencegahannya. Oleh karena itu kegiatan sosialisasi kepada komponen-komponen masyarakat menjadi sangat penting untuk dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran akan bahaya virus corona daan strategi pencegahannya. Agar tercapai tujuan tersebut maka metode yang digunakan yaitu partisipatori dan brainstorming. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi diketahu bahwa pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan virus Corona dan penyakit yang ditimbulkannya serta strategi pencegahannya diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat sasaran yang dibuktikn dengan disiapkannya berbagai fasilitas pencegahan covid 19 dan dimanfaatkan secara benar. Berdasarkan uraian di atas di simpulkan bahwa; Para Peserta kegiatan (masyarakat sasaran) mengetahui dan menyadari akan bahaya virus Corona yaitu dapat menimbulkan penyakit yang di sebut Corona Virus Desease 19 (Covid 19) bagi kehidupan manusia, dan atas dasar pengetahuan dan kesadaran yang dimiliki masyarakat sasaran maka, mereka pun selama masa monitoring segera mengadakan fasilitas pencegahan Covid 19 dan memanfaatkannya secara benar. Kendatipun belum membudaya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini terjadi karena kesulitan untuk mengubah dengan segera kebiasaan lama ke perilaku hidup baru (Perilaku hidup bercovid 19)
Pembuktian Kemampuan Anti Bakteri Ekstrak Daun dan Kulit Jarak Pagar (Jatropha culcas) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro Dalam Pembelajaran Dengan Metode PBL Terhadap Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNWIRA Lukas Seran; Rikardus Herak; Hildegardis Missa
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.164 KB) | DOI: 10.30605/jsgp.3.1.2020.244

Abstract

Seiring dengan kerusakan ekosistem dan habitat makluk hidup termasuk yang bersel satu, menyebabkan bermigrasinya makluk hidup tersebut termasuk pada tubuh manusia sehingga menimbulkan penyakit. Mikroba S. aureus termasuk salah mikroba pathogen yang mudah resisten terhadap obat-obatan bila ditangani secara salah. Pengendalian terhadap mikroba yang sudah resisten dilakukan dengan cara mencari obat baru yang dapat menghambat dan atau mematikan mikroba resisten tersebut. Salah satu yang secara tradisional digunakan masyarakat secara tradisional yaitu jarak pagar. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah: apakah ekstrak jarak pagar berkemampuan sebagai antibakteri terhadap bakteri S. aureus secara in vitro? Mengacu pada rumusan masalah tersebut maka tujuan yang mau dicapai dari penelitian ini yaitu membuktikan ada tidaknya khasiat tumbuhan jarak pagar yang diekstraksi melalui indikator terbentuk tidaknya zona bening pada kondisi in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan jarak pagar terbukti berkemampuan sebagai antibakteri pada level konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%. Berkemampuan sebagai antibakteri, dengan zona hambat terbesar terjadi pada konsentrasi 100%.
Pelatihan Pembuatan Tempe Kacang Merah Untuk Menarik Minat Berwirausaha Siswa SMA Kristen Pandhega Jaya Hildegardis Missa; Aloysius Djalo; Sardina Ndukang; Lukas Seran; Roswita Tampani; Imelda Susar
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v5i2.1055

Abstract

SMA Kristen Pandhega jaya mempunyai misi yaitu menanamkan dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri siswa namun selama ini belum tercapai dikarenakan selama pembelajaran kewirausahaan siswa tidak pernah diajarkan praktek kewirausahaan sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalah yang dialami oleh siswa di SMA Kristen Pandhega jaya adalah memberikan sosialisasi serta pelatihan pembuatan produk makanan menggunakan pangan lokal dengan demikian bisa menumbuhkan minat berwirausaha siswa. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah non-eksperimental dan prosedur jalannya kegiatan ini terbagi atas empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Hasil analisis kuisioner yang diperoleh pada tahap sosialisasi diperoleh data bahwa peserta PKM sering mengkonsumsi tempe, namun tidak mengetahui bahwa biji kacang merah bisa diolah menjadi tempe,sementara pada tahap pelatihan sebagian dari peserta pelatihan tau cara memilih biji kacang merah yang bagus untuk bahan baku pembuatan tempe kacang merah, dan pada tahap uji organoleptik terhadap 20 responden menunjukan bahwa tempe kacang merah yang dibuat pada kegiatan ini memilik warna yang agak putih serta aroma yang sangat khas tempe, teksturnya keras dan rasa dari tempe kacang merah sangat enak sehingga para peserta tertarik untuk membuat produk tempe dengan bahan pangan yang berbeda.  
Pembuktian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ketul (Bidens pilosa L) Terhadap Pertumbuhan Escherechia Coli Secara Invitro Lukas Seran; Rikardus Herak
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 22, No 2 (2022): Juli
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v22i2.2272

Abstract

Traditionally, people of every ethnicity often use traditional medicines made from plants to treat diseases that attack humans. Likewise, in Oelnasi Village, Central Kupang District, Kupang Regency, people used to drink boiled ketul leaves (Bidens pilosa L) to cure diarrheal diseases. The certainty of the medicinal efficacy of boiled ketul leaves taken from Timor has never been scientifically proven. Therefore, research to prove it needs to be done. This study aims to prove the activity of extract of ketul leaf (Bidens pilosa L) from Timor as an antibacterial against the growth of Escherichia coli In vitro. This type of research is a laboratory experiment using Posttest Only Control Group Design which consists of four treatments which were repeated three times. The data were analyzed using one-way ANOVA and continued with the smallest significant difference test (BNT) with a significance level of 1%. The results showed that ketul leaf extract (Bidens pilosa, L) from Timor was proven to have antibacterial activity against the growth of Escherichia coli in vitro. Based on the results of the 1% Key BNT follow-up test that the 20% concentration was significantly different from the 40%, 60% and 80% concentrations; the concentration of 40% was significantly different from the concentration of 20%, 40% and 80%; concentration of 60% was significantly different with concentrations of 20%, 40% and 80%; concentration of 80% was significantly different with concentrations of 20%, 40%, and 60%.
Studi Etnofarmakognosi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Untuk Mengobati Penyakit Pada Ternak Oleh Masyarkat Desa Naekasa Kecamatan Tasifeto Barat Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur Catharina De Ricci Ivony Manek; Lukas Seran; Maria Novita Inya Buku
JUSTER : Jurnal Sains dan Terapan Vol. 1 No. 2 (2022): JUSTER: Jurnal Sains dan Terapan
Publisher : Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.837 KB) | DOI: 10.55784/juster.v1i2.164

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  jenis tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan,  cara pengolahan,  jenis penyakit yang diobati,  jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan,  jenis tumbuhan yang dibudidayakan, dan alasan masyarakat membudidaya tumbuhan yang digunakan untuk mengobati penyakit pada ternak oleh masyarakat di Desa Naekasa Kecamatan Tasifeto Barat Kabupaten Belu.  Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu observasi langsung. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara terhadap narasumber. Tumbuhan yang berhasil ditemukan  dikumpulkan, didokumentasi dan diidentifikasi.  Hasil penelitian ditemukan  10 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit pada ternak oleh masyarakat Di Desa Naekasa yaitu Mahoni (Swietenia mahagoni), ekor naga (Rhaphidophora pinnata), sereh (Cymbopogon nardus), Kemiri (Aleurites moluccana), kesambi (Schleichera oleosa), cabai rawit (Capsicum frutescens), kunyit (Curcuma longa), pohon daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), gewang (Corypha utan), mangga (Mangifera indica).  Bagian organ tumbuhan yang digunakan adalah daun (Folium), Biji (Semen), Batang (Lignum), dan Kulit (Cortex), Rimpang (rhizome). Bagian tumbuhan tersebut diolah dengan cara ditumbuk atau dihaluskan, direndam, dan diberikan langsung pada ternak. Terdapat 8 jenis penyakit yang diobati yaitu nafsu makan menurun pada babi, keracunan pada anjing, cacing pada mata sapi, penyakit snot pada ayam, diare pada kambing dan babi, demam pada babi, feses kapur pada ayam,  kudis pada babi, dan luka potong pada ternak sapi, babi, dan ayam. Tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah pohon daun kupu-kupu. Jenis tumbuhan yang dibudidaya adalah sereh, lombok, mangga, mahoni,  dan kelapa.  Alasan masyarakat membudidayakan tumbuhan obat yaitu karena selain digunakan sebagai obat untuk mengobati penyakit pada ternak, tumbuhan tersebut juga biasa dikonsumsi oleh masyarakat sehingga dibudidaya agar mudah diambil saat diperlukan tanpa mengeluarkan biaya untuk membeli.
Studi Etnofarmakognosi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Untuk Mengobati Penyakit Pada Ternak Oleh Masyarakat Desa Kelle Kecamatan Kuanfatu Kabupaten Timor Tengah Selatan Debri Titi Boimau Boimau; Lukas Seran; Maria Novita Inya Buku
JUSTER : Jurnal Sains dan Terapan Vol. 1 No. 2 (2022): JUSTER: Jurnal Sains dan Terapan
Publisher : Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.793 KB) | DOI: 10.55784/juster.v1i2.169

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan obat yang paling banyak digunakan,cara pengolahan, tumbuhan obat yang dibudidayakan, alasan masyarakat membudidayakan tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit pada ternak. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yaitu observasi langsung. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara terhadap narasumber. Tumbuhan yang berhasil ditemukan didokumentasi, diidentifikasi, diklasifikasi dan dideskripsikan. Hasil penelitian ini ditemukan 23 jenis tumbuhan yang digunakan untuk mengobati penyakit pada ternak oleh masyarakat Desa Kelle yaitu Swietenia macrophyla, Aloe vera, Ficus microcarpa, Corpi utan, Punica granatum, Melia azedarch, Zingiber zerumbet, Azadirachta indica, Aegle marmelos, Allium cepa, Casuarina equisetifolia, Cordia myxa, Anredera cordifolia, Abrus precatoris, Moringa oleifera,Cucumis sativus, Sanseviera grandis, Aleurites moluccana, Tamarindus indica, Tridax procumbens, Morus alba. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun (folium), biji (semen), kulit (cortex), buah (fructus), rimpang (rhizoma) dan umbi (bulbus). Terdapat 14 jenis penyakit yang diobati yaitu snot, kolibasilosis, batuk, diare, cacingan, antrax, luka potong, urat putus, demam, kurang nafsu makan, luka kebiri pada babi, patah tulang dan feses kapur. Cara pengolahan yang digunakan adalah dihaluskan dan direndam. Tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah mahoni. Jenis tumbuhan obat yang dibudidayakan adalah lidah buaya, delima, bawang merah, binahong, mentimun,kunyit, kemiri, kelor dan mahoni. Alasan masyarakat Desa Kelle membudidayakan tumbuhan obat yaitu karna selain manfaatnya sebagai obat penyembuh penyakit pada ternak juga sebagai tumbuhan hias dipekarangan, sebagai sumber makanan bagi manusia, sebagai bahan pembuatan ukiran serta masyarakat melestarikan tumbuhan obat tersebut agar  tidak punah
ETHNOPHARMACOGNOSIS STUDY OF PLANTS AS BONE FRACTURE MEDICINE IN FENUN VILLAGE, SOUTH AMANATUN SUB-DISTRICT, SOUTH TIMOR TENGAN DISTRICT Tefa, Siprianus; Nau, Getrudis Wilhelmina; Seran, Lukas
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.9896

Abstract

Masyarakat  Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan masih mengandalkan tumbuh-tumbuhan untuk mengobati patah tulang karena tidak mampu untuk melakukan pengobatan di rumah sakit dan pengobatan dengan mengandalkan tumbuh-tumbuhan sudah dilakukan sejak zaman dahulu hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat patah tulang, organ atau bagian tumbuhan yang digunakan, cara pengolahan dan penggunaanya, lama waktu yang dibutuhkan dan frekuensi pengobatan serta jenis-jenis tumbuhan yang dibudidayakan dan yang tidak dibudidayakan oleh masyarakat Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengan Selatan. Penelitian ini menggunakan motode deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara semi-terstruktur. Lokasi penelitian yaitu di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan penelitian ini dilakukan pada bulan april 2023. Hasil penelitian studi etnofarmakognosis tumbuhan sebagai obat patah tulang di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan terdapat 10 jenis tumbuhan yaitu krokot (Portulaca oleracea L.), paliasa (Kleinhovia hospita L.), pandan duri (Pandanus urophyllus Hance.), bayaman (Asystasia gengetica L.), benalu (Loranthus europaeu L.), kemiri (Aleurites moluccana L.), kunyit (Curcuma domestica Val.), maja/dila (Aegle marmelos L. Correa), johar (Cassia siamea L.) dan jagung kuning (Zea mays L.).
Potential Test of Jungle Water Guava (Zysigium jambos (L). Alston) Timor as Immunomodulator against Antibody Response of Broiler Chicken (Gallus domesticus) In Vivo Susar, Imelda; Seran, Lukas; Nau, Wilhelmina Getrudis
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.9119

Abstract

The study aims to determine the potential of Syzigium jambos (L.) Alston) Timor extract as an immunomodulator against the antibody response of broiler chickens (Gallus domesticus) in vivo. To determine what is the difference in immunomodulation between concentration levels of Syzigium jambos (L.) Alston ) Timor extract on the antibody response of broiler chickens (Gallus domesticus) in vivo. To determine whether there is a difference in immunomodulating ability of Syzigium jambos (L.) Alston ) Timor extract between the negative control group, experimental group and positive control group. Methods of the study used a research design with three treatment units, namely negative control, extract treatment and positive control following the pre-test post-test control group design. Data were analyzed descriptively and inferentially. The conclusion of this study is 1) Timor forest water guava bark extract is proven to have the potential as an immunomodulator against the antibody response of broiler chickens (Gallus domesticus) in vivo. 2) There are differences in immunomodulation between concentration levels of Timor forest water guava bark extract on the antibody response of broiler chickens (Gallus domesticus) in vivo, especially at a concentration of 25% with an average antibody titer of 853.3 cells/µl blood, while at concentrations of 50% and 75% there is no difference with an average antibody titer of 1024 cells/µl blood. 3) There is a difference in immunomodulation ability between the forest water guava bark extract (Zysigium jambos (L.) Alston) Timor group and the negative control group, but "no" difference with the positive control group.
Potential Test of Jungle Water Guava (Zysigium jambos (L). Alston) Timor as Immunomodulator against Antibody Response of Broiler Chicken (Gallus domesticus) In Vivo Susar, Imelda; Seran, Lukas; Nau, Wilhelmina Getrudis
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.9119

Abstract

The study aims to determine the potential of Syzigium jambos (L.) Alston) Timor extract as an immunomodulator against the antibody response of broiler chickens (Gallus domesticus) in vivo. To determine what is the difference in immunomodulation between concentration levels of Syzigium jambos (L.) Alston ) Timor extract on the antibody response of broiler chickens (Gallus domesticus) in vivo. To determine whether there is a difference in immunomodulating ability of Syzigium jambos (L.) Alston ) Timor extract between the negative control group, experimental group and positive control group. Methods of the study used a research design with three treatment units, namely negative control, extract treatment and positive control following the pre-test post-test control group design. Data were analyzed descriptively and inferentially. The conclusion of this study is 1) Timor forest water guava bark extract is proven to have the potential as an immunomodulator against the antibody response of broiler chickens (Gallus domesticus) in vivo. 2) There are differences in immunomodulation between concentration levels of Timor forest water guava bark extract on the antibody response of broiler chickens (Gallus domesticus) in vivo, especially at a concentration of 25% with an average antibody titer of 853.3 cells/µl blood, while at concentrations of 50% and 75% there is no difference with an average antibody titer of 1024 cells/µl blood. 3) There is a difference in immunomodulation ability between the forest water guava bark extract (Zysigium jambos (L.) Alston) Timor group and the negative control group, but "no" difference with the positive control group.
ETHNOPHARMACOGNOSIS STUDY OF PLANTS AS BONE FRACTURE MEDICINE IN FENUN VILLAGE, SOUTH AMANATUN SUB-DISTRICT, SOUTH TIMOR TENGAN DISTRICT Tefa, Siprianus; Nau, Getrudis Wilhelmina; Seran, Lukas
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.9896

Abstract

Masyarakat  Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan masih mengandalkan tumbuh-tumbuhan untuk mengobati patah tulang karena tidak mampu untuk melakukan pengobatan di rumah sakit dan pengobatan dengan mengandalkan tumbuh-tumbuhan sudah dilakukan sejak zaman dahulu hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat patah tulang, organ atau bagian tumbuhan yang digunakan, cara pengolahan dan penggunaanya, lama waktu yang dibutuhkan dan frekuensi pengobatan serta jenis-jenis tumbuhan yang dibudidayakan dan yang tidak dibudidayakan oleh masyarakat Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengan Selatan. Penelitian ini menggunakan motode deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara semi-terstruktur. Lokasi penelitian yaitu di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan penelitian ini dilakukan pada bulan april 2023. Hasil penelitian studi etnofarmakognosis tumbuhan sebagai obat patah tulang di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan terdapat 10 jenis tumbuhan yaitu krokot (Portulaca oleracea L.), paliasa (Kleinhovia hospita L.), pandan duri (Pandanus urophyllus Hance.), bayaman (Asystasia gengetica L.), benalu (Loranthus europaeu L.), kemiri (Aleurites moluccana L.), kunyit (Curcuma domestica Val.), maja/dila (Aegle marmelos L. Correa), johar (Cassia siamea L.) dan jagung kuning (Zea mays L.).