Claim Missing Document
Check
Articles

Mathematics in Culture: Analysis of Mathematical Elements in Buna Woven Fabric Lakapu, Meryani; Uskono, Irmina Veronika; Jagom, Yohanes Ovaritus; Dosinaeng, Wilfridus Beda Nuba; Leton, Samuel Igo; Djong, Kristoforus Djawa
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 12, No 1 (2021): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v12i1.27177

Abstract

The purpose of this research is to analyze in depth the mathematical values contained in the buna woven fabric. The method used is a qualitative method with an ethnographic design because it will explain one of the cultural artifacts of the people of NTT, in this case the buna woven fabric. The results obtained are the motifs on the buna woven cloth that analyzed containing geometric and arithmetic concepts. From the analyzed quadrilateral characteristics, the quadrilateral found in the buna woven fabric is a rhombus. In addition, values or mathematical concepts on woven fabrics that can be taught to junior high school students include finding the formula for the area and perimeter of a rhombus using a triangle approach; calculate the area and circumference of a rhombus; arithmetic and geometric sequences and calculating the number of rhombic models on buna woven fabrics.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara mendalam nilai-nilai matematika yang terdapat pada kain tenun buna. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan desain etnografi, karena akan menjelaskan mengenai salah satu artefak budaya masyarakat NTT, dalam hal ini kain tenun buna. Hasil yang diperoleh adalah motif pada kain tenun buna yang dianalisis memuat konsep-konsep geometri dan aritmatika. Dari sifat-sifat segiempat yang dianalisis maka dapat diketahui bahwa bangun datar segiempat yang terdapat pada kain tenun buna adalah belah ketupat. Selain itu nilai-nilai atau konsep-konsep matematika pada kain tenun buna yang dapat diajarkan pada siswa SMP antara lain: menemukan rumus luas dan keliling belah ketupat menggunakan pendekatan segitiga; menghitung luas dan keliling belah ketupat; barisan aritmatika dan geometri serta menghitung banyaknya  model  belah ketupat pada kain tenun buna
PROFILE OF ELEMENTARY SCHOOL TEACHER IN CONCEPT UNDERSTANDING OF GEOMETRY Samuel Igo Leton; Kristoforus Djawa Djong; Irmina Veronika Uskono; Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng; Meryani Lakapu
Jurnal Infinity Vol 9, No 2 (2020): VOLUME 9, NUMBER 2, INFINITY
Publisher : IKIP Siliwangi and I-MES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/infinity.v9i2.p133-146

Abstract

Students need teachers with a deep understanding of mathematical concepts to improve their mathematical knowledge and achievement. The observation results of several elementary school teachers showed that they still have a lack of understanding of the geometry concepts. This research is an exploratory study with a qualitative approach that aims to describe the performance of elementary school teachers in understanding the concepts of triangles and squares. The participants in this study were elementary school teachers across Soe City District. A description test deals with the geometry concept of two-dimensional shapes that were implemented to determine the most appropriate teachers to participate in the study. Thirty-three teachers were then selected based on this preliminary test results. In-depth interviews were also conducted with the participants. The data analysis showed that the participants had a lack of understanding of the concept of two-dimensional shapes and necessary arithmetic skills. Moreover, the data suggested that the participants held various perceptions regarding their understanding of certain concepts based on their experience in teaching the mathematical concept. Based on these results, some programs are recommended to improve professionalism and pedagogical competencies, such as a refresher training program for basic mathematical material and training in teaching aids used. These programs are expected to help prepare elementary school teachers in teaching mathematics.
ETNOMATEMATIKA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH:EKSPLORASI KONSEP-KONSEP GEOMETRI PADA BUDAYA SUKU BOTI Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng; Meryani Lakapu; Yohanes Ovaritus Jagom; Irmina Veronika Uskono; Samuel Igo Leton; Kristoforus Djawa Djong
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.534 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v9i3.2900

Abstract

Suku Boti sebagai salah satu suku tertua di pulau Timor, Nusa Tenggara Timur yang kaya akan warisan budaya. Keunikan budaya Boti perlu dijaga dan dilestarikan karena merupakan salah satu budaya asli Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif berdesain etnografi yang bertujuan untuk mengeksplorasi unsur-unsur geometri yang terdapat dalam budaya suku Boti. Subjek dalam penelitian ini yaitu masyarakat suku Boti Dalam yang masih tertutup terhadap budaya modern dan menjalankan tradisi budaya Boti dalam kehidupan sehari-hari. Objek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu lopo, tup mahae, tobe, dan sene. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis taksonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep-konsep geometri meliputi aksioma titik, garis, dan bidang, konsep garis singgung, konsep luas dan volume bangun datar, konsep luas dan volume bangun ruang, serta konsep kekongruenan. Selain itu, kemampuan-kemampuan matematis seperti kemampuan representasi, kemampuan visual spasial, kemampuan koneksi, dan kemampuan pemecahan masalah dapat dikembangkan berdasarkan unsur-unsur geometris pada budaya suku Boti. Hasil eksplorasi ini dapat digunakan oleh para guru matematika untuk mengembangkan pembelajaran geometri di kelas berbasis budaya Boti. Boti as one of the oldest tribes on the Timor Island, East Nusa Tenggara, has a lot of cultural heritage. The uniqueness of Boti culture needs to be preserved because it is one of Indonesia's original cultures. This is a qualitative research with ethnographic design which aimed to explore the geometry concepts contained in Boti culture. The subject of this research is the Boti Dalam society which still closed to modern culture and maintain the Boti cultural traditions in daily life. The objects discussed in this research are lopo, tup mahae, tobe, and sene. The data analysis technique used in this research is taxonomic analysis. The results showed that the concepts of geometry covering the axioms of points, lines, and fields, tangent concept, the concept of area and volume of flat shapes, the concept of area and volume of space builds, and the concept of concordance. In addition, mathematical abilities such as representation, visual spatial ability, connection ability, and problem solving ability can be developed based on geometric culture of the Boti Tribe. The results of this exploration can be used by mathematics teachers to develop geometry learning in Boti culture-based classes. 
Pendalaman Konsep Matematis bagi Guru-Guru SD-SMA se-Kecamatan Halilulik Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng; Samuel Igo Leton; Meryani Lakapu; Irmina Veronika Uskono; Yohanes Ovaritus Jagom
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 1 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i1.4121

Abstract

Pembelajaran matematika membutuhkan kreativitas dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan minat belajar siswa. Kegiatan pengabdian ini didasarkan pada masih rendahnya pemahaman matematis konseptual para guru yang menyebabkan pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas masih diorientasikan pada pemahaman matematis prosedural. Berdasarkan pada masalah tersebut maka tujuan dari kegiatan ini yaitu membantu para guru dalam memperdalam pemahaman dan teknik mengajarkan matematika secara konseptual. Kegiatan ini berlokasi di SDK Hati Tersuci Maria Halilulik. Agar dapat memberikan bantuan secara tepat, kegiatan diawali dengan mendiagnosa kemampuan dasar dan kelemahan para guru dalam mengajarkan matematika. Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diketahui bahwa rendahnya kemampuan pemahaman matematis konseptual para guru menyebabkan kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas masih diorientasikan pada hafalan rumus dan cara mengaplikasikannya. Menindaklanjuti hasil tersebut, kegiatan kemudian difokuskan pada membantu para guru dalam mengonstruksi dan mengembangkan pemahaman konsep matematisnya. Kegiatan ini dilakukan melalui rekonstruksi dan pengayaan konsep serta perbaikan miskonsepsi yang ditemukan dari hasil tes diagnostik. Selanjutnya, berkaitan dengan teknik mengajar, para guru dilatih untuk dapat mengembangkan alat peraga berbahan kertas untuk membantu para siswa dalam memahami konsep-konsep matematika yang abstrak. Bahan kertas dipilih sebab mudah diperoleh dan dibuat baik oleh guru ataupun siswa. Kegiatan ini secara umum berlangsung dengan baik dan lancar. Berdasarkan pengamatan dan diskusi bersama para guru peserta kegiatan, mereka tampak sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Kerjasama yang baik dengan pihak sekolah tempat kegiatan dilaksanakan turut mendukung kelancaran kegiatan ini.
Mathematical problem-solving abilities of deaf student in solving non-routine problems Samuel Igo Leton; Meryani Lakapu; Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5 No 2 (2019)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v5i2.538

Abstract

The purpose of this study was to obtain an overview of mathematical problem-solving abilities of class VIII deaf students in solving non-routine problems related to fractional problems. The type of research used is qualitative research with a case study design. Subjects were taken purposively at three Special Schools (SLB) B spread across Indonesia. Data was collected through problem-solving tests and interviews. The results of the analysis of the results of the work data and interview data, obtained that mathematical abilities that appear on the subject in solving problems include; (1) there is a tendency that in building understanding of the problem, the subject represents the problem through the picture, can reveal what is known and what is asked, identify the elements that are known, and restate the problem in a simpler language; (2) The subject can do elaboration namely linking information with knowledge that has been formed; (3) If deaf students can solve the problem, then to solve the problem tends to use images and use the method of counting. Thus, it can be concluded that deaf students can solve non-routine questions with a high degree of difficulty by first visualizing the problem in the form of images and writing back in simple sentences.
PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DAN RUANG BERBASIS ETNIS TIMOR Michael Fernandez; Kristoforus Djawa Djong; Wilfridus B. N. Dosinaeng; Irmina V Uskono; Aloysius Joakim Fernandez; Meryani Lakapu
Bakti Cendana Vol 3 No 2 (2020): Bakti Cendana: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/bc.3.2.2020.68-77

Abstract

Etnomatematika mengacu pada bentuk-bentuk matematika yang bervariasi sebagai konsekuensi yang tertanam dalam kegiatan budaya. Etnomatematika juga mengacu pada konsep-konsep matematika tertanam dalam praktek-praktek budaya. Etnomatematika mengacu pada bentuk-bentuk matematika yang bervariasi sebagai konsekuensi yang tertanam dalam kegiatan budaya. Geometri sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah menengah. Pembelajaran geometri berbasis etnis budaya Timor. Siswa dapat mengamati dan menghitung banyaknya bentuk geometri dalam LOPO. Implementasi bentuk-bentuk Geometri (bidang datar dan ruang) dalam pelaksanaan pembelajaran Geometri berbasis etnis budaya Timor menjadi suatu metode yang tepat. Siswa dapat mengamati dan mengkaji Geometri dalam rumah adat LOPO. Kelompok sasaran dalam kegiatan Pengabdian ini yaitu sekolah-sekolah yang siswanya kebanyakan berasal dari suku dawan (TTU dan TTS serta Kabupaten Kupang). Kelompok sasarannya adalah siswa-siswi SMPN 10. Agar dapat mengimplementasi bentuk-bentuk geometri dalam pelaksanaan pembelajaran Geometri berbasis etnis budaya Timor, maka dapat dilakukan dengan cara membuat miniatur LOPO yang dibawa ke depan kelas saat kegiatan pembelajaran Geometri. Namun demikian disarankan agar sekolah itu dapat membuat LOPO yang sebenarnya, sehingga LOPO itu menjadi sumber belajar bagi siswa yang belajar tentang geometri bidang datar dan geometri ruang.
MATEMATIKA DALAM ARSITEKTUR: KONSEP SUSUNAN BILANGAN REAL DALAM KONSTRUKSI ATAP LOPO DI BENTENG NONE Apridus Lapenangga; Yohana Rowa; Meryani Lakapu
ATRIUM: Jurnal Arsitektur Vol. 6 No. 1 (2020): ATRIUM: Jurnal Arsitektur
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1051.346 KB) | DOI: 10.21460/atrium.v6i1.5

Abstract

Title: Mathematics in Architecture: The Concept of Numbers in Roof Structure Construction of Fort None Lopo Fort None is a traditional fortress in which there are traditional buildings of the Dawan people, namely Lopo and Ume Kbubu. One of the Lopo in this area was once burned and has not been rebuilt. This is one of the reasons this study was conducted, to find out the mathematical elements in Lopo construction which can be useful as a design guidelines for other Lopo building construction. This study aims to analyze in depth the concept of configuration of real numbers on the Lopo roof construction in Benteng None, so the method used is qualitative research with ethnographic design. This discussion is carried out by analyzing three construction elements on the Lopo roof, namely: 5 inner circles, 26 outer circles and rectangles on the Lopo roof. So, it can be concluded that some construction elements on the Lopo roof which are mathematically analyzed show the existence of the concept of real number configuration. From this discussion, the results show that there are types of real number configuration, including: Monotonic real numbers descending, finite real numbers, fixed real numbers with fixed differences and real numbers with non-fixed differences.
Pelatihan Geogebra: Pemodelan Matematika Menggunakan Kalkulus Meryani Lakapu; Aloysius Joakim Fernandez; Irmina Veronika Uskono; Yohanes Ovaritus Jagom; Wilfridus Beda Nuba Dosianaeng
DIKEMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 6 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32486/dikemas.v6i1.265

Abstract

During the COVID-19 pandemic, everyone has the free opportunity to learn various things and anywhere. Therefore, this service activity provides breadth for all mathematics students/teachers/lecturers in Indonesia to learn about Mathematical Modeling using Calculus, which is assisted by the GeoGebra application. This activity is a collaboration between the Indonesian Mathematical Association (IndoMs), Program Studi Pendidikan Matematika Sanata Dharma, Program Studi Matematika Universitas Kristen Satya Wacana dan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Katolik Widya Mandira. Participants in this activity amounted to 62 (students, teachers and lecturers) from 15 campuses and 5 high schools spread throughout Indonesia. The objectives of this training are for participants to be able to: (1) understand the basic concepts of modeling using calculus; (2) pose everyday problems that can be modeled with calculus; (3) able to use geogebra in completing and analyzing mathematical modeling; and (4) able to communicate the results of mathematical modeling in written and oral form in a structured manner. Based on the evaluation results, this activity can be carried out well and the expected goals can be achieved.
ETNOMATEMATIKA PADA LOPO SUKU BOTI DAN INTEGRASINYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng; Meryani Lakapu; Yohanes Ovaritus Jagom; Irmina Veronika Uskono
Teorema: Teori dan Riset Matematika Vol 5, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/teorema.v5i2.3443

Abstract

Lopo Boti adalah sebuah bangunan tradisional milik Suku Boti, salah satu suku tertua di Pulau Timor, NTT. Bangunan ini mengandung nilai-nilai filosofis yang tinggi dan berperan penting dalam kehidupan masyarakat Suku Boti. Penelitian ini adalah suatu penelitian kualitatif berdesain etnografi yang bertujuan untuk mengeksplorasi unsur-unsur matematis yang terkandung dalam Lopo Boti. Desain penelitiannya menggunakan desain etnomatematika oleh Alangui yang didasarkan pada empat pertanyaan dasar yaitu: where is it to look? how is it to look? what is it? what does it mean? Subjek penelitiannya yaitu masyarakat Suku Boti, khususnya Suku Boti Dalam, salah satu bagian dari Suku Boti yang masih memegang teguh tradisi Boti dalam hidup kesehariannya. Data dikumpulkan melalui observasi langsung di Desa Boti dan wawancara bersama subjek penelitian. Hasil analisis data menunjukkan bahwa unsur-unsur geometri meliputi unsur-unsur primitif, konsep jarak dalam ruang, kesebangunan, dan luas permukaan, serta unsur-unsur barisan dan deret aritmetika terkandung dalam Lopo Boti. Berdasarkan unsur-unsur tersebut maka beberapa kemampuan matematis yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika bermediakan Lopo Boti yaitu kemampuan merepresentasi, kemampuan visual-spasial, kemampuan berpikir kritis, kemampuan menginvestigasi, dan kemampuan memecahkan masalah.
Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya Belajar Yohanes Ovaritus Jagom; Irmina Veronika Uskono; Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng; Meryani Lakapu
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 5 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v5i1.308

Abstract

Proses berpikir kreatif siswa perlu dikembangkan sehingga dengan mengembangkan proses berpikir kreatif, siswa mampu menghasilkan gagasan baru dalam menyelesaikan masalah matematika. Salah satu penyebab kesulitan siswa mengembangkan proses berpikir kreatif yaitu gaya belajar yang berbeda-beda, karena perbedaan gaya belajar dapat mempengaruhi pemahaman siswa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan gaya belajar. Subjek penelitian ini 3 orang siswa SMPK St. Yosef Naikoten Kupang dengan masing-masing mewakili satu subjek gaya belajar visual, auditory dan kinestetik. Hasil penelitian menunjukkan pada tahapan persiapan, subjek dengan gaya belajar visual, auditory, dan kinestetik mampu melaksanakan proses berpikir kreatif dengan baik yang ditunjukkan dengan mengungkapkan ide-ide penting dari soal. Pada tahap inkubasi subjek dengan gaya belajar visual, auditory, dan kinestetik mampu menyusun ide dalam menyelesaikan soal dengan menulis langkah demi langkah. Pada tahap iluminasi subjek gaya belajar visual, auditory, dan kinestetik mampu mengungkapkan idenya secara verbal dengan baik. Serta pada tahapan verifikasi subjek gaya belajar visual dan auditory selalu memeriksa kembali jawaban yang telah dikerjakan sedangkan subjek kinestetik belum mampu melakukan verifikasi kembali terhadap hasil pekerjaan yang dilakukan. Dengan demikian subjek visual dan auditory mampu mengasilkan proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh wallas sedangkan subjek kinestetik belum mampu mengasilkan proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika Berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh wallas
Co-Authors Agapitus Hendrikus Kaluge Aloysius Fernandez ALOYSIUS JOAKIM FERNANDEZ Amsikan, Oktovianus Nyongki Antonius Gahung Apridus K. Lapenangga Apridus Kefas Lapenangga Aysanti Yuliana Paulus B.N. Dosinaneg, Wilfridus Bria, Kornelis Bryan Marthinus Waruru Bukifan, Kristina Yusria Cindy Tuy, Elisabeth Demu, Septhiano Mario Imanuel Dwi Putera Dominikus Arif Budi Prasetyo Dominikus Arif Budi Prasetyo Dosianaeng, Wilfridus Beda Nuba Emilianus Jehadus F. Loma, Dorothea Feliksitas M. Muda Fernandez, Michael Gabariela Purnama Ningsi Gawa, Maria Gracia Manoe Guteres, Ilda Hendrikus Kaluge, Agapitus I. Leton, Samuel Igo Leton Ilda Guterres Inevaropa Helni Taek Irmina Veronika Uskono Irmina Veronika Uskono J. Fernandez, Aloysisus Jeri Jekson Jira Hia Jomar, Guido Stefano Kardo, Benisius Rampung Koly, Agaripa Kornelis Bria Kornelis Bria Kornelis Bria Kristianus Viktor Pantaleon Kristoforus Djawa Djong Kristoforus Djawa Djong Kristoforus Djawa Djong Laksono Trisnantoro Leton , Samuel Igo Manoe Gawa, Maria Gracia Margarita Laos Maria Gracia Manoe Gawa Maria Suci Apriani Mau, Elfrida Olo Molo, Matilde Niis Nai, Yustinus Didimus Nelly Fitriani Nelly Fitriani, Nelly Oktovianus Yongki Amsikan Ola, Stefanus Pegan, Elisabeth Agustiana Rindu, Oyafianus Rofyanter Leoh Rowa, Yohana Rina Salmi Fitria Manu Samuel I. Leton Samuel Igo Leton Samuel Igo Leton Sani Beti Savio, Diogo Seo, Hendro Usa Juniano Sera, Yohana Yunita Alehandra Bunge Tamur, Maximus Tnesi, Stiven Aloysius Weluk, Kristina Wilfridus Beda Nuba Dosianaeng Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng Wilfridus Beda Nuba Dosinaeng Wilfridus Beda Nuba Dosinaneg Wonga, Anggerini Horlians Ina Yohana Rina Rowa Yohana Rina Rowa Yohana Rowa Yohanes Ovaritus Jagom Yohanes Ovaritus Jagom Yutri Kormalina Lusi