Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGATURAN JUMLAH CABANG UTAMA DAN PENJARANGAN BUAH TERHADAP MUTU BENIH TOMAT VARIETAS KALIURANG (Lycopersicum esculentum MILL) Sri Sugihartiningsih; Agus Wartapa
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture Vol 23, No 1 (2008): March
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3024.794 KB) | DOI: 10.20961/carakatani.v23i1.13858

Abstract

This research used factorial device 3x3 that compiled pursuant to Randomized Completely Block Design consist of 2 factors and 3 restating. First factor was arrangement of amount main branch, consist of 3 level, that were: 1 main branch, 2 main branch, and 3 main branch. Second factor was fruit seldom, consist of without seldom, seldom 15% and seldom 30%. Data was analysed by manner sidik, if there were significant continued with Duncan Multiple Range Test level 5%.Result of research indicated that arrangement amount of main branch 3 branch and fruit seldom equal to 15% or 30% have significant an effect to high crop, energy grow seed, heavy seed 1000 item.
Analisis Kelayakan Usahatani Temulawak di Desa Growong Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang Setya Anggit Hendrajaya; Agus Wartapa; Ananti Yeti
Jurnal Agristan Vol 4, No 2 (2022): Jurnal Agristan
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/agristan.v4i2.5434

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan pada usahatani temulawak, (2) Kelayakan usahatani temulawak, (3) Nilai Break Even Point (BEP) usahatani temulawak. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive dan populasi dalam penelitian ini sebanyak 50 petani temulawak dengan menggunakan teknik sensus. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi. Jenis penelitian berupa jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan biaya produksi usahatani di tahun pertama sebesar Rp. 55.045.700, di tahun kedua dan ketiga sebesar Rp. 8.575.200. Penerimaan yang diterima pada tahun pertama sebesar Rp. 103.338.000, di tahun kedua Rp. 125.838.000, dan di tahun ketiga Rp. 118.338.000. Pendapatan yang diterima di tahun pertama sebesar Rp. 48.292.300, di tahun kedua Rp.117.262.800, dan tahun ketiga sebesar Rp. 109.762.800. Berdasar hasil perhitungan kelayakan usahatani temulawak di dapat nilai R/C ratio dari tahun pertama hingga ketiga 1, maka dapat dikatakan usahatani layak untuk diusahakan. Berdasar nilai B/C ratio usahatani temulawak akan layak ketika sudah memasuki tahun kedua dan ketiga. Untuk nilai BEP Penerimaan Penerimaan dan nilai BEP Harga Harga jual temulawak basah, sehingga berdasar analisis BEP usahatani temulawak layak untuk diusahakan.Kata Kunci : Analisis Kelayakan, Pendapatan, Penerimaan, Temulawak
Aplikasi Bakteri Pelarut Fosfat dan Fungi Mikoriza Arbuskula dalam Meningkatkan Hasil dan Mutu Benih Kacang Tanah Pitri Ratna Asih; Agus Wartapa
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 10, No 3 (2022): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v10i3.6328

Abstract

pemberian bakteri pelarut fosfat (Pseudomonas fluorescens) dan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) terhadap hasil dan mutu benih kacang tanah di tanah lathosol, serta mendapatkan kombinasi bakteri pelarut fosfat (P. fluorescens) dan FMA yang terbaik dalam meningkatkan hasil dan mutu benih kacang tanah di lahan lathosol. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan meliputi BP1 (Kontrol tanpa pemupukan), BP2 (Pupuk P (100 kg SP36/ha)), BP3 (P. fluorescens (105cfu mL-1) + FMA (10gr/tanaman)), BP4 (P. fluorescens (105cfu mL-1) + FMA (20 gr/tanaman)), BP5 (P. fluorescens (105cfu mL-1) + FMA (30 gr/tanaman)), BP6 (P. fluorescens (107 cfu mL-1) + FMA (10 gr/tanaman)), BP7 (P. fluorescens (107 cfu mL-1) + FMA (20 gr/tanaman)), BP8 (P. fluorescens (107 cfu mL-1) + FMA (30 gr/tanaman)), BP9 (P. fluorescens (109cfu mL-1) + FMA (10 gr/tanaman)), BP10 (P. fluorescens (109cfu mL-1) + FMA (20 gr/tanaman)), dan BP11 (P. fluorescens (109 cfu mL-1) + FMA (30 gr/tanaman)). Hasil menunjukkan perlakuan bakteri pelarut fosfat dan FMA tidak berpengaruh terhadap hasil dan mutu benih kacang tanah pada tanah dengan pH rendah yaitu 5.11. Perlakuan BP9 memiliki kecenderungan  mampu meningkatkan jumlah polong isi, menekan jumlah polong cipo dan meningkatkan indeks vigor lebih baik dibandingkan kontrol. Perlakuan BP2 mampu memberikan kecenderungan menaikkan daya berkecambah dan potensi tumbuh maksimum
Pengaruh Metode Pengeringan Dan Tingkat Ketebalan Penjemuran Terhadap Mutu Viabilitas Benih Dan Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) Isna Nur Fadhila; Agus Wartapa; Suharno Suharno
AGRITROP Vol 20, No 2 (2022): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v20i2.8269

Abstract

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pertanian yang menjadi sumber pangan bagi sebagian besar penduduk di Indonesia. Peningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan penyediaan benih padi berkualitas. Salah satu permasalahan dalam produksi yaitu pada pasca panen khususnya pengeringan. Proses pengeringan yang kurang tepat mampu menurunkan mutu pada benih. Adanya inovasi dan anjuran perlu diterapkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengeringan terhadap laju penurunan kadar air, mutu viabilitas benih, dan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Balai Benih Pertanian Bantul dan Laboratorium Teknologi Benih Polbangtan Yogyakarta dari bulan Maret hingga Mei 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor yaitu metode penjemuran terdiri dari tiga aras yaitu alas terpal (M1), sungkup (M2), lantai jemur (M3), dan ketebalan lapisan penjemuran yang terdiri dari tiga aras, yaitu 3 cm (T1), 6 cm (T2), dan 9 cm (T3). Parameter pengujian yaitu kadar air dan lama penjemuran, suhu dan kelembapan, potensi tumbuh maksimum, daya berkecambah, indeks vigor, persentase pertumbuhan di lapangan, tinggi tanaman, jumlah anakan, serta jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penjemuran berbeda nyata terhadap potensi tumbuh maksimum dan daya berkecambah.
Pengaruh Penundaan Waktu Pengeringan terhadap Mutu Benih dan Pertumbuhan Fase Vegetatif Padi (Oryza sativa linn.) Varietas Inpari 42 Hatta Maulana Akhmad; Budi Wijayanto; Agus Wartapa
Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi Vol 24, No 2 (2022): Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agsjpa.v24i2.63659

Abstract

The study was conducted to determine the maximum delay of the proper drying time so that it does not affect the quality of rice seeds (Oryza sativa L. ) and can pass the quality testing of seed certification. This experiment used a Complete Randomized Design (CRD) using ten treatments and three replays; there were 30 experimental units. The results of the study were analyzed using ANOVA. Observations were made on the variables of moisture content before storage (%), moisture content after storage (%), germination (%), maximum growth potential (%), growing forging (%), plant height (cm), and numerous saplings. The results of the study showed no influence of the treatment of delayed drying time on the quality of rice seeds of the Inpari 42 variety. However, the moisture content increases with the long delay in drying time, germination power, maximum growing potential, and forging growth progressively decrease as the delay of drying time increases. The best results are obtained on the H0 treatment: the prospective seeds are immediately dried in the sun without storage after harvesting. The maximum drying time delay so that it can pass the seed quality test is six days after harvest. The delay in drying time does not affect the growth of the vegetative phase on the parameters of plant height and the number of saplings of 50 HSS.
Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Air Kelapa pada Proses Invigorasi terhadap Viabilitas Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Ach. Hilmy Tafanto Putra; Budi Wijayanto; Agus Wartapa
Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi Vol 24, No 2 (2022): Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agsjpa.v24i2.63457

Abstract

This study aimed to determine the effect of concentration and duration of soaking coconut water and their interaction on the invigoration process on soybean seed viability. The study was conducted in March-May 2022 at the Greenhouse of the Agricultural Development Polytechnic of Yogyakarta Magelang and was an experimental study with a factorial, completely randomized design. Factor I in the form of concentration of coconut water with four levels of treatment, namely 0, 25, 50, and 75%, and factor II in the form of soaking time with three levels of treatment, namely 3, 6, and 9 hours. There were 12 treatment combinations with three replications each. The variables observed were germination, maximum growth potential, growth speed, vigor index, growth synchronously, plant height, and the number of leaves. Observational data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). The results showed that the concentration of coconut water on invigoration had a significant effect on the viability of soybean seeds on the parameters of germination, maximum growth potential, growth speed, growth synchronously, and plant height and had no significant effect on the parameters of vigor index and several leaves. The duration of soaking coconut water in invigoration significantly affected soybean seed viability on the parameters of growth speed and growth simultaneously and had no significant effect on germination parameters, maximum growth potential, vigor index, plant height, and the number of leaves. There was no interaction between the concentration and duration of soaking coconut water on the viability of soybean seeds on all parameters.
Potensi Hasil Tiga Galur Semangka (Citrullus vulgaris) Generasi Pertama (F1) dengan Tipe Warna Kulit Gelap Indri Mulyani; Agus Wartapa; Rajiman
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jima.v4i2.7477

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi hasil tiga galur semangka (Citrullus vulgaris) generasi pertama dengan tipe warna kulit gelap. Penelitian ini dilaksanakan di kebun RnD PT Tunas Agro Persada Boyolali pada bulan September hingga Desember 2024. Penelitian ini menggunakan metode single plant, yaitu setiap individu tanaman ditanam dan diamati secara terpisah di lingkungan pertanaman yang seragam tanpa ulangan, dalam penelitian ini terdapat 3 ulangan dengan jumlah 40 tanaman setiap ulangan sehingga terdapat 120 tanaman. Parameter yang diamati meliputi bentuk daun, bentuk penampang batang, warna batang, warna tulang daun, warna buah, warna kulit buah, keberadaan lirik/strip, waktu polinasi, posisi buah, jumlah benih, bobot buah, panjang buah, tebal kulit, lebar buah, dan tingkat kemanisan, data yang diperoleh di analisis menggunkan ANOVA di lanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur S061 memiliki produktivitas tertinggi dibandingkan dua galur lainnya (galur S072, dan S083). Galur S061 menunjukkan posisi buah berada di rata-rata ketiak daun ke-10,4, bobot buah rata-rata 5,1 kg, panjang buah rata-rata 37,36 cm, dan lebar buah rata-rata 15,6 cm. Galur S061 berpotensi menjadi kandidat unggul untuk pengembangan semangka berkulit gelap dengan hasil optimal.
Analisis Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Kampung Nanas di Kalurahan Margoluwih, Seyegan, Sleman: Penelitian Jihani Nurseha; Siti Nurlaela; Agus Wartapa
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 3 No. 4 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 3 Nomor 4 (April 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v3i4.801

Abstract

Community empowerment is a strategic effort to increase the independence and welfare of residents through the utilization of local potential. This empowerment through the Kampung Nanas program focuses on the cultivation of Smooth Cayenne pineapple varieties. However, the empowerment approach taken has not been optimal. This study aims to analyze the factors that influence the community empowerment process and formulate strategies that can be applied in Margoluwih Village. The research approach uses a qualitative method with case studies, involving observation, interviews, and Focus Group Discussions (FGD). The analysis used is SWOT and QSPM. The results of the study indicate that technical training on good and correct pineapple cultivation, as well as providing access for the community to consult with experts in the field, plays an important role in improving the quality of pineapple cultivation. This effort is expected to produce optimal pineapple plants. In addition, ongoing assistance and regular meetings have proven to be effective strategies in empowering communities in Margoluwih Village. This study confirms that an empowerment strategy based on a participatory model, with financial support from the government and the involvement of millennial farmers as assistants, can increase the sustainability of community empowerment programs through the Kampung Nanas program. Therefore, village governments and agricultural extension workers need to design collaborations to increase community income in a sustainable manner.
Daya Hasil Galur Tomat Hibrida Dataran Rendah (Solanum lycopersicum L.) Di Kediri Jawa Timur: Penelitian Alfiyah Rubet Lestari; Sari Megawati; Agus Wartapa
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 3 No. 4 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 3 Nomor 4 (April 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v3i4.1080

Abstract

Tomat ( Solanum lycopersicum L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang unggul, hal ini dikarenakan tomat memiliki kandungan gizi dan prospek pasar yang cukup baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan dan daya hasil dari 7 galur tomat di dataran rendah dengan 2 varietas pembanding. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2024 sampai November 2024 di Lahan CV Ever Fresh Kediri, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakukan diantaranya 7 galur ( 2403, 2404, 2405, 2406, 2407, 2408, 2409 ) dan 2 varietas pembanding ( Corona F1, Servo F1 ) masing-masing perlakukan dilakukan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam atau uji F dengan taraf 5% dan apabila hasilnya menyatakan beda nyata maka dilanjutkan dengan Uji BNJ dengan taraf 5%. Perlakuan 2404 memberikan hasil terbaik dengan jumlah buah per tanaman mencapai 50,33 buah dan produksi per hektar sebesar 36,68 ton, serta daya simpan terpanjang yaitu 23,67 hari. Sementara itu, perlakuan 2409 memiliki umur panen paling lambat yaitu 60 hari, sedangkan 2404 berbunga paling awal pada 23 hari. Secara keseluruhan, perlakuan 2404 menonjol pada produktivitas dan efisiensi, sehingga menjadi pilihan terbaik untuk hasil yang maksimal.
PHYSIOLOGICAL QUALITY OF PAPAYA SEEDS (CARICA PAPAYA L.) AS AFFECTED BY KNO₃ PRIMING AND STORAGE DURATION Malik, Abi; Wartapa, Agus; Aziza, Elea Nur
International Journal of Social Science, Educational, Economics, Agriculture Research and Technology (IJSET) Vol. 4 No. 8 (2025): JULY
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/ijset.v4i8.853

Abstract

This study investigates the effects of KNO₃ priming timing and storage duration on the physiological quality of papaya seeds (Carica papaya L.). A factorial randomized block design was used with two factors: priming timing no priming (P0), priming before germination (P1), after seed extraction (P2), and after drying (P3); and storage duration 1 month (L1), 2 months (L2), and 3 months (L3). Observed parameters included growth uniformity, growth rate, vigor index, germination percentage, and maximum growth potential. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) at a 5% significance level. Results showed that priming before germination (P1) significantly improved growth uniformity and growth rate, while storage for two months (L2) yielded the best physiological seed quality in most parameters. A significant interaction was observed in the vigor index, with the best results from priming before sowing (P1) combined with 2–3 months of storage. The findings suggest that KNO₃ priming prior to germination and two months of storage is optimal for maintaining seed vigor and viability.