Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Implementasi Konsep Ahli Waris Patah Titi Di Mahkamah Syar’iyah Bireuen, Aceh, Indonesia Munawir Munawir
Ar-Raniry: International Journal of Islamic Studies Vol 7, No 2 (2020): Ar-Raniry: International Journal of Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.398 KB) | DOI: 10.22373/jar.v7i2.10978

Abstract

Legal pluralism in Indonesia has formed a different inheritance law system, namely institutions patah titi is an heir who dies earlier than the heir, and then his position can be replaced by a grandchild, which is set in Kompilasi Hukum Islam (KHI). This article wants to discuss the practice of judges' legal considerations at the Syar'iyah Court Bireuen in implementing the terms of patah titi, as stipulated in article 185 paragraph (1) and (2) KHI. This article uses legal research methods empirical legal research, namely research conducted on data in the form of cases of inheritance patah titi in the Syar'iyah Bireuen Court. The results of the author's research on judges' considerations in implementing the case patah titi in the Syar'iyah Bireuen Court, namely, the Panel of Judges of the Syar'iyah Bireuen Court in deciding inheritance cases patah titi refers to the Syafi'iyah fiqh system for inheritance cases that occurred before the existence of the KHI rules. However, in some cases that occurred after the KHI, some were decided based on the KHI rules, and others did not follow the KHI rules based on particular considerations for the benefit of the heirs.
Legalitas Hukum Kewarisan Anak di Luar Nikah Munawir
Al-Mizan Vol 9 No 2 (2022): Al-Mizan
Publisher : Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54621/jiam.v9i2.428

Abstract

The order of inheritance to each heir is the will of God whose provisions have been set forth in the provisions of syara', the rules of the game and the completeness of each person with heirs may not be confused with the logic of life. Human law in achieving social change in the era of civilization of human development which is so advanced. Especially in the transfer of inheritance to children whose legality is not recognized in the provisions of the Shari'a to receive inheritance from the heir, in this article the author examines the legality of children out of wedlock. This article uses normative legal research methods (doctrinaire legal studies) or called library research, with data sources namely the Compilation of Islamic Law Article 186 on inheritance and secondary data, namely legal literature on the inheritance of children outside of marriage. The data analysis technique in the research that the author uses is qualitative analysis, namely data analysis by describing the data. The results of the author's research that the provisions of Islamic inheritance for children out of wedlock are not recognized in the syara' law, but this is in line with civil law as stipulated in article 186 concerning inheritance.
The Effectiveness of the Existence of Village Customary Courts in Utilizing Problem Solving By the Bireuen Community Andi Lesmana Lesmana; Munawir Munawir
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 7, No 4 (2022): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v7i4.8998

Abstract

The authority of the Village customary court in Aceh qanun No. 9 of 2008 concerning fostering customs. One of them is giving the authority to resolve civil and criminal disputes which are part of the authority of formal justice, with this delegation giving the role of the Adat Courts is very important. Bireuen for this research is used for the specific objectives of this study aims to measure the extent to which the village customary justice in the district. Bireuen is used by the community. The method used is an empirical juridical method with a quantitative research methodology that used a research instrument in the form of a questionnaire. The existence of customary courts which have reached 15 years since their publication of a qanun gave legitimacy to gampong customary courts in Aceh, especially Bireuen district.
Perlindungan Hukum terhadap Konsumen atas Produk Kosmetik yang Tidak Memiliki Izin BPOM di Kabupaten Bireuen Soraya, Ade Soraya; Dian Eriani; Munawir; Faratul Rahmy
Jurisprudensi: Jurnal Ilmu Hukum Vol. 1 No. 2 (2024): Reformasi Hukum dalam Penegakan Keadilan
Publisher : LP3M Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Al-Banna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70193/jjihurisprudensi.v1i2.31

Abstract

Kehidupan modern masyarakat saat ini tidak hanya menuntut kemajuan yang berkembang pesat tetapi juga nilai-nilai kecantikan dan keindahan terhadap penampilan, tetapi untuk tampil sempurna dimanfaatkan oleh sekelompok pelaku usaha dengan memperdagangkan kosmetik yang tidak memiliki izin badan pengawas obat dan makanan (BPOM) kepada masyarakat, sehingga mengandung bahan berbahaya dan merugikan masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen atas produk kosmetik yang tidak memiliki izin badan pengawas obat dan makanan ( BPOM) dan tanggung jawab terhadap konsumen atas produk yang tidak memiliki izin Badan pengawas obat dan makanan (BPOM). Jenis penelitian ini menggunakan penelitian yuridis empiris. hasil penelitian ini dan analisis perlindungan hukum terhadap konsumen atas produk yang tidak memiliki izin badan pengawas obat dan makanan badan (BPOM) berdasarkan hasil wawancara, perlindungan hukum terhadap konsumen atas produk kosmetik yang tidak memiliki izin badan pengawas obat dan makanan bisa dilakukan dengan cara pengawasan dari badan pengawas obat dan makanan (BPOM) dan dapat mengadukan permasalahan yang di inginkan terkait kosmetik yang berbahaya secara langsung maupun membuat laporan ke badan penyelesaian sengketa konsumen atau yayasan perlindungan konsumen Aceh untuk memberi perlindungan, serta dapat ditindaklanjuti secara langsung memberi peringatan dan sanksi hukum apa yang diperbuat oleh pelaku usaha yang harus bertanggung jawab.
Pendampingan Hukum Korban Pemerkosaan: Perlindungan terhadap Pendidikan Perempuan T. Rasyidin; Munawir; Bella Dalila
Jurisprudensi: Jurnal Ilmu Hukum Vol. 2 No. 1 (2025): Qanun Jinayat, Penegakan Hukum, dan Praktik Kelembagaan
Publisher : LP3M Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Al-Banna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70193/jurisprudensi.v2i01.04

Abstract

Kasus pemerkosaan tidak hanya memengaruhi kesehatan mental dan hubungan sosial korban, tetapi juga dapat mengganggu hak-hak dasar mereka, termasuk kebebasan untuk mendapatkan pendidikan. Perempuan yang menjadi korban sering kali mengalami stigma, perlakuan tidak adil, dan luka emosional yang menghalangi mereka untuk terus melanjutkan pendidikan. Selain itu, perlindungan hukum yang ada belum cukup memastikan bahwa hak pendidikan mereka tetap terjamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pendampingan hukum yang efektif dalam melindungi korban pemerkosaan, terutama dalam memastikan hak pendidikan perempuan terlindungi dengan baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan wawancara mendalam terhadap korban, pendamping hukum, serta lembaga terkait. Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa hambatan, seperti kurangnya kerja sama antara layanan hukum dan bantuan psikososial, rendahnya kesadaran lembaga pendidikan tentang kebutuhan korban, serta masih kuatnya stigma sosial yang dihadapi korban. Sebagai solusi, penelitian ini menyarankan pendekatan pendampingan hukum yang menyeluruh, yang mencakup pemberian bantuan hukum yang terpadu dengan layanan psikologis, pembuatan kebijakan perlindungan di lingkungan sekolah, serta peningkatan peran masyarakat dalam membantu pemulihan korban. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi nyata dalam membangun sistem pendampingan hukum yang lebih inklusif, memastikan perlindungan pendidikan bagi korban, serta mendukung pemenuhan hak asasi perempuan.
Komunikasi Publik sebagai Alat pembantu Penguatan Penegakan Hukum Lingkungan di Aceh Munawir, Munawir
An-Nasyr Vol 11 No 1 (2024): An-Nasyr
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54621/jn.v11i1.905

Abstract

Latar belakang penelitian ini berfokus pada pentingnya komunikasi publik dalam mendukung penegakan hukum lingkungan di Aceh. Meskipun sudah ada berbagai kebijakan terkait, penerapan komunikasi publik yang efektif dalam meningkatkan kesadaran hukum lingkungan di masyarakat Aceh masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan pemahaman masyarakat dan kolaborasi antar pemangku kepentingan yang kurang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana komunikasi publik dapat memperkuat penegakan hukum lingkungan di Aceh, serta mengidentifikasi kendala yang ada dalam penerapannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur yang menganalisis penelitian terdahulu dan kebijakan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi publik yang berbasis kearifan lokal lebih efektif dalam mencapai masyarakat, tetapi masih terdapat kekurangan dalam implementasinya di lapangan. Selain itu, kurangnya koordinasi antara pemerintah, lembaga masyarakat, dan media lokal menjadi hambatan utama dalam memperkuat penegakan hukum lingkungan. Penelitian ini menyarankan pentingnya pendekatan komunikasi yang terintegrasi dan berkelanjutan serta pemanfaatan media sosial secara lebih maksimal untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Kontribusi penelitian ini terletak pada rekomendasi untuk merancang strategi komunikasi yang lebih kontekstual dan efektif di Aceh.
Peran Komunikasi Islam dalam Membangun Kesadaran pentingnya ilmu hukum tentang Kewarisan untuk Meminimalisir Konflik Keluarga Munawir, Munawir
An-Nasyr Vol 11 No 2 (2024): An-Nasyr
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54621/jn.v11i2.957

Abstract

Latar belakang penelitian ini berfokus pada pentingnya komunikasi Islam dalam membangun kesadaran hukum tentang kewarisan untuk meminimalisir konflik keluarga. Konflik terkait pembagian warisan sering kali terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai prinsip-prinsip hukum kewarisan Islam, yang memicu ketidaksepahaman dan pertentangan antar anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menggali peran komunikasi Islam dalam menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan pemahaman hukum kewarisan yang lebih baik. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka (library research) yang menganalisis berbagai literatur terkait komunikasi Islam dan hukum kewarisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi berbasis nilai-nilai Islam yang mengutamakan musyawarah, mufakat, dan keadilan dapat mengurangi ketidaktahuan tentang kewarisan, serta memperkecil potensi konflik keluarga. Penelitian ini berkontribusi dengan memberikan wawasan baru tentang bagaimana komunikasi Islam dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman hukum kewarisan dan memfasilitasi penyelesaian sengketa dalam keluarga.
Upaya Pemerintah Terhadap Perlindungan Konsumen Berkaitan Dengan Pengembalian Uang Dengan Permen di Kabupaten Bireuen Andrian, Sri; Munawir; Eriani, Dian
Al-Mizan Vol 11 No 2 (2024): Al-Mizan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54621/jiam.v11i2.858

Abstract

Pengembalian uang menggunakan permen merupakan salah satu pelanggaran terhadap pasal 15 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang mengatakan bahwa pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa dilarang melakukan dengan cara pemaksaan atau dengan cara yang lain yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun psikis terhadap konsumen. Para pelaku usaha mengembalikan uang mengunakan permen dengan unsur pemaksaan, konsumen terpaksa mengambil permen karena tidak adanya kembalian dan konsumen merasa dirugikan. Tujuan penelitian ini agar mengetahui pelanggaran pelaku usaha terhadap pengembalian uang menggunakan permen. Penelitian ini pendekatan menggunakan metode pendekatan yuridis empiris, dengan sumber data bahan hukum primer, sekunder maupun tersier setelah data terkumpul kemudian dianalisis secara analisis deskriptif jenis pengolahan data yang ditujukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya serta diambil kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini adalah pelaku usaha dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan Pasal 62 ayat(1) Undang-Undang Perlindungan Konsumen apabila mengembalikan uang menggunakan permen dipidana dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 tahun atau selama-lamanya 6 tahun atau denda paling banyak Rp.2.000.000.000.00 (dua milyar rupiah). Selain itu ada larangan tentang transaksi menggunakan alat tukar selain uang yang dikeluarkan oleh bank Indonesia yang di atur dalam Pasal 2 ayat (3) Undang–Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia menyatakan bahwa setiap perbuatan yang menyatakan menggunakan uang atau mempunyai tujuan pembayaran atau kewajiban yang harus di penuhi dengan uang menggunakan uang rupiah. Dalam upaya penyelesaian kendala-kendala dalam perlindungan konsumen hendaknya pemerintah dapat lebih peka untuk mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, memberikan nasehat kepada konsumen yang memerlukan, menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam mengonsumsi barang atau jasa.
Menelisik Ruang Lingkup dan Pentingnya Ilmu Hukum Perdata dalam Kehidupan Bermasyarakat Dalila, Bella; Andrian, Sri; Munawir
Al-Mizan Vol 11 No 1 (2024): Al-Mizan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54621/jiam.v11i1.903

Abstract

Civil law is a branch of legal science with a broad scope and significant relevance in societal life. It not only governs private rights but also provides clear guidelines on individual obligations in social relationships. This study aims to analyze the scope of civil law and explore its relevance in maintaining harmony and justice in the modern era. Using literature study methods and a descriptive-analytical approach, this research examines various aspects of civil law, from agreements to rights protection in the digital era. The results indicate that civil law has the flexibility to adapt to contemporary developments, such as electronic transactions and data protection regulations. However, gaps were identified in public understanding of civil law applications, especially in resolving complex conflicts involving multiple parties. This study highlights the importance of education and civil law dissemination as strategic steps to enhance public understanding and accessibility to this legal mechanism. Consequently, civil law can function more optimally as an instrument of justice and empowerment amidst social dynamics.
Otentisitas Khithbah dan Pemberian Cincin Pinangan di Aceh Munawir, Munawir
Al-Mizan Vol 10 No 2 (2023): Al-Mizan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The engagement before marriage, has the authenticity of the rules that apply in society because it is inseparable from the influence and role of Islamic law and customs that apply in society, so it is very appropriate if we look at the historical background of the engagement engagement and giving of engagement rings for research in the marriage cluster still needs to be done to increase the intellectual treasury in understanding the realm of the implementation of a proposal that takes place in society against the problematic implementation of the provisions of the proposal that apply in the provisions of Islam in the community of Gampong Buket Teukueh, the researcher wants to study with the formulation of the problem of the authenticity of the proposal that is permitted in Islamic law and the practice of proposals and giving engagement rings in Gampong Buket Teukueh. The purpose of the study is to determine the authenticity of the proposal that is permitted in Islamic law and the practice of proposals and giving engagement rings in Gampong Buket Teukueh. The research method used by the author in this study is qualitative with the type of field research in Gampong Buket Teukueh, the data source is an interview with the apparatus and the community of Gampong Buket Teukueh with a descriptive analysis method. The results of the study are that the law of proposals in the provisions of sharia is that proposals (khitbah) are allowed to be held. This authenticity is as stated in the Al-Quran, Surah Al-Baqarah, verse 235 and the practices carried out by the community regarding the proposal process in Gampong Buket Teukueh as in sharia, including the family of the suitor and involving the Imum Gampong of both families during the proposal process and witnessed by both parties from the families of the suitor and the proposed party.