Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENAMBAHAN SERBUK OLAHAN DARI GIGI SAPI TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK MODEL GIGI TIRUAN Afdal, Afdal; Affi, Jon; Gunawarman, Gunawarman
MEKTRIK Vol 7, No 1 (2016): Jurnal MEKANIKAL Volume 7 Nomor 1 Januari 2016
Publisher : MEKTRIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penambahan serbuk olahan dari gigi sapi terhadap sifat mekanik dan fisik model gigi tiruan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan HA dari gigi sapi sebagai bahan pengganti bahan baku impor. Limbah gigi sapi disintesis menjadi bubuk HA, dan selanjutnya dikarakterisasi dengan SEM dan EDX untuk mengetahui struktur mikro dan komposisi kimia serbuk. Geligi sapi ini dilepaskan dari rahang, dicuci dan kemudian direbus dalam air mendidih selama 3 jam dengan presto untuk menghilangkan sumsum tulang dan lemak yang melekat. Gigi selajutnya dicacah, digiling dan dihaluskan dengan ball mill sebelum dikalsinasi beberapa kali pada temperatur 800oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan gigi sapi relatif lebih sulit dari pada tulang sapi. Kalsinasi selama 3 kali sudah meningkatkan kandungan Kalsium dan Posfor menjadi sekitar 33% dan 16% pada sampel serbuk, namun kadar ini dinilai masih jauh lebih rendah dari potensi sebenarnya. Oleh sebab itu, beberapa tahapan proses masih berlanjut untuk menghasilkan serbuk yang superhalus dengan karakteristik fisik menyamai serbuk impor. Kemudian dilakukan pembuatan model gigi tiruan dengan mencampurkan serbuk HA dari gigi sapi dan resin dilanjukan pengujian struktur mikro, pengujian kekerasan dan uji tekan. Nilai kekerasan sampel gigi tiruan 40,3 VHN dan kekuatan tekan 45,4 MPa.
PENAMBAHAN SERBUK OLAHAN DARI GIGI SAPI TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK MODEL GIGI TIRUAN Afdal, Afdal; Affi, Jon; Gunawarman, Gunawarman
Jurnal MEKANIKAL Vol 7, No 1 (2016): Jurnal MEKANIKAL Volume 7 Nomor 1 Januari 2016
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.686 KB)

Abstract

Abstrak: Penambahan serbuk olahan dari gigi sapi terhadap sifat mekanik dan fisik model gigi tiruan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan HA dari gigi sapi sebagai bahan pengganti bahan baku impor. Limbah gigi sapi disintesis menjadi bubuk HA, dan selanjutnya dikarakterisasi dengan SEM dan EDX untuk mengetahui struktur mikro dan komposisi kimia serbuk. Geligi sapi ini dilepaskan dari rahang, dicuci dan kemudian direbus dalam air mendidih selama 3 jam dengan presto untuk menghilangkan sumsum tulang dan lemak yang melekat. Gigi selajutnya dicacah, digiling dan dihaluskan dengan ball mill sebelum dikalsinasi beberapa kali pada temperatur 800oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan gigi sapi relatif lebih sulit dari pada tulang sapi. Kalsinasi selama 3 kali sudah meningkatkan kandungan Kalsium dan Posfor menjadi sekitar 33% dan 16% pada sampel serbuk, namun kadar ini dinilai masih jauh lebih rendah dari potensi sebenarnya. Oleh sebab itu, beberapa tahapan proses masih berlanjut untuk menghasilkan serbuk yang superhalus dengan karakteristik fisik menyamai serbuk impor. Kemudian dilakukan pembuatan model gigi tiruan dengan mencampurkan serbuk HA dari gigi sapi dan resin dilanjukan pengujian struktur mikro, pengujian kekerasan dan uji tekan. Nilai kekerasan sampel gigi tiruan 40,3 VHN dan kekuatan tekan 45,4 MPa. Kata Kunci : Gigi tiruan, resin, gigi sapi, Hydroxypatite (HA), Ball mill. Kekerasan, Kekuatan tekan.
PERILAKU KOROSI TITANIUM DALAM LARUTAN MODIFIKASI SALIVA BUATAN UNTUK APLIKASI ORTODONTIK Ardhy, Sanny; Gunawarman, Gunawarman; Affi, Jon
Jurnal MEKANIKAL Vol 6, No 2 (2015): JM Vol. 6 No. 2 Juli 2015
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.392 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas perilaku korosi titanium dalam larutan modifikasi saliva buatan untuk aplikasi ortodontik. Ada tujuh jenis titanium yang dipilih dalam pengujian ini. Yakni Ti-12 Cr Solution Treatment (ST), Ti- 12 Cr Aging Treatment (AT) 30 Ks, Ti-12 Cr (AT 60 Ks), TNTZ (ST), TNTZ (AT), Ti64 ELI (Extra Low Intertitial) dan Commercial Pure Titanium (CpTi). Spesimen direndam dalam gelas bejana berisi saliva buatan pH 5,0. Pengujian dilakukan dalam empat variasi waktu; 1 jam, 10 jam, 100 jam dan 1000 jam. Pengujian ini membandingkan laju korosi dan kekerasan dari tujuh sampel spesimen. Hasil pengujian ini berguna untuk referensi pasien dan dokter gigi dalam memilih bahan material ortodontik yang lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan Ti-12 Cr (AT 60 Ks) memiliki laju korosi yang lebih rendah dibanding spesimen lainnya, 0, 00000034 mm/y (1000 jam). Nilai kekerasannya juga bagus, 296 HVN dibawah Ti-64 ELI, 313 HVN.
PENGARUH SHORT-TIME SOLUTION TREATMENT AND AGING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN TITANIUM TI-6Al-4V UNTUK APLIKASI IMPLAN BIOMEDIS ajiz, Abdul; Gunawarman, Gunawarman; Affi, Jon
Jurnal MEKANIKAL Vol 6, No 2 (2015): JM Vol. 6 No. 2 Juli 2015
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.131 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa pengaruh dari short-time solution treatment dan short-time aging terhadap struktur mikro dan kekerasan paduan titanium Ti-6Al-4V. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan biomaterial paduan Ti-6Al-4V yang kompatibel untuk penggunaan implan biomedis. Proses perlakuan panas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari short-time solution treatment dan short-time aging lebih lanjut (st-STA) pada temperatur 490-530 oC, selama 40-60 s. Perlakuan Short-time solution treatment (st-STQ) telah merubah sebagian dari fasa prior β menjadi fasa martensit acicular α'. Perlakuan short-time aging memunculkan presipitat fasa α dalam fasa metastabil β. Perubahan struktur mikro mengakibatkan peningkatan kekerasan paduan  hingga 369 HV. Peningkatan tertinggi terdapat pada paduan yang diberi perlakuan short-time aging lebih lanjut (st-STA) pada temperatur 490 oC (763 K) selama 50 s. Hasil ini menunjukkan bahwa kekerasan paduan Ti‐6Al‐4V sangat tergantung dengan perubahan struktur mikro.
PENAMBAHAN SERBUK TULANG SAPI TERHADAP KEKUATAN DAN STRUKTUR MIKRO GIGI PENGGANTI Zulkarnain, Zulkarnain; Munawarman, Munawarman; Affi, Jon
Jurnal MEKANIKAL Vol 7, No 1 (2016): Jurnal MEKANIKAL Volume 7 Nomor 1 Januari 2016
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.013 KB)

Abstract

Abstrak: Penambahan serbuk tulang sapi terhadap kekuatan dan struktur mikro gigi pengganti. Gigii merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi mengolah makanan. Kehilangan gigi mengakibatkan fungsi organ mulut terganggu, akibatnya seseorang bisa kehilangan rasa percaya diri. Untuk mengembalikan fungsi gigi yang hilang atau rusak bagi orang dewasa hanya bisa diganti dengan gigi tiruan. Pemasalahan utama dalam pembuatan gigi tiruan adalah harga bahan baku yang relatif mahal karena semua bahan adalah hasil impor.  Akibatnya, pasien lebih cendrung untuk tidak  menggunakan gigi tiruan yang mahal ini. Tujuan penelitian ini,  tmembuat gigi tiruan dari bahan lokal. Bahan gigi lokal dibuat dengan melakukan proses pengolahan serbuk tulang sapi untuk mendapatkan serbuk halus tulang berkadar hidroxiapatite (HA) yang tinggi. Sebagai tahap awal, serbuk halus ini HA dari tulang sapi ini telah dicampurkan dengan bahan gigi tiruan komersil karena serbuk tulang sapi mempunyai karakteristik menyamai karateristik gigi asli. Tulang sapi lokal telah diproses dengan serangkaian proses mekanik menjadi serbuk tulang. Tulang dihaluskan, diayak, dikalsinasi pada tungku dengan tempertur 720oC hingga 800oC beberapa kali. Serbuk ini selanjutnya dikarakterisasi menggunakan SEM dan EDX. Hasill karakterisasi menunjukkan peningkatan jumlah kuantitas kalsium dan pospor untuk setiap proses. Hal ini diikuti dengan penurunan jumlah kuantitas oksigen setiap kali proses kalsinasi. Ukuran partikel serbuk semakin halus dengan makin lamanya proses penggilingan dan proses kalsinasi.  Kata kunci: Karakterisasi, Hidroksitapatit, Tulang, Serbuk, Gigi.
Kontribusi Lapisan Hidroksiapatit pada Purwarupa Implan Titanium terhadap Nilai Osseointegrasi Melalui Removal Torque Test Gunawarman, Gunawarman; Affi, Jon; Ilhamdi, Ilhamdi; Nuswantoro, Nuzul Ficky; Tjong, Djong Hon; Manjas, Menkher
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 5, No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v5i2.13904

Abstract

Biomaterial titanium mulai banyak digunakan sebagai bahan implan karena mempunyai kekuatan tinggi, lentur, tahan korosi dan biokompatibilitas yang baik. Namun demikian, titanium bersifat bioinert yang membuatnya tidak bisa berinteraksi dan menyatu dengan jaringan hidup. Untuk menutup kelemahan ini, titanium perlu dilapisi dengan bahan yang mempunyai bioaktivitas tinggi seperti biokeramik hidroksiapatit (HA). Pada studi ini, pelapisan HA telah dilakukan pada purwarupa implan berbentuk sekrup yang terbuat dari paduan titanium tipe β yang relatif baru dikembangkan, yakni Ti-29Nb-13Ta-4.6Zr (TNTZ). Proses pelapisan dilakukan dengan menggunakan metode Electrophoretic Deposition (EPD). Lapisan HA pada permukaan TNTZ meningkatkan bioaktivitas implan logam ini sehingga memicu proses penyatuan implan dengan jaringan hidup (osseointegration). Parameter yang digunakan untuk menentukan nilai osseointegrasi ini adalah besarnya gaya puntiran (torsi) yang dibutuhkan untuk melepaskan sekrup dari tulang dengan menggunakan alat removal torque tester (RTT). Untuk itu, sekrup TNTZ berukuran M3x0.5 yang tidak dilapisi HA (tanpa HA) dan yang sudah dilapisi HA (lapis HA) ditanamkan pada paha atas (tibia) hewan uji mencit Rattus norvegicus Wistar kemudian dipelihara selama 2 (dua) minggu. Setelah itu, hewan uji dimatikan, dan besaran torsi untuk melepaskan masing-masing sekrup dari tibia mencit diukur dengan alat RTT tersebut, dan dilanjutkan dengan analisis histopatologi pada jaringan bekas pemasangan implan. Hasil studi menunjukkan bahwa implan TNTZ dengan lapis HA memiliki nilai osseointegrasi yang jauh lebih tinggi (470%) dari implan tanpa HA. Analisis histopatologi menunjukkan bahwa proses pembentukan jaringan baru (osteogenesis) yang jauh lebih banyak pada jaringan tulang yang dipasangi implan TNTZ lapis HA dibandingkan dengan tanpa HA. Disamping itu, adanya lapisan  HA pada permukaan implan juga mampu mengurangi reaksi inflamasi yang berlebihan pada jaringan tulang hewan uji dalam waktu yang relatif singkat.Titanium biomaterials are starting to be widely used as implant materials because they have high strength, flexibility, corrosion resistance and good biocompatibility. However, titanium is bioinert which makes it unable to interact and blend with living tissue. To cover this weakness, titanium needs to be coated with a material that has high bioactivity such as hydroxyapatite (HA) bioceramic. In this study, HA coating was carried out on a screw-shaped implant prototype made of a relatively recently developed -type titanium alloy, namely Ti-29Nb-13Ta-4.6Zr (TNTZ). The coating process is carried out using the Electrophoretic Deposition (EPD) method. The HA layer on the TNTZ surface increases the bioactivity of these metallic implants thereby triggering the process of implant integration with living tissue (osseointegration). The parameter used to determine the osseointegration value is the amount of torsion required to remove the screw from the bone using a removal torque tester (RTT). For this reason, TNTZ screws measuring M3x0.5 which were not coated with HA (without HA) and which had been coated with HA (HA coated) were implanted in the upper thigh (tibia) of Rattus norvegicus Wistar mice and then reared for 2 (two) weeks. After that, the test animals were turned off, and the magnitude of the torque to remove each screw from the tibia of mice was measured with the RTT device, and continued with histopathological analysis of the implanted tissue. The results of the study showed that TNTZ implants with HA coating had a much higher osseointegration value (470%) than implants without HA. Histopathological analysis showed that the process of new tissue formation (osteogenesis) was much more abundant in bone tissue with HA-coated TNTZ implants compared to those without HA. In addition, the presence of an HA layer on the surface of the implant was also able to reduce the excessive inflammatory reaction in the bone tissue of the test animals in a relatively short time.
Pengaruh Waktu dan Temperatur Larutan Terhadap Ketebalan dan Kekerasan Permukaan Lapisan Hasil Elektroplating Kuningan pada Baja Yuli Yetri; Ultra Marsedi; Jon Affi; Desmarita Leni
Manutech : Jurnal Teknologi Manufaktur Vol. 12 No. 01 (2020): Manutech: Jurnal Teknologi Manufaktur
Publisher : Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.951 KB) | DOI: 10.33504/manutech.v12i01.131

Abstract

Brass electroplating process has been analyzed on the steel surface for the thickness and hardness of the coating. The electroplating process was carried out on low carbon steel ST 37 by varying the time (10 minutes, 15 minutes, 20 minutes and 25 minutes), and the temperature of the solution (40 °C, 45 °C, 50 °C, and 55 °C). To determine the quality of the coating results were observed using a stereo microscope and Vicker hard test equipment to measure the thickness and hardness. The test results show that the increase in time and temperature is proportional to the thickness and hardness value obtained. The lowest average thickness and hardness value was 11,323 ?m 182.4 VHN at 40 °C with 10 minutes coloring time. While the highest average thickness and hardness values were 29.333 ?m and 218.8 VHN were obtained at a temperature of 55 °C for 25 minutes. The observations showed a significant increase in thickness and hardness values after 20 minutes. This shows that the higher the solution temperature, it will reduce the absorption of hydrogen into the sludge resulting in an increase in the surface hardness of the resulting layers due to more sediment attached to the cathode. The increase in time and temperature of the solution given is directly proportional to the thickness and hardness value produced on the metal surface.
PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT KAKAO SEBAGAI ADITIF CAT UNTUK PENGENDALIAN LAJU KOROSI PADA PAKU KONSTRUKSI KAPAL KAYU Harri Biora Putra; Jon Affi Affi; Gunawarman Gunawarman; Yuli Yetri
INOVTEK POLBENG Vol 8, No 1 (2018): INOVTEK VOL.8 NO 1 - 2018
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.871 KB) | DOI: 10.35314/ip.v8i1.272

Abstract

Corrosion on wooden nails is very detrimental because it shortens the life of the ship. Although the used spikes have been coated with corrosion resistance material, corrosion rate is still very harmful. Therefore that additional effort is required for  reducing the corrosion rate of these spikes. Research has been done by comparing the giving of cocoa peels extract as a paint mixer to corrosion rate. As a comparison has also been done nails without paint and nails painted without additional cocoa peels extract. Calculation of corrosion rate is done by weight loss method. The addition of cocoa peels extract showed significant effect on corrosion rate, it can be explained cocoa peels containing secondary metabolite compound one of them is tannin. The tannin compound in the extract can form complex compounds with Fe (III) on the metal surface, so that the corrosion reaction rate will decreas.Keywords: cocoa peels extract, corrosion, weight loss.
LAJU OKSIDASI TITANIUM MURNI (CPTI GRADE TIPE 340) BERLAPIS HYDROXYAPATITE (HA) YANG DISINTER DALAM TUNGKU PERLAKUAN PANAS Desmarita Leni; Gunawarman Gunawarman; Jon Affi; Yuli Yetri
METAL: Jurnal Sistem Mekanik dan Termal Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Department of Mechanical Engineering, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.796 KB) | DOI: 10.25077/metal.3.1.46-50.2019

Abstract

Implants are used for various reasons, such as replacing damaged tissue caused by disease or trauma, as filler and support the healing phase. The general terminology of biocompatibility describes a condition which will not cause harmful interaction between foreign material and the body. Biocompatibility is a system  including physical, chemical, biological, medical, and design aspects. This study is focused on the influence of the coating thickness of hidroxyapatite layer on the rate of oxidation. Pure titanium  coated by HA with thickness variation needs to be tested for oxidation resistance to determine the  coating effectiveness in reducing the rate of oxidation. The rate of oxidation  measured by weight loss method after coated titanium by HA and than heating in a heat furnance. HA coatings obtained by a process of electrophoretic deposition (EPD) with  variation of time between  5 to 35 minutes at a voltage of 40 V with fineness of 30 µm. The oxidation process was done during the sintering process in a heat furnace for 10 minutes. The result of this study shows that the increase of time EPD increases the thickness of HA layer. Oxidation resistance on CPTi after HA coating does not cause the quality of pure titanium degraded in addition,  the oxidation resistance of HA increases from good grade to excellent grade. It shows that the formation of surface oxide slows down during sintering process.
PERILAKU KOROSI TITANIUM TIPE β JENIS BARU, Ti-12Cr DALAM LINGKUNGAN 3% NaCl Nurbaiti Nurbaiti; Gunawarman Gunawarman; Jon Affi
Jurnal MEKANIKAL Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Mekanikal Januari 2017
Publisher : Jurnal MEKANIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.37 KB)

Abstract

Penelitian terhadap material dari paduan Titanium yang dikembangkan untuk aplikasi biomedis sangat diminati, khususnya paduan Titanium tipe b,karena paduan ini mempunyai sifat biokompatibeldan sifat mekanik yang bisa dikontrol. Namun demikian harga Titanium tipe b masih dijual dengan harga yang relatif mahal, karena mengandung banyak unsur paduan. Oleh karena itu paduan Titanium tipe b yang mempunyai hanya 1 paduan seperti Ti-12Cr mulai dikembangkan untuk bahan implan. Paduan ini sebenarnya khusus dikembangkan untuk penyangga tulang punggung. Saat ini penelitian paduan Ti-12Cr baru sampai pada tahap pengujian sifat mekanik.Berapa lama paduan Ti-12Cr dapat bertahan dalam tubuh manusia hingga terkorosi belum diketahui secara pasti, sehingga kajian perilaku korosi dari paduan ini perlu diklarifikasi.Sebelum pengujian korosi, karakterisasi paduan Ti-12Cr telah dilakukan menggunakan SEM, EDXdan uji keras.Hasil ini kemudian dibandingkan dengan Ti-12Cr setelah direndam dalam larutan NaCl 3%.Variasi perendaman dilakukan adalah 2, 4 dan 6 minggu.Pengurangan berat selama perendaman dihitung dengan timbangan digital OHAUS PioneerTM dengan membandingkan massa sebelum dan sesudah perendaman.Setelah perendaman struktur mikro Ti-12Cr menunjukkan adanya bintik-bintik hitam yang menunjukkan adanya korosi serta harga kekerasan mengalami peningkatan. Laju korosi dari Ti-12Cr hasil perendaman 2, 4 dan 6 minggu berturut-turut adalah 0,0267; 0,0283 dan 0,0380 mmpy. Korosi yang terjadi pada paduan Ti-12Cr disebabkan oleh adanya reaksi kimia antara paduan tersebut dengan larutan NaCl 3% (mengandung H2O dan NaCl)berupa Oksida yang terbentuk dipermukaan paduan Ti-12Cr yaitu TiO2 dan Cr2O3, hal ini juga diperkuat dengan hasil EDX yang menunjukkan adanya kandungan Oksigen dipermukaan paduan Ti-12Cr yang terkorosi.Key words: biomedis, Ti-12Cr, perilaku korosi, SEM, NaCl 3%.