Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EXTRACTION OF PHENOLIC COMPOUNDS FROM PETAI LEAVES (PARKIA SPECIOSA HASSK.) USING MICROWAVE AND ULTRASOUND ASSISTED METHODS Buanasari, Buanasari; Eden, Willy Tirza; Sholichah, Ayu Ina
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 6, No 1 (2017): June 2017 [Nationally Accredited]
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v6i1.7793

Abstract

The antioxidant has an activity to neutralize free radical compound that the body needs to avoid damage cells and tissues. Phenolic is one of the compounds that have an antioxidant activity. The influences of ultrasonic-assisted extraction (UAE) and microwave-assisted extraction (MAE) conditions on phenolic compounds of Parkia speciosa Hassk. leaves were investigated. The effects of temperature (40°C, 50°C, 60°C and 70°C), time (10, 30 and 50 minutes) and material-solvent ratio (1:10, 1:13, 1:15 ) were evaluated based on the yield, total phenolic content (TPC) and antioxidant activity. The result showed that the highest yield (15.82%) was obtained at 1:15 (w/w) of material-solvent ratio, 50°C of temperature and 50 minutes of extraction time for MAE. The highest yield of UAE is 15.53% that sample was obtained at 1:13 (w/w) of material-solvent ratio, 60°C of optimal temperature and 30 minutes extraction time. The highest IC50 of UAE method extract was 52.55 ppm, while the extract obtained using MAE method was 50.44 ppm. UAE is more stable at higher temperatures. Time and solvent which was used more efficient than MAE. Extract of petai leaves (Parkia speciosa Hassk.) were very potential to be used as a source of natural antioxidants because they have IC50 values from 41.39 to 66.00 ppm. Its antioxidants capacity is ranged from strong to very strong capacity.
Profil Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Beberapa Tumbuhan Genus Artocarpus di Indonesia Ayu Ina Solichah; Khoerul Anwar; Abdul Rohman; Nanang Fakhrudin
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 9, No 2 (2021): J.Food.Pharm.Sci
Publisher : Institute for Halal Industry and System (IHIS) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.2026

Abstract

Artocarpus merupakan tumbuhan genus utama keluarga Moraceae dengan jumlah spesies hampir 1.400. Beberapa spesies dari genus tersebut dapat dimanfaatkan sebagai makanan dan obat tradisional di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Jenis yang banyak tumbuh di Indonesia yaitu Artocarpus altilis (sukun), Artocarpus camansi (kluwih), Artocarpus heterophyllus (nangka), Artocarpus integer (cempedak), dan Artocarpus odoratissimus (tarap). Tumbuhan tersebut memiliki potensi sebagai bahan obat dan punya nilai gizi yang tinggi. Review ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan antar spesies, profil fitokimia, dan aktivitasnya sebagai antioksidan dari kelima tumbuhan tersebut. Narrative review ini ditulis berdasarkan penelusuran literatur yang berupa publikasi artikel penelitian yang ada di basis data Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Selain itu digunakan sumber pustaka lain berupa buku dan naskah tugas akhir untuk memperkaya isi artikel. Hasil kajian literatur terhadap 5 tumbuhan tersebut menunjukkan bahwa beberapa tumbuhan memiliki kemiripan morfologi daun walaupun secara fisik masih bisa dibedakan. Profil fitokimianya memiliki keunikan dengan kandungan utama berupa senyawa fenolik termasuk flavonoid, stilbenoid, arilbenzofuron, dan neolignan yang tersebar pada bagian daun, buah, bunga, dan kulit. Keunikan tersebut ditemui dengan adanya senyawa golongan flavonoid terprenilasi dan tergeranilasi. Senyawa fenolik tersebut mempunyai kemampuan sebagai antioksidan pada beberapa model uji dan potensial untuk dikembangakan sebagai antioksidan atau kandidat obat terutama untuk penyakit yang melibatkan mekanisme radikal bebas dalam mekanisme patofisiologinya.
Peningkatan Mutu Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk Meningkatkan Imunitasi pada Masa Pandemi Covid-19 di Desa Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Atalia Tamo Ina Bulu; Ayu Ina Solichah; Wahyu Setiyaningsih; Sandi Mahesa
Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA) Vol 2, No 3 (2022): Abdira, Juli
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v2i3.188

Abstract

TOGA is a restorative plant that can be used locally. This plant, if used and applied appropriately and accurately, will have an impact on the surrounding environment, especially during the COVID-19 pandemic. A good use of TOGA can directly affect a person's endurance. The aim is to provide an understanding to the public about TOGA (Family Medicinal Plants) which can improve health in the community. The implementation of community service activities is carried out using counseling and demonstration methods. The place used is a resident's house in the village of RW 2, Kalisegoro Village, Gunungpati District, Semarang City. The activity was held on May 15, 2022 with 50 female participants. Results Community service activities went well and smoothly starting from licensing to the implementation process of counseling and closing. Conclusion Participants get direct benefits on how to apply TOGA (Family Medicinal Plants) to increase immunity.
Profil Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Beberapa Tumbuhan Genus Artocarpus di Indonesia Ayu Ina Solichah; Khoerul Anwar; Abdul Rohman; Nanang Fakhrudin
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 9, No 2 (2021): J.Food.Pharm.Sci
Publisher : Institute for Halal Industry and System (IHIS) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.2026

Abstract

Artocarpus merupakan tumbuhan genus utama keluarga Moraceae dengan jumlah spesies hampir 1.400. Beberapa spesies dari genus tersebut dapat dimanfaatkan sebagai makanan dan obat tradisional di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Jenis yang banyak tumbuh di Indonesia yaitu Artocarpus altilis (sukun), Artocarpus camansi (kluwih), Artocarpus heterophyllus (nangka), Artocarpus integer (cempedak), dan Artocarpus odoratissimus (tarap). Tumbuhan tersebut memiliki potensi sebagai bahan obat dan punya nilai gizi yang tinggi. Review ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan antar spesies, profil fitokimia, dan aktivitasnya sebagai antioksidan dari kelima tumbuhan tersebut. Narrative review ini ditulis berdasarkan penelusuran literatur yang berupa publikasi artikel penelitian yang ada di basis data Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Selain itu digunakan sumber pustaka lain berupa buku dan naskah tugas akhir untuk memperkaya isi artikel. Hasil kajian literatur terhadap 5 tumbuhan tersebut menunjukkan bahwa beberapa tumbuhan memiliki kemiripan morfologi daun walaupun secara fisik masih bisa dibedakan. Profil fitokimianya memiliki keunikan dengan kandungan utama berupa senyawa fenolik termasuk flavonoid, stilbenoid, arilbenzofuron, dan neolignan yang tersebar pada bagian daun, buah, bunga, dan kulit. Keunikan tersebut ditemui dengan adanya senyawa golongan flavonoid terprenilasi dan tergeranilasi. Senyawa fenolik tersebut mempunyai kemampuan sebagai antioksidan pada beberapa model uji dan potensial untuk dikembangakan sebagai antioksidan atau kandidat obat terutama untuk penyakit yang melibatkan mekanisme radikal bebas dalam mekanisme patofisiologinya.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI n-HEKSAN EKSTRAK METANOL DAUN SOSOR BEBEK (Kalanchoe pinnata Pers.) SERTA IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIFNYA Ayu Ina Solichah; Maulita Cut Naria; Sumantri
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antibakteri dari fraksi n-heksan ekstrak metanol daun sosor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.) terhadap bakteri Gram positif (S.aureus, B.subtilis) dan Gram negatif (P.aeruginosa, E.coli, S.typhi), mengetahui seberapa besar aktivitas antibakteri yang ditimbulkan fraksi tersebut terhadap bakteri uji, serta mengidentifikasi senyawa aktif nya. Ekstrak metanol daun sosor bebek dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol, kemudian difraksinasi dengan pelarut n-heksan secara partisi cair-cair. Fraksi n-heksan diuji aktivitasnya dengan metode difusi pada konsentrasi 5120, 4400, 3840, 2560, dan 1920 µg/disk. Identifikasi senyawa aktif dari fraksi tersebut menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam selulosa dan fase gerak etil asetat : asam formiat : asam asetat : air (100:11:11:27). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi n-heksan ekstrak metanol daun sosor bebek mempunyai aktivitas terhadap bakteri Gram positif tetapi tidak pada Gram negatif. Fraksi uji tersebut dapat menghambat S.aureus mulai konsentrasi 1920 µg/disk dengan DDH sebesar 6,5 mm, sedangkan pada B.Subtilis mulai terlihat aktivitas pada konsentrasi 5120 µg/disk dengan DDH sebesar 10,83 mm. Identifikasi senyawa aktif menunjukkan bahwa fraksi n-heksan tersebut mengandung senyawa flavonoid.
PENYULUHAN TENTANG PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING DARI LIDAH BUAYA: Counseling On Making Dish Soap From Aloe Vera Indrasari*, Ferika; Toyo, Eleonora Maryeta; Solichah, Ayu Ina; Suwarni, Sri; Widiyaningrum, Anggita Suci
JAMAS : Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62085/jms.v2i1.80

Abstract

Sabun cuci piring merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Permasalahan yang sering terjadi pada sabun cuci piring adalah adanya Dermatitis Kontak Iritan yang merupakan efek sitotoksik pada kulit berupa reaksi peradangan non imunologik melalui jalur eksogen ataupun endogen yang berkontak langsung dengan tubuh. Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman serba guna untuk kesehatan. Karena memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi kehidupan manusia maka tanaman ini mendapatkan julukan tanaman ajaib. Komposisi serat pangan dalam tanaman lidah buaya anatara lain meliputi, selulosa, substansi pektat, lignin dan mannan.  Tujuan : untuk memberikan pengetahuan tentang cara pembuatan sabun cuci piring dari lidah buaya. Metode : pengukuran pengetahuan awal dan akhir dengan mengisi kuisioner, untuk penyuluhannya dilakukan dengan ceramah/presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Hasil : penyuluhan yang dilaksanakan telah berjalan sesuai rencana dan berhasil dengan baik. Hasil evaluasi sebelum (pretest) dan sesudah penyuluhan (post-test), terlihat bahwa nilai signifikansinya 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan bagi responden setelah diadakan kegiatan penyuluhan.
Formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Nanoemulsi Mouthwash Ekstrak Etanol Daun Jeringau (Acorus calamus Linn.): Formulation and Antimicrobial Activity of Jeringau Leaves Extract (Acorus calamus Linn.) Nanoemulsion Mouthwash Nurista Dida Ayuningtyas; Ayu Ina Solichah; Rizky Nur Fadhilah; Tri Subekti
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 4 No. SE-1 (2022): Spesial Edition J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v4iSE-1.1694

Abstract

Ekstrak daun jeringau telah diketahui mengandung flavonoid dan saponin serta berkhasiat antibakteri. Potensi tersebut dapat dikembangkan menjadi sediaan farmasi yang lebih praktis yaitu nanoemulsi mouthwash. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan komponen nanoemulsi dan uji aktivitas antibakteri pada formula nanoemulsi yang baik. Nanoemulsi dibuat menggunakan variasi IPM:Tween 80:Propilenglikol dengan perbandingan F1 (1:8:1); F2 (2,15:5,7:2,15); dan F3 (3,25:5,2:1,55). Pengujian nanoemulsi yaitu organoleptis, sentrifugasi, transmitan, pH, viskositas, dan bobot jenis. Formula terbaik dilanjutkan dengan pengujian ukuran partikel, zeta potensial dan aktivitas antibakteri metode disc diffusion. Pengujian organoleptis pada F1 dan 3 stabil selama 7 hari sediaan tetap jernih dan tidak mengalami pemisahan fase, sedangkan F2 terjadi creaming. Uji transmitan F1-3 96,8%+0,00; 95,9%+0,00; dan 96,73+0,06. pH F1-3 5,92+0,02; 5,89+0,01; dan 5,92+0,01. Viskositas F1-3 1,681 Cps +0,02; 1,460 Cps +0,01; dan 1,533 Cps+0,03. Bobot jenis F1-3 sebesar 1,030 g/mL; 1,026 g/mL; dan 1,026+ g/mL. F3 dipilih sebagai formula yang baik, hasil uji ukuran partikel 239,97+ 3,45 nm dan zeta potensial -30,5+1,11 mV. Nanoemulsi mouthwash ekstrak etanol daun jeringau 1% memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dengan diameter daya hambat 30,33+0,58 mm yang hampir sama dengan diameter daya hambat Clindamysin sebagai kontrol positif sebesar 33+1,00 mm.
PEMBERDAYAAN KWT DALAM BUDIDAYA BUNGA TELANG UNTUK PRODUK WEDANG TELANG DI DESA KALISEGORO GUNUNGPATI SEMARANG Sutanto, Sri Suwarni; Christina, Odilia Dea; Sitepu, Harum; Solichah, Ayu Ina; Leki, Karol Giovani Battist
Bakti Banua : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): BAKTI BANUA: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35130/bbjm.v5i2.589

Abstract

Kelurahan Kalisegoro merupakan daerah di Semarang yang masih terdapat beberapa lahan pekarangan kosong yang telah dimanfaatkan untuk Ibu-Ibu Kelompok Wanita Tani untuk berkegiatan menanam komoditi yang bernilai jual di lahan-lahan tersebut.  Tujuan dari pengabdian Masyarakat yang dibiayai oleh  Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah mengintensifkan lahan intensifikasi lahan pekarangan dengan penanaman hingga pengelolaan menjadi produk wedang telang di Kelurahan Kalisegoro Semarang.Metode yang digunakan adalah memberdayakan Tim KWT Kelurahan Kalisegoro Gunungpati Semarang dengan penanaman Bunga Telang untuk menambah nilai ekonomis dari hasil panen. Pada kegiatan ini, difokuskan kepada pengolahan bunga telang untuk dijual, termasuk pengemasan, dan pemasarannya. Jumlah anggota komunitas mitra yang bergabung dalam kegiatan ini adalah 25 orang. Penyuluhan tentang tanaman telang mulai dari khasiaat, cara tanam, cara panen dan pengolahannya. Kegiatan mulai dari pembibitan dalam polibag, pemindahan ditanah hingga pemanenan dan kemudian praktik membuat label serta pengemasan hingga produk siap jual yaitu Wedang Telang dan Telang Kering.   Hasil dari Pengabdian ini adalah bahwa kelompok KWT telah berhasil menanam tanaman telang sebanyak 250 tanaman dari bibit yang telah diberikan dalam polybag untuk kemudian dipindah ke tanah. Kelompok tani telah berhasil memananam dan membuat lanjaran sulur untuk tempat merambat tanaman telang. Kelompok Wanita tani telah memanen bunga telang dan mengeringkannya. Harga dari bunga telang kering lebih bernilai ekonomis tinggi dan harga wedang telangnya yang terdiri dari 9 bunga kering, gula batu 1 gram serta potongan lemon kering 2 buah  dengan kemasan yang baik dan label yang telah dirancang menambah nilai jual dari wedang telang tersebut.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Kulit Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes: Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Kulit Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes Bulu, Atalia Tamo Ina; Shalsabilla, Lulu; Solichah, Ayu Ina
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 7 No 2 (2024)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52216/jfsi.vol7no2p130-142

Abstract

Acne is an inflammation that is accompanied by blockage of the ducts of the skin’s oil glands (sebum) and hair (pilosebaceous ducts). Propionibacterium acnes is one of the bacteria that contribute to acne. Some natural ingredients such as lamtoro seed husk have flavonoids, alkaloids, saponins, and tannins which are antibacterial compounds that inhibit the growth of Propionibacterium acnes. This study aims to determine the antibacterial activity of ethyl acetate extract from lamtoro seed husk which is effective in inhibiting the growth of Propionibacterium acnes. Lamtoro seed husk (Leucaena leucocephala) was extracted by remaceration method using ethyl acetate solvent. Phytochemical identification is done qualitatively through color reaction with appropriate reagents confirmed by the TLC test. The results of the analysis showed that ethyl acetate extract of lamtoro seed husk had antibacterial activity against the growth of Propionibacterium acnes bacteria with the average diameter of the inhibition zone in the 15%, 20%, and 25% extract concentrations series of 1,454 mm, 3,313 mm, and 5,763 mm. Based on this study, it can be concluded that there is an influence of the concentration of ethyl acetate extract of lamtoro seed husk on the antibacterial activity of Propionibacterium acnes, the greater the concentration of the extract, the greater the diameter of the inhibition zone.