Penelitian ini menganalisis dampak implementasi digitalisasi laporan keuangan terhadap kinerja UMKM berbasis ekonomi biru di kawasan pesisir Surabaya, dengan fokus pada UMKM Panorama Laut Kenjeran. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi triangulasi data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen selama periode Mei-Juli 2025, penelitian ini mengkaji transformasi dari sistem pencatatan manual menuju digitalisasi komprehensif. Temuan menunjukkan bahwa digitalisasi berhasil mengatasi permasalahan fundamental berupa inkonsistensi pencatatan hingga 15-20% transaksi harian pada sistem manual. Implementasi digitalisasi menghasilkan peningkatan kinerja operasional yang signifikan, dengan efisiensi waktu penyusunan laporan meningkat dari 4-5 jam menjadi 1-2 jam per minggu dan tingkat error menurun menjadi kurang dari 5%. Dampak finansial menunjukkan peningkatan omzet sebesar 18% dan margin keuntungan 12% dalam tiga bulan implementasi. Digitalisasi juga mengubah paradigma pengambilan keputusan dari intuitive-based menjadi data-driven, memungkinkan analisis tren pasar, dynamic pricing, dan predictive analytics untuk seasonal demand. Faktor keberhasilan utama meliputi komitmen kepemimpinan, kapasitas adaptasi SDM, dukungan infrastruktur teknologi, dan integrasi ekosistem bisnis. Penelitian menghasilkan model digitalisasi yang mengintegrasikan prinsip flexibility, sustainability, dan scalability yang sesuai dengan karakteristik unik UMKM ekonomi biru. Model ini dapat menjadi blueprint untuk transformasi digital sektor ekonomi biru Indonesia yang lebih luas. This study analyzes the impact of financial reporting digitalization implementation on the performance of blue economy-based SMEs in the coastal area of Surabaya, focusing on Panorama Laut Kenjeran SME. Using a qualitative approach with a data triangulation strategy through in-depth interviews, participatory observation, and document analysis during May-July 2025, this research examines the transformation from manual recording systems to comprehensive digitalization. Findings indicate that digitalization successfully addresses fundamental problems of recording inconsistencies up to 15-20% of daily transactions in manual systems. Digitalization implementation resulted in significant operational performance improvements, with report preparation time efficiency increasing from 4-5 hours to 1-2 hours per week and error rates decreasing to less than 5%. Financial impact shows an 18% increase in turnover and 12% profit margin improvement within three months of implementation. Digitalization also transforms decision-making paradigms from intuitive-based to data-driven, enabling market trend analysis, dynamic pricing, and predictive analytics for seasonal demand. Key success factors include leadership commitment, human resource adaptation capacity, technological infrastructure support, and business ecosystem integration. The research produces a digitalization model that integrates flexibility, sustainability, and scalability principles suitable for the unique characteristics of blue economy SMEs. This model can serve as a blueprint for broader digital transformation of Indonesia's blue economy sector.