Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Inovasi Desain Kemasan PT Beema Boga Arta: Meningkatkan Daya Saing di Pasar Lokal dan Global Imanadia, Anisah; Sudarmanto, Joni Agung
Journal of Language Literature and Arts Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v5i32025p363-388

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merancang desain kemasan produk baru PT Beema Boga Arta, khususnya Beema’s Junior Honey, guna memenuhi kebutuhan pemasaran lokal dan ekspor. Kemasan yang dirancang tidak hanya mempertimbangkan aspek estetika tetapi juga fungsionalitas, keberlanjutan, serta kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup wawancara dengan pemangku kepentingan perusahaan, observasi langsung terhadap produk sejenis di pasar, serta analisis dokumen, termasuk profil perusahaan, data produk, dan peraturan terkait kemasan pangan. Data yang diperoleh dianalisis untuk memahami kebutuhan pasar dan preferensi konsumen. Proses perancangan mengadopsi metode Design Thinking, yang terdiri atas lima tahapan utama: Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test. Tahapan ini memungkinkan pengembangan desain kemasan yang berorientasi pada pengguna, inovatif, dan adaptif terhadap dinamika pasar. Hasil penelitian menghasilkan desain kemasan Beema’s Junior Honey yang mencakup kemasan primer, sekunder, dan tersier dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan ergonomis. Desain ini diharapkan mampu meningkatkan daya tarik produk serta memperkuat strategi pemasaran PT Beema Boga Arta di pasar domestik maupun internasional. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan desain kemasan yang strategis dan berdaya saing.
Performativity of JaF art agency on the land, city, and its surroundings Sudarmanto, Joni Agung
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 52, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um015v52i12024p119

Abstract

This study aims to see the performativity of terracotta through the process and the culture of the roof tile production industry in Jatiwangi District, Majalengka Regency, West Java. This research used qualitative methods, and collecting data used a combination of three methods: literature study, participatory observation, and semi-structured interviews. After the data is collected, the next step is data analysis using the concept of performativity and art agency. JaF emerged by taking on the role of a change agent, inviting Jatiwangi residents, especially roof tile industry players, to survive together and stay true to their native culture using participatory arts engagement. Perform various artistic activities with Jatiwangi residents to declare that they exist. They are using artistic approaches to narrate defensive actions, holding various forms of art festivals to show their progress in Jatiwangi. This is due to the performativity of roof tiles as the initial trigger, the community, and the development of Jatiwangi as an "art factory" into Jatiwangi Art Factory (JaF). So, in JaF, roof tiles, artisans, artists, cultural actors, terracotta, and the "art factory" brand is a performance agency in the land, city, and surroundingsPerformativitas badan seni di daerah, kota, dan sekitarnya di JaFPenelitian ini bertujuan untuk melihat performativitas terakota melalui proses dan budaya industri produksi genteng di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dan pengumpulan data menggunakan kombinasi tiga metode: studi kepustakaan, observasi partisipatif, dan wawancara semi terstruktur. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data dengan menggunakan konsep performativity dan art agency. JaF muncul dengan mengambil peran sebagai agen perubahan, mengajak warga Jatiwangi, khususnya pelaku industri genteng, untuk bertahan bersama dan tetap setia pada budaya asli mereka melalui keterlibatan seni partisipatif. Melakukan berbagai kegiatan seni bersama warga Jatiwangi untuk menyatakan bahwa mereka ada. Mereka menggunakan pendekatan artistik untuk menceritakan tindakan defensif, mengadakan berbagai bentuk festival seni untuk menunjukkan kemajuan mereka di Jatiwangi. Hal ini dikarenakan performativitas genteng sebagai pemicu awal, masyarakat, dan berkembangnya Jatiwangi sebagai “pabrik seni” menjadi Jatiwangi Art Factory (JaF). Jadi, di JaF, genteng, pengrajin, seniman, aktor budaya, terakota, dan merek "pabrik seni" adalah agensi pertunjukan di tanah, kota, dan sekitarnya.