Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

GAMBARAN DEFISIT NEUROLOGIS PASIEN SINDROM KORONER AKUT PASCA TINDAKAN PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION Emi Tamaroh; Ahmad Asmedi; Ismail Setyopranoto
Callosum Neurology Vol 1 No 1 (2018): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.707 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v1i1.3

Abstract

Latar Belakang: Komplikasi neurologis pasca tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) jarang terjadi, namun berkaitan dengan mortalitas dan morbiditas tinggi. Defisit neurologis berupa gangguan gaya berjalan dan cacat visual akibat infark lobus oksipital dan serebelar paling sering terjadi, dan terkadang tidak disadari oleh para ahli jantung. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran defisit neurologis yang terjadi pada pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) setelah tindakan PCI di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito. Metode: Studi deskriptif data rekam medis pasien SKA yang mengalami defisit neurologis saat dan pasca prosedur PCI yang dikonsulkan ke Bagian Neurologi RSUP Dr. Sardjito pada Januari 2016 hingga Juni 2017. Hasil: Sebanyak 1.409 pasien yang menjalani prosedur PCI hanya 34 (2,4%) pasien yang mengalami defisit neurologis dan didiagnosis sebagai stroke. Diagnosis terbanyak adalah stroke infark pada 33 (97,1%) pasien. Sebanyak 25 (73,5%) pasien mengeluhkan gejala multipel sedangkan 9 (26,5%) bergejala tunggal. Defisit neurologis tersering adalah defisit motorik (25 pasien) dan penurunan kesadaran (11 pasien). Pemeriksaan Computed Tomography (CT)-scan kepala menunjukkan lesi multipel pada 21 (61,8%) pasien. Lokasi lesi terbanyak terjadi di lobus parietalis pada 11 pasien. Sirkulasi anterior (74%) lebih banyak terlibat dibandingkan sirkulasi posterior (26%). Simpulan: Defisit neurologis setelah tindakan PCI bervariasi, terbanyak adalah defisit motorik dan penurunan kesadaran. Kata Kunci: Defisit Neurologis, Stroke, Sindrom Koroner Akut, Percutaneous Coronary Intervention
PERBEDAAN LUARAN FUNGSIONAL PASIEN STROKE ISKEMIA AKUT DENGAN KONDISI HIPOALBUMINEMIA DAN TANPA HIPOALBUMINEMIA Dewa Ayu Citra Mahardina; Ismail Setyopranoto; Kusumo Dananjoyo; Anton Darmawan
Callosum Neurology Vol 1 No 1 (2018): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.872 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v1i1.5

Abstract

Latar Belakang: Pasien yang memiliki hipoalbuminemia saat masuk rumah sakit berisiko tinggi mengalami komplikasi, luaran fungsional yang buruk dan berhubungan dengan peningkatan risiko kematian. Penilaian luaran fungsional dengan Index Barthel dianggap sensitif untuk menilai disabilitas serta mudah untuk dikerjakan. Tujuan: Untuk membandingkan luaran fungsional pasien stroke akut dengan kondisi hipoalbuminemia dan tidak hipoalbuminemia. Metode Penelitian: Penelitian analitik observasional menggunakan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian diambil dari rekam medis pasien stroke infark dengan kondisi hipoalbuminemia dan tanpa hipoalbuminemia. Diagnosis stroke ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil Computed Tomography Scan. Metode statistik uji Mann Whitney digunakan untuk membandingkan luaran fungsional pasien stroke iskemia akut dengan kondisi hipoalbuminemia dan tanpa hipoalbuminemia. Hasil: Rerata skor Indeks Barthel kelompok hipoalbuminemia sebesar 40,33 ± 24,81 sedangkan kelompok tanpa hipoalbuminemia sebesar 87,67 ± 24,1. Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan yang bermakna (p= 0,00). Simpulan: Terdapat perbedaan nilai luaran fungsional pada pasien stroke akut dengan kondisi hipoalbuminemia dan tanpa hipoalbuminemia. Kata Kunci: Stroke Iskemik Akut, Hipoalbuminemia, Albumin, Indeks Barthel
HUBUNGAN THRIVE SCORE TERHADAP BARTHEL INDEX PASIEN STROKE ISKEMIK AKUT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) DR. SARDJITO John Kenedi; Paryono Paryono; Ismail Setyopranoto
Callosum Neurology Vol 1 No 2 (2018): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.358 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v1i2.25

Abstract

Latar Belakang: Prediktor awal yang akurat terhadap luaran fungsional sangat diperlukan dalam tatalaksana pasien stroke iskemik akut. THRIVE (The Total Health Risk In Vascular Events) score telah divalidasi dan digunakan sebagai prediktor luaran pasien stroke iskemik akut yang akan menjalani prosedur endovaskular maupun recombinant-tissue Plasminogen Activator (r-tPA) intravena. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan THRIVE score terhadap skor Barthel Index pada pasien dengan stroke iskemik akut di Unit Stroke RSUP Dr. Sardjito. Metode Penelitian: Penelitian deskriptif analitik dengan metode potong lintang. Diagnosis stroke iskemik ditegakkan dengan pemeriksaan Computed Tomography (CT)-sken kepala. Data THRIVE score yang meliputi data The National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS), usia, riwayat menderita diabetes mellitus (DM), hipertensi, dan atrial fibrilasi (AF) diambil melalui formulir laporan kasus. Nilai skor Barthel Index diambil saat pasien keluar rumah sakit. Hasil: Subjek penelitian berjumlah 90 dengan proporsi 60 subjek laki-laki (66,6%) dan 30 subjek perempuan (33,3%). Uji Chi-Square menunjukkan adanya korelasi signifikan antara tingginya THRIVE score dengan rendahnya skor Barthel Index dengan nilai p = 0,001 (p <0,05). Simpulan: Nilai THRIVE score saat masuk yang tinggi berhubungan dengan skor Barthel Index pasien yang rendah saat keluar rumah sakit. Kata Kunci: Stroke Iskemik Akut, Luaran Klinis, THRIVE Score, Barthel Index.
LAPORAN SERI KASUS: STROKE PERDARAHAN PADA PASIEN DENGAN KEHAMILAN Ditha Praritama Sebayang; Ismail Setyopranoto; Indarwati Setyaningsih
Callosum Neurology Vol 1 No 2 (2018): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.487 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v1i2.31

Abstract

Latar Belakang: Kehamilan dan pascapersalinan dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke melalui mekanisme. Tidak banyak laporan kasus mengenai variasi manifestasi klinis stroke perdarahan pada kehamilan dan pasca persalinan menjadi alasan pemilihan kasus ini. Kasus: Kasus 1: Ny. A berusia 36 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 33 minggu dengan sindrom peningkatan tekanan intrakranial (PTIK), gangguan komunikasi, dan kelemahan anggota gerak kanan mendadak. Pasien rutin menggunakan kontrasepsi suntik, memiliki riwayat hipertensi sebelum kehamilan anak kedua, menyangkal mengidap penyakit kencing manis dan dislipidemia. Kesadaran pasien compos mentis dengan perdarahan intraserebral (PIS) di temporalis sinistra sebanyak 21mL. Kasus 2: Ny. S berusia 38 tahun, G3P2A0, usia kehamilan 35 minggu dengan sindrom PTIK, kelemahan anggota gerak kanan, pelo, dan perot yang mendadak. Pasien menyangkal memiliki riwayat hipertensi, kencing manis, stroke sebelumnya, dislipidemia, dan penyakit jantung. Kesadaran pasien sopor (E3V2M5) dengan PIS di temporoparietalis sinistra sebanyak 42,5mL. Diskusi: Kedua pasien dirawat di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito mengalami PIS dengan kecurigaan lesi vaskular sekunder (AVM atau aneurisma) sebagai etiologinya. Penatalaksanaan pada kedua pasien menggunakan panduan terapi PIS serta menyesuaikan kondisi ibu dan janin. Simpulan: Kondisi PIS dalam kehamilan dan pascapersalinan menyebabkan morbiditas dan mortalitas. Penatalaksanaan stroke selama kehamilan memerlukan perawatan interdisipliner dari bedah saraf, neurologi, dan obstetri. Kata Kunci: Stroke, Perdarahan Intraserebral, Kehamilan
HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA SAAT TERJADINYA STROKE DENGAN NIH STROKE SCALE PADA PASIEN STROKE ISKEMIK AKUT DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA Hermawan Hanjaya; Paryono Paryono; Ismail Setyopranoto; Cempaka Thursina; Sekar Satiti
Callosum Neurology Vol 2 No 1 (2019): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.606 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v2i1.43

Abstract

Latar belakang : Hiperglikemia merupakan kejadian yang sering terjadi pada pasien stroke iskemik, Hiperglikemia bisa terjadi pada 20-50% pasien stroke iskemik akut. Hiperglikemia merupakan suatu hal yang berdampak buruk terhadap luaran klinis pasien stroke iskemik, dan juga dapat memperburuk angka kematian pasien stoke. Kadar gula darah puasa(GDP) merupakan salah satu indikator yang praktis dilakukan di praktek klinis untuk menilai kondisi hiperglikemia. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara kadar GDP dengan nilai NIH Sroke Scale (NIHSS) pada pasien stroke iskemik akut yang dirawat di RSUP dr Sardjito yogyakarta. Metode : Terdapat 50 pasien stroke iskemik pada bulan Januari-Mei 2018 pada stroke registry yang akan diteliti. Penelitian merupakan penelitian potong lintang. Kadar GDP pasien diambil saat pertama admisi di rumah sakit, dan skor NIHSS akan dihitung saat awal dan akhir saat pasien keluar dari rumah sakit. Hasil : Pada uji korelasi spearman antara kadar GDP dan nilai NIHSS ketika masuk ditemukan analisis statistik yang tidak bermakna (p=0.344), dan nilai serupa (p=0.504) ditemukan antara GDP dengan NIHSS keluar. Sedangkan, chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p=0.03) antara kadar GDP dengan NIHSS Cutoff 7, disertai dengan hubungan klinis yang bermakna, dengan perbedaan proporsi >30%. Uji mann-whitney pada hasil delta NIHSS awal dan akhir tidak menunjukkan adanya hasil yang signifikan (p=0.243) untuk NIHSS masuk, dan (p=0.173) pada NIHSS keluar. Pada uji perbedaan nilai GDP dengan kelompok NIHSS masuk³7 (raking rerata 32.5, n=13)dan <7(ranking rerata 23.04,n=37), p value=0.044. Hasil uji multivariat tidak dapat dilakukan dikarenakan nilai p dari faktor lain >0.25. Simpulan : Terdapat hubungan antara kadar gula darah puasa dengan skor NIHSS masuk dengan nilai cutoff 7, dan juga memiliki nilai luaran NIHSS yang lebih buruk. Kata Kunci : GDP, NIHSS, Stroke Iskemik Akut, Gula darah puasa
Role of oxidative stress on acute ischaemic stroke Ismail Setyopranoto
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 7, No 4, (2016)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol7.Iss4.art6

Abstract

After the onset of a stroke, blood flows disrupted in areas affected by vascular occlusion limit the delivery of oxygen and metabolic substrates to neurons causing ATP reduction and energy depletion. The glucose and oxygen deficit that occurs after severe vascular occlusion is the origin of the mechanisms that lead to cell death and cerebral injury caused of oxidative stress. Oxidative stress constitutes mechanism of injury of many types of disease processes. On oxidative stress occurs on the increase in ROS and RNS. This paper will discuss about cerebral ischemia that causes activation of ROS and RNS, also the mechanisms that play a role in cell death after cerebral ischemia, for example the role of phospholipase, Haber-Weiss reaction, and lipid peroxidation. It is also described about anti-oxidants to fight free radicals, for examples glutathione peroxidase, catalase and superoxide dismutase.
Air toluene exposure and peripheral neuropathy cases in offset printing in Sleman Fadhila Pratamasari; Ismail Setyopranoto; Soebijanto Soebijanto
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 32, No 10 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.845 KB) | DOI: 10.22146/bkm.8254

Abstract

Air toluene exposure and peripheral neuropathy cases in offset printingPurposeThe purpose of this paper was to determine the relationship between toluene exposure in the air at each workstation in offset printing with the incidence of peripheral neuropathy.MethodsA cross-sectional study was conducted involving total sampling of the offset printing workers who met the criteria. ResultsThe study found that there was no correlation between toluene exposure in the air with the incidence of peripheral neuropathy in offset printing workers in Sleman. Based on the ENMG test, there were only 21.42% workers diagnosed with peripheral neuropathy from 14 workers diagnosed with neuropathy; and it can be ascertained that these were not caused by toluene exposure in the air. ConclusionThere was no correlation between toluene exposure in the air in offset printing with peripheral neuropathy for this study. Weight, length of work, and education were the factors of toluene exposure found in this study. Workers need to pay attention to the limits of the length of exposure.
Dukungan keluarga dan kualitas hidup bagi penderita stroke pada fase pasca akut di Kabupaten Wonogiri Rahman Rahman; Fatwa Sari Tetra Dewi; Ismail Setyopranoto
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 33, No 8 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.786 KB) | DOI: 10.22146/bkm.22599

Abstract

Family support and quality of life for stroke patients in the post-acute phase of WonogiriPurposeThis research aimed to determine the relationship of family support such as emotional, information, instrumental and reward with the quality of stroke patients in the post-acute phase in Wonogiri.MethodsA cross-sectional study was conducted involving interviews and the use of medical record data of 161 post-acute stroke patients in Wonogiri.ResultsThis study showed that there was a significant correlation of information support (p= 0.000), and awareness support (p=0.000) with the quality of life of post-acute stroke patients. ConclusionThe study confirms the importance of family support in terms of information support and awards support to the quality of life of patients with post-acute stroke.
Efektivitas Penggunaan Asam Folat Dalam Memperbaiki Luaran Fungsional Pasien Stroke Iskemik Akut Ratih Rakasiwi; Zullies Ikawati; Ismail Setyopranoto
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 3 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i3.66230

Abstract

Hiperhomositeinemia terjadi pada pasien stroke iskemik akut dan dapat memperburuk luaran terapi karena bersifat neurotoksik. Asam folat merupakan salah satu pilihan terapi yang dapat menurunkan kadar homosistein. Studi mengenai efektivitas asam folat pada pasien stroke iskemik akut masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan asam folat dalam membantu memperbaiki luaran fungsional dan mengurangi durasi rawat inap pasien stroke iskemik akut. Penelitian dilakukan secara observasional-analitik dengan desain kohort retrospektif. Dari 168 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, diperoleh 72 pasien menerima asam folat dan 96 pasien sebagai kelompok kontrol dimana tidak menerima asam folat selama rawat inap. Efektivitas penggunaan asam folat dalam membantu memperbaiki luaran fungsional diukur menggunakan skala Modified Barthel Index (MBI) dengan membandingkan perubahan skor MBI antara kedua kelompok ketika masuk rumah sakit dan ketika evaluasi pada minggu pertama perawatan. Perubahan skor MBI pada kelompok asam folat dan kelompok kontrol masing-masing sebesar 3,03±2,79 dan 2,55±2,59 (p=0,343) dengan rerata durasi rawat inap selama 7,12±1,44 dan 7,46±1,84 hari (p=0,442). Penggunaan asam folat selama pengamatan pada minggu pertama tidak signifikan secara statistik baik dalam membantu memperbaiki luaran fungsional maupun mengurangi durasi rawat inap pasien stroke iskemik akut. Penelitian lebih lanjut dengan intervensi dan pengamatan yang lebih lama hingga fase kronik (selama 3-6 bulan) perlu untuk dilakukan.
EDUKASI KOLABORASI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PASIEN STROKE TERHADAP TINDAKAN PERAWATAN DI RUMAH: Indonesia Muhammad Ridha Afdhal Afdhal; Supriyati; Ismail Setyopranoto
Jurnal Biogenerasi Vol. 8 No. 1 (2023): Volume 8 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/biogenerasi.v8i1.2186

Abstract

Patient education is a part of a health promotion effort conducted by hospital to improve prevention and care for stroke patients. This study aimed to evaluate patient education services carried out by the Stroke Unit at Dr. Sardjito Hospital. Data collection was performed through in-depth interviews, observation, and document studies. Determination of participants was carried out by purposive sampling method in accordance with the specified inclusion and exclusion criteria. The number of participants in this study were 12 people. Participants consisted of 3 people (educational services), 5 people (education officers), and the target of education was the family of stroke patients (4 people). The validity of the data used triangulation method and triangulation sources. Education could increase the understanding and the awareness of patients and families of stroke patients in conducting disease diagnosis, prevention, treatment, and recovery from disease. The findings in this study were that collaborative education was not fully said to be more effective than independent education. Some educational targets found it difficult to understand the information provided in a comprehensive and massive manner. Some of the factors that influenced the target acceptance of education were education status, age, and the way the officer communicates the information. It was important to conduct an initial assessment upon the target characteristics before providing information in order the objectives of education implementation could be achieved optimally. The attitude and manner of delivering educators was also a key point for the success of education.