Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

The Implementation of Extracurricular Tahfidz Al-Quran to Increase Student Achievement at MTsN 3 Tulungagung Kuni Isna Ariesta Fauziah; Muh. Wasith Achadi
Khatulistiwa Vol 10, No 2 (2020): Volume 10, Number 2 September 2020
Publisher : The Pontianak State Institute of Islamic Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/khatulistiwa.v10i2.1830

Abstract

Al-Quran is the greatest miracle of Muslims completing the previous book that must be studied. Tahfidz Al-Quran is present in various boarding schools, formal schools, non-formal schools, to the special institutions of Tahfidz Al-Quran. Starting with applying the results of research at the Hanifida Al-Quran Islamic Boarding School, Jombang in a special class, the extracurricular tahfidz Al-Quran was formed for the regular class as a forum for the talents and interests of students. As well as actualizing the vision and mission of the madrasa in religious terms. Research focus: discussing the existence of tahfidz Al-Quran extracurricular activities aimed at: (1) knowing the form of implementation of Al-Quran tahfidz extracurricular activities (2) knowing the achievements of extracurricular tahfidz al-Quran in MTsN 3 Tulungagung. The research method uses a descriptive qualitative approach. With the technique of collecting interviews, observation, and documentation. Through data analysis techniques: data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Data validity checking: method and source triangulation test. The results of the research: (1) program or extracurricular form of tahfidz Al-Quran at MTsN 3 Tulungagung, among others: a) deposits, b) guidance, c) deresan, d) evaluation (continued verse), and e) pesantren kilat (2) The achievements given by extracurricular tahfidz Al-Quran students at MTsN 3 Tulungagung include: a) in the academic field and b) non-academic.
EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN DARING DIMASA PANDEMI PADA PERKULIAHAN PAI DI IAIN SALATIGA Hairun Hasanah Sagala; Muh Wasith Achadi; Guntur Cahyono; Wahyu Nurrohman
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 5, No 1 (2022): Edisi Januari
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33853/istighna.v5i1.212

Abstract

Abstract: This study aims to categorize the effectiveness of the media used during online learning, which we know that many students complain about online learning so that it makes learning ineffective, with descriptive qualitative methods by describing data related to the effectiveness of online learning media in pandemic period. Data collected via Googleform online students of the Salatiga State Islamic Institute of Islamic Education Department. The results showed that the most effective media during online lectures was Whatsapp media by 92% and Whatsapp media was also the recommended media for online lectures 80% of students considered Whatsapp media to be a medium that could adapt to the student's circumstances.Keywords: Effectiveness, Learning Media, Online LectureAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkategorikan efektifitas media-media yang digunakan selama pembelajaran daring, yang kita ketahui banyak mahasiswa yang mengeluh akan pembelajaran daring sehingga membuat pembelajaran tidak efektif, dengan metode kualitatif deskriftif dengan menjabarkan data-data yang berkaitan dengan efektifitas media pembelajaran daring di masa pandemi. Data yang di kumpul melalui Google form online kepada mahasiswa/i Intitut Agama Islam Negeri Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media yang paling efektif selama perkuliahan daring yaitu media Whatsapp sebesar 92% dan media Whatsapp juga menjadi media yang direkomendasikan untuk perkuliahan daring sebesar 80% mahasiswa menganggap media Whatsapp adalah media yang bisa menyesuaikan dengan keadaan mahasiswa tersebut.Kata kunci: Efektifitas, Media Pembelajaran, Perkuliah Daring
Organisasi Kurikulum Pondok Pesantren Atsarus Salafiyah Sampang M. Wildan; Muh. Wasith Achadi; Heru Juabdin Sada; Ahmad Syafak Khoirut Tobib
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 4 (2022): August Pages 5501-6400
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i4.3104

Abstract

Mayoritas pesantren dianggap jauh dari realitas sosial, karena seolah-olah terdapat kesenjangan antara dunia pesantren dan dunia modern. Berangkat dari kegelisahan tersebut, beberapa pesantren saat ini mulai mengambil langkah strategis seperti perumusan kurikulum yang “progresif”. Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan paling unik dibanding institusi yang lain yang otomatis perumusan kurikulumnya juga akan berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis organisasi dan desain kurikulum yang diterapkan di pesantren. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Sementara itu, analisis data menggunakan analisis deskriptif. Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren Atsarus Salafiyah Sampang. Temuan dari penelitian ini adalah Pondok Pesantren Atsarus Salafiyah Sampang memadukan antara organisasi kurikulum terpisah-pisah (Separated Subject Curriculum) dengan kurikulum terpadu (integrated curriculum). Sistem pembelajarannya menggunakan system tanpa kelas yang hanya membagi menjadi dua kelompok (marhalah). Metode pembelajaran yang diterapkan adalah tatap muka klasikal (sorogan dan bandongan) serta kooperatif learning. Sistem evaluasi yang diterapkan adalah tes lisan, hafalan, dan problem solving.
PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Muh. Wasith Achadi
Al Ghazali Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pendidikan nasional yang berpijak pada Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentanga system pendidikan nasional telah memberikan ruang yang luas bagi pendidikan Islam dengan berbagai bentuk dan model pelaksanaannya. Bagi muslim di Indonesia, hal ini tentu menjadi suatu hal yang sangat strategis berkaitan dengan kelangsungan pendidikan Islam sebagai salah satu pondasi utama melestarikan dan meneruskan nilai-nilai ajaran Islam melalui proses Pendidikan. Tulisan ini mencermati bagaimana system pendidikan Islam menempatkan posisi dan kedudukan system Pendidikan Islam sebagai suatu sub system dalam system pendidikan nasional, dengan memeperhatikan berbagai aspek yang melingkupinya, serta bagaimana realitas pendidikan Islam/lembaga pendidikan Islam (madrasah/pesantren) di Indonesia. Sehingga akan nampak, kelebihan dan kekurangan dari penempatan posisi tersebut sebagai landasan utama untuk pengembangan penyelenggaraan pendidikan Islam diIndonesia.
FUNDAMENTALISME DALAM ISLAM Muhammad Wasith Achadi
Al Ghazali Vol 3 No 1 (2020): Januari - Juni
Publisher : STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gerakan fundamentalisme baik dalam era klasik maupun modern ini merupakan kelompok gerakan yang memiliki banyak faktor penyebab melahirkannya. Ia lahir dalam rahim sejarah keagamaan yang kompleks dengan berbagai persoalan kehidupan beragama dengan memberikan jawaban tersendiri. Terkadang respon tanggapan mereka justru menciptakan atmosfer yang tidak sehat, sebab mereka menafikan golongan lain yang tidak sepandangan dengan prinsip-prinsip yang mereka yakini sehingga seringkali menjadi konflik gesekan antar umat beragama, dalam hal ini umat Islam karena benturan aliran keyakinan tersebut.Persoalannya, bagaimana sebenarnya makna fundamentalisme? Apa faktor penyebab munculnya? Bagaimana karakteristik gerakan-gerakan fundamentalime tersebut? Apa saja ragam tipologi fundamentalisme sejak era pra-modern hingga era modern? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menjadi fokus pembahasan pada tulisan ini, dengan menitikberatkan pada permasalahan fundamentalisme dalam Islam.
Studi Komparasi Konsep Pendidikan Perspektif Jean Jackquess Rosseau dan Abdullah Nashih Ulwan Cindy Wulandhari; Muh. Wasith Achadi
Jurnal Pendidikan Islam Vol. 12 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jpi.v12i2.7911

Abstract

The reality found in Indonesia, education has not been able to carry out its role well. The various concepts adopted make education dynamic, but have not shown significant output. Curriculum changes based on climate change government, science, and technology in Indonesia sometimes make education less targeted. In relation to Islamic Education, there is a kind of reluctance to adopt Western thought to answer the problem, while according to historical surveys, scientific civilization after the success of Islam collapsed, much absorbed by the West. This research intends to compared the concept of education according to Western and Islamic figures to find solutions, especially in the scope of Islamic Education. This research uses a qualitative type of descriptive-analytical approach using library research. The results showed that the thoughts of the two figures have common ground and similarities in the concept section of the educational stage, goals, teacher, student, materials, and methods. But in the stages, objectives, teacher, student, methods, and materials, there are differences. Abdullah Nashih Ulwan and Jean Jackquess Rosseau had a good concern and concept towards education. Keywords : Education, Jean Jackquess Rosseau, Abdullah Nashih Ulwan.
The Dialectical Spirals of the Civilization Paradigm Muh Wasith Achadi
Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Vol 6 No 2 (2020): Edugama: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan
Publisher : PASCASARJANA IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/edugama.v6i2.1468

Abstract

The existence of a civilization is of concern to both Western and Eastern scientists. Scientists observe and examine the various factors that led to the fall and rise of a civilization. They also explore various things that make the existence of a civilization survive amidst various challenges. In the perspective of Muslim scientists, there are various factors that cause a civilization to exist and a civilization to collapse. According to them, one of the factors that can cause the collapse of a civilization is tyranny. Meanwhile, one of the most dominant factors determining the existence of a civilization is social justice. This article will elaborate the dialectical spiral civilization paradigm from the perspective of Muslim scientists. Keberadaan peradaban menjadi perhatian para ilmuwan Barat dan Timur. Ilmuwan mengamati dan meneliti berbagai faktor yang menyebabkan jatuhnya suatu peradaban. Mereka juga mengeksplorasi berbagai hal yang membuat eksistensi suatu peradaban tetap bertahan di tengah berbagai tantangan. Dalam perspektif ilmuwan Muslim, ada berbagai faktor yang menyebabkan munculnya peradaban dan kehancuran peradaban. Menurut mereka, salah satu faktor penyebab runtuhnya suatu peradaban adalah tirani. Sedangkan salah satu faktor yang paling dominan menentukan keberadaan suatu peradaban adalah keadilan sosial. Artikel ini akan menguraikan paradigma peradaban spiral dialektis dari perspektif ilmuwan Muslim.
Implikasi Budaya Literasi Pada Pembentukan Kompetensi dan Kualitas Karakter Mahasiswa IAIN Ponorogo Husnul Khotimah; Muh Wasith Achadi; Kharisul Wathoni; Novia Eka Pratiwi
Jurnal Literasiologi Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Literasiologi
Publisher : Yayasan Literasi Kita Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47783/literasiologi.v9i1.430

Abstract

Perguruan Tinggi memiliki tugas pokok yang dikenal dengan Tridarma. Guna menciptakan budaya akademik yang puncaknya dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan dari perguruan tinggi salah satu tugasnya yakni untuk mewujudkan sebagai manusia yang progresif, kreatif, efektif, kritis, intelek dan bermoral. Hal ini berarti akan lahir calon generasi pendidik yang memiliki tugas besar di masa mendatang tentang cara meningkatkan budaya literasi.Maka perlu adanya persiapan agar menjadi pendidik di masa mendatang yang cakap dalam berkompetensi dan berkarakter. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui implementasi dan implikasi dari budaya literasi pada pembentukan kompetensi dan kualitas karakter mahasiswa IAIN Ponorogo. Adapun Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi Sedangkan teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini yakni : Implementasi gerakan literasi yang dilaksanakan pada Mata Kuliah yang diampu Kaprodi IAIN Ponorogo sesuai dengan model Empowering 8 yang mencangkup unsur literasi melalui 8 tahapan Pada implikasi budaya literasi pada pembentukan kompetensi yakni terbentuknya kompetensi dalam diri mahasiswa 1) kemampuan berpikir kritis, 2) Pengembangkan keterampilan literasi berbasis digital, dan 3) kemampuan public speaking. Sedangkan implikasi budaya literasi pada pembentukan karakter yakni: 1) Percaya diri, 2) Toleransi, 3) Tanggung Jawab, dan 4) Mandiri.
Implementasi Blended Learning dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMA UII Banguntapan Hairun Hasanah Sagala; Muh Wasith Achadi
ITQAN: Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan Vol. 13 No. 1 (2022): ITQAN: Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.145 KB) | DOI: 10.47766/itqan.v13i1.359

Abstract

This study aims to determine the process of implementing blended learning in increasing student independence in PAI subjects at SMA UII Banguntapan. This type of research uses a mixed method using a sequential mixed methods strategy, especially an exploratory sequential strategy. The subjects in this study were class X students, totaling 98 students with the sampling technique using the case’s technique. While the instruments used are interviews, observations, documentation, and questionnaires. The results of the research found that the process of implementing blended learning at the UII Banguntapan High School had been running effectively and smoothly and the implications obtained during blended learning were that students had an attitude of independence, including an attitude of confidence, responsibility, free behavior, self-control, discipline, as well as creativity and initiative.
Pembelajaran Asmaul Husna Sebagai Bentuk Pengamalan Tauhid (Studi Living Qur’an di SD Islam Nazhirah Bandar Lampung) Muh. Wasith Achadi; Sherfina Indah Aprilia
Journal on Education Vol 5 No 4 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 4 Mei-Agustus 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v5i4.2216

Abstract

The background of this research problem is to see the existence of the Tawhid practice process that has not been applied optimally, especially for students in the field of education. The process of practicing monotheism itself is considered to be limited to learning a science without applying and practicing it in everyday life. So that with these problems, the researchers conducted research to find answers to the formulation of the problem as follows: 1) How is the implementation of the process of using Asmaul Husna; 2) What are the results obtained from the use of Asmaul Husna; and 3) What are the obstacles faced from the process of using Asmaul Husna. This type of research is a qualitative research based on field research analysis with an ethnographic approach. Data collection techniques were carried out through observation, interviews, and documentation. While the research data were analyzed using qualitative analysis, namely data reduction, data presentation, verification, and conclusions. The data validity test in this study is data triangulation, namely technical triangulation, source triangulation, and time triangulation. The results of this study indicate that: First, the implementation of Asmaul Husna learning as a form of practicing monotheism in Nazhirah Islamic Elementary School Bandarlampung is carried out through subject-based main activities and supporting activities which include all additional activities outside the learning process. Second, the results obtained by students in using Asmaul Husna as a form of practicing monotheism can be seen through three aspects of student development which include cognitive, affective, and psychomotor. Third, the obstacles faced are felt when the online learning process shows less than optimal results.