Wawong Dwi Ratminah, Wawong Dwi
Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta 55283 Indonesia

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

SETTING FLEET BERDASARKAN KAJIAN PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI OVERBURDEN DI PT MITRA INDAH LESTARI, PROJECT SITE PT LANNA HARITA INDONESIA, KALIMANTAN TIMUR Permadi, Fajar; Ratminah, Wawong Dwi; Nurkhamim, Nurkhamim; Linggasari, Shenny; Cahyadi, Tedy Agung
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol. 10 No. 1 (2024): Juli 2024
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v10i1.13249

Abstract

PT Mitra Indah Lestari atau PT MIL adalah kontraktor penambangan yang membantu perusahaan owner dalam melakukan tahap operasi produksi. Salah satu owner yang menjadi mitra yaitu PT Lanna Harita Indonesia atau PT LHI yang memiliki lokasi tambang batubara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. PT MIL menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode backfill. Pada kegiatan pengupasan overburden Bulan Februari 2024 hanya memenuhi 87,27% target produksi overburden. Hal tersebut dikarenakan penggunaan nilai produktivitas alat gali muat dan alat angkut yang tidak sesuai dengan kondisi aktual. Selain itu, jenis material overburden yaitu: clay, sand, mud, dan top soil juga mempengaruhi produktivitas alat gali muat dan alat angkut. Oleh karena itu dalam pembuatan rekomendasi setting fleet diperlukan nilai produktivitas alat gali muat dan alat angkut yang aktual. Pembuatan rekomendasi setting fleet bertujuan untuk mencapai target produksi overburden yaitu sebesar 955.447,8 BCM. Terdapat dua rekomendasi setting fleet untuk memenuhi target produksi overburden Bulan April 2024 yaitu setting fleet Plan A dan setting fleet Plan B. Total produksi overburden pada rekomendasi setting fleet Plan A sebesar 1.061.504,4 BCM atau memenuhi 111,1% target produksi overburden Bulan April 2024. Sedangkan total produksi overburden pada rekomendasi setting fleet Plan B sebesar 1.048.941,3 BCM atau memenuhi 109,79% target produksi overburden Bulan April 2024. Sangat direkomendasikan bagi perusahaan untuk menggunakan rekomendasi setting fleet Plan A yang memiliki produksi overburden lebih besar.
KAJIAN MANAJEMEN RISIKO PADA PENGANGKUTAN MATERIAL ORE DAN WASTE DI PT SAMUDERA MULIA ABADI JOB SITE PT J RESOURCES BOLAANG MONGONDOW, SULAWESI UTARA Ridwania, Naufal Nida Sabila; Ratminah, Wawong Dwi; Probowati, Dyah; Winda, Winda
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol. 10 No. 2 (2025): Januari 2025
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v10i2.14552

Abstract

PT. Samudera Mulia Abadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, dengan lokasi penambangan yang terletak di daerah Desa Bakan, Lolayan, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Sistem Penambangan yang digunakan oleh PT. J Resource adalah tambang terbuka dengan metode open pit. Penelitian dilakukan di Pit Mainridge. Pada penelitian memfokuskan pada proses pengangkutan Material ore dan waste dari Front Mainridge menuju  HLP dan Wastedump Magazine. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, maka perlu dilakukan manajemen risiko pada kegiatan  pengangkutan Material ore dan waste untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja  yaitu dengan melakukan identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko menggunakan metode Hazard Identification and Risk Assessment. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya pada kegiatan pengangkutan Material ore dan waste terdapat 12 potensi bahaya yang terdiri atas 7 kondisi tidak aman dan 5 tindakan tidak aman. Berdasarkan metode root cause analysis diagram fishbone diperoleh 3 faktor yaitu factor manuasi, factor lingkungan dan factor metode.. Kemudian dilakukan penilaian risiko yang mana diperoleh hasil berupa 3 risiko tingkat critical, 4 risiko tingkat high,dan 5 risiko tingkat medium. Setelah dilakukan pengendalian risiko, tingkat risiko turun menjadi 0 risiko tingkat critical, 0 risiko tingkat high, 3 risiko tingkat medium, 9 risiko tingkat low. Dari hasil penelitian, diperlukan adanya evaluasi geometri jalan pada kegiatan pengangkutan Material ore dan waste. Dari hasil evaluasi geometri jalan masih terdapat segmen jalan yang memerlukan perbaikan pada lebar jalan,), cross slope, superelevasi, besar sudut belokandan tinggi tanggul pengaman (safety berm).
ANALISIS PENGARUH MASSA BAHAN PELEDAK TERHADAP GROUND VIBRATION UNTUK MENDAPATKAN PPV ≤ 3MM/S PADA JARAK 300M PIT INUL MIDDLE 3B, PT KALTIM PRIMA COAL, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Ilyasa, Muhammad Wildan; Saptono, Singgih; Siwidiani, Indri Lesta; Titisariwati, Indun; Ratminah, Wawong Dwi
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol. 9 No. 2 (2024): Januari 2024
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jtp.v9i2.11876

Abstract

PT. Kaltim Prima Coal (PT. KPC) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara yang terletak di Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu pit yaitu Pit Inul Middle Panel 3B memiliki batas pit yang berjarak ±300m dari rumah penduduk. Pembongkaran dilakukan dengan melakukan kegiatan peledakan pada lapisan penutup. Salah satu efek dari kegiatan peledakan adalah dapat menimbulkan getaran tanah. Getaran tanah yang berlebih dapat menimbulkan kerusakan pada struktur bangunan. Menurut SNI 7571:2010 getaran tanah yang dapat merusak jenis bangunan kelas dua adalah Peak Particle Velocity (PPV) dengan nilai 3mm/s. Pada 9 April 2022 terdapat dua peledakan dengan PPV lebih dari ambang batas yang diukur pada rumah penduduk yang berjarak ±300m dari lokasi peledakan dengan nilai 3,33mm/s dan 3,101mm/s. Adanya hasil PPV tersebut dapat merusak struktur bangunan sehingga perlu dilakukan analisis untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan. Analisis dilakukan dengan menghubungkan nilai PPV dengan massa isian bahan peledak dan jarak pengukuran. Berdasarkan analisis massa isian bahan peledak dan jarak pengukuran berpengaruh pada nilai PPV. Terdapat dua usulan pengurangan massa isian bahan peledak dari 20 kg menjadi 19kg (Berta, 1985) dan 17kg (USBM,1962 dan Agrawal & Mishra,2018) pada jarak 300m. Usulan tersebut diprediksi memiliki crushing zone sebesar 9,969m (Kanchibotla et al,1999) dengan kerusakan batuan Strong tensile and some radial cracking of rock (Bauer dan Calder, 1978).
PENDEKATAN KUANTITATIF DALAM PENENTUAN DEBIT AIR MINE INFLOW PADA TAMBANG TERBUKA Ardinanta, Desta Nugraha; Cahyadi, Tedy Agung; Rosadi, Peter Eka; Ratminah, Wawong Dwi; Nusanto, Gunawan; Septianto, Erwin
KURVATEK Vol 10 No 2 (2025): Energy Management and Sustainable Environment
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v10i2.5789

Abstract

Luapan air ke tambang terbuka merupakan tantangan signifikan dalam operasi penambangan, karena berpotensi menyebabkan gangguan teknis dan peningkatan biaya. Tujuan dari studi ini adalah untuk memperkirakan total aliran masuk tambang melalui dua pendekatan. Pertama, Metode Rasional digunakan untuk menghitung limpasan permukaan. Kedua, Hukum Darcy digunakan untuk memperkirakan rembesan air tanah. Data yang digunakan mencakup parameter seperti curah hujan maksimum, daerah tangkapan air, koefisien limpasan, konduktivitas hidrolik, gradien hidrolik, dan luas penampang akuifer. Analisis menghasilkan debit limpasan permukaan maksimum sebesar 0,81 m³/detik dan rembesan air tanah sebesar 0,16 m³/detik. Total debit yang diperkirakan ke lantai tambang adalah 0,778 m³/detik, sedangkan total potensi ke seluruh area tambang mencapai 0,97 m³/detik. Perkiraan ini dapat menjadi dasar untuk perencanaan sistem drainase tambang yang efektif yang mendukung keberlanjutan operasional.