Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT PEPAYA CALIFORNIA AKIBAT PEMBERIAN BOKASI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PUPUK NITROGEN PADA TANAH ALUVIAL yustinus januar; Rahmidiyani .; Dini Anggorowati
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i2.44931

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara bokasi tandan kosong kelapa sawit dan pupuk nitrogen yang memberikan pertumbuhan bibit pepaya California yang terbaik pada tanah aluvial. Penelitian dilaksanakan di Komplek Untan Jalan Silat Baru Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu eksperimen lapangan dengan pola faktorial rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari 2 faktor yaitu faktor pertama pemberian bokasi TKKS dan faktor kedua pemberian pupuk nitrogen. Pemberian bokasi TKKS terdiri dari 3 taraf dan pemupukan nitrogen 3 taraf. Didapatkan kombinasi perlakuan sebanyak 9 kombinasi yaitu : a1n1 = 400 g bokasi TKKS + 0,3 g N,  a1n2 = 400 g bokasi TKKS + 0,5 g N, a1n3 = 400 g bokasi TKKS + 0,7 g N, a2n1 = 800 g bokasi TKKS + 0,3 g N, a2n2 = 800 g bokasi TKKS + 0,5 g N,  a2n3 = 800 g bokasi TKKS + 0,7 N, a3n1 = 1200 g bokasi TKKS + 0,3 g N, a3n2 = 1200 g bokasi TKKS + 0,5 g N, a3n3 = 1200 g bokasi TKKS + 0,7 g N . Adapun variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat kering tanaman, kadar klorofil daun, dan volume akar. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemberian bokasi TKKS dan urea tidak saling mempengaruhi untuk pertumbuhan bibit pepaya California. Namun, semakin tinggi dosis pemberian bokasi TKKS dan urea semakin efektif untuk pertumbuhan bibit pepaya California hal tersebut dapat dilihat dari variabel berat kering tanaman pada dosis bokasi TKKS 800 g dan dosis urea 0,7 g. Kata Kunci: aluvial, bibit pepaya california, bokasi tandan kosong kelapa sawit, nitrogen
PENGARUH DOSIS BOKASHI AMPAS TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI BESAR PADA TANAH ALUVIAL MUFLIHAN MUFLIHAN; DINI ANGGOROWATI; DARUSSALAM DARUSSALAM
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i1.28320

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis bokashi ampas tahu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar di tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak yang berlangsung dari 2 Maret sampai 24 Mei 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 perlakuan dan 3 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 4 sampel. Perlakuan yang dimaksud adalah pemberian bokashi ampas tahu dengan p1 2,5 ton/ha (60 g/tanaman), p2 5 ton/ha (120 g/tanaman), p3 7,5 ton/ha        (180 g/tanaman), p4 10 ton/ha (240 g/tanaman), p5 12,5 ton/ha (300 g/tanaman), p6 15 ton/ha (360 g/tanaman), dan p7 17,5 ton/ha (420 g/tanaman). Variabel pengamatan dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), volume akar (cm3), berat kering bagian atas tanaman (g), berat kering akar (g), berat buah per tanaman (g), panjang buah (cm), diameter buah (cm), jumlah buah per tanaman (buah), serta pengamatan tambahan berupa curah hujan (mm), suhu (°C), kelembaban udara (%), dan keasaman tanah (pH). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian bokashi ampas tahu dari dosis 2,5 ton/ha (60 g/tanaman) sampai dosis 17,5 ton/ha (420 g/tanaman) memberikan pertumbuhan dan hasil yang sama. Secara statistik, semua perlakuan pada penelitian ini berpengaruh tidak nyata pada semua variabel pengamatan.Kata kunci : bokashi ampas tahu, tanah aluvial, tanaman cabai besar
PENGARUH PUPUK GUANO TERHADAP PERTUMBUHANDAN HASIL BUNCIS PADA TANAH ALUVIAL Juanita Boru Sinaga; Dini Anggorowati; Tatang Abdurrahman
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 5, No 3 (2016): Desember 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v5i3.16818

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk guano terhadap pertumbuhan dan hasil buncis pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. Penelitian dimulai dari tanggal 12 Oktober 2015 sampai dengan 25 Januari 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan, masing-masing perlakuan terdiri dari 4 tanaman sampel, sehingga terdapat 100 tanaman. Perlakuan yang dimaksud yaitu : g1 =  25 g/polybag setara  dengan 5 ton/ha, g2 = 50 g/polybag setara dengan 10 ton/ha, g3 =75 g/polybag pupuk guano setara 15 ton/ha, g4 = 100 g/polybag setara dengan  20 ton/ha, g5 = 125 g/polybag setara dengan 25 ton/ha. Variabel pengamatan yang diamati adalah volume akar, jumlah klorofil daun, luas daun, berat kering tanaman, umur berbunga, jumlah polong/tanaman, dan berat polong/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pupuk guano memberikan pengaruh nyata terhadap volume akar, berat kering tanaman, jumlah polong/tanaman, dan berat polong/tanaman, namun berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah klorofil daun, luas daun, dan umur berbunga. Pemberian pupuk guano dengan dosis 50 g/polybag atau setara dengan 10 ton/ha  merupakan  hasil terbaik terhadap hasil tanaman buncis pada tanah aluvial.
pengaruh media dan periode simpan terhadap viabilitas benih kedelai martina martina; Tantri palupi; Dini anggorowati
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 3, No 3: Desember 2014
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v3i3.7453

Abstract

ABSTRAK   Benih kedelai merupakan salah satu benih ortodok yang bisa dikeringkan sampai pada kadar air dibawah 10% dan bisa disimpan dalam waktu yang lama. Proses penurunan viabilitas benih akan berjalan dengan cepat jika benih tidak disimpan dengan baik. Usaha dalam mengurangi kemunduran benih tersebut dapat dilakukan dengan perlakuan penyimpanan. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan petak terbagi dengan perlakuan petak utama adalah media simpan yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu botol kaca, aluminium foil, polietilen, dan kain belacu dan anak petaknya adalah periode simpan yaitu minggu ke-1 sampai ke-11. Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan dan setiap ulangan terdiri dari dua sampel.Variabel pengamatan terdiri dari kadar air, daya kecambah, indek vigor, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, berat kering kecambah normal dan laju perkecambahan. Hasil penelitian terjadi interaksi antara media dan periode simpan pada variabel indeks vigor, kadar air, berat kering kecambah normal dan laju pertumbuhan kecambah. Semua media simpan mampu mempertahankan daya kecambah diatas 80% selama periode simpan 11 minggu. Botol kaca adalah  media terbaik untuk penyimpanan benih kedelai selama 11 minggu.   Kata Kunci : Kedelai, Media, Periode simpan, Viabilitas
PENGARUH KAPUR DAN PUPUK KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG DI LAHAN SULFAT MASAM LUSIANA LUSIANA; DINI ANGGOROWATI; ELLY MUSTAMIR
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v6i1.18690

Abstract

EFFECT OF LIME AND CHICKEN DUNG FERTILIZER ON THE GROWTH AND YIELD OF CORN ON ACID SULPHATE SOIL Lusiana(1), Dini Anggorowati(2), Elly Mustamir(2), Basuni,(2) (1)Student and (2)Lecturer of Agriculture Faculty Tanjungpura University Pontianak Email : lusianauntan@yahoo.com ABSTRACT   This study aims to determine the best dosage of lime and chicken dung fertilizer on the growth and yield of corn on acid sulphate soil and to investigate the interaction between lime and chicken dung fertilizer. The research conducted at Parit Canggek Village District of Sungai Kakap Kubu Raya Regency using a split plot design with two factors. The first factor is lime with two levels of treatment (1 ton/ha and 2 ton/ha), the second factor is chicken dung with 3 levels of treatment (0 ton/ha, 7,5 ton/ha and 15 ton/ha). The observed variables in this study consist of plant height, leaf area, plant dry weight, root volume, cob length, cob diameter, cob weight and weight of 1000 seeds. The results showed that the lime adding is only significant on the root volume, while the chicken dung fertilizer significantly affected all the observed variables, but no interaction between the lime addition and chicken dung fertilizer. In this study, additoin of the dose of lime 1-2 ton/ha and chicken dung fertilizer 7,5-15 ton/ha can increase growth and yield of cord in acid sulphate soil. The addition of chicken dung 7,5 ton/ha dosage for root volume and plant height on fourth week. The addition of chicken dung 15 ton/ha for the dry weight, leaf area and plant height on second, third and fifth week, while the effective dosage results for cob length, cob diameter and weight of 1000 seeds is 15 ton/ha of chicken dung, but for the cob weight is 7,5 ton/ha. The addition of lime 1 ton/ha for plant height on second, third and fifth week, while on generative growth the effective dose for cob diameter is 2 ton/ha of lime dosage and for 1000 grain weight, cob length and cob weight per plot is 1 ton/ha of lime dosage.   Keywords: acid sulphate soil, chicken dung, corn, lime
PENGARUH CAMPURAN URINE DENGAN KOTORAN SAPI YANG TERFERMENTASI DAN PEMUPUKAN UREA, SP-36, KCL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG PADA TANAH ALUVIAL Razanni -; Dwi Zulfita; Dini Anggorowati
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 1: April 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i1.1197

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi campuran urine dengan kotoran sapi yang terfermentasi dan pemupukan Urea, SP-36, dan KCl serta interaksi yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dari tanggal 18 April 2012 sampai tanggal 29 Juni 2012. Penelitian ini merupakan eksperimen lapangan menggunakan bentuk Faktorial Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari dua faktor yaitu pemberian campuran urine dan kotoran sapi yang terfermentasi dan pemberian pupuk Urea, SP-36, KCl masing-masing terdiri dari tiga ulangan dan tiga sampel. Perlakuan yang dimaksud adalah : campuran urine dengan kotoran sapi yang terfermentasi (K) terdiri dari tiga taraf yaitu k1 = 25 ml/liter air, k2 = 50 ml/liter air, k3 = 75 ml/liter air. Pemupukan Urea, SP-36, KCl (P) terdiri dari 3 taraf yaitu : p1 = 1,42 g Urea, 1,90 g SP-36, 0,95 g KCl/ tanaman (25% dari dosis anjuran), p2= 2,85 g Urea, 3,80 g SP-36, 1,90 g KCl/ tanaman (50% dari dosis anjuran), dan p3= 4,31 g Urea, 5,70 g SP-36, 2,85 g KCl/ tanaman (75% dari dosis anjuran). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, berat kering, berat tongkol, diameter tongkol, panjang tongkol, kadar klorofil daun dan volume akar. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa campuran urine dengan kotoran sapi yang terfermentasi memberikan pengaruh yang terbaik terhadap tinggi tanaman 4 dan 5 MST. Pemupukan Urea, SP-36, KCl memberikan pengaruh yang terbaik terhadap tinggi tanaman 2, 3, 4 dan 5 MST, berat tongkol, diameter tongkol dan panjang tongkol. Interaksi antara campuran urine dengan kotoran sapi yang terfermentasi dan pemupukan Urea, SP-36, KCl memberikan pengaruh yang terbaik terhadap tinggi tanaman 2 dan 3 MST. Konsentrasi Campuran urine dengan kotoran sapi yang terfermentasi yang terbaik untuk diberikan pada tanaman jagung adalah 50 ml/liter air dan dosis pemupukan Urea, SP-36, KCl 75 % dosis anjuran. Kata Kunci : Urine, Kotoran Sapi, Fermentasi, Urea, SP-36, KCl, Pertumbuhan, Hasil, Jagung, Tanah Aluvial
PENGARUH MIKROORGANISME LOKAL (MOL) KEONG MAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH PADA TANAH GAMBUT SURYA NINGSIH; DWI ZULFITA; DINI ANGGOROWATI
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v6i1.17894

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MOL Keong Mas terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah pada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Adisucipto Gg. Kapuas no.14 Pontianak. Penelitian berlangsung dari tanggal 19 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 11 November 2014, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari lima perlakuan, lima ulangan dan empat tanaman sampel. Perlakuan dalam penelitian ini adalah b1= tanpa pemberian MOL Keong Mas, b2= MOL Keong Mas dengan konsentrasi 10 ml/liter air, b3= MOL Keong Mas dengan konsentrasi 15 ml/liter air, b4= MOL Keong Mas dengan konsentrasi 20 ml/liter air, dan b5= MOL Keong Mas dengan konsentrasi Variabel pengamatan dalam penelitian ini adalah volume akar (cm3), berat kering tanaman (g), tinggi tanaman (cm), waktu berbunga tanaman (hst), jumlah buah pertanaman (buah), dan berat buah pertanaman (g). Pemberian MOL Keong Mas  berpengaruh  nyata terhadap variabel volume akar, berat kering tanaman, tinggi tanaman, waktu berbunga tanaman, dan berpengaruh tidak nyata terhadap variabel jumlah buah pertanaman, dan berat buah pertanaman.
PENGARUH AMPAS TEH TERFERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI HIJAU PADA TANAH ALLUVIAL Dwi Estiani; DINI ANGGOROWATI; AHMAD MULYADI
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v7i1.23382

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ampas teh terfermentasi terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada tanah alluvial. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan dan masing – masing ulangan terdiri dari 3 sampel tanaman. Total dari seluruh sampel penelitian adalah 72 tanaman. Perlakuan yang dimaksud adalah         t0 (tanpa ampas teh terfermentasi), t1 (200 g/polybag ampas teh terfermentasi),           t2 (400 g/polybag ampas teh terfermentasi), t3 (600 g/polybag ampas teh terfermentasi), t4 (800 g/polybag ampas teh terfermentasi), dan t5 (1.000 g/polybag ampas teh terfermentasi). Variabel pengamatan yaitu volume akar, luas daun, berat kering, jumlah daun dan berat segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ampas teh terfermentasi berpengaruh nyata terhadap volume akar, luas daun, berat kering, jumlah daun dan berat segar tanaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ampas teh terfermentasi berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau. Pemberian ampas teh terfermentasi t5 (1.000 g/polybag ampas teh terfermentasi) adalah dosis yang terbaik  untuk pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada tanah alluvial. Kata Kunci : Alluvial, Ampas Teh Terfermentasi, Sawi Hijau
EFFECT OF RETENTION TIME OF PALM OIL MILL EFFLUENT ON GROWTH AND YIELD OF BABY CUCUMBER ON PEAT SOIL Sarah Dhayan; Warganda warganda; Dini Anggorowati
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v8i3.33625

Abstract

This study aims to find the best Palm Oil Mill Effluent (POME) retention time for baby cucumber’s growth and yield on peat soil. The study is conducted on Sungai Selamat Street, Siantan Hilir, East Pontianak District, Pontianak City. The study period began from February 16th, 2019 until May 11th, 2019. The design used in this study is a field experiment method with a Randomized Block Design pattern consisting of 6 treatments, namely: m0 (without incubation of POME), m1 (2 weeks incubation of POME), m2 (3 weeks incubation of POME), m3 (4 weeks incubation of POME), m4 (5 weeks incubation of POME), and m5 (6 weeks incubation of POME), each treatment is repeated 4 times and each plot consists of 3 observation sample plants and 1 destructive observation sample plant. The results showed that the retention time of POME on peat soil could increase yields on baby cucumber plants, especially on variable number of fruits yielded of each plant, fruit’s diameter, fruit’s weight each plant, and the weight of each fruit. The retention time of POME for 5-6 weeks can increase the number of fruits, fruit’s diameter, fruit’s weight each plant, and the weight of each fruit. Keywords: baby cucumber, retention time, peat soil, POME.
PENGARUH KOMBINASI BOKASI DAUN LAMTORO DAN DOLOMIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI HIJAU PADA TANAH GAMBUT David Remond Simanjuntak; Dini Anggorowati; Maulidi Maulidi
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 11, No 1
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v11i1.50827

Abstract

Pemanfaatan tanah gambut sebagai media tumbuh tanaman sawi pada umumnya dihadapkan pada permasalahan rendahnya pH tanah, rendahnya kandungan unsur hara yang tersedia dalam tanah diantaranya adalah unsur hara N, P dan K, dan rendahnya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan dosis kombinasi bokasi daun lamtoro dan kapur dolomit yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada tanah gambut. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan fakultas pertanian Universitas Tanjungpura, mulai dari tanggal Mei sampai Juni 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu rancangan acak lengkap (RAL). Peralakuan pertama b1 = Bokashi daun lamtoro 10 ton/ha setara dengan 125 g/polybag , Kapur dolomit 11,25 ton/ha setara dengan 45 g/polybag, b2 = Bokashi daun lamtoro 10 ton/ha setara dengan 125 g/polybag Kapur dolomit 15 ton/ha setara dengan 60 g/polybag, b3 = Bokashi daun lamtoro 10 ton/ha setara dengan 125 g/polybag Kapur dolomit 18,75 ton/ha setara dengan 75 g/polybag, b4 = Bokashi daun lamtoro 20 ton/ha setara dengan 250 g/polybag Kapur dolomit 11,25 ton/ha setara dengan 45 g/polybag, b5 = Bokashi daun lamtoro 20 ton/ha setara dengan 250 g/polybag Kapur dolomit 15 ton/ha setara dengan 60 g/polybag, b6 = Bokashi daun lamtoro 20 ton/ha setara dengan 250 g/polybag kapur dolomit 18,75 ton/ha setara dengan 75 g/polybag, b7 = Bokashi daun lamtoro 30 ton/ha setara dengan 375 g/polybag Kapur dolomit 11,25 ton/ha setara dengan 45 g/polybag, b8 = Bokashi daun lamtoro 30 ton/ha setara dengan 375 g/polybag Kapur dolomit 15 ton/ha setara dengan 60 g/polybag, dan b9 = Bokashi daun lamtoro setara dengan 375 g/polybag Kapur dolomit 18,75 ton/ha setara dengan 75 g/polybag. Variabel yang di amati yaitu jumlah daun, luas daun, volume akar, berat kering tanaman, berat segar tanaman, dan kadar klorofil daun. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi bokasi daun lamtoro dosis  30 ton/ha dan dolomit dosis 18,75 ton/ha merupakan perlakuan yang terbaik tehadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada tanah gambut tetapi kombinasi bokasi daun lamtoro dosis 30 ton/ha dan dolomit dosis 11,25 ton/ha sudah efektif terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada tanah gambut.