Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STUNTING DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK (0-5 TAHUN) DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMAS CIKARANG Putri, Aulia Yasmin Mulyana; Hoerudin, Hoerudin; Padaallah, Ananda Patuh; Setianingsih, Triseu
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.44699

Abstract

Stunting adalah kondisi pertumbuhan anak terhambat sehingga menyebabkan tinggi badan lebih rendah disandingkan dengan umurnya. WHO (2022) menyatakan 148,1 juta (22,3%) balita menderita stunting. Pada tahun 2022, data melaporkan bahwa balita di Indonesia yang menderita stunting sebanyak 21,6%, di Jawa Barat 20,2%, dan tahun 2024 di Posyandu Wilayah Puskemas Cikarang 3,6%. Pengetahuan seorang ibu mengenai stunting memiliki pengaruh dalam membentuk perilaku yang mendukung pencegahan stunting dan memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang. Fokus dari studi ini untuk mengidentifikasi apakah antara pengetahuan ibu mengenai stunting dengan perilaku pencegahannya di anak usia 0-5 tahun di Posyandu wilayah Puskesmas Cikarang terdapat hubungan yang signifikan. Pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional diterapkan dalam studi ini untuk mengukur data. Teknik accidental sampling diterapkan untuk memperoleh sampel penelitian ini yang terdiri dari 99 ibu dengan anak usia 0-5 tahun dari populasi sebanyak 133 ibu dengan anak usia 0-5 tahun. Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan guna mengukur tingkat pengetahuan dan perilaku pencegahan. Uji Chi square adalah pengujian yang diterapkan diterapkan untuk menganalisis data. Temuan penelitian mengindikasikan adanya hubungan antara pengetahuan ibu mengenai stunting dan upaya pencegahannya, bernilai p = 0,018 (p≤0,05) dan Odds Ratio 2,935. Maka dari itu, pengetahuan ibu memengaruhi perilaku pencegahan stunting anak usia 0-5 tahun, dengan ibu berpengetahuan rendah 2,935 kali lebih berisiko memiliki perilaku pencegahan stunting kurang baik dibandingkan ibu berpengetahuan baik tentang stunting.
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN TINGKAT STRES MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN TUGAS AKHIR DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN Juarsih, Juarsih; Salsabila, Jihan; Padaallah, Ananda Patuh; Kadang, Yulta
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.45261

Abstract

Mahasiswa tingkat akhir sering mengalami stres saat mengerjakan tugas akhir. Berbagai faktor internal maupun eksternal mampu mempengaruhi tingkat stres, salah satunya ialah dukungan sosial orang tua. Dalam hal menekan tingkat stres akademik mahasiswa, salah satu yang berperan penting yaitu dukungan sosial orang tua. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan tingkat stres mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Medika Suherman. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui pendekatan deskriptif korelasi serta desain cross-sectional. Tingkat stres diukur menggunakan instrumen DASS-21. Pemilihan sampel dilakukan dengan probability sampling sehingga terpilih sebanyak 70 mahasiswa tahun terakhir di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Medika Suherman sebagai sampel. Hasil penelitian menandakan adanya hubungan yang signifikan terkait dukungan sosial orang tua dan tingkat stres mahasiswa dengan nilai p-value 0,001, di mana mahasiswa dengan dukungan sosial tinggi memiliki risiko lebih kecil mengalami stres berat (PR 0,480, CI 0,306–0,753) dan hubungan berada pada kategori sedang (CC 0,382). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan tingkat stres pada mahasiswa yang tengah menyelesaikan tugas akhir, berada pada kategori sedang dengan arah hubungan berbanding terbalik. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa lebih terbuka kepada orang tua agar mendapatkan dukungan sosial yang cukup.