Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Sekolah Tangguh Bencana : Edukasi Kebumian untuk Generasi Tangguh Limehuwey, Resti; Kotarumalos, Sitti Hafsa; Gultom, Rimawanto; Multi, Warni; Patty, Philipus Josepus; Ramadhan, Aditya; Bahri, Samsul
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2025): November 2025 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v5i6.901

Abstract

Abstrack Sekolah Tangguh Bencana : Edukasi Kebumian untuk Generasi Tangguh
Hydrogeology and Groundwater Potential in The Sirimau District, Ambon City, Maluku Province Matrutty, Michelle Theodora; Kololu, Micky; Limehuwey, Resti; Purwoarminta, Ananta; Ulfa, Yuniarti; Jati, Stevandrus Nalendra; Puradimaja, Deny Juanda
EKSPLORIUM Vol. 45 No. 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/eksplorium.2024.7050

Abstract

The demand for clean water in Sirimau District is the highest among all districts in Ambon City, with a total of 14.6 million liters per day for 146,453 people. Moreover, the demand for clean water is increasing with population growth. Therefore, research on hydrogeology and groundwater potential is necessary. The study aims to analyze the discharge and quality of groundwater. The methods used include field surveys, geoelectric measurements, and the analysis of physical and chemical water parameters. The geology of Sirimau district can be divided into five units: Kanikeh Formation, Ultramafic Rock, Ambon Volcanic Rock, Coral Limestone, and Alluvium. Unconfined aquifers are identified in three geological units: the Ambon Volcanic Rock, Alluvium and Coral Limestone, while confined aquifers are in the Ultramafic Rock and the Kanikeh Formation. The water facies are calcium magnesium bicarbonate and sodium-potassium chloride sulfate facies. The groundwater flow in Sirimau District has a northwest flow direction with an average hydraulic gradient of 0.0104. The groundwater discharge in the unconfined aquifer of the Ambon Volcanic Rock is 30 l/s, which is classified as a large discharge. The water quality from physical parameters does not exceed the maximum limit except for three sampling points. In contrast, the chemical content mostly does not exceed the maximum limit except at one drilled well location. Three springs develop due to fractures, while another occurs due to contact.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DAN PARIWISATA BERDASARKAN ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN DENGAN METODE SPATIAL MULTI-CRITERIA EVALUATION (SMCE) DI DAERAH KECAMATAN NUSANIWE, KOTA AMBON Kololu, Micky; Ferdinandus, Giovanny; Limehuwey, Resti; Puradimaja, Deny Juanda; Ulfa, Yuniarti; Purwoarminta, Ananta; Jati, Stevanus Nalendra
Journal of Science, Technology, and Visual Culture Vol. 5 No. 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : Jurusan Teknologi Produksi dan Industri, Institut Teknologi Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan adalah sumber daya yang terbatas dan harus dimanfaatkan sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Kecamatan Nusaniwe memiliki potensi sumber daya geologi dan rawan akan bencana geologi, sehingga diperlukan analisis kesesuaian lahan terutama untuk permukiman dan pariwisata. Beberapa hal yang menjadi alasan penelitian ini dilakukan antara lain; pembangunan permukiman pada Kecamatan ini belum merata, terdapat banyak lokasi pariwisata dan morfologinya di dominasi oleh lereng yang curam dan pesisir pantai. Penelitian ini menggunakan metode Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) untuk menganalisis kesesuaian lahan permukiman dan pariwisata. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa lahan yang sesuai untuk dijadikan lokasi pembangunan permukiman, antara lain; 0.7 km² di Desa Amahusu, 1.25 km² di Negeri Nusaniwe, 1.5 km² di Desa Latuhalat, 0.07 km² di Kelurahan Waihaong, 2.04 km² di Negeri Urimessing, 0.2 km² di Kelurahan Mangga Dua, 0.1 km² di Kelurahan Urimessing, 0.45 km² di Kelurahan Kudamati, 0.41 km² di Negeri Seilale, 0.6 km² di Kelurahan Benteng, dan 0.32 km² di Kelurahan Nusaniwe. Sedangkan untuk pariwisata terdapat empat lokasi yang cukup sesuai dan memiliki nilai keragaman geologi (geodiversity) yaitu Bukit Paralayang, Pantai Pintu Kota, Pantai Tanjung Nusaniwe dan Pantai Batu Lubang. Keempat lokasi ini berpotensi untuk dilakukan pengembangan geopark pada kawasan wisata tersebut.