Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Konsep Perlindungan Anak dalam Undang- undang dan Hukum Islam Lahuri, Setiawan bin; Hasanah, Neneng Uswatun
Ijtihad : Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam Vol 11, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ijtihad.v11i1.1253

Abstract

Sebagai Negara yang menganut sistem demokrasi dengan berbagai keberagaman budaya, agama, ras dan suku, maka pemenuhan hak sebagai warga negara perlu diperhatikan, termasuk di dalamnya berupa hak untuk mendapatkan perlindungan. Salah satunya adalah perlindungan terhadap anak dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan, karena apabila hal tersebut terjadi akan menghambat dan memperburuk kondisi kehidupan dan kemajuan mereka. Meskipun dewasa ini, telah banyak bentuk upaya untuk melakukan perlindungan kepada mereka dari diskriminasi dan kekerasan, namun belum mendapatkan hasil yang signifikan. Untuk itu perlu ditelusuri dalam konstitusi dan undang-undang Republik Indonesia apakah didapati butir atau point yang menjamin adanya perlindungan anak tersebut, juga bagaimana aplikasinya dalam tataran kehidupan riil. Disamping perlu diketengahkan pandangan Islam dan tatanan hukumnya terkait dengan perlindungan tersebut.Mengingat Islam adalah agama yang senantiasa memberi rasa aman dan nyaman kepada kelompok yang lemah seperti anak-anak, perempuan dan manula, khususnya dari pihak yang tidak bertanggung jawab dan ksatria.
STRATEGI CMS (CENTRE FOR MAWARITS STUDIES) UNIDA GONTOR DALAM IMPLEMENTASI PEMBAGIAN HARTA WARIS MENURUT ILMU MAWARIST DI KELUARGA MUSLIM Ria Rahmawati; Neneng Uswatun Khasanah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2019 BUKU II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.5873

Abstract

Ilmu Mawarits adalah salah satu cabang ilmu yang wajib dipelajari oleh umat Islam sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW karena ilmu mawarits ini akan hilang apabila tidak ada yang mempelajari dan mengajarkannya. Perselisihan ahli waris sering terjadi apabila dalam pembagian harta warisan dirasa tidak adil atau tidak sesuai dengan hukum atau norma yang berlaku. Masalah waris adalah termasuk dalam ranah perdata sehingga ada undang-undang yang mengatur masalah ini. Adakalanya dalam pembagian warisan menggunakan hukum perdata, hukum adat dan hukum wari Islam (mawarits). Indonesia mayoritas penduduknya adalah beragama Islam maka sudah sepatutnya umat Islam menggunakan ilmu mawarits dalam pembagian harta warisan yang ditinggalkan. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Reseach) yang menggunakan pendekatan normatif dengan analisis deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi CMS (Centre For Mawarits Studies) UNIDA Gontor dalam mengimplementasikan pembagian harta warisan menurut ilmu mawarist di keluarga muslim. Hasil dari penelitian ini adalah CMS membuat beberapa metode dan edukasi untuk keluarga muslim supaya mereka mampu mengimplementasikan pembagian harta warisan sesuai dengan ilmu mawarits diantaranya adalah; membentuk KSM (Keluarga Sadar Mawarits), metode PSP (Penentuan Sebelum Pembagian). Ketika keluarga muslim mengimplementasikan ilmu mawarist dalam keluarga; maka mereka sudah menjalankan cabang ilmu syariah yang tidak kalah pentingnya dengan aqidah.
KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF ISLAM Neneng Uswatun Hasanah, Lc.
At-Ta'dib Vol 4, No 2 (2009): Pendidikan Anak
Publisher : Fakultas Tarbiyah, Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/at-tadib.v4i2.591

Abstract

Pada zaman modern ini orang tua semakin sadar bahwapendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidakbisa ditawar-tawar. Oleh sebab itu tidak mengherankan pulabahwa semakin banyak orang tua yang merasa perlu cepat-cepatmemasukkan anaknya ke sekolah sejak usia dini. Pendidikan anakusia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar danstrategis dalam pembangunan sumberdaya manusia. Karenabagaimanpun mempersiapkan anak sejak dini berarti tlahmempersiapkan armada perang yang memiliki modal yang lebihdari cukup untuk menyongsong masa depan.Upaya pendidikan anak tidak akan lepas dari systempendidikan yang diterapkan. System pendidikan Islam sebagaisebuah system pendidikan yang berbasiskan Islam memilikitujuan-tujuan untuk membentuk generasi msa depan yangberkualitas pemimpin, yakni generasi pemimpin yangberkepribadian Islam dengan penguasaan tsaqofah Islam yangluas, dan menguasai ilmu kehidupan (sains dan teknologi) yangmemadai.Tulisan ini berusaha membahas suatu konsep pendidikananak usia dini dalam prespektif system pendidikan Islam. Suatukonsep pendidikan yang berasaskan pada Islam sebagai landasanteoritis pendidikan Islam yang dimulai sejak kandungan denganmetode-metode pendidikan yang lebih mengutamakan konsepketauhidan sebagai dasar hidup.
Analisis Pelaksanaan Pendidikan Pranikah di Kabupaten ‎Ponorogo Tahun 2020‎ Neneng Uswatun Khasanah; Andini Rachmawati; Ria Rahmawati
TSAQAFAH Vol 17, No 1 (2021): Islamic Education
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/tsaqafah.v17i1.5137

Abstract

ABSTRACTOne of the important roles of a harmonious marriage and household is in bearing and educating future generations. And, in this case education is needed so that these goals can be carried out properly. In order to implement the expected education, policies regulated by the government are also needed. For this reason, the government, with various considerations has issued the regulations related to the non-formal education that is called by pre-marriage courses. And, that regulation can be used as a guide in conducting pre-marriage courses. This research uses field research method which are qualitative descriptive with data collection that can indicate the realization of ideas and regulation. As for the result of this research, it shows that the Ministry of Religion in Ponorogo Regency in collaboration with the Office of Religious Affairs has been consistent in implementing pre-marriage courses even though they face various obstacles starting from 2008 to the present. In addition, the existence of this pre-marriage course proves the government’s contribution in helping to reduce the divorce rate at a young age.Keywords: Pre-Marriage Education, Implementation and Evaluation, Ponorogo Regency  ABSTRAKSalah satu peran penting pernikahan dan rumah tangga yang harmonis adalah dalam melahirkan dan mendidik generasi masa depan. Dan, dalam hal ini pendidikan sangat dibutuhkan agar tujuan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Agar terlaksananya pendidikan yang diharapkan ini, dibutuhkan pula kebijakan-kebijakan yang diatur oleh pemerintah setempat. Untuk itu, pemerintah dengan berbagai macam pertimbangan telah mengeluarkan aturan terkait pendidikan non formal yang dibungkus dalam bentuk kursus pra nikah. Peraturan pemerintah ini dapat dijadikan pedoman dalam menyelenggarakan kursus pra nikah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskripstif kualitatif dengan pengumpulan data yang dapat menunjuk realisasi suatu gagasan, ide dan peraturan. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwasannya Kemenag Kabupaten Ponogoro bekerjasama dengan Kantor Urusan Agama telah konsisten dalam melaksanakan kursus pra nikah walau dihadapkan berbagai macam kendala terhitung dari tahun 2008 hingga sekarang. Disamping itu, dengan adanya kursus pra nikah ini membuktikan adanya kontribusi pemerintah dalam membantu menekan angka perceraian di usia muda.Kata Kunci: Pendidikan Pra Nikah, Pelaksanaan dan Evaluasi, Kabupaten Ponorogo.
Epistemologi dan Teologi dalam Pemikiran al-Ghazali tentang Ilmu Kasyf Syamsuddin Arif; Kholili Hasib; Zainal Abidin; Neneng Uswatun Khasanah
TSAQAFAH Vol 16, No 2 (2020): Islamic Theology
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/tsaqafah.v16i2.4765

Abstract

 Epistemologi dalam tradisi tasawuf memiliki karakter yang intuitif, metafisik dan illuminatif. Salah satu bentuk epistemologi tasawuf imam al-Ghazali adalah kasyf. Pengetahuan kasyf merupakan pengetahuan tertinggi dalam pandangan imam al-Ghazali. Pengetahuan kasyf merupakan bentuk pengintuisian yang melibatkan jiwa, hati dan akal. Menurut imam al-Ghazali, pengintuisian melalui jalan kasyf merupakan limpahan dari Allah swt. Tetapi, seseorang yang mengalami pengintuisian ini apabila jiwa dan hatinya bersih. Selain itu akal yang mengalami pengintuisian ini adalah bukan akal diskursif dalam pengertian biasa. Tetapi bagi imam al-Ghazali ada bagian akal yang dalam disebut intellektus. Jiwa yang mengalami kasyf ia mendapatkan pengalaman spiritual hingga kondisi jiwanya itu berada pada posisi tinggi. Pengetahuan yang dimiliki dan masuk ke dalam jiwa menjadi pengetahuan yang tinggi pula. Melihat realitas dunia tidak seperti pandangan mata orang awam dalam kesadaran biasa. Sehingga pemahaman tauhidnya juga berbeda dengan pemahaman tauhid orang biasa. Seorang yang mendapatkan limpahan kasyf ini disebut muqarrabun. Melihat alam tidak seperti orang biasa melihat alam. Ia mendapatkan penemuan-penemuan pada tiga aspek. Penemuan hal (perasaan), penemuan kognitif (ilmu) dan penemuan tertinggi yaitu penemuan berupa pengintuisian terhadap kewujudan. Pada penemuan kognitif ini kasyf dapat difungsikan sebuah sebuah metode pengetahuan. Ia melalui beberapa fase. Fase pertama melibatkan ilmu rasional-empirik, kemudian dilanjutkan dengan proses intuitif sehingga sampai mencapai hakikat sejati. Berarti perspektif dalam tasawuf imam al-Ghazali memerlukan pengkajian ilmu sains (thabi’iyyat), dan ilmu thabi’iyyat harus ditimbang sebagai wasilah pada puncak tauhid. Epistemologi harus didasarkan pada teologi.
Strategi Belajar Daring yang Efisien dan Menyenangkan Bagi Siswa Sekolah Dasar Desa Kertosari Neneng Uswatun Khasanah; Martha Eri Safira; Atika Nur Hasanah
Khadimul Ummah Vol 4, No 2 (2021): Mei (2021)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ku.v4i2.9258

Abstract

Sudah hampir 2 tahun Pandemi COVID-19 masih terus meresahkan semua Negara di dunia begitu pun dengan Negara Indonesia. Dengan adanya virus COVID-19 ini tentu salah satunya berdampak kepada dunia pendidikan, di mana Pemerintah melarang dengan adanya kegiatan belajar secara langsung diganti dengan metode pembelajaran secara daring. Dalam hal ini menjadikan kendala bagi para siswa dalam pemahaman materi yang disampaikan oleh guru ataupun dalam mengerjakan tugas karena kurangnya pemahaman materi tersebut. Sehingga, berhubungan dengan adanya Kuliah Pengabdian Masyarakat – Daring Dari Rumah (KPM-DDR ini salah satu program kerja yang akan saya lakukan adalah melakukan pendampingan bimbingan belajar. Tujuannya adalah membantu para siswa dalam kegiatan belajar daring di rumah serta meningkatkan semangat belajar siswa selama pandemi COVID-19. Dalam tahapan bimbingan belajar ini terdapat 5 tahapan yaitu: memberikan motivasi, pemberian dan pemahaman materi, pelatihan kreativitas, games tanya jawab, serta pemberian reward.
AL-MASHALIH AL-MURSALAH (Sebagai Jawaban Problematika Kontemporer) Neneng Uswatun Hasanah
Ijtihad Vol. 6 No. 2 (2012)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1422.686 KB) | DOI: 10.21111/ijtihad.v6i2.5215

Abstract

Al-maslahah al-mursalah merupakan salah satu metode penerapan hukum dalam Islam (Syara) yang kasusnya tidak diatur secara eksplisit dalam al-Qur’an dan Hadits, hanya saja metode instinbat ini lebih menekankan pada aspek maslahat secara langsung. Sehubungan dengan metode ini, dalam ilmu ushul fiqh dikenal ada tiga macam mashlahah yaitu, mashlahah mu’tabarah, mashlahah mulghah dan mashlahah mursalah. Mashlahah pertama adalah mashlahah yang diungkapkan secara langsung baik dalam al-Qur’an maupun Hadits. Sedangkan mashlahah yang kedua adalah yang bertentangan dengan ketentuan yang termaktub dalam kedua sumber hukum asasi tersebut. Kemudian yang ketiga disebut mashlahah mursalah, yaitu yang tidak ditetapkan oleh kedua sumber hukum asasi tersebut dan tidak pula bertentangan dengan keduanya. Dan mashlahah mursalah ini terkadang disebut istishlah.
Epistemologi dan Teologi dalam Pemikiran al-Ghazali tentang Ilmu Kasyf Syamsuddin Arif; Kholili Hasib; Zainal Abidin; Neneng Uswatun Khasanah
TSAQAFAH Vol. 16 No. 2 (2020): Islamic Theology
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/tsaqafah.v16i2.4765

Abstract

 Epistemologi dalam tradisi tasawuf memiliki karakter yang intuitif, metafisik dan illuminatif. Salah satu bentuk epistemologi tasawuf imam al-Ghazali adalah kasyf. Pengetahuan kasyf merupakan pengetahuan tertinggi dalam pandangan imam al-Ghazali. Pengetahuan kasyf merupakan bentuk pengintuisian yang melibatkan jiwa, hati dan akal. Menurut imam al-Ghazali, pengintuisian melalui jalan kasyf merupakan limpahan dari Allah swt. Tetapi, seseorang yang mengalami pengintuisian ini apabila jiwa dan hatinya bersih. Selain itu akal yang mengalami pengintuisian ini adalah bukan akal diskursif dalam pengertian biasa. Tetapi bagi imam al-Ghazali ada bagian akal yang dalam disebut intellektus. Jiwa yang mengalami kasyf ia mendapatkan pengalaman spiritual hingga kondisi jiwanya itu berada pada posisi tinggi. Pengetahuan yang dimiliki dan masuk ke dalam jiwa menjadi pengetahuan yang tinggi pula. Melihat realitas dunia tidak seperti pandangan mata orang awam dalam kesadaran biasa. Sehingga pemahaman tauhidnya juga berbeda dengan pemahaman tauhid orang biasa. Seorang yang mendapatkan limpahan kasyf ini disebut muqarrabun. Melihat alam tidak seperti orang biasa melihat alam. Ia mendapatkan penemuan-penemuan pada tiga aspek. Penemuan hal (perasaan), penemuan kognitif (ilmu) dan penemuan tertinggi yaitu penemuan berupa pengintuisian terhadap kewujudan. Pada penemuan kognitif ini kasyf dapat difungsikan sebuah sebuah metode pengetahuan. Ia melalui beberapa fase. Fase pertama melibatkan ilmu rasional-empirik, kemudian dilanjutkan dengan proses intuitif sehingga sampai mencapai hakikat sejati. Berarti perspektif dalam tasawuf imam al-Ghazali memerlukan pengkajian ilmu sains (thabi’iyyat), dan ilmu thabi’iyyat harus ditimbang sebagai wasilah pada puncak tauhid. Epistemologi harus didasarkan pada teologi.
Analisis Pelaksanaan Pendidikan Pranikah di Kabupaten ‎Ponorogo Tahun 2020‎ Neneng Uswatun Khasanah; Andini Rachmawati; Ria Rahmawati
TSAQAFAH Vol. 17 No. 1 (2021): Islamic Education
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/tsaqafah.v17i1.5137

Abstract

ABSTRACTOne of the important roles of a harmonious marriage and household is in bearing and educating future generations. And, in this case education is needed so that these goals can be carried out properly. In order to implement the expected education, policies regulated by the government are also needed. For this reason, the government, with various considerations has issued the regulations related to the non-formal education that is called by pre-marriage courses. And, that regulation can be used as a guide in conducting pre-marriage courses. This research uses field research method which are qualitative descriptive with data collection that can indicate the realization of ideas and regulation. As for the result of this research, it shows that the Ministry of Religion in Ponorogo Regency in collaboration with the Office of Religious Affairs has been consistent in implementing pre-marriage courses even though they face various obstacles starting from 2008 to the present. In addition, the existence of this pre-marriage course proves the government’s contribution in helping to reduce the divorce rate at a young age.Keywords: Pre-Marriage Education, Implementation and Evaluation, Ponorogo Regency  ABSTRAKSalah satu peran penting pernikahan dan rumah tangga yang harmonis adalah dalam melahirkan dan mendidik generasi masa depan. Dan, dalam hal ini pendidikan sangat dibutuhkan agar tujuan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Agar terlaksananya pendidikan yang diharapkan ini, dibutuhkan pula kebijakan-kebijakan yang diatur oleh pemerintah setempat. Untuk itu, pemerintah dengan berbagai macam pertimbangan telah mengeluarkan aturan terkait pendidikan non formal yang dibungkus dalam bentuk kursus pra nikah. Peraturan pemerintah ini dapat dijadikan pedoman dalam menyelenggarakan kursus pra nikah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskripstif kualitatif dengan pengumpulan data yang dapat menunjuk realisasi suatu gagasan, ide dan peraturan. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwasannya Kemenag Kabupaten Ponogoro bekerjasama dengan Kantor Urusan Agama telah konsisten dalam melaksanakan kursus pra nikah walau dihadapkan berbagai macam kendala terhitung dari tahun 2008 hingga sekarang. Disamping itu, dengan adanya kursus pra nikah ini membuktikan adanya kontribusi pemerintah dalam membantu menekan angka perceraian di usia muda.Kata Kunci: Pendidikan Pra Nikah, Pelaksanaan dan Evaluasi, Kabupaten Ponorogo.
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR BAHASA ARAB DI MADRASAH DINIYAH MELALUI PENGEMBANGAN METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN Wati, Ida Susilo; Malikahani, Padma; Wildani, Fenita; Dzulfaida, Nisa; Rokhaniyah, Hesti; Uswatun Khasanah, Neneng
Khadimul Ummah Vol. 7 No. 1 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ku.v6i1.8804

Abstract

Kurangnya inovasi dalam pengembangan metode dan media pembelajaran, seringkali menjadikan proses pembelajaran tidak optimal dan kurang diminati siswa. Hal tersebut menjadi faktor pelaksanaan program pengembangan metode dan media pembelajaran di Madrasah Diniyah Al-Islam, Dusun Melikan, Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi. Selain itu, urgensi pembelajaran Bahasa Arab sebagai media untuk memahami materi-materi agama islam, menuntut adanya upaya untuk menjadikan siswa tertarik mempelajari Bahasa Arab. Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap siswa Madrasah Diniyah Al-Islam, menunjukkan ketidak tertarikan siswa belajar Bahasa Arab karena metode dan media pembelajaran yang terkesan kurang inovatif. Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa belajar Bahasa Arab, yaitu melalui pengembangan media pembelajaran berupa pembuatan video interaktif dan media pop up GEMAS (game pembelajaran Bahasa arab asyik). Selain itu, metode pembelajaran juga dikembangkan melalui aktifitas bernyanyi dan bermain sambil menghafal untuk menghidupkan suasana kelas. Hasil dari program ini menunjukkan adanya peningkatan minat siswa dalam belajar Bahasa Arab, yang dapat dilihat dari hasil survey di akhir program. Antusias siswa meningkat drastis setelah program dilaksanakan. Hal tersebut menunjukkan, bahwa pengembangan metode dan media pembelajaran diperlukan, untuk meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar. Kreatifitas dan inovasi guru diperlukan dalam mengimplementasikan metode dan media pembelajaran yang dikembangkan.