Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kontribusi Sosial Agama Modin dalam Menghadapi Transformasi Budaya Nyadran di Pagelaran Malang Sholichah, Norma Ita; Bukhori, Ahmad
INTAJ : Jurnal Penelitian Ilmiah Vol 2 No 02 (2018): blackmoon
Publisher : LP3M IAI Al-Qolam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6971.849 KB) | DOI: 10.6084/intaj.v2i02.155

Abstract

This study aims to find out the modin social contribution to the transformation of nyadran tradition in Pagelaran Malang, as well as the concrete forms of modin's involvement in the transformation of the tradition. This study uses descriptive qualitative research method that seeks to produce descriptive data in the form of narration about the observed phenomena, expressions or notes that occur during the research process naturally and holistically (intact). This research was conducted in Pagelaran, a sub-district of Malang Regency, namely in the Village of Banjarejo and the Hamlet of Sukoarum. In connection with the main issues, namely the role or social contribution of modin in the nyadran cultural transformation, there were several findings: (1) the social contribution of modin is coordinating with religious leaders and elders to holding tahl?l and istigh?tsah at the nyadran in Sukoarum, compiling the Islamic nyadran program in collaboration with other village officials for it, socializing nyadran to the hamlet communities order to participate in preserving the culture, as well as participating and at the same time as the coach of the tradition in the hamlet, (2) the concrete forms of Modin's involvement in the nyadran transformation are: actively participating in tahl?l and istigh?tsah in pasarean (cemetery) Sukoarum until now, monitoring Islamic religious activities at the location of the pasarean by holding tahl?l every thursday night legi, working with donors to participate in orphanage compensation every nyadran on 1 Muharram (1 Suro), in collaboration with the Hamlet Head of Sukoarum to continue preserving the cultural tradition of nyadran.
ANALISIS BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMNET INSTRUMENT (OCAI) PADA PT BANDENG JUWANA ELRINA Bukhori, Ahmad; Suharnomo, Suharnomo
Diponegoro Journal of Management Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Faculty of Economics and Business Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.197 KB)

Abstract

Rigorous competition in the era of globalization becomes a challenge and a stimulant for every company to undertake changes continously. As a result, companies are able to develop and to preserve their existence. PT Bandeng Juwana Elrina is one of manufacturers which produces processed food called bandeng. This company is doing inexorably improvements and developments. Nonetheless, in the development process, the company has not analyzed yet systematic cultural analyzes. It can be the guidance for the company in the development process and the improvement process. Therefore, this research makes a mapping of organizational culture. This research is intended to analyze the organizational culture profile. Then the result can be an advice for the company in formulating an accurate organizational culture. This research has been conducted by using OCAI ( Organizational Culture Assesment Instrument) method. This research surveyed the Board of Director,  the General Manager,  the department manager and the department head. Through descriptive quantitative approach, this research would be expected being able to reveal and to analyze the cultural profile of PT Bandeng Juwana Elrina. The result of this research shows that there are differences in cultural perception among the Board of Director and the three lower positions. There are the General Manager, the department manager and the department head. They argue that the current dominant culture is clan. In contrast, the Board of Director points out that the recent dominant culture is adhocracy. On the other hand, these four positions also have different perceptions in the organizational culture profile which will be expected in the future. The Board of Director expects that it will be a combination of clan culture and adhocracy. The General Manager and the department head hope that  it will be an adhocracy culture. The portrait of current culture are the dominancy of clan culture and the different perception among position stages. The different perception is in the expectation of organizational culture in the future time. It tends to dirrect at clan culture and adhocracy. These can be the consideration for the company to formulate the culture which is appropriate with the company’s vision and mision.
REKONSTRUKSI MANAJEMEN MUTU PESANTREN MELALUI PENDEKATAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) Bukhori, Ahmad
Jurnal Studi Pesantren Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Studi Pesantren
Publisher : Pascasarjana Universitas Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35897/studipesantren.v4i2.1544

Abstract

Pesantren as a traditional educational institution plays an important role in shaping the character and personality of the younger generation. However, in order to remain relevant and high-quality in facing the challenges of the modern era, pesantren need to update and improve their quality management systems. This article proposes a Total Quality Management (TQM) approach as a framework for reconstructing the quality management of pesantren. Through this approach, pesantren can focus their efforts on serving the students, involve all members of the pesantren in continuous improvement, and ensure that every process runs efficiently and effectively. Core TQM concepts, such as organizational member participation, fact-based decision-making, and continuous improvement, are explained in the context of their implementation in pesantren. Practical steps for applying TQM in pesantren are also presented, including initial assessment, quality goal setting, training and development, and continuous evaluation. It is hoped that by adopting the TQM approach, pesantren can improve service quality, strengthen relationships with stakeholders, and ensure the long-term sustainability of the institution.
Tinjauan Hukum Terkait Pencemaran Limbah Rumah Tangga Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Suryani, Suryani; Saputra, Mahadi; Nurhidayatulloh, Anton; Rizky Fitriani, Alfiena; Bukhori, Ahmad; Sutrisno, Sutrisno
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 1 No. 10 (2022): Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v1i7.194

Abstract

Kurangnya kesadaran terhadap lingkungan sendiri. Masih banyak yang masih kurang mengerti akan kebersihan lingkungan, sehingga mereka dengan mudahnya membuang limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga terhadap lingkungan hidup dan apakah pencemaran lingkungan hidup oleh limbah rumah tangga sebagai suatu tindak pidana serta bagaimana sanksi terhadap pelaku pencemaran limbah rumah tangga menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. Limbah rumah tangga dapat mengganggu kesehatan manusia dan kelangsungan hidup makhluk hidup lainnya. Menumpuknya limbah rumah tangga mengandung bakteri dan sangat membahayakan kesehatan lingkungan. Dampak dari limbah rumah tangga sangatlah mengganggu lingkungan hidup karena mengancam kehidupan ekosistem air, menyebabkan penyakit, menurunnya kualitas air, tumbuhnya kuman penyakit, membuat air tak layak untuk di konsumsi dan menyebabkan banjir. 2. Pencemaran lingkungan oleh limbah rumah tangga telah memenuhi kriteria sebagai suatu tindak pidana, karena limbah rumah tangga yang merupakan sisa hasil kegiatan rumah tangga baik itu berbentuk cair maupun padat sudah melampaui ambang batas baku mutu yang disyaratkan dan merusak atau mencemarkan lingkungan hidup. 3. Sanksi bagi pelaku pencemaran limbah rumah tangga menurut UU No. 32 Tahun 2009 adalah dikenakan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) sebagaimana tercantum dalam Pasal 98, 99, 100, 102 dan 103. Terdapat akumulasi pidana pokok yaitu pidana penjara dan pidana denda.
Pengabdian kepada Masyarakat melalui Penerapan Akuntansi Hijau dalam Pengelolaan Limbah untuk Keberlanjutan Pangan di Desa Sodong, Kabupaten Pandeglang Suryani, Nani; Fadillah, Hendry Noer; Maulani, Tuti Rostianti; Shopal, Odi; Kholipah, Siti; Anjani, Ega; Rohimah, Iyar; Juliani, Juliani; Jundullah, Jundullah; Bukhori, Ahmad; Nugraha, Deska Dwi; Utami, Syifa Nurul; Firdaus, Rizki Amsyarul
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 10 No 3 (2025): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v10i3.1498

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat - Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan praktik pengelolaan limbah melalui penerapan akuntansi hijau guna mendukung keberlanjutan pangan di Desa Sodong, Kabupaten Pandeglang. Program dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu sosialisasi pentingnya konsep pangan berkelanjutan, pelatihan pengolahan limbah pangan, serta serah terima aset teknologi pengolahan limbah. Aset yang diberikan meliputi mesin cetak paving blok berbahan limbah plastik, mesin pencacah sampah yang telah dimodifikasi, serta teknologi bioenzim sebagai alternatif pengolahan organik. Evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat merespons dengan sangat positif. Respon kepuasan dan antusiasme dari masyarakat menunjukkan kepuasan terhadap program yang telah dilaksanakan. Bantuan berupa teknologi dan inovasi diberikan kepada masyarakat untuk dapat dimanfaatkan secara optimal. Hasil ini menegaskan bahwa penerapan akuntansi hijau tidak hanya memberikan kerangka pengelolaan limbah yang lebih sistematis, tetapi juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keberlanjutan pangan desa. Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan menjadi model pengabdian masyarakat yang berkelanjutan dan dapat direplikasi di desa lain yang memiliki permasalahan serupa. The community service program, Community Service – Community Empowerment by Students, aims to increase awareness and practice of waste management through the application of green accounting to support food sustainability in Sodong Village, Pandeglang Regency. The program is implemented through several stages, namely socialization of the importance of the concept of sustainable food, training in food waste processing, and the handover of waste processing technology assets. The assets provided include a paving block printing machine made from plastic waste, a modified waste shredder, and bioenzyme technology as an alternative to organic processing. The evaluation of the activity shows that the community responded very positively. The response of satisfaction and enthusiasm from the community indicates satisfaction with the program that has been implemented. Assistance in the form of technology and innovation is provided to the community for optimal utilization. These results confirm that the application of green accounting not only provides a more systematic waste management framework but also encourages active community participation in maintaining village food sustainability. Thus, this activity is expected to become a model of sustainable community service and can be replicated in other villages with similar problems.
PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KELURAHAN AEK MANIS KECAMATAN SIBOLGA SELATAN KOTA SIBOLGA Fuady Dharma Harahap, Andes; Safri Hasibuan, Iskandar; Endang Nasution, Fery; Sormin, Darlina; Sari, Novila; Isnaini Harahap, Fitri; Hasibuan, Nadia; Pulungan, Nurpadilah; Khoiuruddin, Khoiruddin; Riski Ananda, Ihwan; Halimatussakdiyah, Halimatussakdiyah; Alwi, Ahmad; Sihombing, Novi; Daulay, Delfina; Lestari Koto, Putri; Bukhori, Ahmad; Sauri Nasution, Sofyan; Alam Sani, Fajri; Simatupang, Juli; Salamah, Siti; Sandi, Gunawan; Sukma, Dewi; Akbar, Machmul; Dodi Saputra, Muhammad; Silviyani Siregar, Sindi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 12 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i12.4761-4772

Abstract

Kuliah Kerja Nyata  (KKN) adalah suatu bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat yang merupakan salah satu bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi. Diharapkan dengan adanya program KKN menjadikan pengalaman yang dapat meningkatkan kedewasaan dan profesionalisme mahasiswa serta sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan. Pengalaman lain yang didapat oleh mahasiswa adalah saat menghadapi kehidupan masyarakat sebenarnya, memahami pola pikir masyarakat yang bervariasi. Melalui kegiatan KKN ini, mahasiswa mampu mengenal kondisi sosial di suatu daerah secara langsung dengan segala permasalahan yang ada yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Dengan kehadiran mahasiswa di desa tersebut menjadi jalan bagi masyarakat setempat dalam mencari solusi dan memecahkan permasalahan yang ada. Kuliah Kerja Nyata ini juga didukung oleh lembaga pemasyarakatan setempat. Dimana dengan hadirnya mahasiwa ditengah-tengah masyarakat akan membantu masyarakat setempat. Dengan harapan agar mampu meningkatkan taraf kualitas hidup dan perekonomian warga setempat. Dan melahirkan sumber daya manusia yang bekualitas yang mampu bersaing di era globalisasi. Karena adanya kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat agar terwujudnya masyarakat yang kreatif dan edukatif. Mahasiswa KKN ini melakukan kegiatan di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan kota Sibolga. Masyarakat Kelurahan Aek Manis pada umum nya menyambut baik kedatangan mahasiswa untuk membawa perubahan melalui Pengelolaan sampah dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat
KESERASIAN SOSIAL DAN POLITIK DALAM MASYARAKAT “BERBILANG KAUM” DI KOTA SIBOLGA Fuady Dharma Harahap, Andes; Husein Nst, Ahmad; Pulungan, Darmasyah; Sari, Novila; Fadillah, Anggun; Isnaini Harahap, Fitri; Hasibuan, Nadia; Pulungan, Nurpadilah; Khoiruddin, Khoiruddin; Riski Ananda, Ihwan; Halimatussakdiyah, Halimatussakdiyah; Alwi, Ahmad; Sihombing, Novi; Daulay, Delfina; Lestari Koto, Putri; Bukhori, Ahmad; Sauri Nasution, Sofyan; Alam Sani, Fajri; Simatupang, Juliana; Salamah, Siti; Sandi, Gunawan; Sukma, Dewi; Akbar, Machmul; Dodi Saputra, Muhammad; Silviyani Siregar, Sindi
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 12 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i12.2023.5414-5427

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk melihat sejauh mana implementasi konstruksi keragaman masyarakat Indonesia di Kota Sibolga yang dikenal sebagai “Negeri Berbilang Kaum”.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, bahasa pesisir sebagai bahasa pemersatu diantara etnis yang berbeda, sehingga keberadaan bahasa pesisir tersebut dapat mendukung terciptanya masyarakat yang serasi dan rukun. Kondisi keserasian sosial ini juga terlihat dari adanya Adat Sumando sebagai adat pemersatu dalam setiap perkawinan yang dilakukan. Adat Sumando adalah pertambahan atau percampuran satu keluarga dengan keluarga lain yang seagama, yang diikat dengan tali pernikahan menurut hukum Islam dan disahkan dengan suatu acara adat Pesisir. Adat ini merupakan campuran dari hukum Islam, adat Minangkabau, dan adat Batak. Keberadaan Adat Sumando inilah yang membuat kota ini menjadi lebih unik, dimana ketika etnis Batak yang sudah masuk ke dalam Adat Sumando yang notabene beragama Islam, maka marga yang ada tetap dipakai. Hal inilah membuat masyarakat yang bermarga Batak tetapi beretnis Pesisir. Dari hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa ada beberapa faktor pendukung terciptanya keserasian sosial dalam masyarakat multi etnis di Kota Sibolga sebagai berikut: Pertama; faktor historis, dimana sejak berdirinya kota ini telah ramai di kunjungi oleh pendatang dari berbagai daerah dan beragam etnis yang terjalin dalam interaksi sosial yang harmonis sehingga menjadikan kota ini sebagai kota yang dinamis dan terbuka serta menjadi kota yang mapan dalam mengelola masyarakat yang harmonis dalam keberagaman (harmony in diversity). Kedua; faktor adaptasi, dimana kemampuan masyarakat yang tinggal di kota ini dalam menguasai bahasa Pesisir dalam berinteraksi sehari-hari, sehingga kemampuan adaptif inilah yang membuat masyarakat hidup serasi dan rukun. Ketiga; faktor demografi dan pola pemukiman, dimana dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi di kota ini mengakibatkan pola pemukiman membaur yang cenderung meniadakan garis pemisah (border line) atau mereduksi komunikasi yang terbatas, sehingga dapat meningkatkan interaksi dan kontak sosial yang semakin intens.