Maluku Utara memiliki potensi kelautan yang melimpah, menjadikannya sebagai salah satu daerah unggulan dalam sektor perikanan di Indonesia. Produk perikanan lokal seperti tuna, cakalang, dan kerapu berpotensi besar untuk diekspor. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah peningkatan mutu produk yang sesuai dengan standar internasional. Keterbatasan fasilitas rantai dingin, penanganan pascapanen yang kurang optimal, serta pemahaman yang terbatas mengenai regulasi mutu menjadi hambatan utama dalam meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar global. Dialog Pro Kelautan dilaksanakan untuk membahas potensi perikanan Maluku Utara serta tantangan yang dihadapi dalam menjawab tuntutan mutu ekspor. Metode pelaksanaan melibatkan diskusi interaktif melalui siaran langsung di RRI Ternate, dengan narasumber dari berbagai sektor, termasuk akademisi, pemerintah, serta pelaku usaha. Diskusi ini berfokus pada pemenuhan standar internasional dalam pengolahan hasil perikanan dan penguatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendampingan. Hasil dari dialog ini menunjukkan adanya kesadaran yang tinggi di kalangan pelaku usaha dan masyarakat pesisir mengenai pentingnya mutu ekspor. Rekomendasi yang dihasilkan mencakup perlunya pengembangan infrastruktur pendukung seperti cold storage, penerapan teknologi pengolahan berbasis digital, serta peningkatan pelatihan bagi nelayan dan pelaku usaha. Sinergi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem perikanan yang berdaya saing global. Kesimpulan dari dialog ini adalah pentingnya penerapan standar internasional dan optimalisasi rantai pasok untuk meningkatkan daya saing produk perikanan Maluku Utara di pasar ekspor global