Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERAN KONDISI GEOGRAFIS TERHADAP PERKEMBANGAN DAN KERUNTUHAN KERAJAAN TARUMANEGARA fitri, sunita; Safitri, Wulan; Sani Safitri; Rani Oktapiani
Jurnal Pendidikan Sejarah Humaniora dan Ilmu Sosial Vol 3 No 1 (2025): Vol 3 NO. 1 Mei 2025
Publisher : Prodi Pendidikan Sejarah FKIP USI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/c6rzbx43

Abstract

Artikel ini membahas tentang peran strategis kondisi geografis dalam perkembangan dan keruntuhan Kerajaan Tarumanegara, salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terletak di wilayah barat Pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan mengkaji data sekunder berupa prasasti, catatan sejarah, dan literatur ilmiah terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa letak kerajaan yang berada di sepanjang Sungai Citarum, Cisadane, dan Ciliwung memberikan keuntungan dalam sektor pertanian, perdagangan, dan pengembangan budaya Hindu-Buddha. Geomorfologi dataran rendah yang subur dan sistem irigasi yang baik juga mendukung stabilitas ekonomi kerajaan. Namun, keruntuhan Tarumanegara dipengaruhi oleh berbagai faktor internal seperti melemahnya kekuasaan pusat, konflik elit, dan kerusakan sistem irigasi, serta faktor eksternal berupa bangkitnya kerajaan lain seperti Sriwijaya dan Medang, perubahan jalur perdagangan, dan bencana alam. Artikel ini menegaskan bahwa faktor geografis tidak hanya mendukung kemajuan, tetapi juga berperan dalam dinamika kemunduran suatu kerajaan.  
TRADISI RUWATAN RAMBUT GEMBEL DI DIENG KULON KECAMATAN BATUR KABUPATEN BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH Albizzia, Oktarina; Safitri, Wulan
TheJournalish: Social and Government Vol. 6 No. 3 (2025): Social and Government
Publisher : CV The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/tsg.v6i3.1029

Abstract

Tradisi ruwatan rambut gembel merupakan salah satu praktik budaya masyarakat Jawa yang masih dilestarikan hingga saat ini, khususnya di wilayah Dataran Tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Tradisi ini dipercaya sebagai upacara sakral untuk melepaskan aura negatif atau malapetaka yang melekat pada anak berambut gembel, sekaligus menjadi identitas sosial dan spiritual masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna sosial, prosesi, serta manifestasi pelestarian tradisi ruwatan rambut gembel, serta keterkaitannya dengan pengembangan pariwisata budaya melalui Dieng Culture Festival (DCF). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melalui teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak berambut gembel dipandang memiliki status sosial khusus di masyarakat Dieng, sehingga prosesi ruwatan tidak dapat dilakukan sembarangan, melainkan harus melalui tata cara tertentu dengan pemenuhan syarat yang diajukan oleh anak. Prosesi ruwatan dilaksanakan secara mandiri dalam lingkup keluarga maupun secara massal dalam agenda DCF yang kini menjadi ikon budaya sekaligus daya tarik wisata. Pelestarian tradisi ini tidak hanya menjaga kearifan lokal dan identitas budaya, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui transformasi mata pencaharian dari sektor pertanian ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan demikian, tradisi ruwatan rambut gembel menjadi wujud nyata integrasi antara pelestarian budaya, spiritualitas, dan pemberdayaan masyarakat.
Transformasi Life Insurance Syariah di Era Digital melalui Analisis Sistem Operasionaldalam Perspektif Eliminasi Gharar, Maisir, dan Riba Andini Oktavia Widayanti; Safitri, Wulan; Fatiya Irfana Fadhila; Joni Ahmad Mughni
Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis (JEMB) Vol. 3 No. 2 (2025): In Press
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jemb.v3i2.5920

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transformasi life insurance syariah di era digital melalui kajian sistemoperasional dalam perspektif eliminasi gharar, maisir, dan riba. Latar belakang penelitian ini didasari oleh masihditemukannya praktik ketidakjelasan akad dan pengelolaandana yang tidak sesuai prinsip syariah pada sistem asuransikonvensional. Penelitian ini menggunakan metodekepustakaan (library research) dengan pendekatan deskriptifkualitatif melalui analisis terhadap berbagai literatur dan regulasi terkait industri asuransi syariah. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa digitalisasi sistem operasional asuransisyariah, seperti penerapan akad digital, transparansi dana berbasis dashboard, dan integrasi blockchain, mampumemperkuat eliminasi gharar, maisir, dan riba. Selain itu, digitalisasi meningkatkan efisiensi layanan dan kepercayaanpeserta terhadap lembaga asuransi. Penelitian inimenegaskan bahwa transformasi digital menjadi faktor kuncidalam memperkuat nilai-nilai keadilan, amanah, dan transparansi dalam industri life insurance syariah.  
Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak Etil Asetat Daun Sungkai (Peronema canescens jack.) dan Uji Aktivitas Imunomodulator Safitri, Wulan; Latief, Madyawati; Susanto, Nindita Clourisa Amaris
Jambura Journal of Chemistry Vol 6, No 2 (2024): August
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jambchem.v6i2.15506

Abstract

Sungkai (Peronema canescens Jack.) is a plant native to Indonesia that is traditionally used for dehumidifiers, treating malaria and increasing endurance. This study aims to isolate the compounds in the ethyl acetate extract of sungkai leaves and test the immunomodulatory activity of these compounds. Sungkai leaves were carried out stratified maceration using n-hexane, ethyl acetate and methanol solvents, then phytochemical screening of ethyl acetate extract of sungkai leaves, followed by an isolation process using the KVC method and isolates were obtained on F3. Phytochemical screening of F3 isolates contains steroid compounds. Immunomodulatory activity tests showed that in EEADS 50 mg/Kgbb, 150 mg/Kgbb, 450 mg/Kgbb, K+ and isolates there was an increase in the number of leukocytes and % macrophage activity compared to K-. The EEADS treatment of 50 mg/Kgbb, 150 mg/Kgbb and isolates of 0.7 mg/Kgbb did not differ markedly from K- but differed markedly from the EEADS treatment of 450 mg/Kgbb and K+. At a dose of 450 mg/Kgbb there was an increase in leukocytes and the highest % macrophage activity which was almost close to K+ (Imboost 0.7 mg/Kgbb). The UV-Vis spectrum of the F3 isolate shows a maximum absorption peak at 267 nm indicating the presence of a nonconjugation double bond. The FTIR spectrum shows isolates have groups O-H (3381.13cm-1), aliphatic C-H (2939.10cm-1), C=C (1631.44cm-1), C-H (1449.42-1362.82cm-1), and C-O (1022.32cm-1). Based on the literature comparison, the pattern of the UV-Vis spectrum and FTIR of F3 isolates has similarities with the UV-Vis and FTIR spectrum of steroid group compounds, namely β-Sitosterol.