Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI TWO-TIER MULTIPLE CHOICE QUESTION UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI KINGDOM PLANTAE Nofiana, Mufida -; -, Sajidan -; Karyanto, Puguh -
Jurnal Inkuiri Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Inkuiri
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB)

Abstract

Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang salah satunya adalah penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada materi kingdom plantae membutuhkan kemampuan seperti menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Pengukuran kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi kingdom plantae dapat dilakukan dengan instrumen evaluasi two-tier multiple choice question. Penelitian pengembangan instrumen evaluasi bertujuan untuk mengetahui (1) karakteristik instrumen evaluasi two-tier multiple choice question yang mampu mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, (2) kelayakan instrumen evaluasi two-tier multiple choice question sebagai evaluasi formatif, (3) respon siswa terhadap instrumen evaluasi two-tier multiple choice question yang diterapkan di SMA. Penelitian pengembangan instrumen evaluasi menggunakan model Research and Development (R&D) mengacu pada Borg and Gall (1983) yang telah dimodifikasi. Sampel pengembangan meliputi 4 validator ahli, 20 siswa pada uji terbatas, 64 siswa pada uji lapangan, dan 64 siswa pada uji korelasi penggunaan instrumen evaluasi. Analisis data dilakukan dengan rumus persentase dan uji korelasi pearson. Hasil penelitian menunjukkan (1) karakteristik instrumen evaluasi two-tier multiple choice question antara lain dikembangkan berdasarkan indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi Anderson dan Krathwohl (2001) meliputi menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan; memiliki validitas dengan interpretasi minimal “cukup”; dan reabilitas “tinggi” (2) kelayakan produk instrumen evaluasi dijamin melalui validitas isi yang “baik”; validitas konstruk yang “baik”; validitas butir soal dengan interpretasi minimal “cukup”, tingkat kesukaran soal dengan proporsi 15% mudah: 80% sedang: 5% sulit; daya pembeda soal dengan interpretasi minimal “cukup”, dan kepraktisan penggunaan yang “baik” (3) respon siswa terhadap penerapan instrumen evaluasi didapatkan melalui uji korelasi antara instrumen bentuk two-tier multiple choice question dengan bentuk multiple choice question. Terdapat korelasi antara kedua bentuk instrumen tersebut dengan nilai sebesar 0,15. Artinya siswa memberikan respon yang sama dalam mengerjakan kedua bentuk soal tersebut. Instrumen evaluasi two-tier multiple choice question dapat digunakan sebagai alternatif instrumen evaluasi formatif di skeolah dengan penerapan lebih lanjut.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI TWO – TIER MULTIPLE CHOICE QUESTION UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Nofiana, Mufida -; -, Sajidan -; Karyanto, Puguh -
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains FKIP UNS Vol 1, No 1 (2014): Seminar Nasional Pendidikan Sains IV (SNPS IV 2014)
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB)

Abstract

Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang salah satunya adalah penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thingking skills). Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi membutuhkan kemampuan seperti menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Salah satu cara  pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan dengan instrumen evaluasi two-tier multiple choice question. Penelitian pengembangan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui (1) karakteristik instrumen evaluasi two-tier multiple choice question yang dikembangkan, (2) kelayakan instrumen evaluasi two-tier multiple choice question sebagai evaluasi formatif. Penelitian pengembangan menggunakan model Research and Development (R&D) mengacu pada Borg and Gall (1983) yang telah dimodifikasi. Sampel pengembangan meliputi 4 validator ahli, 20 siswa pada uji terbatas, dan 64 siswa pada uji lapangan. Analisis data dilakukan dengan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan (1) karakteristik instrumen evaluasi two-tier multiple choice question yang dikembangkan antara lain mengacu pada indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi Anderson dan Krathwohl (2001) meliputi menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan; memiliki validitas dengan interpretasi minimal “cukup”; dan reabilitas “tinggi” (2) kelayakan produk instrumen evaluasi dijamin melalui validitas isi dengan kategori“baik”; validitas konstruk dengan kategori “baik”; validitas butir soal dengan interpretasi minimal “cukup”, tingkat kesukaran soal dengan proporsi 15% mudah: 80% sedang: 5% sulit; daya pembeda soal dengan interpretasi minimal “cukup”, dan kepraktisan penggunaan dengan kategori “baik”.  
Pengembangan Instrumen Evaluasi Higher OrderThinking Skills Pada Materi Kingdom Plantae Nofiana, Mufida; , Sajidan; , Puguh
Pedagogi Hayati Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Pedagogi Hayati
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.273 KB)

Abstract

Abstrak: Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang salah satunya adalah penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thingking skills). Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi membutuhkan kemampuan seperti menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Salah satucara pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan dengan instrumen evaluasi two-tier multiple choice question. Penelitian pengembangan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui (1) karakteristik instrumen evaluasi two-tier multiple choicequestion yang dikembangkan, (2) kelayakan instrumen evaluasi two-tier multiple choice question sebagai evaluasi formatif. Penelitian pengembangan menggunakan model Research and Development (R&D) mengacu pada Borg and Gall (1983) yang telah dimodifikasi. Sampel pengembangan meliputi 4 validator ahli, 20 siswa pada uji terbatas, dan 64 siswa pada uji lapangan. Analisis data dilakukan dengan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan (1) karakteristik instrumen evaluasi two-tiermultiple choice question yang dikembangkan antara lain mengacu pada indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi Anderson dan Krathwohl (2001) meliputi menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan; memiliki validitas dengan interpretasi minimal “cukup”; dan reabilitas “tinggi” (2) kelayakan produk instrumen evaluasi dijamin melalui validitas isi dengan kategori“baik”; validitas konstruk dengan kategori “baik”; validitas butir soal dengan interpretasi minimal “cukup”, tingkat kesukaran soal dengan proporsi 15% mudah: 80% sedang: 5% sulit; daya pembeda soal dengan interpretasi minimal “cukup”, dan kepraktisan penggunaan dengan kategori “baik”.
The Effect of Contextual Teaching and Learning (CTL) Model towards the Student's Science Literacy on Bio Diversity in MAN 2 Banyumas Priyani, Yahnun; Nofiana, Mufida; Julianto, Teguh
Jurnal Kiprah Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Kiprah Volume 7 Nomor 1, Juni 2019
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.959 KB) | DOI: 10.31629/kiprah.v7i1.996

Abstract

This research aimed to find out the effect of CTL model towards the student's science literacy on bio diversity inMAN 2 Banyumas. This quasi experiment research was conducted in September 2018 using posttest only controlgroup design. The samples of this research were the tenth graders of MIPA 3 as the control class and the tenth graders of MIPA 5 as the experiment class that were chosen using cluster random sampling. The data of this research were the student's science literacy score that included content, context, and science process which were collected using written test and observation. The written test was used to measure the content and context of the science literacy, while the observation was used to measure the process. The data were then analyzed using t-test, F-test, and Eta correlation test. The results showed that CTL model has a strong effect toward the student's science literacy with correlation score 0.638. CTL model also had various effects on each aspect. It showed low effect on the aspect of content with correlation score 0.296 and strong effects on the aspect of context and process with correlation score 0.644 and 0.613. Based on the results, it was concluded that CTL model had some effects toward the student's science literacy on bio diversity in MAN 2 Banyumas. Keywords: CTL Model, Student's Science Literacy, Bio Diversity
Enhancing Classroom Learning through Hybrid Teaching and Learning: Insights from a Four-Session Training Program Badarudin, Badarudin; Wiarsih, Cicih; Nofiana, Mufida; Risnani, Listika Yusi; Tek, Ong Eng
Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 15 No. 1 (2023): Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/dinamika.v15i1.16923

Abstract

Hybrid learning, with a focus on facilitating students’ problem-solving skills, is a new and innovative approach which teachers can employ to inculcate higher-level thinking among their students. Accordingly, the purpose of this hybrid training program is to equip teachers with the skills to create hybrid learning instruments that facilitate problem-solving in their classrooms. The training methods include presentations, Q&A sessions, discussions and performances in the form of direct exercises guided by a facilitator (or resource person). Offline teachers from Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Kramat and online teachers from a primary school, or Sekolah Dasar (SD) MI Muhammadiyah Se-Banyumas attended the training. In general, training activities are structured into 4 stages, namely (1) training on creating instruments and implementing hybrid learning to support problem-solving; (2) assisting in the creation of hybrid learning instruments; 3) monitoring, testing, and implementing hybrid learning in the classroom; and 4) reflecting on the outcomes of implementing hybrid learning. Insights gained from the training program that aims to create hybrid learning instruments, are presented and discussed.
UPAYA PENINGKATAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL Nofiana, Mufida; Julianto, Teguh
Biosfer: Jurnal Tadris Biologi Vol 9 No 1 (2018): Biosfer: Jurnal Tadris Biologi
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/biosf.v9i1.2876

Abstract

Hasil penelitian terdahulu tentang profil literasi sains siswa SMP di kota purwokerto menunjukkan bahwa literasi sains siswa dalam aspek konten, konteks, maupun proses masih tergolong rendah. Rendahnya literasi sains menyebabkan siswa menjadi kurang tanggap terhadap perkembangan dan permasalahan yang ada di sekitar lingkungan terutama yang berkaitan dengan fenomena alam, keunggulan lokal daerah, maupun permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebuah strategi untuk meningkatkan literasi sains siswa menggunakan model pembelajaran berbasis keunggulan lokal. Tujuan penelitian adalah mengetahui bagaimana implementasi   pembelajaran   berbasis   keunggulan   lokal   yang terintegrasi pada materi pembelajaran biologi beserta peningkatan  literasi  sains  siswa  setelah  pelaksanaan  pembelajaran berbasis keunggulan lokal.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subyek penelitian adalah siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Sokaraja. Prosedur penelitian dilakukan melalui empat tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, pengolahan/ analisis data, dan pelaporan. Penelitian tentang penerapan pembelajaran berbasis keunggulan lokal mendapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan literasi sains pada aspek konten, konteks, maupun proses sains siswa. Sebelum diterapkan pembelajaran berbasis keunggulan lokal, kemampuan literasi sains siswa pada aspek konten dan konteks sains termasuk dalam kategori sangat rendah dengan persentase aspek konten 12, 78% dan aspek konteks 28,75%, sedangkan penguasaan aspek proses sains adalah 68,2%. Setelah dilakukan pembelajaran berbasis keunggulan lokal aspek konten sains meningkat menjadi 70,62% dan termasuk dalam kategori baik, konteks sains meningkat menjadi 43, 87% dan termasuk dalam kategori rendah, serta aspek proses sains meningkat menjadi 77, 18%  dan termasuk kategori baik. Meskipun peningkatan tersebut belum signifikan, namun dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis keunggulan lokal dapat meningkatkan kemampuan konten, konteks, dan proses sains siswa. 
IbM Pelatihan Pembelajaran E-Learning bagi Guru di SMP Muhammadiyah Sumbang Nofiana, Mufida; Hamka, Muhammad
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang Pendidikan, Humaniora dan Agama
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh yang besar dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum yang ada saat ini harus disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Pembelajaran berbasis teknologi informasi akhirnya menjadi hal yang penting. Salah satu bentuk model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi adalah E-learning (electronic learning). Keunggulan e-learning antara lain: pembelajaranlebih realistis dan kontekstual karena guru dapat mengunggah video ke dalam sistem, menghemat biaya terutama untuk pengadaan media belajar dan sumber belajar, memudahkan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer, serta pembelajaran menjadi lebih meyenangkan dibandingkan pembelajaran konvensional. Pengabdian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Sumbang pada bulan Juli - Agustus 2018. Tujuan pengabdian adalah membantu guru mengenal program Moodle yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran e-learning, mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran e-learning di sekolah, serta membantu guru dalam membuat konten-konten pembelajaran e-learning. Kegiatan dilakukan dengan metode workshop/pelatihan pembelajaran e-learning berbasis moodle. Kesimpulan dari pengabdian yang telah dilakukan antara lain: guru mengenal aplikasi Moodle beserta fitur yang ada di dalamnya sebagai penunjang pembelajaran e-learning, guru mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran e-learning di sekolah termasuk membuat kelas virtual, guru mampu membuat konten-konten yang mendukung pembelajaran pembelajaran e-learning seperti materi ajar, media ajar, dan evaluasi pembelajaran e-learning berbasis moodle.
Pengaruh Strategi Pembelajaran Flipped Classroom yang Diintegrasikan dengan Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kurniasih, Endah Dwi; Nofiana, Mufida
Jurnal Kiprah Vol. 10 No. 2 (2022): Jurnal Kiprah
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Flipped Classroom yang diintegrasikan dengan model Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa. Penelitian menggunakan jenis quasi experiment dengan desain penelitian berupa post test only control group design. Populasi subyek penelitian adalah siswa kelas XI SMA N 1 Banyumas. Pengambilan sampel penelitian dilakukan menggunakan teknik cluster random sampling sehingga diperoleh siswa kelas XI MIPA 1 sebagai kelas kontrol dan XI MIPA 4 sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan berpikir tingkat tinggi, lembar observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran, dan dokumentasi. Instrumen tes merupakan instrument utama dalam penelitian, dan dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda berdasarkan kisi-kisi HOTS sesuai dengan teori Taxonomy Bloom’s, namun masih terbatas pada level menganalisis (C4) dan menyimpulkan (C5). Analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji T-test, uji F, dan uji eta. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil uji T-test menunjukkan nilai sig. = 0,000, yang artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata HOTS siswa antara kelas eksperimen dan kelas control. Hasil uji F menunjukan nilai sig. = 0,000, yang artinya terdapat pengaruh Flipped Classroom yang diintegrasikan dengan model Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hasil uji korelasi eta menunjukan nilai koefisien korelasi = 0,507, artinya pengaruh Flipped Classroom yang diintegrasikan dengan model Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi pada kategori sedang. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Flipped Classroom yang diintegrasikan dengan model Discovery Learning berpengaruh sedang terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. This study aims to determine the effect of the Flipped Classroom learning strategy applied to the Discovery Learning model on students' higher-order thinking skills. This research is quantitative with quasi experiment method. The subject of research are students in senior high school at SMAN 1 Banyumas. Sampling was carried out using cluster random sampling technique. The research design used post-test only control group design. Tests and documentation were used to collecting data. The instrument used in this research is multiple choice test questions which are arranged with a HOTS grid with Blooms' Taxonomy criteria in analyze (C4) and evaluation (C5). There are two methods of data analysis, namely 1) prerequisite test consisting of normality test and homogeneity test, and 2) hypothesis testing using T-test, F test, and eta test. The results showed that: on the T-test, there was a difference in the students' average HOTS scores between the experimental class and the control class (sig. = 0.000), and the F test results showed that there was an effect of Flipped Classroom applied to the Discovery Learning model on students' HOTS ( sig value = 0.000) and the eta correlation test shows that there is a moderate effect (correlation coefficient = 0.507). Therefore, it can be concluded that Flipped Classroom learning strategy applied to the Discovery Learning model has a moderate effect on students' higher-order thinking skills.
Inovasi Pengembangan Konten Virtual Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Biologi pada Learning Management System Nofiana, Mufida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.885 KB)

Abstract

Pembelajaran berbasis e-learning di Universitas Muhammadiyah Purwokerto berfokus pada perubahan paradigma strategi pembelajaran dari teacher-centered menjadi learner-centered memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penerapan e-learning bukan sekedar memindahkan materi ajar (slide, teks, atau video) ke dalam situs e-learning, namun perubahan proses belajar-mengajar reguler ke proses belajar-mengajar secara online. Perubahan proses tersebut mempertimbangkan cakupan bahan ajar yang sesuai, aktivitas interaktif, penilaian partisipasi, diskusi kelas, dan interaktivitas lain seoptimal mungkin. Portal E-Learning Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dikembangkan menggunakan platform Learning Management System (LMS) Moodle yang dapat diakses melalui alamat http://onclass.ump.ac.id. Pembelajaran berbasis e-learning yang diterapkan pada mata kuliah strategi pembelajaran biologi disesuaikan dengan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) di setiap topik pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi metode Case Study (CS), Project based learning, dan Small Group Discussion (SGD). Adapun desain konten virtual yang dikembangkan terdapat dalam Rancangan Konten Pembelajaran E-learning. Tujuan penelitan ini adalah mengembangan konten kelas virtual mata kuliah strategi pembelajaran biologi pada learning management system yang meliputi: metode pembelajaran, alur pembelajaran, serta bentuk konten virtual.
Pengembangan Two-Tier Multiple Choice Question disertai Teknik Cri (Certainty Of Response Index) sebagai Instrumen Diagnostik Miskonsepsi Materi Genetika Nofiana, Mufida; Julianto, Teguh; Adita, Arum
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.789 KB)

Abstract

Konsep adalah sebuah abstraksi dari ciri-ciri yang mempermudah komunikasi manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir. Pemahaman konsep oleh siswa (konsepsi) adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran, oleh karena itu miskonsepsi hendaknya harus dihindari dalam proses pembelajaran. Pengembangan bentuk tes diagnostik miskonsepsi perlu dilakukan untuk membantu guru mendiagnosis miskonsepsi yang dialami siswa. Salah satu bentuk tes diagnostik miskonsepsi adalah bentuk tes two-tier multiple choice question yang diadaptasi dari Treagust (2006), dalam implementasinya bentuk tes diagnostik tersebut disertai dengan teknik CRI (certainty response index) untuk mengatasi kelemahan bentuk soal two-tier multiple choice question. Penelitian pengembangan instrumen evaluasi diagnostik miskonsepsi menggunakan model penelitian dan pengembangan ( Research & Development) yang mengacu pada tahapan dari Borg & Gall (1983), diawali dengan studi pendahuluan, pengembangan produk, validasi produk kepada ahli dan pengguna, uji coba skala terbatas, uji coba kelompok kecil, uji coba lapangan, dan desiminasi. Pada penelitian ini, penelitian yang dilakukan baru sampai pada tahap uji coba kelompok kecil. Hasil pengembangan produk instrumen diagnostik miskonsepsi dapat disimpulkan bahwa instrumen evaluasi dalam bentuk two-tier multiple choice question yang disertai teknik CRI dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi siswa yang ditunjukkan dengan terjaminnya validitas isi dan validitas konstruk butir soal berdasarkan penilaian oleh ahli materi dan ahli instrumen evaluasi dengan skor rata-rata keseluruhan indikator materi adalah 96, 75% dan skor rata-rata keseluruhan indikator konstruk butir soal adalah 89,23%, instrumen tersebut juga layak digunakan di sekolah berdasarkan penilaian oleh guru senior sekaligus guru pengguna dengan skor rata-rata keseluruhan indikator kelayakan soal adalah 100%, serta mendapatkan respon yang baik dari siswa meskipun siswa belum pernah menggunakan soal tersebut sebelumnya di sekolah dengan skor rata-rata keseluruhan indikator penilaian produk adalah 75, 00%.