Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN KOTA PEKANBARU Hadinoto Hadinoto; Aras Mulyadi; Yusni Ikhwan Siregar
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Lingkungan
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jil.6.1.p.25-42

Abstract

A bird is a wildlife which could be found almost in any vegetated environment. The existenceof a bird in one area is very important because it could affect the presence and distribution ofplant species. The research aims to identify species diversity, distribution of bird species,habitat and analyze the relationship of bird species diversity to habitat in urban forest,Pekanbaru Municipal. The research was held in Diponegoro Urban Forest, Arboretum ofForestry Training Hall and Arboretum of Lancang Kuning University. The research wasconducted from March to June, 2011. All bird data were collected using a point countmethod. The vegetation data collected included species, composition and structure byforming a plot measuring. It was found 45 species, 26 families and 10 orders of birds. Thebird species diversity indices (H’) varied between 2.85 and 3.29, the bird average indices (E)varied between 0.87 and 0.9 and species richness indices (R) between 4.67 and 6.70. Thevertical bird distribution was mostly the bird with the upper canopy (35%), middle canopy(34%) and the rest was lower canopy (16%) as well as ground surface (15%). It was alsofound 77 tree species of 30 families. The tree species diversity indices (H’) varied between2.06 and 3.23, the species average indices (E) was between 0.64 and 0.85 and speciesrichness indices (R) was between 4.29 and 7.29. the bird species diversity in Pekanbaru urban forest had a positive correlation to the urban forest making trees.
KONDISI BIOFISIK LAHAN HUTAN LARANGAN ADAT RUMBIO DAN DESA-DESA SEKITARNYA SEBAGAI LOKASI USAHA PERLEBAHAN ENI SUHESTI; HADINOTO HADINOTO
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 11 No. 1 (2013): Jurnal Ilmiah Pertanian
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jip.v11i1.1314

Abstract

-
PERSEPSI DAN PARTISIPASI KTH TERHADAP AGROFORESTRY DI KAWASAN PENYANGGA TAHURA SUTAN SYARIF HASYIM Eni - Suhesti; Hadinoto - Hadinoto
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.624 KB) | DOI: 10.20886/jpsek.2019.16.1.13-23

Abstract

This study aims to measure perceptions and participation of forest farmer group/Kelompok Tani Hutan (KTH)and analyze the influence of their perceptions and participation in agroforestry activities so as to rehabilitate critical land in the buffer zone of Sultan Syarif Hasyim Forest Park (Tahura SSH) Riau Province. Measurement of perceptions and participation of respondents is carried out by using an instrument in the form of a questionnaire that refers to Likert scale. The research instrument is tested for its validity and reliability. Data analysis is carried out descriptively to describe the level of perception and participation, while simple non parametric linear regression analysis is applied to determine the effect of the perceptions on participation. Results of the study reveal that KTH members involved in agroforestry activities for critical land rehabilitation in Sultan Syarif Hasyim Tahura buffer zone have a perception in the category of good 77.78%, moderate as much as 7.49% and bad as much as 14.29% for these activities. While the level of participation in the category of high is 41.27%, moderate category is 39.68%, and low is 19.05%. Their perceptions effect significantly to the participation of KTH members in agroforestry.
Prioritas konservasi lahan dan arahan programnya di Kelurahan Minas Jaya Provinsi Riau Eno Suwarno; Hadinoto Hadinoto; Muhammad Ikhwan
Riau Journal of Empowerment Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.491 KB) | DOI: 10.31258/raje.1.1.2

Abstract

Minas Jaya is one of the villages adjacent to Sultan Syarif Hasyim Forest Park (Tahura SSH). Tahura SSH is one of the conservation areas in Riau Province which is currently in critical condition due to forest encroachment, illegal logging, forest fires and illegal land conversion. In order to restore it requires an approach that combines conservation and community empowerment. One is the concept of Conservation Village. The initial stage in Conservation Village development needs to be a priority class map of conservation. The problems faced by partners to produce such maps require special expertise in spatial planning, mapping, and understanding of conservation village concepts. Based on the mapping identification showing that data of the conservation priority area 1, were identified it consisted of 243.92 hectares, then the conservation priority area 2 consisted of 257.87 hectares. Further, the conservation priority area 3 also identified and consisted of 504.28 hectares, moreover the conservation level 4 conservation area around 1,868.57 hectares, and conservation priorities 5 identified around 1,082.79 hectares. Conservation program directives were linked to each priority of conservation classes. It generally includes a good forest covers protection activities, enrich the land with tree crops. Furthermore, critical land rehabilitation with agroforestry patterns has the choice of species and proportion of annual crops and trees adapted to the degree of land criticality and gradient.
Pendampingan Pengelolaan Agrowisata Universitas Lancang Kuning Pekanbaru Hadinoto Hadinoto; Eni Suhesti; Dodi Sukma
COMSEP: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022): COMSEP : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Asosiasi Dosen Akuntansi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1089.522 KB) | DOI: 10.54951/comsep.v3i1.218

Abstract

Unilak agro-tourism has the same potential as other agro-tourism, which consists of fruit plants such as; Durian, avocado, longan, honey pumpkin, peanut, long bean, cucumber, red ginger, cassava and livestock catfish and tilapia. Unilak Agrotourism has not been organized as well as Agrotourism in general, the cropping pattern is still not regular, so it is necessary to provide Unilak Agrotourism. Agro-tourism training aims to increase understanding in the context of fostering agro-tourism managers as an alternative tourist attraction. These efforts include community development in realizing synergy and agriculture that can produce social, economic growth and community organization. The method used is mentoring. Assisting the community to have knowledge of how to manage agro-tourism and cropping patterns that have a tourist attraction. The results obtained are community knowledge about agro-tourism management such as: a) the community knows the importance of the benefits of agro-tourism b) the community has understood how to identify potential attractions
Perencanaan Tapak (Site Plan) Desa Ekowisata Pengambangan Kelurahan Limbungan Kota Pekanbaru Hadinoto Hadinoto; Eni Suhesti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 5 (2023): Juli
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i5.78

Abstract

Ekowisata adalah kegiatan perjalanan wisata yang dikemas secara profesional, terlatih, dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor/usaha ekonomi, yang mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan.  Dusun Pengambangan merupakan salah satu dusun yang ada di Kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Timur yang memiliki potensi untuk pengembangan wisata melalui desa ekowisata.  Desa ekowisata tidak cukup hanya dengan semangat dan keinginan warga masyarakatnya, tetapi perlu didukung oleh hal lain seperti penyusunan site plan sebagai panduan dalam perencanaan dan pengelolaannya.  Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu sosialisasi, praktek, pendampingan dan evaluasi kegiatan.  Hasil kegiatan bagi mitra : meningkat pengetahuannya tentang tentang konsep site plan ekowisata; memiliki keterampilan dalam menyusun site plan ekowisata; memiliki kemampuan untuk menerapkan site plan ekowisata dan memiliki kemampuan memilih dan menanam jenis pohon yang sesuai dengan kondisi lahan.
Kualitas Briket Arang Serbuk Gergajian dengan Perekat Tepung Tapioka dan Sagu Ambar Tri Ratnaningsih -; Ambar Tri Ratnaningsih; Hadinoto
Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (JURKIM) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (Jurkim)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.094 KB) | DOI: 10.31849/jurkim.v2i1.9192

Abstract

Ketersedian energi yang berasal dari fosil semakin hari semakin menurun. Perlu upaya memanfaatkan energi alternatif untuk menggantikan energi dari Fosil. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah kayu menjadi bioenergi dengan briket. Kualitas briket ditentukan oleh bahan baku, jenis perekat dan konsentrasi perekat. Penelitian bertujuan 1) Mengetahui karakteristik briket yang dihasilkan dari limbah serbuk kayu, 2) Menentukan komposisi perekat yang paling tepat agar dihasilkan briket yang memiliki kualitas terbaik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer diperoleh dengan melakukan eksperimen di laboratorium membuat briket dari limbah serbuk gergajian kayu, menggunakan perekat tapioka dan tepung sagu untuk melakukan pengujian terhadap kualitas briket. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kadar air briket terbaik sesuai SNI No.01-6235-2000 pada komposisi perekat yaitu 2% yaitu 3.30%.Zat menguap briket terbaik pada komposisi perekat tepung tapioka adalah 6% yaitu 21,12%, dan zat menguap briket terbaikpada komposisi tepung sagu adalah 4% yaitu 22,92%. Kadar abu terendah pada komposisi perekat tepung tapioka adalah 10% yaitu 16,66%, dan kadar abu terendah terendah dengan perekat tepung sagu adalah 4% yaitu 21,89%. Kadar Karbon Terikat tertinggi pada komposisi perekat tepung tapioka adalah 2% yaitu 57,19 %, dan kadar karbon terikat terendah dengan perekat tepung sagu adalah 4% yaitu 5.90 %. Nilai Kalor nilai tertinggi Nilai kalor dengan perekat tepung tapioka adalah 4% yaitu 7,32%, nilai tertinggi pada perekat tepung sagu adalah 8% yaitu 7,55% sedangkan komposisi perekat yang tepat untuk menghasilkan briket arang adalah tapioka 4%.
Kepadatan Satwa Mangsa Harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatrae) di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo Muhammad Gery Kemal; Hadinoto Hadinoto*; Muhammad Ikhwan
Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (JURKIM) Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Karya Ilmiah Multidisiplin (Jurkim)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.701 KB) | DOI: 10.31849/jurkim.v2i2.9695

Abstract

Harimau Sumatera merupakan subspesies harimau yang masih bertahan hidup di Indonesia. Salah satu komponen utama yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup Harimau Sumatera adalah satwa mangsa. Populasi Harimau Sumatera saat ini mengalami penurunan dan keberadaannya sulit di temukan, hal ini disebabkan oleh kurangnya satwa mangsa akibat rusaknya habitat dan perburuan liar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi satwa mangsa dan menghitung kelimpahan satwa mangsa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pengamatan terkonsentrasi (consentration count) yaitu pengambilan data yang dilaksanakan terkonsentrasi pada suatu titik yang diduga sebagai tempat perjumpaan satwa tinggi dengan menggunakan kamera jebakan. Kamera jebakan dipasang di 5 lokasi, pada batang pohon dengan ketinggian rata-rata 40-45 cm di atas tanah, posisi kamera menghadap ke jalur pada jarak 3 meter dari pinggir jalur. Data yang diidentifikasi adalah tingkat perjumpaan, kepadatan dan keanekaragaman jenis satwa mangsa. Ditemukan 11 jenis satwa mangsa Harimau Sumatera pada Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo. Tingkat perjumpaan satwa mangsa 346,5 per100 hari, kepadatan 0,0512 individu/ha dan indeks keanekaragaman jenis nya 1,4. Satwa mangsa yang mempunyai kepadatan tinggi yaitu Babi hutan dan Beruk masing-masing dengan nilai 0,0237 individu/ha dan 0,0187individu/ha.
Pelatihan Budidaya Lebah Kelulut (Heterotrigona itama) Bagi DKM Masjid Ash-Shiddiq Rumbai Pekanbaru Eni Suhesti; Hadino Hadinoto*; Sri Utami Lestari
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 5 (2023): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v7i5.15937

Abstract

Abstract Breeding the kelulut honey bee (Heterotrigona itama) is relatively easy, not difficult to breed and care for, and produces quite a lot of honey. Breeding kelulut can be done on land that is not large, as long as the feed source in the form of sufficient nectar, pollen and resin. The Ash-Shiddiq Mosque in Umban Sari Village, Rumbai District, Pekanbaru City fulfills these requirements. The problem is that mosque DKM members do not have the knowledge and skills to do this business. The service team provides counseling, training and evaluation of activities and results. The results of partner activities have knowledge, skills in kelulut beekeeping and have obtained results in the form of honey which is one of the sources of income for the mosque. This activity has succeeded in empowering the mosque's DKM, so that it is expected to contribute to the smooth operation of the mosque. Keywords: Beekeeping, kelulut bees (Heterotrigona itama), mosque's DKM empowerment Abstak Budidaya lebah madu kelulut (Heterotrigona itama) tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Indonesia, relatif lebih mudah dibudidayakan karena tidak menyengat dan jinak, tidak sulit perbanyakan dan perawatannya, serta dapat menghasilkan madu yang cukup banyak. Kegiatan budidaya kelulut dapat dilakukan pada lahan yang tidak terlalu luas, asalkan sumber pakan mencukupi berupa tanaman sumber nektar, pollen dan resin. Masjid Ash-Shiddiq di Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru Riau memenuhi persyaratan tersebut. Permasalahannya adalah anggota DKM masjid belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan usaha budidaya lebah madu kelulut. Tim pengabdian memberikan pelatihan dan pendampingan dengan melakukan 3 tahapan kegiatan, yaitu: penyuluhan, pelatihan dan evaluasi kegiatan dan hasilnya. Hasil kegiatan pengabdian ini, mitra telah memiliki pengetahuan, keterampilan dalam budidaya lebah kelulut dan telah memperoleh hasil berupa madu yang menjadi salah satu sumber pamasukan masjid. Kegiatan ini telah berhasil memberdayakan DKM masjid, sehingga diharapkan dapat berkontribusi untuk kelancaran operasional masjid. Kata kunci: Budidaya lebah, Lebah kelulut (Heterotrigona itama), pemberdayaan DKM Masjid.
Pengusahaan Lebah Madu Kelulut bagi Pengurus Masjid Ash-Shiddiq Pekanbaru Hadinoto, Hadinoto; Suhesti, Eni; R.A, Dodi Sukma; Suwarno, Eno; Prasetyaningsih, Sri Rahayu
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 6 (2024): Agustus
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i6.1156

Abstract

Beternak lebah madu jenis kelulut (Trigona sp) dapat dilakukan dengan relatif mudah oleh masyarakat. Lebah kelulut yang diternakkan dapat menghasilkan madu dengan harga cukup tinggi.  Beternak lebah madu kelulut membutuhkan pengetahuan dan keterampilan.  Pengetahuan yang perlu dimiliki adalah biologi lebah dan sumber pakannya.  Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki adalah teknik pemeliharaan dan pemanenan.  Tim IbM Fakultas Kehutanan dan Sains  Universitas Lancang Kuning  memberikan kegiatan pelatihan dan pendampingan.  Kemitraan antara tim pengabdian dengan pengurus masjid diharapkan akan meningkatkan penghasilan pengurus masjid Ash-Shiddiq.  Permasalahan mitra: masih terbatas pengetahuannya tentang budidaya lebah madu Trigona sp.; masih terbatas pengetahuannya tentang jenis tanaman yang ditanam sebagai sumber pakan lebah; belum memiliki bibit tanaman sebagai sumber pakan lebah.  Terjadi peningkatan pengetahuan mitra tentang konsep budidaya lebah madu; mitra memiliki keterampilan dalam melakukan budidaya lebah madu; itra memiliki kemampuan untuk memanen lebah madu; mitra memiliki kemampuan memilih dan menanam jenis tanaman yang sesuai sebagai sumber pakan lebah madu.   Tahapan kegiatan IbM antara lain : sosialisasi, praktek, pendampingan dan evaluasi kegiatan.  Terjadi peningkatan pengetahuan mitra sebesar rata-rata 58%.  Nilai peningkatan pengetahuan mitra termasuk cukup baik.