Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pelatihan dan Edukasi Penggunaan Aplikasi TikTok Sebagai Media Promosi Desa Wisata di Desa Bahu Palaw Saputra Adiwijaya; Dhanu Pitoyo; Joni Rusmanto; Muhamad Arief Rafsanjani; Yuliana Yuliana; Anisa Pebrianti; Ida Bagus Suryanatha; Windi Susetyo Ningrum; M. Syaeful Anam; Paulus Alfons Yance Dhanarto
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59025/js.v2i3.122

Abstract

Era Revolusi Industri 4.0 ini mendisrupsi seluruh aspek kehidupan manusia, dari aspek sosial, ekonomi, budaya, pertanian, hingga parawisata. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menghadapi perubahan sosial ini adalah beradaptasi dan berkolaborasi serta memahami caranya untuk menggunakan teknologi berbasis internet. Salah satu desa dengan potensi wisatanya adalah Desa Bahu Palawa. Desa Bahu Palawa terletak di Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau. Potensi sebagai desa wisata di Bahu Palawa dapat dijadikan sebagi objek kajian, dimana elemen masyarakat, sosial, dan sistem menjadi satu kombinasi yang tepat. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pelatihan dan edukasi penggunaan aplikasi TikTok sebagai media promosi. Pengabdian ini memberikan sebuah gambaran baru kepada masyarakat Desa Palawa sebagai pelaku ekonomi di desa wisata tersebut. Metode yang digunakan adalah metode service learning yaitu memberikan pemahaman dan penjelasan secara langsung agar masyarakat dapat memahami dan menerapkan TikTok untuk mendukung perkembangan desa wisata. Pemanfaatan TikTok diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung, meningkatkan taraf ekonomi, serta dapat membentuk sebuah branding supaya keberadaan Desa Wisata Bahu Palawa ini dapat diketahui oleh masyarakat Palangka Raya dan Kalimantan Tengah dengan menggunakan platform TikTok sebagai media promosinya. Hasil penelitian menunjukkan penggerak desa wisata di Bahu Palawa dapat mengimplementasikan penggunaan TikTok secara efektif dalam pengembangan potensi desa wisata
TUBUH PEREMPUAN DIBALIK JERUJI BUDAYA PATRIARKI (TELA’AH WACANA KRITIS MICHEL FOUCAULT TERHADAP FILM KIM JI-YOUNG : BORN 1982) Osi Karina Saragih; Windi Susetyo Ningrum
SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum Vol. 2 No. 4 (2023): SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum, Agustus 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/seikat.v2i4.765

Abstract

Film Kim Ji-Young: Born 1982 mengisahkan tentang perempuan yang terjerat dalam budaya patriarki di Korea Selatan. Secara tidak langsung, budaya patriarti membuat perempuan tidak leluasa bergerak atau otonomi terhadap tubuhnya sesuai dengan keinginannya. Ternyata kontrol yang diberlakukan oleh kuasa patriarki  melalui cara kerja Panopticon (Pengamatan, Normalisasi dan Hukuman) sangat bias gender seperti terjadinya diskriminasi, subordinasi, dan bahkan eksploitasi tubuh dan pengetahuan atas perempuan secara berkepanjangan. Seharusnya di dalamnya ada relasi (negosiasi) baik antara laki-laki maupun perempuan, baik berkaitan dengan seks, reproduksi, tubuh, pekerjaan, ekonomi, politik, pendidikan, pengetahuan dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk belenggu dari kuasa patriarti yang dialami oleh tokoh perempuan dalam Film Ji-Young. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif menggunakan analisis wacana kritis Foucault dan menggunakan metode semiotika John Fiske. Hasil penelitian adalah Pertama, kuasa laki-laki untuk melakukan kontrol terhadap perempuan yang dianggap sebagai inferior dalam budaya patriarki. Kedua, untuk mempertahankan ranah strategis dengan menempatkan pihak yang dikuasai sebagai subjek yang selalu diintai (Panopticon), dalam hal ini tubuh perempuan dijadikan subjek untuk selalu diintai sehingga pola pikir, tindakan serta aktivitas kaum perempuan selalu berada dalam pengawasan laki-laki yang apabila perempuan melakukan perlawanan maka dianggap mengganggu stabilitas nilai dan norma yang telah berlaku.
Menggugah Semangat Nasionalisme Melalui Penguatan Nasionalisme Pancasila di SMK Negeri 3 Palangka Raya Muhammad Zusanri Batubara; Hendro T.G Samosir; Murniyati Yanur; Mahmuddin Sirait; Osi Karina Saragih; Nurlia Eka Damayanti; John Budiman Bancin; Windi Susetyo Ningrum
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 6, No 3 (2023): September 2023
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v6i3.1539

Abstract

The fading of nationalism is a real threat to Indonesia, especially the younger generation. The flow of modernization has an impact on the weakening of the spirit of nationalism of the younger generation and considers nationalism as a mere formality. Weakening nationalism can be a trigger for national destruction if it cannot be prevented wisely. This service activity aims to foster the spirit of nationalism through strengthening Pancasila nationalism to students of SMKN 3 Palangka Raya. This activity was carried out using a persuasive approach method in lectures, discussions, and question. The results of the activities carried out showed an increase in students' understanding of Pancasila nationalism. The students showed high interest in participating in the service activities. The high interest of the students can be seen from their enthusiasm in listening to the material as well as when interacting in discussion and question. The challenge of future activities is to carry out further activities so that the spirit of nationalism is even stronger.
MOSQUES AND THE PROBLEM OF GENDER BIAS Moh. Faiz Maulana; Windi Susetyo Ningrum
Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender Vol 22, No 2 (2023): MARWAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/marwah.v22i2.24558

Abstract

This paper tries to see the relationship between women and the mosque. The mosque, which should be a place that is freely accessible to all Muslims regardless of gender, has so far been dominated by men, both in terms of daily activities (worship) and incidental ones. This paper uses a qualitative method. The data obtained were analyzed and interpreted using the perspective of gender and feminism. As a social space (besides the worship space) the mosque is in fact still gender biased. We can see this from mosque facilities that are less sensitive to the presence of women, for example, the absence of a place for ablution for women, places for women’s prayers that are less representative, and also the structure of mosque management or mosque takmir which is still dominated by men. Of course, this is due to several factors, such as misinterpretation of the role of women, and the lack of gender awareness in mosque management. In fact, we know that besides being a place of worship, mosques are the best space for building social relations, accessing information, and empowering the community.
TUBUH PEREMPUAN DIBALIK JERUJI BUDAYA PATRIARKI (TELA’AH WACANA KRITIS MICHEL FOUCAULT TERHADAP FILM KIM JI-YOUNG : BORN 1982) Osi Karina Saragih; Windi Susetyo Ningrum
SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum Vol. 2 No. 4 (2023): SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum, Agustus 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/seikat.v2i4.765

Abstract

Film Kim Ji-Young: Born 1982 mengisahkan tentang perempuan yang terjerat dalam budaya patriarki di Korea Selatan. Secara tidak langsung, budaya patriarti membuat perempuan tidak leluasa bergerak atau otonomi terhadap tubuhnya sesuai dengan keinginannya. Ternyata kontrol yang diberlakukan oleh kuasa patriarki  melalui cara kerja Panopticon (Pengamatan, Normalisasi dan Hukuman) sangat bias gender seperti terjadinya diskriminasi, subordinasi, dan bahkan eksploitasi tubuh dan pengetahuan atas perempuan secara berkepanjangan. Seharusnya di dalamnya ada relasi (negosiasi) baik antara laki-laki maupun perempuan, baik berkaitan dengan seks, reproduksi, tubuh, pekerjaan, ekonomi, politik, pendidikan, pengetahuan dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk belenggu dari kuasa patriarti yang dialami oleh tokoh perempuan dalam Film Ji-Young. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif menggunakan analisis wacana kritis Foucault dan menggunakan metode semiotika John Fiske. Hasil penelitian adalah Pertama, kuasa laki-laki untuk melakukan kontrol terhadap perempuan yang dianggap sebagai inferior dalam budaya patriarki. Kedua, untuk mempertahankan ranah strategis dengan menempatkan pihak yang dikuasai sebagai subjek yang selalu diintai (Panopticon), dalam hal ini tubuh perempuan dijadikan subjek untuk selalu diintai sehingga pola pikir, tindakan serta aktivitas kaum perempuan selalu berada dalam pengawasan laki-laki yang apabila perempuan melakukan perlawanan maka dianggap mengganggu stabilitas nilai dan norma yang telah berlaku.