Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

MEMBEDAH INSTAGRAM: ANALISIS ISI MEDIA SOSIAL PARIWISATA BALI Surijah, Edwin Adrianta; Kirana, Cokorda Tesya; Wahyuni, Ni Putu Julian Dian; Yudi, Putu Chrisna; Astini, Ni Komang Budi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Instagram dan media sosial bertautan erat dengan perkembangan dunia pariwisata. Penelitian deksriptif kualitatif ini mencermati akun media sosial yang fokus pada pariwisata di Bali dan menganalisis bagaimana interaksi pengguna Instagram dengan muatan yang diunggah oleh akun tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analisis isi  (content analysis) yang dilakukan terhadap sepuluh akun media sosial dengan pengikut terbanyak dan seratus unggahan terakhir masing-masing akun. Gambar, keterangan gambar, dan hashtag yang dipakai kemudian dibandingkan dengan memperhatikan preferensi pengguna Instagram. Sebagai uji silang, komparasi terhadap hasil focus group discussion dilakukan untuk meningkatkan keyakinan terhadap temuan data. Hasil riset mengungkap berbagai tipe gambar yang diunggah. Preferensi pengguna atau pengikut akun cenderung mengarah pada gambar yang menunjukkan kesan alamiah, sederhana, serta memiliki keterangan yang informatif. Abstract. Instagram and social media are loosely inter-related with tourism development. This descriptive qualitative research aims to investigate social media accounts which focus on Bali tourism. It analyzed interaction between Instagram users activity and uploaded posts by those accounts. This research employed qualitative content analysis approach which was addressed towards ten major accounts with most followers and one hundred recent posts from each account. Pictures, captions, and hashtags are alligned with users preferences. As a cross-check, focus group discussion were held to increase confidence. Results show various types of picture. Users or followers incline to prefer pictures with more naturalistic and simplistic feel while also retaining detailed information.
MEMBEDAH INSTAGRAM: ANALISIS ISI MEDIA SOSIAL PARIWISATA BALI Surijah, Edwin Adrianta; Kirana, Cokorda Tesya; Wahyuni, Ni Putu Julian Dian; Yudi, Putu Chrisna; Astini, Ni Komang Budi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 9, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v9i1.9560

Abstract

Abstrak. Instagram dan media sosial bertautan erat dengan perkembangan dunia pariwisata. Penelitian deksriptif kualitatif ini mencermati akun media sosial yang fokus pada pariwisata di Bali dan menganalisis bagaimana interaksi pengguna Instagram dengan muatan yang diunggah oleh akun tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analisis isi  (content analysis) yang dilakukan terhadap sepuluh akun media sosial dengan pengikut terbanyak dan seratus unggahan terakhir masing-masing akun. Gambar, keterangan gambar, dan hashtag yang dipakai kemudian dibandingkan dengan memperhatikan preferensi pengguna Instagram. Sebagai uji silang, komparasi terhadap hasil focus group discussion dilakukan untuk meningkatkan keyakinan terhadap temuan data. Hasil riset mengungkap berbagai tipe gambar yang diunggah. Preferensi pengguna atau pengikut akun cenderung mengarah pada gambar yang menunjukkan kesan alamiah, sederhana, serta memiliki keterangan yang informatif. Abstract. Instagram and social media are loosely inter-related with tourism development. This descriptive qualitative research aims to investigate social media accounts which focus on Bali tourism. It analyzed interaction between Instagram users activity and uploaded posts by those accounts. This research employed qualitative content analysis approach which was addressed towards ten major accounts with most followers and one hundred recent posts from each account. Pictures, captions, and hashtags are alligned with users preferences. As a cross-check, focus group discussion were held to increase confidence. Results show various types of picture. Users or followers incline to prefer pictures with more naturalistic and simplistic feel while also retaining detailed information.
STUDI PSIKOLOGI INDIGENOUS KONSEP BAHASA CINTA Surijah, Edwin Adrianta; Putri, Kadek Devi Aryawati; Waruwu, Dermawan; Aryanata, Nyoman Trisna
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i2.17524

Abstract

Abstrak. Konsep bahasa cinta yang dicetuskan oleh Chapman telah dikaji sebelumnya melalui pengujian konsistensi internal dan relasi dengan variabel lain. Studi terdahulu berawal dari gagasan Chapman yang kemudian diujicobakan pada sampel penelitian. Penelitian ini sebaliknya bertujuan untuk melihat dengan perspektif grounded theory hal-hal yang membuat seseorang merasa dicintai. Penelitian ini juga hendak mencari bahasa cinta yang kontekstual melalui pendekatan kualitatif. Jurnal harian (n = 36) serta kuesioner diisi oleh partisipan (n = 400). Data yang diperoleh kemudian diolah dengan proses coding. Untuk mencapai kredibilitas data, penulis melakukan analisis saturasi data yang diperoleh. Hasil penelitian memperoleh tujuh hasil coding yang menunjukkan bahasa cinta partisipan yaitu quality time, words of affirmation, acts of service, physical touch, sacrificial love, karakter dan temperamen, dan perasaan. Teori awal yang terdiri dari lima bahasa cinta terdukung oleh hasil temuan ini. Akan tetapi, perspektif indigenous mampu menunjukkan adanya elemen unik dari bahasa cinta seperti perasaan dicintai saat pasangan melakukan pengorbanan. Abstract. Love languages, originally penned by Chapman, was studied through internal consistency and relationship with other variables examination. Previous studies stemmed from Chapman’s own idea and was tested on research participants. This research on the other hand aims to view love languages as a construct through grounded perspective. It investigated what makes people feel loved over qualitative method. A self-monitoring journal (n=36) and open-ended questionnaire (n=400) were filled by participants as data gathering technique. Data were processed through coding course. To obtain data credibility, authors analyzed data saturation. Results showed there were seven coding outcome: quality time, words of affirmation, acts of service, physical touch, sacrificial love,character and temperament, and feelings. Partly, original theory of love languages were confirmed by this findings. However, indigenous point of view exhibited unique element of feeling loved such as sacrifices.
Tiga Faktor Bahasa Cinta Berdasarkan Sumber Bukti Empirik pada Individu Yang Telah Menikah di Bali, Indonesia Surijah, Edwin Adrianta; Swari, Ni Putu Kris Pradnya; Supriyadi, Supriyadi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 3 (2020): November 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i3.27326

Abstract

Lima Bahasa Cinta merupakan konsep yang memahami pengalaman merasa dicintai seseorang, namun penelitian yang komprehensif berdasarkan konteks Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini mengungkap keunikan pengalaman merasa dicintai individu yang telah menikah di Bali, Indonesia. Studi terbagi menjadi tiga bagian. Studi pertama merupakan uji awal reliabilitas dan penelusuran sumber bukti isi dengan melibatkan penilaian pakar. Studi kedua adalah wawancara dengan teknik Cognitive Interviewing untuk memperoleh sumber bukti proses respon. Studi ketiga adalah survey terhadap empat ratus individu yang telah menikah untuk menguji sumber bukti konsistensi internal. Analisis pakar dan wawancara menunjukkan perspektif yang detil terkait waktu yang dihabiskan bersama keluarga (Family Time) dan pemaknaan terhadap pentingnya nafkah lahir/batin pada relasi suami-istri. Analisis faktor dan measurement invariance menunjukkan tiga faktor khas penyusun bahasa cinta di Indonesia yaitu karakter pasangan, ekspresi rasa sayang, dan waktu yang dihabiskan bersama keluarga. Temuan ini menunjukkan keunikan bahasa cinta orang Indonesia yang berbeda dengan teori asal Lima Bahasa Cinta. Orang Indonesia merasa dicintai tidak terbatas pada perlakuan yang diterima pada diri mereka sendiri namun juga dari penilaian mereka terhadap karakter maupun perlakuan yang diberikan kepada orang lain seperti anggota keluarga.Five Love Languages discusses the experience of feeling loved; however, a comprehensive study in Indonesian context has never been done previously. This study uncovered the uniqueness of feeling loved by married individuals who lived in Bali, Indonesia. The study involved three different parts. The first study evaluated the initial reliability and obtained the content-based evidence through the expert judgment. The second study was the Cognitive Interviewing to acquire the process-response-based evidence. The third study was a survey toward four hundred married individuals to gather the internal structure-based evidence.The expert judgment and interview analysis showed a more detailed perspective on the time spent with the family (Family Time) and the meaning of the spiritual/physical needs’ fulfillmen’. Factorial analysis and measurement invariance showed that there was three solutions factor of love languages in the Indonesian context. Those factors are feeling loved because of the spouse’s character, expressive affection, and time spent with family. This finding exhibited the uniqueness of Indonesian love languages and its differences to the original Five Love Languages. Indonesian feel loved not restricted to the treatment they receive but also based on their evaluation of their partner’s characters and their partner’s treatments to the others, such as family members.
Construct Validation of Five Love Languages Edwin Adrianta Surijah; Yashinta Levy Septiarly
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 31 No. 2 (2016): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 31, No. 2, 2016)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.178 KB) | DOI: 10.24123/aipj.v31i2.565

Abstract

Five Love Languages (FLL) is a theory proposed by Chapman (2010) about five ways a person feel most loved. This study was based on a lack of empirical evidence supporting the construct. Therefore, it aimed to validate five love languages and the results of this study were expected to be an empirical evidence to support Chapman’s idea. A Likert scale was constructed and tested toward 400 participants (148 males, 252 females; Mage = 19.85 years, SDage= 1.51 years). The FLL scale showed a promising composite reliability score ( .884) and satisfying item-total correlations (averagely > .250). Statistical analyses showed that there were 17 valid items in the Five Love Languages Scale. Confirmatory factor analysis supported the five factors in Chapman’s initial proposal.
Five Love Languages and Personality Factors Revisited Edwin Adrianta Surijah; Komala Sari
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 33 No. 2 (2018): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 33, No. 2, 2017)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.454 KB) | DOI: 10.24123/aipj.v33i2.1579

Abstract

Current research replicates previous research on five love languages. It aimed to gather further validation evidence and to determine whether a person with a particular love language has a certain personality type as well. Undergraduate students participated as research sample (n = 313). Love languages and personality types were measured with Five Love Languages scale and Big Five Inventory respectively. Zero-order correlation showed a significant correlation between love languages and personality types except on Receiving Gift and Neuroticism. Comparison with the previous research exhibited diverging result which prompts to discussions on a better approach to measuring love languages.
Communication Apprehension: Evaluation of Use of the Indonesian Language Version of the PRCA-24 [Kecemasan Komunikasi: Evaluasi Penggunaan PRCA-24 Versi Bahasa Indonesia] Chelsea Tamara Aisyah; Lina Natalya; Edwin Adrianta Surijah; Linda Lee McCroskey
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 35 No. 1 (2019): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 35, No. 1, 2019)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v35i1.2884

Abstract

Communication apprehension (CA) is the anxiety of an individual associated with actual or anticipated communication with others. The Personal Report of Communication Apprehension - 24 Items Version (PRCA-24) is a measurement implement constructed to measure the level of CA of an individual. This research was aimed at the evaluation of the use of the PRCA-24 within the context of research in Indonesia. The participants in the research comprised 336 undergraduate program university students, in an Indonesian university. The evaluation of this implement of measurement used, as an evidence source, validity, based upon internal consistency (analysis of the factors of exploration and reliability testing), and relatedness to another variable, i.e., assertiveness. Assertiveness was selected as the external variable, which predisposes people to communications apprehension behavior, and is measured using the Rathus Assertiveness Schedule (RAS). The results of the factor analysis and reliability testing indicated the dependability of the PRCA-24. This measurement implement also had positive and significant correlations with the variable of predisposition. This research produced implications for use of the PRCA-24 in a variety of different contexts, which will be further discussed in this paper. Communication apprehension (CA) adalah kecemasan individu yang berasosiasi dengan komunikasi yang nyata atau yang sedang diantisipasi terhadap orang lain. Personal Report of Communication Apprehension-24 items version (PRCA-24) adalah alat ukur yang dikonstruksikan untuk mengukur tingkat CA individu. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan PRCA-24 pada konteks penelitian di Indonesia. Partisipan penelitian adalah 336 mahasiswa program sarjana di suatu perguruan tinggi di Indonesia. Evaluasi alat ukur menggunakan sumber bukti validitas berdasarkan konsistensi internal (analisis faktor eksploratori dan pengujian reliabilitas), dan hubungan dengan variabel lain, yaitu asertivitas. Asertivitas dipilih sebagai variabel eksternal yang menjadi predisposisi perilaku CA dan diukur dengan menggunakan Rathus Assertiveness Schedule (RAS). Hasil analisis faktor dan pengujian reliabilitas menunjukkan kehandalan PRCA-24. Alat ukur ini juga berkorelasi positif dan signifikan dengan variabel predisposisi. Penelitian ini membawa implikasi berupa penggunaan PRCA-24 dalam berbagai konteks yang berbeda-beda yang akan dibahas lebih lanjut pada tulisan ini. Received 17 July 2019; Accepted 15 September 2019; Published 25 October 2019.
Editorial | Stop the Academic Bullying: Our Internal Reflections for a Fairer Peer Reviews [Hentikan Perundungan Akademik: Refleksi Internal untuk Penilaian Sejawat yang Lebih Adil] Edwin Adrianta Surijah
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 36 No. 1 (2021): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 36, No. 1, 2021)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v36i1.4018

Abstract

Academic bullying in peer reviews is a cultural problem. This Editorial Note is intended to identify the unhelpful comments/critiques and to highlight the impact of unprofessional peer reviews toward the well-being and career development of fellow researchers. We acknowledge that we are part of the problems, and the necessary steps are needed to break the chain of the academic bullying culture in peer reviews. New guidelines for editors and reviewers are part of the solutions to promote constructive comments, as well as stronger internal consolidation throughout the peer reviews process. Perundungan akademik dalam penilaian sejawat (peer review) adalah sebuah permasalahan kultur. Catatan Editorial ini bertujuan mengindentifikasi komentar atau kritik yang tidak membangun, serta menggarisbawahi dampak penilaian sejawat yang tidak profesional terhadap kesejahteraan dan pengembangan karir sesama peneliti. Kami menyadari bahwa kami merupakan bagian dari permasalahan ini, dan diperlukan langkah-langkah untuk memutus rantai kultur perundungan akademik dalam penilaian sejawat. Pedoman baru bagi editor dan mitra bestari merupakan bagian dari solusi untuk mendorong komentar yang konstruktif, serta konsolidasi internal yang lebih kuat dalam proses penilaian sejawat.
Editorial | TIM RaDar as a Practical Screening Tool for IMRaD Articles: Consensual Publication Standards Among Indonesian Psychological Journal Editors [TIM RaDar Sebagai Alat Screening Praktis untuk Artikel IMRaD: Standar Publikasi Konsensual] Edwin Adrianta Surijah; Juneman Abraham; Christiany Suwartono; Ide Bagus Siaputra
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 36 No. 2 (2021): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 36, No. 2, 2021)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/aipj.v36i2.4580

Abstract

TIM RaDaR is an initiative to discover common standards for scientific publications in the field of psychology in Indonesia. Through this standard, authors (i.e., researchers, students, or lecturers) may prepare their manuscripts to meet the basic criteria for scientific publication. The writing criteria comprise of Title, Introduction, Methods, Results and Discussion, and References. This article also provides a checklist to aid authors and journal editors in evaluating manuscripts to be published. As an initiative, this article aims to become a starting point in synergizing better quality scientific publications in the field of psychology in Indonesia. TIM RaDaR adalah sebuah inisiatif untuk menggali standar bersama publikasi ilmiah psikologi Indonesia. Melalui standar ini, penulis (peneliti, mahasiswa, atau dosen) dapat mempersiapkan tulisan yang mereka susun untuk memenuhi kriteria dasar publikasi ilmiah. Kriteria tersebut mencakup penulisan Judul, Pendahuluan, Metode, Hasil dan Diskusi, serta Pustaka Acuan (Title, Introduction, Methods, Results and Discussion, and References). Tulisan ini juga memberikan sebuah checklist yang dapat digunakan sebagai alat bantu bagi penulis dan pengelola jurnal untuk mengevaluasi tulisan yang telah disusun. Sebagai suatu inisiatif, tulisan ini menjadi titik awal sinergi publikasi ilmiah psikologi Indonesia yang lebih bermutu di masa mendatang.
Merasa Dicintai Saat Dibantu: Penelitian Survey Deskriptif “Five Love Languages” Edwin Adrianta Surijah; Suzanna Komang Ayu Ratih; I Made Feby Anggara
PSIKODIMENSIA Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/psiko.v16i1.946

Abstract

Abstrak. Penelitian ini menggunakan desain survey deskriptif kuantitatif yang bertujuan menggambarkan kategori bahasa cinta pada sampel berusia 16-19 tahun. Teknik quota sampling menjaring sampel (n = 500) hingga memenuhi batas kuorum dan mengisi angket yang disiapkan peneliti. Angket terdiri dari data demografis (usia, jenis kelamin, status hubungan), skala bahasa cinta, dan skala self-efficacy. Hasil secara umum menunjukkan kategori Acts of Service dominan ditemui pada sampel penelitian. Bahasan mengenai tingkat usia dan kemungkinan dampaknya pada luaran penelitian ini didiskusikan lebih lanjut. Kata kunci: survey deskriptif, studi kuantitatif, bahasa cinta, acts of service