Debby Ratno Kustanto, Debby
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Sayur Pada Anak Di SD Negeri 05 Simpang Tiga Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2013 Rahmi Rahmi Kurnia Gustin; Debby Ratno Kustanto Debby Ratno Kustanto
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 4 No 2 (2013)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v4i2.201

Abstract

Vegetables and fruits are a source of the best fiber with a high water content, it useful facilitate digestion. The cause of nutrition problem is the lack of nutrition including vegetable intake in children. Thesurvey resultsobtainedfromSDN05whichat least12 peopleto consume vegetables(40%).. Secretary of the Ministry of Agriculture Directorate of Horticulture, said the people of Indonesia vegetable consumption among the lowest in the world. The low consumption of vegetables in children is influenced by several factors, knowledge, attitude, related factor availability of vegetables, and education, this study aims to determine the Factors Associated With Vegetable Consumption In Children At SD N 05 Simpang Tiga subdistrict Luhak Nan Duo West Pasaman 2014.This research is analytic studies using cross sectional study design with the entire population of mothers who have children attending the elementary school as much as 439 people, random sampling method (random sampling). The collection of data is data taken from the distribution of questionnaires to the respondents. The collected data is processed by computerized using Chi-square statistical test. These results indicate that most mothers high knowledge level of 41 (50,6%), have a positive attitude 31 (38,3%), availability of vegetables 56 (69,1%) and higher education 18 (22,2%). The results of chi-square test for knowledge obtained p = 1,000, p = 0.322 attitude, availability of vegetable p = 0.878 and p = 0.928 obtained education. It means that the probability of p> .0,05. So some hypothesis is not proven, it means there is no relationship between knowledge, attitude, availability of vegetable and education with vegetable consumption in children, Suggestedthat the counseling and health education to mothers of elementary school children about the importance of nutrition and a balanced diet containing vegetables inelementaryschoolchildren.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK DI RUMAH PADA MASYARAKAT DI JORONG GANTIANG ATEH NAGARI TANTUNG ALAM KECAMAAN TANJUNG BARU KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014 Debby Ratno Kustanto; Bambang Prihmono; Lestari Utami
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 6 No 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v6i2.251

Abstract

Perilaku merokok selalu terjadi peningkatan di Indonesia, survei yang dilakukan di Kabupaten Tanah Datar pada dua puluh dua jorong ditemukan tingginya kasus yang merokok di rumah terutama pada kepala keluarga di jorong Gantiang Ateh. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok di rumah pada masyarakat di Jorong GantiangAteh Nagari Tantung Alam Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di Jorong Gantiang Ateh dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Systematic Random Sampling dengan jumlah populasi 203 orang dan sampel 67 orang. Hasil penelitian ini ada 62 orang merokok di dalam rumah, 35 (52,2%) orang yang memiliki sikap negatif, 36 (53,7%) terpapar dengan iklan rokok, dan 51 (76,1%) orang berada pada lingkungan yang buruk. Dari hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square tidak ada hubungan antara sikap dan iklan rokok dengan perilaku merokok, dan terdapat hubungan antara lingkungan sosial dengan perilaku merokok, dengan p value 0,010 ≤ α (0,05). Dapat disimpulkan dari tiga variabel yang diteliti tidak terdapat hubungan antara sikap dan iklan rokok dengan perilaku merokok, dan terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan perilaku merokok. Diharapkan kepada kepala keluarga untuk tidak merokok di rumah agar dapat meningkatkan kesehatan keluarga dan kepada pihak puskesmas agar dapat melakukan pembinaan kepada keluarga yang memiliki kepala keluarga perokok.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 0 – 23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO RAJO KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2016 Debby Ratno Kustanto; Mellia Mellia Fransiska; Elma Elma
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 8 No 1 (2017)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v8i1.286

Abstract

Adanya 178 juta anak di dunia yang terlalu pendek berdasarkan usia dibandingkan dengan pertumbuhan standar WHO, stunting menjadi indikator kunci dari kekurangan gizi kronis, seperti pertumbuhan yang melambat, perkembangan otak tertinggal dan sebagai hasilnya anak-anak stunting lebih mungkin mempunyai daya tangkap yang lebih rendah. Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas Koto Rajo Kabupaten Pasaman tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain crossectional study dengan jumlah populasi sebesar 444 balita dan sampel sebanyak 82 balita. Teknik pengambilan sampel menggunakan Multistage Random Sampling dan menggunakan proporsi untuk mengambil disetiap posyandu, selanjutnya digunakan metode Random Sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan α 95 % dan uji statistik yang digunakan adalah chi-square test. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur balita dengan kejadian stunting (p 0.708), ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin balita dengan kejadian stunting ( p 0.037), tidak ada hubungan yang bermakna antara besar keluarga dengan kejadian stunting (p 0.197), ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian stunting (p 0.031) dan ada hubungan yang bermakna antara status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting (p 0.044). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa usia balita dan besar keluarga tidak memiliki hubungan yang bermakna sedangkan jenis kelamin, pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian stunting. Diharapkan kepada masyarakat untuk meningkatkan status gizi balita dan pihak puskesmas untuk meingkatkan program pelayanan gizi balita.
EFEKTIVITAS MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA SECTIO CAESAREA DI RSUP DR M.DJAMIL PADANG TAHUN 2016 Trifita Ria; Debby Ratno Kustanto
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 8 No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v8i2.335

Abstract

Smoking for most Indonesian people is still regarded as normal behavior, part of social life and lifestyle, without understanding the risks and health hazards to themselves and the people and the surrounding community. A survey conducted by the Global Adults Tobacco Survey (GATS) in 2011, the prevalence of smokers in Indonesia rank climbed to number 2 in the world. Therefore, the government passed a law on December 24, 2012, the Government issued Regulation 109/2012 on cigarettes for health therein contained rules that must be obeyed by cigarette manufacturers. The purpose of this study to determine how perceptions ofcurrent smokers through five stages, namely the perception of stimulation-organization interpretation and evaluation-memory and recall. This type of research is research using qualitative methods, from the month of August - September 2016. The primary data obtained through interviews focus group discussion while the secondary data obtained to study the document. Informants in this study were active smokers in the village of Tarok Dipo Guguk Panjang District of Bukittinggi. The results of this study are tobacco consumption by the majority of society into its own phenomenon that is difficult to stop the government's efforts to reduce tobacco consumption society by requiring cigarette manufacturers to include warning labels to cigarettes on the packaging cigarette have indeed been done, but smokers still stubborn to keep doing the habit of smoking, In conclusion, note that consumer understanding of the meaning of the stimulus put on warning labels to cigarettes that they see and experience the past is an important factor in shaping perceptions. each individual interpretation based on past experience and interests. Active smokers in the village of Tarok depot on its common aware of any warning labels to cigarettes and are able to understand the meaning of the warning message.
DIFFERENCES OLD PERINEAL WOUND HEALING POST HECTING WITH ANESTHESIA AND WITHOUT ANESTHESIA IN POSTPARTUM MOTHERS IN BPM "Y" AND BPM "G" LUBUK ALUNG 2015 Angelia Rovina Septya; Debby Ratno Kustanto
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 9 No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v9i1.348

Abstract

Tailoring perineum is the effort to improve the function of the reproductive organs of women with rupture during childbirth. The use of anesthesia in suturing perineal laceration is dear mother's care. Practical experience in D-III of Midwifery, anesthetic administration before done throughout the midwife with the grounds for granting anesthesia can slow wound healing. This study aims to determine whether there are differences in wound healing post heating perineum between the mother given anesthesia before suturing the perineum with mothers who are not given anesthesia before suturing the perineum. This type of research is pre-experimentation, design research group intact comparison. research conducted on 1 October to 20 October 2015 in BPM "G" and BPM "Y" Lubuk Alung with a total sample of six people, the sampling technique accidental sampling. Data analysis was done by Independent T statistical test. The results showed long wound healing using anesthesia is 10 days while the healing of wounds that do not use anesthesia is 6 days. Bivariate analysis results can be concluded there is a difference in the rate of wound healing between the mother given anesthetic before action is taken by the mothers perineal suturing were not given anesthesia before action is taken perineal suturing with a P value of Value 0.013 (<0.05). Health workers must increase their skills and communication in case of normal delivery in order to rupture perineum reduced and teach patients how to wound care of perineal is good and right that wound healing is rapid and normal in hope of decreasing the risk of infection during childbirth.
ANALISIS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MELALUI PENDEKATAN TEMPORAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN FAKTOR IKLIM DI KOTA PADANG TAHUN 2014-2017 Febria Rahmi; Dasman Hadi; Mellia Fransiska; Debby Ratno Kustanto
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 10 No 1 (2019): Jurnal Kesehatan : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v10i1.373

Abstract

Pada tahun 2013, di Indonesia jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 112.511 kasus dengan jumlah kematian 871 orang (Incidence Rate / Angka kesakitan = 45,85 per 100.000 penduduk dan CFR / angka kematian = 0,77%). Kota Padang merupakan salah satu kota yang angka kejadian DBDnya tertinggi di Sumatera Barat. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus DBD, antara lain nyamuk sebagai vektor, faktor lingkungan, dan unsur iklim yang dapat ditinjau dari aspek temporal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor iklim dengan kejadian penyakit demam berdarah dengue berdasarkan pendekatan temporal di Kota Padang Tahun 2014-2017. Penelitian ini menggunakan rancangan studi ekologi dengan jenis Times Series Study (Time Trend Study). Penelitian ini dilakukan di Kota Padang pada bulan Mei - Juli tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita penyakit DBD yang berada di Kota Padang dan tercatat dalam register DBD Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2014-2017, yaitu berjumlah 3311 kasus. Seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini. Pengolahan data (procesing) dilakukan dengan menggunakan program komputer. Hasil penelitian didapatkan Secara spasial, angka Insidence DBD tertinggi terjadi di Kecamatan Bungus yaitu 169 per 100.000 penduduk pada tahun 2015, selanjutnya Kecamatan Kuranji. Sedangkan insidence DBD terendah juga terjadi di Kecamatan Bungus yaitu 16 per 100.000 penduduk pada tahun 2014. Secara temporal, Kasus DBD tertinggi di Kota Padang tahun 2014-2017 terjadi pada Bulan November tahun 2015 sebesar 200 kasus dan yang terendah terjadi pada Bulan April tahun 2017 sebesar 14 kasus. Rata-rata kejadian kasus DBD tertinggi terjadi pada Bulan Desember sebesar 124 kasus dan yang terendah terjadi pada Bulan April sebesar 27 kasus. Hubungan curah hujan dengan jumlah kasus DBD di Kota Padang tahun 2014 – 2017 menunjukkan hubungan yang kuat (r = 0,607), berpola positif, dan ada hubungan yang signifikan (p = 0,036). Secara umum, Kecamatan di Kota Padang tergolong daerah yang endemis DBD.Disarankan kepada masyarakat untuk meningkatkan peran serta di dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD seperti melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus serta peningkatan health promotion seperti penyuluhan yang berkaitan dengan penyakit DBD kepada masyarakat oleh pihak atau instansi terkait terutama kepada Puskesmas yang tinggi Incidence DBD.
ANALISIS GEOSPASIAL SEBARAN STUNTING DI KOTA BUKITTINGGI Kholilah Lubis; Debby Ratno Kustanto; Wiwit Fetrisia; Desti Nataria
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 13 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v13i1.576

Abstract

Latar Belakang: Stunting atau severy stunting (pendek atau sangat pendek) merupakan salah satu bentuk permasalahan gizi yang mendunia yang terjadi di negara berkembang dan terbelakang dengan penghasilan rendah atau menengah. Stunting merupakan masalah yang berisiko dan mendapat perhatian ekstra World Health Organization (WHO) karena akibatnya dapat memperngaruhi dari jangka pendek hingga jangka panjang dimana prevalensi kasus stunting di Indonesia dari tahun 2005 - 2017 merupakan prevalensi kasus stunting tertinggi ketiga di kawasan Asia Tenggara dengan rata-rata 36,4%.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah memetakan sebaran stunting pada balita dengan metode Geographic Information System (GIS).Metode: Penelitian ini jenis cross sectional desktiptif dengan pengambilan data sekunder kasus stunting pada balita yang diperoleh dari Dinas Kesehatan kota Bukittinggi yaitu dari tahun 2017 - tahun 2018. Survei dan pemasangan titik koordinat menggunakan aplikasi GPS yang diolah dan diproyeksikan dalam bentuk peta sebaran stunting dengan aplikasi QGIS (Quantum Geographic Information System).Hasil: Hasil penelitian didapatkan, tahun 2017 kasus stunting tertinggi berada di Puskesmas Guguk Panjang sebanyak 70 balita (39,33%) dan kasus stunting terendah berada di wilayah kerja Puskesmas Gulai Bancah yaitu sebanyak 2 balita (1,11%). Di Puskesmas Plus Mandiangin dan Nilam Sari tidak terdapat kasus stunting (0%). Sedangkan tahun 2018 kasus stunting paling tinggi terdapat di Puskesmas Guguk Panjang yaitu sebanyak 241 balita (39,01%), sedangkan kasus stunting paling rendah terdapat di Puskesmas Plus Mandiangin yaitu sebanyak 11 balita (1,79%).Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2017 - 2018 kasus stunting pada balita mengalami peningkatan yang cukup signifikan sehingga diperlukan upaya pencegahan yang lebih agar kasus stunting di Kota Bukittinggi mengalami penurunan.
MAPPING GEOGRAPHICAL OF CHILDREN'S NUTRITIONAL DISORDERS IN BUKITTINGGI Kholilah Lubis; Indah Putri Ramadhanti; Debby Ratno Kustanto
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 13 No 3 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v13i3.756

Abstract

Background: Children’s Nutritional Disorders (CND) are diseases that occur when childhood’s dietary intake doesn't contain the proper amount of nutrients for healthy functioning. In Indonesia, the prevalence of severely underweight is 1,4%, underweight is 6,7%, 1,1% were severely wasted and 4,3% of children were wasted. The prevalence of stunted has decreased from 27,7% in 2019 to 24,4% in 2020. However, this achievement is still far from the SDG’s targets.Objective: This study aims to determine the CND with a mapping geographical that can help the government to find the cause so the cases decrease faster.Methods: This study was descriptive with a cross-sectional design and conducted in Bukittinggi, West Sumatera, and used secondary data (Height and Weight Measurement Reports in 2020) from Public Health Office. To present the mapping geographical using QGIS 3.16 by taking the coordinate points of the Community Health Center in the Bukittinggi area.Results: Severely underweight, Guguk Panjang (7,55%) vs. Nilam Sari (0%). Underweight, Tigo Baleh (12,33%) vs Nilam Sari (1,55%). The risk of overweight, Tigo Baleh 23,33% vs. Gulai Bancah (4%). Severely stunted, Tigo Baleh (5,19%) vs. Gulai Bancah (3,60%), Nilam Sari (1,06%). Stunted, Guguk Panjang (15, 81%) vs. Gulai Bancah (14,75%). Severely wasted is very low in each Community health center (0,02% or 0,01%). Wasted, Tigo Baleh (0,91%) vs. Mandangin (0,08%). Overweight, Guguk Panjang (9,62%) vs. Gulai Bancah (6,12%).Conclusion: The risk of overweight is the most cases of CND in Bukittinggi, while severely wasted is the lowest case. The cases in 2020 increased associated with the Covid-19 pandemic.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK DI RUMAH PADA MASYARAKAT DI JORONG GANTIANG ATEH NAGARI TANTUNG ALAM KECAMAAN TANJUNG BARU KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 Hendri Zoni; Debby Ratno Kustanto
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 4 No 1 (2013)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v4i1.184

Abstract

Perilaku merokok selalu terjadi peningkatan di Indonesia, survei yang dilakukan di Kabupaten Tanah Datar pada dua puluh dua jorong ditemukan tingginya kasus yang merokok di rumah terutama pada kepala keluarga di jorong Gantiang Ateh. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok di rumah pada masyarakat di Jorong Gantiang Ateh Nagari Tantung Alam Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di Jorong Gantiang Ateh dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Systematic Random Sampling dengan jumlah populasi 203 orang dan sampel 67 orang. Hasil penelitian ini ada 62 orang merokok di dalam rumah, 35 (52,2%) orang yang memiliki sikap negatif, 36 (53,7%) terpapar dengan iklan rokok, dan 51 (76,1%) orang berada pada lingkungan yang buruk. Dari hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square tidak ada hubungan antara sikap dan iklan rokok dengan perilaku merokok, dan terdapat hubungan antara lingkungan sosial dengan perilaku merokok, dengan p value 0,010 ≤ α (0,05). Dapat disimpulkan dari tiga variabel yang diteliti tidak terdapat hubungan antara sikap dan iklan rokok dengan perilaku merokok, dan terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan perilaku merokok. Diharapkan kepada kepala keluarga untuk tidak merokok di rumah agar dapat meningkatkan kesehatan keluarga dan kepada pihak puskesmas agar dapat melakukan pembinaan kepada keluarga yang memiliki kepala keluarga perokok.
Pemberdayaan “Tungku Tigo Sajarangan, Tali Tigo Sapilin” melalui Program Remaja Bersih Narkoba Fransiska, Mellia; Hidayati, Hidayati; Susanti, Evi; Zoni, Henri; Putra, Yuhendri; Ashra, Fauzi; Kustanto, Debby Ratno; Ramadanti, Indah Putri; Masnarivan, Yoko
Jurnal Abdidas Vol. 5 No. 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v5i6.1078

Abstract

Diperlukan upaya sinergis antara pemerintah, kepolisian, perguruan tinggi, lembaga adat, dan masyarakat dalam penanggulangan narkoba di Kota Bukittinggi mengingat meningkatnya penyalahgunaan narkoba dari 67 kasus tahun 2022 menjadi 100 kasus di 2023. Tujuan PkM ini adalah meningkatkan partisipasi "Tungku nan tigo sajarangan, tali nan tigo sapilin" dalam penanggulangan narkoba melalui Program Remaja Bersih Narkoba (Raja Benar). Metode: Sosialisasi melalui analisis situasi dan advokasi mitra (LKAAM dan Satresenarkoba Kota Bukittinggi), edukasi melalui pelaksanaan kegiatan workshop, penerapan teknologi yaitu pembentukan manajemen dan desain Raja Benar, pendampingan dan evaluasi melalui pengukuran pengetahuan pre dan post kegiatan, pembentukan manajemen Raja Benar, dan desain Raja Benar. Hasil: Tahap Persiapan, koordinasi dan advokasi tim dengan Mitra untuk menentukan jadwal kegiatan dan peserta. Tahap Pelaksanaan, Lokakarya. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 September 2024 di Aula UPN Bukittinggi. Workshop dihadiri oleh 25 peserta dari LKAAM, Satgas Narkoba Bukittinggi, LKAAM se-Kota Bukittinggi, KAN Kurai 5 Jorong, Kepala TrantibHumas se-Kota Bukittinggi, Alim Ulama, Parik Paga Nagari Kurai dan pers koran Singgalang. Narasumber Ketua LKAAM, Satgas Narkotika, dan Dosen UPN Bukittinggi. Sebelum kegiatan dimulai, dilakukan pretest pengetahuan peserta. Kegiatan dibuka oleh MC, pemaparan materi oleh ketiga narasumber yang dipimpin oleh moderator dan dilanjutkan dengan diskusi panel, pembentukan pengurus Raja Benar, yang akan ditetapkan oleh Rektor UPN, menyepakati desain Raja Benar, dan setelah itu dilakukan post-test pengetahuan peserta dan diakhiri dengan pencatatan testimoni para peserta aktivitas. Evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas kegiatan berupa peningkatan pengetahuan peserta worskshop sebelum dan sesudah kegiatan, pembentukan pengurus Raja Benar, disepakatinya prototipe Raja Benar di Kota Bukittinggi, dan adanya testimoni positif dari peserta kegiatan