Articles
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) KARYAWAN DI PELAYANAN KASIR RUMAH SAKIT NAHDLATUL ULAMA TUBAN
Iik Sartika
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 7, No 4 (2016): Oktober 2016
Publisher : FORIKES
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (259.972 KB)
|
DOI: 10.33846/sf.v7i4.57
Rumah Sakit adalah salah satu organisasi padat karya dengan segala macam sumber daya manusia didalamnya. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menjadi pusat pelayanan bagi masyarakat. Salah satu masalah yang tampak adalah sikap karyawan yang kurang menguntungkan bagi kemajuan rumah sakit. Aktivitas Organizational Citizenship Behavior (OCB) di pelayanan kasir Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban belum berjalan dengan baik. Ada tiga karyawan yang memiliki tingkat OCB yang rendah dan dua karyawan memiliki tingkat OCB yang tinggi. Faktor penyebab ada tidaknya OCB di pelayanan kasir Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban adalah role clarity, leadership, motivational drives, organizational commitment, organizational justice, dan individual traits. Rekomendasi yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan OCB di pelayanan kasir Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban adalah sebagai berikut: 1) Memperjelas tugas pokok dan fungsi karyawan (Role Clarity), 2) Role model dari pemimpin (Leadership), 3) Memasang kata motivasi (Motivational Drives), 4) Meningkatkan komitmen organisasi dengan apresiasi dari organisasi (Organizational Commitment), 5) Perlakuan yang sama terhadap karyawan (Organizational Justice), 6) Pengembangan self confidance, team building, dan leadership untuk karyawan (Individual Traits). Kata kunci: OCB, Karyawan, Rumah Sakit
Edukasi manajemen kesehatan mental selama pandemi covid-19
AKHMAD AZMIARDI;
Iik Sartika;
Budi Rahardjo;
Hanifah Dina Aulia
Ruang Cendekia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): Ruang Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : ARKA INSTITUTE
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (485.056 KB)
|
DOI: 10.55904/ruangcendekia.v1i2.93
Covid-19 is a disease caused by the SARS-CoV-2 virus and is currently a worldwide pandemic. Pandemic conditions like this have an impact not only on physical health, but can also affect mental health. People feel fear and concern about personal safety. Pandemic conditions like this also have adverse consequences such as layoffs and unemployment which can lead to mental health problems such as stress. Objective: This community service aimed to increase knowledge and skills in maintaining mental health, especially during the Covid-19 pandemic.This community service activity is carried out in 3 stages, namely socialization and mental health education to members of the Village Health Forum (FKD), program formation and the third is program implementation for ±3 months. There was an increase in participants' knowledge after socialization and education and it was statistically significant (p<0.001). The formation of the "Gotong Royong" program which was carried out by FKD members to the community. This activity increases public knowledge about mental health during the Covid-19 pandemic and is expected to prevent the adverse effects of the Covid-19 pandemic. Suggestions for Puskesmas and FKD can carry out these activities regularly.
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) KARYAWAN DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT SWASTA X
Iik Sartika
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol 2, No 1 (2019): JMIAK
Publisher : Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32585/jmiak.v2i01.445
The hospital is one example of a labor intensive organization with all sorts of human resources therein. The hospital is also a health care institution that is the center of service for the community. One of the problems that seemed is the attitude of employees who reduce the quality of hospital services. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 's activity in the medical record unit of private hospital X has not been going well. There are four employees who have low OCB levels and two employees have a high OCB level. The causal factor of OCB in private hospital X medical record service is role clarity, leadership, motivational drives, organizational commitment, organizational justice, and traits individual. The recommendations that can be applied to improve OCB in the medical record unit of private hospital X are as follows: 1) clarify the basic task and function of the employee (Role Clarity), 2) Role model of the leader (Leadership), 3) put the word motivation ( Motivational Drives), 4) Increase organizational commitment with appreciation from the Organization (Organizational Commitment), 5) Equal treatment of employees (Organizational Justice), 6) Development of self confidance, team building, and leadership Employees (Individual Traits).
Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Pada Siswa Terkait Larangan Merokok di SMP Negeri 18 Surakarta
Indah Istyarini;
Iik Sartika
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Berkala (JIKeMB) - Mei 2020
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32585/jikemb.v2i1.815
Pengetahuan merupakan domain penting dalam membentuk tindakan seseorang. Persepsi adalah seseorang yang menerima stimulasi, dikaitkan dengan pengalaman yang pernah dilakukan, yang menghasilkan suatu pemahaman. Kawasan Tanpa Rokok adalah area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok, salah satunya adalah tempat proses belajar mengajar. Larangan merokok dapat melindungi seseorang dari bahaya menjadi perokok pasif dan mengurangi perokok pemula dari kalangan remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi pada siswa terkait larangan merokok di SMP Negeri 18 Surakarta. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan subyek penelitian 10 siswa kelas IX. Hasil penelitian adalah semakin tua umur siswa semakin menganggap bahwa larangan merokok tersebut wajar. Pengetahuan siswa terkait larangan merokok di sekolah adalah baik karena siswa tahu dan memahami larangan merokok yang tertulis di tata tertib sekolah. Persepsi siswa terkait larangan merokok adalah sangat bagus, karena merokok di sekolah tidak dianjurkan, merokok dapat membahayakan tubuh hingga kematian. Kebijakan terkait larangan merokok adalah pihak sekolah sudah menetapkan Kawasan Tanpa Rokok merata di seluruh lingkungan sekolah yang dapat dilihat jelas oleh seluruh warga sekolah.
Implementasi Protokol Kesehatan Covid-19 pada Petugas Kesehatan di Puskesmas Baki Sukoharjo
Ester Kristian Pamurti;
Iik Sartika;
Akhmad Azmiardi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Berkala (JIKeMB) - Mei 2022
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32585/jikemb.v4i1.2459
Puskesmas Baki Sukoharjo diketahui mengalami peningkatan jumlah pasien positif COVID-19 per bulan Juni-Desember tahun 2020, penurunan rata-rata jumlah pasien per bulan Januari-April tahun 2021, terdapat 7 petugas kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada tahun 2019-2021, serta dalam pelaksanan protokol kesehatan petugas kesehatan mengalami kendala yaitu kurang tersedianya APD yang lengkap dan merata sehingga petugas kesehatan perlu membawa sendiri APD dapat mempengaruhi empat variabel dari Model Van Meters dan Van Horn. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi protokol kesehatan COVID-19 pada petugas kesehatan di Puskesmas Baki Sukoharjo. Jenis dan rancangan penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan metode study kasus. Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik analisis data menggunakan Model Miles dan Huberman (data reduksi, data display, conclusion drawing atau verification). Hasil penelitian berdasarkan empat variabel Model Van Meters dan Van Horn didapatkan hasil bahwa standar dan sasaran kebijakan sudah baik karena terdapat SPO COVID-19 berpedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 revisi ke-5 dan Juknis Kemenkes; sumber daya manusia dan non manusia atau fisik belum memadai; karakteristik agen pelaksana sudah baik karena terdapat struktur organisasi dan tim gerak cepat penanganan COVID-19; serta disposisi implementor bahwa agen pelaksana SPO COVID-19 sudah dilaksanakan dengan baik. Sehingga, dapat disimpulkan implementasi protokol kesehatan COVID-19 pada petugas kesehatan di Puskesmas Baki Sukoharjo sudah baik. Saran kepada pihak Puskesmas Baki Sukoharjo yaitu perlunya koordinasi lebih baik lagi mengenai tugas dan wewenang atau melakukan rolling kerja sehingga tidak mengalami hambatan dalam mengimplementasi protokol kesehatan COVID-19 pada petugas kesehatan di Puskesmas Baki Sukoharjo agar dapat tercapainya capaian program yang lebih baik lagi. Kata kunci: Implementasi, Petugas Kesehatan, Protokol Kesehatan COVID‑19
Perhitungan Kebutuhan Perawat Berdasarkan Full Time Equivalent di Rawat Inap Rumah Sakit X Kabupaten Sukoharjo
Iik Sartika
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32585/jikemb.v1i1.699
Perencanaan sumber daya manusia di rumah sakit adalah proses menetapkan strategi untuk memperoleh sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan rumah sakit saat ini dan perkembangannya di masa depan. Sumber daya manusia terbanyak di rumah sakit adalah perawat. Perencanaan kebutuhan perawat akan lebih efisien baik jumlah maupun kualitas tenaga perawatnya dengan melakukan perhitungan kebutuhan tenaga perawat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan Pedoman Depkes RI dan Full Time Equivalent (FTE) di Instalasi Rawat Inap RS X Sukoharjo.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap. Penelitian termasuk studi cross sectional karena pengumpulan data dilakukan dalam satu waktu. Data diperoleh dengan observasi menggunakan metode work sampling dan wawancara mendalam. Observasi work sampling untuk mengetahui rerata jam perawatan langsung dan tidak langsung. Wawancara mendalam untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien di instalasi rawat inap. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Instalasi Rawat Inap RS X Sukoharjo yang terdiri dari 16 perawat.Hasil penelitian berdasarkan observasi work sampling menunjukkan rerata jam perawatan langsung dan tidak langsung adalah 6,3 jam. Waktu perawatan tidal langsung lebih besar daripada perawatan langsung. Kebutuhan tenaga perawat sebesar 25 perawat berdasarkan Pedoman Depkes RI dan 30 tenaga perawat berdasarkan Full Time Equivalent (FTE). Perhitungan berdasarkan Pedoman Depkes RI memiliki selisih 9 perawat dan 14 perawat berdasarkan Full Time Equivalent (FTE) dari jumlah perawat yang bertugas sebanyak 16 perawat.Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu tenaga perawat yang ada di IRNA RS X Sukoharjo kurang sesuai dengan kebutuhan sehingga perlu rencana penambahan tenaga perawat. Pihak manajemen rumah sakit juga harus mengaktifkan tenaga administrasi dan meningkatkan sistem informasi sehingga perawat lebih fokus pada perawatan langsung. Manajemen rumah sakit juga harus menambah jumlah perawat sesuai Pedoman Depkes RI, karena dianggap lebih mudah direalisasikan
A HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN STRES KERJA DOSEN K3 DI JAWA TENGAH DIY: Hubungan Beban Kerja Dan Stres Kerja Dosen K3 di Jawa Tengah DIY
Ani, Nur;
Wartini, Wartini;
Elissa Maharani, Nine;
Nurbaya, Fiqi;
Sartika, Iik
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala (JIKeMB) Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32585/jikemb.v5i1.3851
Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Stres kerja merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindari atas gangguan fisik dan mental. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh dosen K3 se-Jawa-DIY sebanyak 32 responden. Teknik sampling dengan menggunakan teknik total sampling. Variabel yang digunakan meliputi variabel bebas, beban kerja, sedangkan variabel terikat adalah stres kerja. Uji analisis bivariat menggunakan uji person product moment, dimana sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasil penelitian ini diketahui menunjukkan bahwa tingkat beban kerja sedang sebesar 94%, dan tingkat stres kerja sebesar 72%. Sementara itu, hasil analisis nilai hubungan uji person product-moment diperoleh p-value 0,000 dengan nilai korelasi person 0,617 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara beban kerja dengan stres kerja.Kata Kunci : Beban Kerja, Stres Kerja, Dosen
PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN ISO MUTU K3L MELALUI KEGIATAN PELATIHAN DI PT INDACO WARNA DUNIA
Ani, Nur;
Maharani, Nine Elissa;
Asriati, Yul;
Sartika, Iik
IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32585/ijecs.v3i2.2907
Sistem manajemen integrasi merupakan standar yang berisi persyaratan untuk membantu perusahaan atau organisasi agar lebih efektif dan efisien serta dapat meningkatkan kepuasan konsumen berdasarkan beberapa standar. Penerapan sistem manajemen yang dilaksanakan oleh PT Indaco Warna Dunia telah mengacu pada standar ISO 9001:2015, ISO 14001:2015 dan ISO 45001:2018. Dalam penerapannya perusahaan tersebut telah menerapkan standar tersebut, akan tetapi dalam pelaksanaannya standar tersebut masih terpisah dan belum terintegrasi. Hal ini dapat ditemukan dalam HIRA (Hazard Identification Risk Assesment) mutu perusahaan tersebut dimana CHSE masih memisahkan antara penerapan ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, dan ISO 45001:2018. Kegiatan pengabdian masyarakat di PT Indaco Warna DuniaKaranganyar dilaksanakan pada 20 Agustus2022 di ruang balai pertemuan PT Indaco Warna Dunia Karanganyar. Kegiatan yang dilakukan meliputi Penyuluhan Manajemen Integrasi Mutu K3Ldengan judul “Training Integrasi ISO 9001:2015, ISO 45001:2018, ISO 14001:2015 dan auditor internal”.
Sosialisasi Pentingnya Konsumsi Pil Cantik Pada Karang Taruna Bina Remaja Sebagai Upaya Pencegahan Stunting
FITRI APRILIA SUSANTI;
Retna Wati;
Alfandi Aditya Prayoga;
Linda Fatika Sari;
Retno Dwi Jayanti;
Iik Sartika
IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32585/ijecs.v4i2.4627
The prevalence of stunting in Central Java in 2022 will reach 20.8%, as well as in Sukoharjo Regency. Stunting cases in Bulakrejo Village in 2022 will reach 60 cases. One of the causes of stunting is anemia. Anemia is one of the most common nutritional deficiencies in developing countries. Based on data from the Ministry of Health's Basic Health Research (Riskesdas), from 2013 to 2018 there was an increase in the prevalence of anemia in the 15-24 year age group, namely 18.4% to 32% or 14.7 million people. Anemia often occurs in all groups, especially in teenagers and pregnant women. Prevention of anemia in teenagers is by regularly consuming pretty pills. The aim of this community service is to increase the knowledge of teenagers from Karang Taruna Bina Pemuda Bulakrejo Village regarding the importance of consuming beauty pills as an effort to prevent stunting. The method for this community service activity is carried out through counseling. The target of the activity is members of the youth organization consisting of 45 teenagers. The material presented is about anemia, its causes, and prevention by consuming blood enhancing pills or beauty pills. Based on the results of the Pretest and Posttest, there was an increase in the knowledge of teenagers at Bina Pemuda Youth Organization regarding the consumption of beauty pills and efforts to prevent stunting by 57%. The percentage of attendance of Karang Taruna members is also very large, namely 75%. This activity was very beneficial for youth organizations, especially to reactivate the youth posyandu in Bulakrejo Village. Keywords: Stunting, Anemia, Beautiful Pills, Teenagers
Sosialisasi Sosialisasi dan Edukasi Bahaya HIV/ AIDS pada Karang Taruna Desa Tanjung
Retno Dwi Jayanti;
Nuraini, Anisa;
Septiya, Fina;
Sartika, Iik
IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32585/ijecs.v5i2.5770
Kasus HIV (ODHIV) pada bulan September 2023, terdapat sekitar 515.455. Di Jawa Tengah, pada tahun 2022 tercatat 1.484 kasus, sementara di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2023 jumlah kasus mencapai 102. Kementerian Kesehatan telah meluncurkan program Three Zero HIV/AIDS 2030 dengan tujuan untuk mencapai zero infeksi baru, zero kematian, dan zero stigma serta diskriminasi terhadap HIV/AIDS pada tahun 2030. Di Desa Tanjung, terdapat kekhawatiran terkait pengetahuan rendah tentang HIV/AIDS di kalangan remaja karang taruna. Untuk mendukung program pemerintah, Tim PPK Ormawa melakukan pemetaan permasalahan dan mengimplementasikan pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi bahaya HIV/AIDS kepada remaja karang taruna. Setelah sosialisasi dan edukasi, dilakukan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan sebesar 30%. Kesimpulannya, sosialisasi yang dilakukan efektif dalam meningkatkan pemahaman remaja karang taruna mengenai bahaya HIV/AIDS, mendukung upaya pemerintah dalam pencapaian program Three Zero.