La Ode Ali Imran Ahmad
Universitas Halu Oleo

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS BEBAN KERJA KESEHATAN (ABK Kes) DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ALIYAH KOTA KENDARI TAHUN 2020 Hasrawati Hasrawati; La Ode Ali Imran Ahmad; Agnes Mersatika Hartoyo
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 1, No 3 (2020): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v1i3.38089

Abstract

Abstrak  Latar Belakang: Rumah Sakit Umum (RSU) Aliyah memiliki kunjungan pasien yang meningkat dalam tiga tahun terakhir yang menunjukkan tingkat beban kerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan semakin tinggi. Selain itu, jika dilihat dari perbandingan keperawatan dan tempat tidur sebanyak 2:3, dengan rasio yang ada di RSU Aliyah sebanyak 13:60, maka dapat dikatakan bahwa RSU Aliyah terdapat kekurangan tenaga keperawatan. Tujuan: Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan berdasarkan beban kerja dengan menggunakan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes). Metode: Jenis penelitian ini merupakan penilitian deskriptif observasional dengan menggunakan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes) dengan teknik total sampling dan formulir work sampling yang dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap RSU Aliyah. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh perawat yang bekerja pada unit instalasi rawat inap RSU Aliyah sebanyak 13 orang. Hasil: Hasil penelitian menggunakan metode ABK berdasarkan beban kerja menunjukkan bahwa jumlah kebutuhan tenaga keperawatan di seluruh ruang Instalasi Rawat Inap RSU Aliyah adalah sebanyak 57 orang dengan tenaga perawat yang tersedia sebanyak 13 orang termasuk kepala ruangan, yang diukur dari empat kategori yaitu waktu kerja tersedia, kategori kegiatan pokok standar beban kerja dan standar kelonggaran sehingga dapat disimpulkan bahwa RSU Aliyah khususnya di unit instalasi rawat inap masih banyak kekurangan tenaga perawat sebanyak 44 orang. Abstract Background : Aliyah General Hospital (RSU) has increased patient visits in the last three years which shows the level of workload of nurses in providing health services is getting higher. In addition, if it is seen from the ratio of nursing and bed as much as 2: 3, with the ratio in the Aliyah General Hospital of 13:60, it can be said that the Aliyah Hospital has a shortage of nursing personnel.  Objectives: The purpose of this study is to determine the number of nursing personnel required based on the workload using themethod Health workload analysis (ABK Kes).  Methods: This type of research is an observational descriptive study using themethod Health workload analysis (ABK Kes) with a total sampling technique and aform work sampling which is carried out at the Aliyah Hospital inpatient installation. The sample used in the study were all nurses who worked in the inpatient unit of the Aliyah Hospital as many as 13 people.  Results: The results of the study using themethod ABK based on workload showed that the number of nursing staff needed in all rooms of the Aliyah Hospital inpatient was 57 people with 13 nurses available including the head of the room, which was measured from four categories, namely available working time, activity category. The main points of workload standards and leniency standards, so it can be concluded that the Aliyah General Hospital, especially in the inpatient unit, still has a shortage of nurses as many as 44 people. 
STRATEGI MARKETING MIX DALAM MENARIK MINAT PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM TIARA SENTOSA TAHUN 2019 Fauziah Meutia Salsabila; La Ode Ali Imran Ahmad; Rahman Rahman
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 1, No 2 (2020): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v1i2.38097

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah Rumah Sakit di Kota Kendari menyebabkan terjadinya persaingan antar Rumah Sakit, maka tiap-tiap Rumah Sakit harus memiliki strateginya sendiri agar dapat bertahandalam persaingan tersebut.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Strategi Marketing Mix dalam Menarik Minat Pasien di Rumah Sakit Umum Tiara Sentosa.Metode: Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis , dengan teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang, yaitu Direktur RSU Tiara Sentosa, Kepala Bagian Perencanaan RSU Tiara Sentosa, serta Perawat dan Pasien.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan bauran Product sudah sangat baik dengan produk unggulan yakni Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dan USG 4D. Penerapan bauran Price sudah baik; dinilai dari aspek keterjangkauan membayar pasien. Penerapan bauran Promotion belum optimal, namun jika dinilai dari efektivitas dan efisiensi maka upaya promosi yang dilakukan sudah cukup baik. Penerapan bauran Place sangat baik; RSU Tiara Sentosa memiliki akses yang mudah untuk dikunjungi karena letaknya strategis. Penerapan bauran People sudah baik; RSU Tiara Sentosa sudah menyediakan tenaga yang terlatih. Penerapan bauran Process sudah optimal namun belum maksimal. Penerapan bauran Physical Evidence sudah baik, hal ini disebabkan RSU Tiara Sentosa sudah menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan pasien.Kesimpulan: Kesimpulan yang diperolehialah secara umum strategi bauran pemasaran dalam menarik minat pasien untuk datang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Tiara Sentosa sudah baik, tetapi masih ada beberapa aspek seperti pada bauran promosi dan bauran bukti fisik yang masih perlu dioptimalkan dan dilengkapi. Abstract Background: Along with the increasing number of hospitals in Kendari City, competition among hospitals has increased; each hospital have to have its own strategy in order to survive in the competition.Objectives: This study aimed to describe the Marketing Mix Strategy in Attracting Patients' Interest at the Tiara Sentosa General Hospital.Methods:The study were conducted using qualitative methods with a phenomenological approach, and data collection techniques include in-depth interviews, observation and document review. Informants in this study consists of 6 people, those are The Director of Tiara Sentosa General Hospital, The Head of Planning of Tiara Sentosa General Hospital, and Nurses and Patients.Results:The results of this study indicate that the application of marketing mix the Product is very good with superior products that is giving birth without pain and 4D USG. The application of mix marketing the Price is good; assessed from the aspect of affordability of paying patients. The application of mix marketing the Promotion is not optimal, but if it is judged by its effectiveness and efficiency, the promotional efforts undertaken are good enough. The application of mix marketing the Place is very good; Tiara Sentosa General Hospital has an easy access to visit because of its strategic location. The application of mix marketing the People is good; Tiara Sentosa General Hospital already has provided trained personnel. The application of mix marketing the Process is optimal but not maximal. The application of mix marketing the Physical Evidence has been good; this is due to the Tiara Sentosa General Hospital that has prepared the facilities needed by patients.Conclusion: the conclusions obtained is that in general, the marketing mix strategy in attracting patients’ to come to Tiara Sentosa General Hospitalis good, but there are still several aspects such as marketing mix the promotion and marketing mix the physical evidence which still needs to be optimized and equipped.
HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)DENGANKEPUTUSAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA BPJS MEMILIHLAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUMSANTA ANNA KOTA KENDARI TAHUN 2020 Nurul Auliah Nawawi; La Ode Ali Imran Ahmad; Hilda Harun
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 1, No 1 (2020): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v1i1.38119

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang:Pentingnya strategi pemasaran bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan darisebuah perusahaan. Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Berdasarkan Data BOR di Rumah Sakit Umum Santa Anna Kota Kendari tiga tahun terakhir pada Tahun 2016 sebesar 52%, Tahun 2017 sebesar 50% dan Tahun 2018 sebesar 54%.Standar BOR yang ideal untuk Rumah Sakit secara Nasional adalah 60-85%. Hal ini dapat diketahui bahwa kinerja Rumah Sakit masih belum ideal, Angka BOR yang masih rendah mengindifikasikan pilihan pasien terhadap Rumah Sakit Umum Santa Anna masih rendah, angka BORyang rendah bisa mempengaruhi pendapatan Rumah Sakit.Tujuan:penelitian ini adalah mengetahui hubungan bauran pemasaran yang terdiri dariproduct, promotion, place, people processdanphysicalevidencedengan keputusan pasien rawat inap peserta BPJS memilih layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Santa Anna Kota Kendari Tahun 2020.Metode:penelitian ini penelitian kuantitatif dengan pendekatancross sectional. Sampel penelitian ini adalah 154 responden. Analisis data dengan menggunakan ujichi squaredengantingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05.Hasil:penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bauran pemasaran yang terdiri:product(p value =0.001),promotion(p value =0.002),place(pvalue =0.001),people(p value =0.000),process(p value =0.003) dan physical evidence(p value =0.010) dengan keputusan pasien rawat inap peserta BPJS memilih layanan kesehatan di RSU Santa Anna Kota Kendari Tahun 2020.Kesimpulan:dari hasil penelitian bahwa terdapat hubungan bauran pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri:product,promotion, place, people, processdanphysical evidencedengan keputusan pasien rawat inap peserta BPJS memilih layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Santa Anna Kota Kendari Tahun 2020. 
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI DENGAN PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI DI PUSKESMAS WAPUNTO KABUPATEN MUNA TAHUN 2023 Iin Arianti; La Ode Ali Imran Ahmad; Irma Irma
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 4, No 2 (2023): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v4i2.43170

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Disiplin adalah suatu sistem aturan atau pedoman tingkah laku yang memperingatkan individu atau kelompok terhadap peraturan yang telah diberlakukan oleh organisasi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efisien. Berdasarkan survey awal yang dilakukan dengan sejumlah pegawai di Puskesmas Wapunto diketahui bahwa masih ada pegawai yang kurang disiplin saat bekerja. Berdasarkan data capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Puskesmas Wapunto tahun 2022 menunjukkan bahwa nilai rata-rata capaian sebesar 72,62%. Dengan demikian, realisasi capaiannya tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 100%. Permasalahan kedisiplinan pegawai berakibat pada pada penurunan kinerja dan tidak maksimalnya pelayanan yang diberikan setiap harinya. Tujuan: Mengetahui hubungan kepemimpinan, pengawasan, dan motivasi dengan peningkatan disiplin pegawai di Puskesmas Wapunto tahun 2023. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan design penelitian studi cross sectional. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai di Puskesmas Wapunto yaitu sebanyak 161. Besar sampel berjumlah 115 responden yang diperoleh dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Hasil: ada hubungan antara kepemimpinan dengan disiplin pegawai (p value = 0.000 < 0,05), ada hubungan antara pengawasan dengan disiplin pegawai (p value = 0.011 < 0,05), dan tidak ada hubungan antara motivasi dengan disiplin pegawai (p value = 0.317 > 0,05). Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara kepemimpinan dengan disiplin pegawai, ada hubungan antara pengawasan dengan disiplin pegawai, dan tidak ada hubungan antara motivasi dengan disiplin pegawai. Sehingga Puskesmas Wapunto perlu meningkatkan peran kepemimpinan dan pengawasannya melalui komunikasi yang intens dan ramah, memacu juga membimbing para pegawai, mempertegas kedisiplinan serta memberikan pengawasan atau pengontrolan kepada pegawai yang melakukan kesalahan dan melanggar tata tertib sehingga kedisiplinannya akan semakin baik dan mutu pelayanan puskesmas terhadap masyarakat dapat lebih optimal sesuai dengan ketentuan waktu dan rencana. Abstract Background: Discipline is a system of rules or guidelines for behavior that warns individuals or groups against the rules that have been imposed by the organization, both written and unwritten so that it is expected that the work done is effective and efficient. Based on an initial survey conducted with a number of employees at the Wapunto Health Center, it is known that there are still employees who lack discipline at work. Based on data on the achievement of Minimum Service Standards (MSS) at Puskesmas Wapunto in 2022, it shows that the average achievement value is 72.62%. Thus, the achievement realization did not reach the predetermined target of 100%. Problems with employee discipline result in decreased performance and not maximizing the services provided every day. Objectives: To determine the relationship between leadership, supervision, and motivation with increasing employee discipline at the Wapunto Health Center in 2023. Methods: This research uses quantitative methods with a cross sectional study research design. The population in this study were all employees at the Wapunto Health Center, namely 161. The research method includes the method used in the sample size of 115 respondents obtained using the Simple Random Sampling technique. Results: There is a relationship between leadership and employee discipline (p value = 0.000 < 0.05), there is a relationship between supervision and employee discipline (p value = 0.011 < 0.05), and there is no relationship between motivation and employee discipline (p value = 0.317 > 0.05). Conclusion: The conclusion in this study is that there is a relationship between leadership and employee discipline, there is a relationship between supervision and employee discipline, and there is no relationship between motivation and employee discipline. So that the Wapunto Health Center needs to improve its leadership and supervisory roles through intense and friendly communication, spur as well as guide employees, reinforce discipline and provide supervision or control to employees who make mistakes and violate the rules so that their discipline will be better and the quality of health center services to the community can be more optimal in accordance with the provisions of time and plans.
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP UMUM DI RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH I KOTA KENDARI TAHUN 2020 Reski Amalia Darlin; La Ode Ali Imran Ahmad; Rastika Dwiyanti Liaran
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 2, No 2 (2021): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v2i2.38058

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Kualitas pelayanan adalah merupakan suatu indikator yang di berikan oleh petugas kesehatan. Kualitas pelayanan adalah salah satu modal untuk mendapatkan pasien yang lebih banyak dan untuk mendapatkan pasien yang loyal. Mempunyai pasien yang loyal akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Menurut data sekunder dari Rumah Sakit Umum Aliyah I Kota Kendari Tahun 2020 terjadi penurunan tingkat loyalitas pasien di ruang unit rawat inap Rumah Sakit Umum Aliyah I Kota Kendari.Tujuan :  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan kesehatan terhadap loyalitas pasien rawat inap umum di Rumah Sakit Umum Aliyah I Kota Kendari dari aspek bukti langsung (tangible), empati (empaty), keterandalan (reliability), dan jaminan/ kepastian (assurance) di ruang rawat inap Rumh Sakit Umum Aliyah I Kota Kendari. Metode Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah populasi sebanyak 851 dan sampel sebanyak 130 orang yang di tentukan dengan teknik probability sampling dengan memberikan kuisioner kepada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Aliyah I Kota Kendari. Berdasarkan hasil analisis hubungan dengan uji chi-square (p. Hasil :  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara bukti langsung dengan loyalitas pasien (ρ = 0,006), ada hubungan ada hubungan antara empati dengan loyalitas pasien (ρ = 0,008), ada hubungan antara keandalan dengan loyalitas pasien (ρ = 0,000), dan ada hubungan antara jaminan dengan loyalitas pasien (p=0.002). Kesimpulan :  Simpulan dalam penelitian ini bahwa ada hubungan bukti langsung (tangible), empati (empaty), keterandalan (reliability), dan jaminan/kepastian (assurance) dengan lpyalitas pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Aliyah I Kota Kendari.         Abstract Background: Service quality is an indicator given by health workers. Quality of service is one of the capital to get more patients and to get loyal patients. Having loyal patients will improve the quality of health services. According to secondary data from the Aliyah I General Hospital, Kendari City, in 2020 there was a decrease in the level of patient loyalty in the inpatient unit of the Aliyah I General Hospital, Kendari City.Objectives: This study aims to determine the relationship between the quality of health services and the loyalty of general inpatients at the Aliyah I General Hospital, Kendari City from the aspects of tangible, empathy, reliability, and assurance in the hospital room. Inpatients at Aliyah General Hospital I Kota Kendari This study used a cross sectional design with a population of 851 and a sample of 130 people who were determined by probability sampling technique by giving questionnaires to inpatients at the Aliyah I General Hospital, Kendari City.Methods: Based on the results of the analysis of the relationship with the chi-square test.Results: The results of this study indicate that there is a relationship between direct evidence and patient loyalty (ρ = 0.006), there is a relationship between empathy and patient loyalty (ρ = 0.008), there is a relationship between reliability with patient loyalty (ρ = 0.000), and there is a relationship between assurance and patient loyalty (p = 0.002).Conclusion: The conclusion in this study is that there is a direct evidence relationship (tangible), empathy (empaty), reliability (reliability), and assurance/assurance (assurance) with the lpyality of inpatients at the Aliyah I General Hospital, Kendari City.
ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN APD NAKES PADA SAAT PANDEMI COVID-19 DI RSUD KABUPATEN KOLAKA TIMUR SULAWESI TENGGARA TAHUN 2020 Komang Sarni Triani; La Ode Ali Imran Ahmad; Rahman Rahman
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 2, No 1 (2021): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v2i1.38111

Abstract

ABSTARK Latar Belakang: Ketidak siapan dalam  menghadapi pandemi Covid-19 mengakibatkan terjadinya kekurangan Alat Pelindung Diri (APD). Survei awal di RSUD Kab. Kolaka Timur diketahui terdapat kekurangan APD baju hamsat pada awal pandemi Covid-19 dibulan Maret-April dan kekurangan masker N95 dibulan Juni-Juli.Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis Manajemen Persediaan APD Nakes Pada Saat Pandemi Covid-19 di RSUD Kab. Kolaka Timur Sulawesi Tenggara Tahun 2020.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Case Study. Informan penelitian yaitu Wakil Direktur, Anggota Bagian Perencanaan, Koordinator Bagian Logistik, Anggota Bagian Logistik dan Koordinator Bagian Perawatan.Hasil Penelitian: manajemen  persediaan APD Nakes yang dilakukan oleh RSUD Kab. Kolaka Timur sudah cukup baik, dengan melakukan perencanaan APD jangka pendek, melakukan pemantauan stok dengan cara menghitung dan pelaporan stok masuk, jumlah penggunaan, sehingga mengetahui perkiraan kebutuhan APD kedepannya. RSUD juga melakukan permintaan dan pengadaan APD yang secara mendesak. Pengarahan dilakukan oleh Direktur/ Wakil direktur secara langsung atau memelalui rapat. Berdasarkan Keputusan Direktur Nomer 188.45/ Tahun 2020 Tentang Revisi Satgas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease RSUD Kab. Kolaka Timur Tahun Anggaran 2020 bagian logistik bertanggung jawab menjalankan tugas dalam persediaan APD Nakes saat pandemi Covid-19. Pengendalian penggunaan APD dilakukan dengan mengontrol setiap pengeluaran APD atas permintaan unit-unit agar tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.Kesimpulan: RSUD Kab. Kolaka Timur sebaiknya memiliki perencanaan anggaran cadang untuk mengantisipasi adanya perubahan keadaan dimasa mendatang, sehingga memberikan kemudahan dalam mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. ABSTRACTBackground: Unpreparedness in the face of the Covid-19 pandemic resulted in a shortage of Personal Protective Equipment (PPE).  The initial survey at the East Kolaka District Hospital found that there was a shortage of PPE with protective clothing at the start of the Covid-19 pandemic in March-April and a shortage of N95 masks in June-July. Objectives: This study aims to analyze the supply management of health workers during the Covid-19 pandemic in Resgional Public Hospital Districts East Kolaka Regency, Southeast Sulawesi 2020.Method:This research is a qualitative research with a case study approach.  The research informants were the Deputy Director, Members of the Planning Section, Coordinator of the Logistics Section, Members of the Logistics Section and the Coordinator of the Maintenance Section.Result: that the PPE Nakes inventory management carried out by Resgional Public Hospital Districts East Kolaka, namely by doing short-term PPE planning, monitoring the stock by counting and reporting the incoming stock, the amount of use, so as to know the approximate need for PPE in the future.  The Resgional Public Hospital also requests and procures PPE in an urgent manner.  The briefing is carried out by the Deputy Director directly or through meetings.  Based on the Decree of the Director Number 188.45 / 2020 concerning the Revision of the Task Force for the Acceleration of Handling Coronavirus Disease at Resgional Public Hospital Districts East Kolaka for Fiscal 2020, the logistics department is responsible for carrying out duties in the supply of PPE for health workers during the Covid-19 pandemic.  Controlling the use of PPE is carried out by controlling every PPE expenditure at the request of the units to be right on target and as needed.Conclusion:  for Resgional Public Hospital Districts East Kolaka is good for the Resgional Public Hospital to have a spare budget plan to anticipate changes in conditions in the future, so as to provide convenience in overcoming the problems that will be faced.
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS KESEHATAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS LOEA KABUPATEN KOLAKA TIMUR TAHUN 2022 Siti Alifah Rofi’i; Nani Yuniar; La Ode Ali Imran Ahmad
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 3, No 4 (2023): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v3i4.32127

Abstract

Abstrak LatarBelakang: Motivasi dapat diartikan sebagai daya pendorong yang membuat seseorang anggota organisasi mau dan juga rela menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan.Motivasi yang rendah dapat memberikan pengaruh berkurangnya kinerja petugas kesehatan. Berdasarkan hasil survei dengan kepala Puskesmas Loea di ketahui bahwa masih ada petugas kesehatan yang kurang disiplin saat melakukan pekerjaan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya motivasi petugas kesehatan.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan motivasi dengan kinerja petugas kesehatan pada masa pandemi Covid-19 di puskesmas Loea kabupaten Kolaka Timur tahun 2022.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan design studi cross sectional . Jumlah populasi pada penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan di Puskesmas Loea yaitu sebanyak 48 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan MetodeTotal Sampling.Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square padataraf signifikan  α = 0,05, analisis bivariat didapatkan ada hubungan fisiologis dengan kinerja petugas kesehatan (nilai p= 0.001< 0,05), ada hubungan keamanan kerja dengan kinerja petugas kesehatan ( nilai p= 0.000< 0,05), ada hubungan sosial dengan kinerja petugas kesehatan (nilai p= 0.000< 0,05), ada hubungan penghargaan dengan kinerja petugas kesehatan (nilai p = 0.001< 0,05) dan ada hubungan aktualisasi diri dengan kinerja petugas kesehatan (nilai p= 0.000< 0,05).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara fisiologis, keamanan kerja, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri terhadap kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Loea. Sehingga pihak Puskesmas perlu memperhatikan lagi kebutuhan petugas kesehatan yang dapat menambah semangat serta dorongan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik mungkin.   AbstractBackground: Motivation can be interpreted as a driving force that makes a member of an organization willing and also mobilizes abilities in the form of skills or skills, energy and time to carry out various activities that will be their responsibility and fulfill their obligations within the framework of marketing goals and various organizational goals that have been determined Low motivation can have the effect of reducing the performance of health workers. Based on the results of a survey with the head of the Loea Health Center, it is known that there are still health workers who lack discipline in carrying out their work. This is probably caused by the low motivation of health workers.Objectives: To find out the relationship between motivation and the performance of health workers during the Covid-19 pandemic at the Loea Health Center in East Kolaka district in 2022.Methods: Research methods using quantitative research with cross sectional design. The total population in this study were all health workers at the Loea Health Center, namely 48 people. Sampling was carried out using the Total Sampling Method.Results: Based on the results of the Chi-Square statistical test at a significant level α = 0.05, bivariate analysis found that there was a physiological relationship with the performance of health workers (p value = 0.001 <0.05), there was a relationship between job security and the performance of health workers (p value = 0.000 <0.05), there is a social relationship with the performance of health workers (p value = 0.000 <0.05), there is a relationship between rewards and the performance of health workers (p value = 0.001 <0.05) and there is a relationship between self-actualization and performance health workers (p value = 0.000 <0.05).Conclusion: There is a relationship between physiology, job security, social, appreciation and self-actualization on the performance of health workers at the Loea Health Center.So that the publik health center needs to pay more attention to the needs of health workers who can add enthusiasm and encouragement in completing work as well as possible
HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN BUDAYA DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT(GERMAS) TERHADAP MASYRAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAPUNTO KABUPATEN MUNA TAHUN 2020 Ahmad Yani; La Ode Ali Imran Ahmad; Lade Albar Kalza
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 1, No 3 (2020): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v1i3.38091

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.Walaupun dengan adanya program GERMAS tidak menyadarkan masyarakat untuk menerapkan GERMAS itu sendiri. Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Wapunto tentang penerapan GERMAS, pada tahun 2018 dari 77% rumah tangga yang di survei yang melaksanakan GERMAS sebanyak 34.4% dan pada tahun 2019 dari 97.9% rumah tangga yang di survei yang melaksanakan GERMAS sebanyak 34%. Tujuan:  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan pengetahuan, dan budaya dengan pelaksanaan program gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) di wilayah kerja puskesmas Wapunto Kabupaten Muna tahun 2020. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik dan dengan pendekatan cross sectional,. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 2667 dengan besar sampel 348 orang, analisis statistik menggunakan uji cji square. Hasil: Hasil menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan program GERMAS (p value = 0.002), ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan program GERMAS (p value = 0.001) dan ada hubungan antara budaya dengan pelaksanaan program GERMAS ( p value = 0.009). Adapun kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan pendidikan dengan pelaksanaan GERMAS, ada hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan GERMAS, dan ada hubungan budaya dengan pelaksanaan GERMAS.  Abstract Background : The Healthy Living Community Movement (GERMAS) is a movement that aims to promote a culture of healthy living and to abandon unhealthy habits and behavior of society. Even though the GERMAS program does not make people aware of implementing GERMAS itself. Based on the data available at the Wapunto Health Center regarding the implementation of GERMAS, in 2018 34.4% of the 77% of the households surveyed implemented GERMAS and in 2019, of the 97.9% of the surveyed households who implemented GERMAS, 34%. Objectives: This study aims to determine the relationship between knowledge and culture education with the implementation of the Healthy Living Community Movement (GERMAS) program in the working area of Wapunto Community Health Center, Muna Regency in 2020. Methods: This research is a quantitative study with a descriptive analytic research design and a cross sectional approach. The population in this study amounted to 2667 with a sample size of 348 people, statistical analysis used the Cji square test. Results: The results show that there is a relationship between education and the implementation of the GERMAS program (p value = 0.002), there is a relationship between knowledge and the implementation of the GERMAS program (p value = 0.001) and there is a relationship between culture and the implementation of the GERMAS program (p value = 0.009). The conclusion in this study is that there is a relationship between education and the implementation of GERMAS, there is a relationship between knowledge and the implementation of GERMAS, and there is a cultural relationship with the implementation of GERMAS.
ANALISIS TREN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) SEBELUM DAN SESUDAH COVID-19 DI PUSKESMAS NAMBO KOTA KENDARI Kurdiyanto Hasariy; La Ode Ali Imran Ahmad; Lade Albar Kalza
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 4, No 1 (2023): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v4i1.43177

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan kesehatan dasar yang berhak diterima setiap warga negara secara minimal. SPM merupakan ketentuan minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemmerintah Daerah untuk rakyatnya, maka target SPM adalah 100% setiap tahunnya Tujuan: untuk mengetahui analisis tren pada standar pelayanan minimal (SPM) sebelum dan sesudah covid-19 di Puskesmas Nambo kota kendari. Metode: Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuntitatif yang berguna untuk menganalisa data dan mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Hasil: Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Standar pelayanan Minimal (SPM) ibu hamil mengalami kenaiakan setelah adanya covid-19, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Ibu Bersalin mengalami penurunan setelah adanya covid-19, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bayi Baru Lahir bersifat fluktuatif setelah adanya covid-19, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Balita bersifat fluktuatif setelah adanya covid-19, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Usia Pendidikan Dasar bersifat fluktuatif setelah adanya covid-19, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Usia Produktif mengalami penurunan setelah adanya covid-19, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pada Usia Lanjut mengalami penurunan setelah adanya covid-19, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penderita Hipertensi mengalami penurunan setelah adanya covid-19, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penderita Diabetes Melitus bersifat fluktuatif setelah adanya covid-19, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Orang Dengan Gangguan Jiwa berat relatif sama sebelum dan sesudah adanya covid-19, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Orang Terduga Tuberculosis mengalami penurunan, setelah adanya covid-19 dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Terduga HIV relatif sama. Kesimpulan: Terdapat beberapa standar pelayanan minimal (SPM) yang berubah akibat covid-19. Seperti SPM ibu bersalin, SPM Bayi Baru Lahir, SPM Balita, SPM Usia Pendidikan Dasar, SPM Usia Produktif, SPM Usia Lanjut, SPM Penderita Hipertensi, SPM Penderita DM, dan SPM Terduga TB. Sehingga perlu adanya peningkatan pada Standar Pelayanan minimal indikator yang berdampak pada Covid-19. Abstract Background: Minimum Service Standards (Standar Pelayanan Minimum or SPM) in the health sector are provisions regarding the type and quality of basic health services that every citizen is entitled to receive at a minimum. SPM is a minimum provision that must be implemented by the regional government (Pemerintah Daerah) for its people, so the SPM target is 100% annually. Purpose: The purpose of this research was to find out trend analysis on Minimum Service Standards (SPM) before and after Covid-19 at the Nambo Health Center (Puskesmas) in Kendari City. Method: The research method is useful using a descriptive quantitative method to analyze data and describe the data that has been collected as it is without intending to make general conclusions. Result: The results of this study indicate that the Minimum Service Standards (SPM) for pregnant women have increased after Covid-19, the minimum service standards (SPM) for maternity mothers have decreased after Covid-19, the Minimum Service Standards (SPM) for newborns have fluctuated after Covid-19, Minimum Service Standards (SPM) for toddlers is fluctuated after Covid-19, basic education age’s Minimum Service Standards (SPM) fluctuated after Covid-19, Minimum Standards (SPM) for productive age is decreased after Covid-19 , Minimum Service Standards (SPM) for the elderly have decreased after Covid-19, Minimum Service Standards (SPM) for hypertension sufferers have decreased after Covid-19, Minimum Service Standards (SPM) for diabetics mellitus is fluctuating after Covid-19 , Minimum Service Standards (SPM) for People with severe mental disorders is relatively the same before and after Covid -19, Minimum Service Standards (SPM) for people suspected of having tuberculosis have decreased after the arrival of Covid-19 and the Minimum Service Standards (SPM) for people suspected of having HIV is relatively the same. Conclusion: There are several minimum service standards (SPM) that have changed due to Covid-19. Such as the the minimum service standards (SPM) for maternity mothers, the Minimum Service Standards (SPM) for newborns, Minimum Service Standards (SPM) for toddlers, basic education age’s Minimum Service Standards (SPM), Minimum Standards (SPM) for productive age, Minimum Service Standards (SPM) for the elderly, Minimum Service Standards (SPM) for hypertension sufferers, Minimum Service Standards (SPM) for diabetics mellitus, Minimum Service Standards (SPM) for people suspected of having tuberculosis. So it is necessary to increase the minimum Service Standards for indicators that have an impact on Covid-19.
ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BERDASARKAN AKREDITASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA KENDARI TAHUN 2021 Wa Ode Merisa Sintia Saiful; La Ode Ali Imran Ahmad; Rastika Dwiyanti Liaran; Rahman Rahman
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 3, No 3 (2022): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v3i3.38032

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Penetapan KTR pada tempat belajar mengajar sudah diatur dalam Permendikbud No. 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan sekolah dan Perda Kota Kendari No. 16 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok. Di Sulawesi Tenggara Sendiri terdapat total 41 Sekolah Menengah Pertama dimana 18 SMP terakreditasi A, 10 SMP terakreditasi B, 5 SMP terakreditasi C, dan 8 SMP belum terakreditasi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 16 tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok berdasarkan akreditasi di sekolah menengah pertama Kota Kendari tahun 2021.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui wawancara mendalam (Indepth Interview) dan observasi secara terus menerus selama penelitian berlangsung di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP)Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan pola komunikasi sosialisasi perda KTR terkait dalam hal sosialisasi penerapan Kawasan Tanpa Rokok di sekolah, para pelaksana kebijakan sudah memahami bagaimana penerapan kawasan tanpa rokok di sekolah. Sumber daya yang dimiliki yaitu sumber daya manusia mulai dari pimpinan sekolah hingga siswa menjadi pelaksana pengawasan KTR. Disposisi para pelaksana kebijakan yaitu dukungan dari pimpinan sekolah dan jajarannya dengan adanya aturan tata tertib yang dibuat, memberikan teguran ataupun sanksi. Struktur Birokrasi penerapan KTR yakni pembagian wewenang dan SOP secara khusus di ketiga SMP belum ada.Kesimpulan: Pelaksanaan implementasi Kawasan Tanpa Rokok pada SMPN 1 Kendari yang berakreditasi A, terimplementasi dengan baik, selanjutnya pada SMPN 14 Kendari berakreditasi B dan SMPN 22 Kendari berakreditasi C, dari segi komunikasi dan disposisinya sudah terimplementasi, namun untuk sumber daya non manusianya dan struktur birokrasi yang ada belum terlalu mendukung pelaksanaan KTR sehingga Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus melakukan monitoring ataupun evaluasi untuk melihat sudah sejauh mana penerapan KTR tersebut disekolah-sekolah. AbstractBackground: The determination of KTR in teaching and learning places has been regulated in Permendikbud No. 64 of 2015 concerning Non-Smoking Areas in schools and Kendari City Regional Regulation No. 16 of 2014 concerning Non-Smoking Areas. In Southeast Sulawesi alone, there are a total of 41 Junior High Schools of which 18 of them are accredited with A, 10 of which are accredited with B, 5 of which are accredited with C, and 8 of which are not yet accredited.Objectives: This study aims to find out how the implementation of Kendari City's Regional Regulation Number 16 of 2014 concerning Non-Smoking Areas in Kendari City Junior High Schools is based on the school's accreditation in 2021.Methods: This research is qualitative using a descriptive approach through in-depth interviews and continuous observation while the research took place in the school environment.Results: The results of this study indicate the communication pattern of the socialization of the related KTR regional regulation in terms of socializing the application of Non-Smoking Areas in schools, policy implementers have understood how to implement non-smoking areas in schools. The resources owned consist of human resources ranging from school leaders to students who are the implementers of KTR supervision. The disposition of policy implementers includes support from school leaders and their staff with the existence of rules and regulations that are made and imposing warnings or sanctions. The bureaucratic structure for implementing KTR, namely the distribution of authority and SOPs, specifically in the three junior high schools, does not yet exist.Conclusion: The implementation of the No Smoking Area at SMPN 1 Kendari, which is accredited A, is well implemented, then at SMPN 14 Kendari is accredited B and SMPN 22 Kendari is accredited C, in terms of communication and disposition it has been implemented, but for non-human resources and the existing bureaucratic structure has not been very supportive of the implementation of KTR so that the Government as a policy maker must carry out monitoring or evaluation to see how far the implementation of KTR has been in schools.