Claim Missing Document
Check
Articles

Found 43 Documents
Search
Journal : eProceedings of Engineering

Slow Moving Items Inventory Policy Under Poisson Distribution Demand Design In Yogyakarta Central Warehouse Of Pt. Kereta Api Indonesia For Minimizing Total Relevant Cost Inventory Using Continuous Review (s,q) Method Bernanda Tricahyo; Ari Yanuar Ridwan; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Kereta Api Indonesia (Persero), hereafter PT KAI (Persero) is the biggest railway industry in Indonesia, in terms of inventory, the company must be dealing slow moving item. As of 2015 the slow moving value worth IDR 70 billion and practically reached 0.8 million items. The suggested model continuous review (s,Q) under poisson distribution data over lead time was performed in one of PT KAI’s central warehouses by using two- stage spare parts classification, Yogyakarta Central Warehouse (GPYK) that determines the optimal order size and reorder point to reduce annual total relevant cost (TRC) inventory along with CSL or cycle service level and fill rate. The percentage of reduced annual six SKUs TRC is up to 52% from existing TRC or gained to be exact IDR 4.1 million of savings, resulting the average percentage of CSL and fill rate as much as 98%. Keywords: Slow Moving Item, VED Classification, Poisson Distribution, Continuous Review (s,Q), Cycle Service Level, Fill Rate, Total Relevant Cost TRC.
Pengembangan Strategi Purchasing Komoditi Raw Material Non Metal Untuk Menentukan Tipe Kerjasama Dengan Menggunakan Metode Supply Positioning Model Pada Program Mkii Di Pt Dirgantara Indonesia (persero) Ilham Maulana Hakim; Dida Diah Damayanti; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Dirgantara Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pesawat terbang. Salah satu divisi yang berperan penting terkait dengan pengadaan material. Pengadaan material merupakan aktivitas yang memiliki kontribusi besar karena tanpa ada aktivitas ini maka aktivitas produksi tidak bisa berjalan. Tugas divisi pengadaan adalah menyediakan inputan yang dibutuhkan oleh bagian produksi atau bagian lainnya, tetapi bagian pengadaan dalam hal ini memiliki masalah dalam menyediakan input tersebut dengan tepat waktu dan dengan jumlah yang tepat. Hal tersebut dikarenakan bagian pengadaan tidak memiliki strategi yang berorientasi pada karakteristik masing - masing material. Supply positioning model (SPM) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memetakan tingkat kepentingan relative suatu item. Dengan menggunakan metode SPM, penulis mengklasifikasikan material non-metal yang digunakan untuk produksi ekor pesawat. Hasil penelitian ini adalah, 2 material terklasifikasikan ke dalam kuadran laverage, 6 material terklasifikasi ke dalam kuadran strategic dan 2 material lainnya terklasifikan ke dalam kuadran bottleneck. Maka dengan adanya klasifikasi material tersebut, tipe kerjasama yang tepat untuk kuadran laverage adalah call-of contract, kemudian untuk bottleneck dan strategic adalah partnership. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menghitung jumlah material yang akan dipesan, sehingga jika dilakukan kerjasama dapat diketahui besar kuantitinya.
Usulan Perbaikan Untuk Meminimasi Penyebab Defect Pin Hole Pada Proses Casting Produk Billet Ks1006e1 Di Pabrik Billet Steel Plant Pt. Krakatau Steel (persero) Tbk. Dengan Metode Six Sigma Muhamad Galih Raka Permana; Agus Alex Yanuar; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 5, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perindustrian baja. Penelitian dilakukan pada pabrik Billet Steel Plant yang memproduksi baja billet. Berdasarkan data historis produksi pabrik BSP, menghasilkan jumlah produksi billet 57015,714 ton. Jumlah produk yang mengalami defect 439,586 ton. KS1006E1 merupakan jenis grade billet yang diproduksi oleh pabrik BSP yang digunakan sebagai kawat las. Billet KS1006E1 merupakan grade billet yang memiliki angka jumlah produk defect yang tinggi dengan defect rate sebesar 1,73%, melebihi toleransi defect yang sudah ditentukan perusahaan sebesar 0,82%. Fokus penelitian menangani defect pin hole dengan persentase tertinggi yang terjadi pada proses casting. Penelitian menggunakan metode Six Sigma dengan menerapkan metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Define menetapkan jumlah CTQ berjumlah 13 dan menjelaskan ringkasan proses produksi billet menggunakan diagram SIPOC. Tahap measure melakukan perhitungan stabilitas proses (peta kontrol p) menghasilkan 3 periode proses produksi yang stabil dan perhitungan kapabilitas proses (DPMO dan level sigma) menghasilkan rata-rata level sigma sebesar 4,533. Tahap analyze melakukan analisis faktor penyebab terjadinya defect pin hole menggunakan fishbone diagram, kemudian menentukan prioritas perbaikan defect menggunakan FMEA. Tahap improve memberikan usulan perbaikan untuk mengurangi defect pin hole. Usulan perbaikan diberikan pada faktor machine. Usulan perbaikan yang diberikan adalah melakukan pemeliharaan rutin, membuat lembaran pemeliharaan, dan melakukan pemasangan sensor. Kata kunci : Billet KS1006E1, defect pinhole, Six Sigma, proses casting, DMAIC, level sigma. Abstract PT. Krakatau Steel is a state-owned company engaged in the field of steel industry. The research was conducted at Billet Steel Plant factory producing billet steel. Based on the historical data of BSP factory production, produces billet production amount 57015,714 tons. Number of defective products 439,586 tons. KS1006E1 is a kind of billet grade manufactured by BSP factory which is used as welding wire. Billet KS1006E1 is a billet grade which has a high defect product number with a defect rate of 1.73%, exceeding the defect tolerance the company has set by 0.82%. The research focuses on pin hole defects with the highest percentage occurring in the casting process. Research using Six Sigma method by applying DMAIC methodology (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Define specifies the number of CTQs totaling 13 and explains the summary of the billet production process using the SIPOC diagram. The measure stage performs process stability calculation (control chart p) yields 3 periods of stable production process and process capability calculation (DPMO and sigma level) yields average sigma level of 4.533. The analyze stage analyzes the factors causing the defect pin hole using the fishbone diagram, then determines the defect repair priority using FMEA. The improve stage provides suggestions for improvements to reduce pin hole defects. Proposed improvements are given to machine factors. Proposed improvements include routine maintenance, maintenance of sheets, and sensor installation. Keywords : Billet KS1006E1, pinhole defect, Six Sigma, casting process, DMAIC, sigma level
Pengembangan Sistem Pengelolaan Risiko Sesuai Requirement As 9100 Di Pt. Dirgantara Indonesia Dengan Pendekatan System Development Life Cycle Reigi Ahmad Fadilah; Heriyono Lalu; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 5, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT. Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan kedigantaraan yang berfokus pada desain dan pengembangan pesawat terbang. Untuk menjaga kualitas dan pelayanan PT. Dirgantara Indoensaia tentunya memiliki system untuk mengelola risiko. Sebagai standar kualitas PT. Dirgantara Indonesia menggunakan AS 9100 revisi D. permasalahan yang terjadi pada PT. Dirgantara Indonesia adalah pengelolaan risiko yang analisis risikonya tidak terdokumentasikan sehingga menyebabkan ketidak terukurnya capaian penanganan risiko. Pada penilitian ini akan dilakukan pengembangan system penelolaan risiko berbasis web sesuai dengan requirement AS 9100 revisi D. pada peneitian ini menggunakan metode SDLC (system development life cycle) dengan menentukan streamlining pada proses bisnis eksisting, dan analisis gap antara requirement AS 9100 revisi D klausul 6.1 tentang tindakan mengatasi risiko dan peluang dengan kondisi aktual pengelolaan risiko PT. Dirgantara Indonesia, setelah menemukan masalahnya maka dirancang sebuah system pengelolaan risiko berbasis web yang berisi aplikasi dan standard operational procedure penggunaan aplikasi. Dilakukan blackbox testing untuk rancangan aplikasi dan verifikasi untuk rancangan SOP. Setelah dilakukan blackbox testing dan verifikasi maka dibuat pengembangan system pengelolaan risiko berbasis web PT. Dirgantara Indonesia. Kata kunci : System Development Life Cycle, Pengelolaan Risiko, AS 9100 revisi D, ISO 31000:2009 Abstract To maintain the quality of PT. Dirgantara Indonesia certainly has a system to manage any risks that will occur in each department and also has a international standard for aerospace is AS 9100 revision D to maintain the quality of the company. Risk management system at PT. Dirgantara Indonesia is currently not well documented or no place to keep the assestment risk file that causes the risk handling can not be measured during the implementation of risk mitigation. According to AS 9100 revision D of class 6.1 there needs to be an evaluation of the effectiveness of risktaking measures and opportunities. Therefore, this research focuses on the development of web based risk management system to simplify the process of documentation of risk management with life cycle system development approach. To perform system development there are requirements that are AS 9100 revised requirements D, ISO 31000: 2009. Next step is data processing which analyzes the actual condition with AS 9100 revision requirement D to produce the gap, and also streamlining or simplifying the process on the actual business process of risk management based on gap analysis which has been analyzed previously. The results of the design that has been obtained then made improvements so as to get business process proposals web-based risk management, with web design using data flow diagrams, entities relationship diagram, and user interfaces to facilitate the appearance of risk management web. This research resulted in a new risk management system that incorporates proposed business processes and risk management web applications. Then from the design of the risk management system will be documented in the form of SOP. Kata kunci : System Development Life Cycle, Risk Management, AS 9100 revision D, ISO 31000:2009
Perencanaan Penjadwalan Flow Shop Dengan Metode Drum Buffer Rope Dan Campbell, Dudek, Smith (cds) Untuk Mengurangi Keterlambatan Dan Work In Process Inventory Di Pt Aks Akma Septia Viady; Pratya Poeri Suryadhini; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT. AKS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, hasil kain yang diproduksi perusahaan salah satunya kain-kain berbahan polyester. Keterlambatan pemenuhan pesanan menjadi permasalahan perusahaan. Salah satu penyebab keterlambatan adalah tidak lancarnya aliran produksi akibat bottleneck pada mesin Belah yang disebabkan jumlah job yang masuk melebihi kemampuan mesin dalam memproses kain ditambah dengan jumlah unit load yang harus dikerjakan dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja berikutnya mengakibatkan lamanya manufacturing lead time penyelesaian pesanan. Penjadwalan kain dengan metode drum buffer rope diterapkan pada permasalahan tersebut yaitu menjadikan stasiun kerja kendala sebagai drum yang menjadi titik pengendali sistem keseluruhan. Penerapan sistematika rope (backward scheduling) pada operasi sebelum mesin Belah dengan buffer time dapat meminimasi queue time dan mengontrol penumpukan WIP. Hasil dari urutan pekerjaan yang dibantu dengan algoritma Campbell, Dudek, dan Smith (CDS) serta penerapan forward scheduling pada operasi setelah mesin Belah dengan perhitungan unit load 3 dapat meminimasi idle dan manufacturing lead time pada aktivitas produksi. Hasil dari penjadwalan usulan menghasilkan rata-rata manufacturing lead time sebesar 390,31 menit, turun sebanyak 61,88% dari kondisi aktual yang sebesar 1024,04 menit, lalu queue time dihasilkan sebesar 76,41 menit turun sebanyak 82,45% dari kondisi aktual sebesar 435,55 menit, dan terakhir keterlambatan order menjadi sebanyak 162 rol turun sebesar 35,71% dari kondisi aktual yang sebanyak 252 rol kain terlambat. Kata Kunci: Drum buffer rope, algoritma CDS, unit load, manufacturing lead time, queue time. Abstract PT. AKS is a company engaged in textile, the fabric produced by the company one of which is a polyester. Lateness in completion order becomes a company issue. One of the causes of production delay is a fluency production disturbed cause a bottleneck in the Belah machine due to incoming jobs amount exceeding the ability of the machine to produce cloth added with the number of unit loads that must be worked from one work station to another work station resulting in length of manufacturing lead time to completion order. The scheduling with drum buffer rope method is applied to this problem. The constraint work station be created the drum that becomes the controlling point of the whole system. Implementation of rope (backward scheduling) before Belah operation with buffer time can reduced queue time and controls WIP buildup. The result of sequencing job by Campbell, Dudek, and Smith (CDS) algorithms and also implementation of forward scheduling on operation after Belah Machine with unit load 3 calcalations can reduced idle and manufacturing lead time in production activity. Based on the calculation of the proposed condition, the average manufacturing lead time was 390,31 minutes, go down 61.88% from the actual condition 1024,04 minutes. Then, the queue time generated 76.41 minutes decreased 82.45% from actual amount 435.55 minutes, and the last, level lateness order to be 162 rolls decreased by 35.71% from actual conditions as much as 252 rolls lateness. Keywords: Drum buffer rope, algoritma CDS, unit load, manufacturing lead time, queue time
Penerapan 5s Pada Zona Perakitan Produk Excava 200 Di Divisi Alat Berat Pt. Pindad (persero) Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing Nadella Yusfarani; Marina Yustiana Lubis; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT. Pindad (Persero) merupakan BUMN yang bergerak dibidang manufaktur Alutsista dan produk-produk komersial. Salah satu produk dari PT. Pindad (Persero) adalah alat berat excavator “Pindad Excava 200”. Dari data historis periode Maret 2017 sampai Juni 2018, produksi aktual oleh perusahaan cenderung tidak dapat memenuhi target produksi Excava 200 yang telah ditentukan. Berdasarkan permasalahan, maka dilakukan observasi pada lantai produksi produk excava 200, lalu dilakukan pemetaan alur produksi menggunakan Tools Lean Manufacturing yaitu VSM (Value Stream Mapping). Dari hasil pemetaan VSM, diketahui terdapat lead time sebesar 3991,7 menit. Untuk mengetahui lebih rinci aktivitas-aktivitas dalam proses produksi, maka dilakukan pemetaan PAM (Process Activity Mapping). Berdasarkan pemetaan PAM, diketahui terdapat aktivitas value added sebesar 3589,91 menit, aktivitas non value added sebesar 37,56 menit dan aktivitas necessary non value added sebesar 619,85 menit. Berdasarkan aktivitas non value added dan necessary non value added, ditemukan adanya waste motion pada zona perakitan dengan persentase yaitu 22,7%. Identifikasi akar permasalahan waste motion pada zona perakitan dilakukan menggunakan fishbone diagram, dan 5 why’s. Untuk meminimasi waste motion pada zona perakitan, maka diberikan rancangan usulan penerapan 5S. Setelah dilakukan perancangan usulan, didapatkan pengurangan waktu waste sebesar 25,20 menit yang dapat dilihat pada Value Stream Mapping Future State. Kata kunci: Lean Manufacturing, Value Stream Mapping, Waste Motion, Fishbone diagram, 5 Why’s, 5S. Abstract PT. Pindad (Persero) is an Indonesian state-owned enterprise specializing in military and commercial products such as “Pindad Excava 200”. Based on historical data from March 2017 to June 2018, the production of this product is reportedly can’t achieve the number of predetermined production targets. Based on the problem, an observation was conducted on its floor production, and then mapping the production flow using the Lean Manufacturing Tools is Value Stream Mapping. The results of VSM mapping, it is known there’s a lead time of 3991.7 minutes. To find out more details of activities in the production process, a PAM (Process Activity Mapping) mapping is carried out. Based on the PAM mapping, it is known there’s value added activities of 3589.91 minutes, non value added activities of 37.56 minutes and necessary non value added activities of 619.85 minutes. Based on non value added and necessary non value added activities, there was found waste motion in the assembly zone with a percentage of 22.7%. Identify the root causes of waste motion is using the fishbone diagram, and 5 why's. To minimize waste motion, 5S is applied. After applying the 5S, it is known there’s a reduction time of 25.20 minutes which can be seen in the VSM Future State. Keywords: Lean Manufacturing, Value Stream Mapping, Waste Motion, Fishbone Diagram, 5 Why’s, 5S
Penerapan Model Kano Pada Kansei Engineering Untuk Merancang Produk Jam Tangan Sport Muhammad Awanda Yudhanegara; Meldi Rendra; Teddy Syafrizal
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri kreatif di Indonesia telah meningkat dengan pesat dibuktikan dengan kontribusi industri ini sebesar 7-8% terhadap total perekonomian nasional. Bandung merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah usaha kreatif terbanyak di Indonesia yang menghasilkan banyak produk diantaranya produk-produk lifestyle. Jam tangan merupakan produk lifestyle yang tidak hanya dilihat dari fungsionalitas nya namun juga dari segi persepsi pengguna. Saat ini produk jam tangan buatan lokal sebagian besar hanya diminati oleh pasar internasional dan kurang diminati oleh pasar tanah air karena belum sesuai dengan keinginan masyarakat. Maka dari itu perlu adanya rancangan konsep jam tangan sport sesuai dengan persepsi serta keinginan pengguna lokal. Dalam merancang produk ini, Kansei Engineering dibutuhkan untuk menangkap dan menerjemahkan persepsi pengguna (kansei word) kedalam elemen-elemen desain. Sementara itu, model kano digunakan untuk mengelompokan atribut produk yang berasal dari kansei word. Atribut produk yang memiliki pengaruh dominan terhadap kepuasan pengguna akan diprioritaskan untuk pengembangan selanjutnya. Didapatkan hasil sebanyak 17 kansei word terpilih kemudian di terjemahkan menjadi 17 atribut produk. Atribut yang berpengaruh kemudian dipecah menjadi 90 karakteristik teknis dan diimplementasikan kedalam pembuatan konsep desain jam tangan sport usulan. Keywords: Industri Kreatif, Jam tangan sport, Kansei Word, Kansei Engineering, Model Kano
Analisis Perancangan Perbaikan Tata Letak Untuk Meminimasi Waste Transportasi Pada Produksi Kain Poliester Divisi Dyeing Dan Finishing Di Pt Xyz Dengan Pendekatan Konsep Lean Manufacturing Raden Muhammad Goumelar; Agus Alex Yanuar; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Waste merupakan segala bentuk aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap proses produksi, salah satu jenis waste adalah transportasi. Setelah melakukan observasi pada divisi dyeing dan finishing khususnya proses produksi kain Poliester, ditemukan beberapa penyebab keterlambatan pengiriman kain Poliester kepada konsumen. Untuk menghindari permasalahan tersebut, dilakukan minimasi waste yang teridentifikasi dengan menggunakan konsep lean manufacturing. Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data terkait waste, mengetahui aliran produksi dari kain Poliester dengan menggambarkan Value Stream Mapping, mengidentifikasi aktivitas teridentifikasi waste melalui Process Activity Mapping, mengetahui penyebab munculnya waste terpilih yaitu waste transportasi dengan diagram fishbone. Setelah mengetahui penyebab munculnya waste transportasi karena terdapat backtracking, dilakukan analisis perencanaan usulan berupa perancangan tata letak dengan menggunakan software WinQSB dengan metode CRAFT serta SLP untuk mencari alternatif terbaik diantara keduannya. Kata kunci : waste transportasi,lean manufacturing,value stream mapping,process activity mapping,fishbone,tata letak Abstract Waste is any form of activity that is not worth adding to the production process, one type of waste is transportation. After making observations on the division of dyeing and finishing especially Polyester fabric production process found some causes of delay in delivery of Polyester fabric to consumers. to avoid the problem, waste that is identified by using lean manufacturing concepts. The research begins with collecting waste related data, knowing the flow of production from Polyester fabric by depicting Value Stream Mapping, identifying identified the activity of waste through Process Activity Mapping, knowing the cause of the emergence of selected waste that is waste transportation with fishbone diagram. After knowing the cause of the emergence of waste transportation because there is backtracking, done planning proposal analysis in the form of layout design using WinQSB software with CRAFT and SLP method to find alternative best among the two. Keywords: waste transportation, lean manufacturing, value stream mapping, process activity mapping, fishbone, layouting
Perancangan Perbaikan Area Kerja Sewing Untuk Mengurangi Waste Transportation Pada Pt. Sansan Saudaratex Jaya Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing Andry Reza Anggara; Pratya Poeri Suryadhini; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT Sansan Saudaratex Jaya Garment merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang garmen. Penelitian dilakukan pada lini produksi kemeja area sewing. Berdasarkan process activity mapping (PAM) proses produksi kemeja, didapatkan aktivitas perpindahan material yang dilakukan oleh operator. Perpindahan material yang dilakukan operator dalam sehari sebesar 38.22% dari total waktu kerja dalam satu hari. Fokus penelitian ini adalah untuk mengatasi waste transportation yang terdapat pada lini produksi kemeja. Penelitian menggunakan pendekatan lean manufacturing dengan memetakan PAM dan VSM untuk mengetahui pemborosan yang terjadi sepanjang value stream . Pada tahap analisis digunakan fishbone diagram untuk mengetahui akar penyebab terjadinya waste transportation. Setelah mengetahui akar penyebab masalah, usulan perbaikan diberikan untuk mengurangi aktivitas perpindahan material pada lini produksi. Usulan perbaikan diberikan pada faktor method yang terdapat pada fishbone diagram. Usulan perbaikan yang diberikan adalah menerapkan sistem point of use storage (POUS) dan merancang tata letak baru dengan algoritma CRAFT. Penelitian ini menghasilkan pengurangan jarak yang dilakukan untuk aktivitas perpindahan material. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan jarak dari 238,2 meter menjadi 93,6 meter dan waktu dari 334,266 detik menjadi 131,349 detik dibandingkan dengan tata letak aktual. Kata Kunci : Waste transportation, Lean manufacturing, Tata letak, POUS, CRAFT, Minimasi Jarak Abstract PT Sansan Saudaratex Jaya Garment is a company engaged in the field of garment. The study was conducted on the production line of the shirt of the sewing area. Based on the activity mapping process (PAM) shirt production process, obtained the movement of material activities carried out by the operator. The movement of materials made by the operator in a day by 38.22% of total working time in one day. The focus of this research is to minimize the waste transportation contained in the shirt production line. Research uses lean manufacturing approach by mapping PAM and VSM to find out the waste that occurs along the value stream. In the analysis phase used fishbone diagram to determine the root cause of the occurrence of waste transportation. After knowing the root cause of the problem, an improvement proposal is given to reduce the movement of material activity on the production line. Proposed improvements are given on the method factors contained in the fishbone diagram. The proposed improvement is to apply a point of use storage (POUS) system and design a new layout with CRAFT algorithm. This study resulted in a reduction of the distance made for material movement activity. This is indicated by decrease in distance from 238.2 meters to 93.6 meters and time decreased from 334.266 second to 131.349 second compared to the initial layout. Keyword : Waste transportation, Lean manufacturing, Layout, POUS, CRAFT, Minimize distance
Pengukuran Kinerja Perusahaan Pt. Greeneration Indonesia Menggunakan Metode Balanced Scorecard Dan Analitycal Hierarchy Process Muhammad Almyzar Pratama Rusli; Budi Sulistyo; Meldi Rendra
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pasar Greeneration yang merupakan unit bisnis dari PT. Greeneration yang fokus pada bisnis solusi lingkungan adalah bisnis penyedia kebutuhan suvenir yang fokus pada produk-produk pendukung gaya hidup ramah lingkungan untuk menuju proses konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Pasar Greeneration hanya melakukan pengukuran kinerja perusahaan dengan hanya memerhatikan aspek finansial saja. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran kinerja untuk meningkatkan kekuatan kinerja perusahaan dengan menggunakan metode balanced scorecard, dipilihnya metode ini karena tujuan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari sisi finansial saja, namun penjabaran lebih lanjut dalam pengukuran pada prespektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan perkembangan. Untuk meraih usulan sistem pengukuran kinerja, dimulai dengan menyusun strategi berdasarkan analisis SWOT, setelah mendapatkan rancangan strategi dikelompokkan kedalam variabel pengukuran kinerja menggunakan Key performance Indicator sebagai indikator pengukuran. Untuk melihat keterkaitan dari masing-masing variabel, dilakukan dengan menyusun peta strategis atau Strategy Map. Tahap selanjutnya ialah melakukan pembobotan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Hasil akhir dari tugas akhir ini adalah menentukan strategi berdasarkan visi dan misi perusahaan, untuk menentukan indikator kinerja. Bobot dari setiap indikator berdasarkan perhitungan AHP didapatkan 34% untuk prespektif keuangan, 41% pada prespektif pelanggan, 10% untuk prespektif proses bisnis internal, dan 15% untuk prespektif pembelajaran dan pertumbuhan. Kata kunci: Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, Key Peformance Indicator, Analitycal Hierarchy Process (AHP) Abstract Greeneration Market which is a business unit of PT. Greeneration, which focuses on the environmental solutions business, is a business that provides souvenir needs that focuses on supporting products that are environmentally friendly to a sustainable process of consumption and production. The Greeneration market only measures company performance by just paying attention to the financial aspects. Therefore, performance measurement is needed to increase the strength of company performance using the balanced scorecard method, this method is chosen because the goals of a company are not only financial, but further elaboration in customer perspective, internal business processes, and growth and development. To reach the proposed performance measurement system, it starts with compiling a strategy based on the SWOT analysis, after getting the strategy design grouped into performance measurement variables using Key performance Indicator as a measurement indicator. To see the relevance of each variable, it is done by compiling a strategic map or Strategy Map. The next step is to weight using the Analitycal Hierarchy Process (AHP) method. The final result of this final project is to determine the strategy based on the company's vision and mission, to determine performance indicators. The weight of each indicator based on AHP calculation obtained 34% for financial perspective, 41% on customer perspective, 10% for internal business process perspective, and 15% for learning and growth perspective. Keywords: Performance Measurement, Balanced Scorecard, Key Performance Indicator, Analitycal Hierarchy Process (AHP)
Co-Authors Adinda Prame Agfianingrum, Sinatryasti Purwi Agus Alex Yanuar Akma Septia Viady Aldian Muhammad Alif Sulthan Rassya Winoto Almer Ahmad Devison Alviera Suci Damayanti Amanandito Shafa Maula Andrieta Shintia Dewi Andry Reza Anggara Argya Rahmasari Ari Yanuar Ridwan Aryani , Sinta Auliya Zahra Az-Zahra, Niefa Chusnul Bernanda Tricahyo Boby Hera Sagita Budi Praptono Budi Sulistyo Budiarto, Sulistyo Dharmawan, Azka Alifia Dida Diah Damayanti Divaliya , Azra Durrotus Sa’adati Dwi Dafa Doifullah El Hadi, Rosad Ma’ali Endang Chumaidiyah Endang Chumaudiyah Estananto Faradila Permatasari Farda Hasun Farhan Ihza Imran Fariha Eridani Naufalina Febrianto , Bambang Dwi Firdaus , Baihaki Hakim Fitriadi, Rizqullah Aljabbar Fitriya Nur Azizah Ghina Atha Gumilar, Feyzi Naufal Hadi, Rosad Ma’ali El Hafiz , Elvino Muhammad Heriyono Lalu Husni Amani Ilham Cendekia Ilham Cendekia, Ilham Ilham Maulana Hakim Ireyna Nissa Octaviany Ireyna Nissa Octaviany, Ireyna Nissa Ivan Ganika Biyantoro Khilda Afifah Kuntari Puspa Sari Linda Ayumna Puspitasari Luciana Andrawina Manda, Ryan Aditya Marina Yustiana Lubis Muhamad Galih Raka Permana Muhammad Almaududi P. Muhammad Almaududi Pulungan Muhammad Almyzar Pratama Rusli Muhammad Awanda Yudhanegara Muhammad Rafif Adiguna Muhammad Tetuko Budi Laksono Muhammad Zuhdi Aiman Anka Nabila, Jihan Nadella Yusfarani Nanda Marhandhika Putri Parillaud, Andi Ardna Patricia Regina Batsyeba Pinki Meita Permata Putri Pratama, Williardy Pratya Poeri Suryadhini Putra Fajar Alam Putra, Rangga Herbowo Putri Fatimah Suri Oktavia Raden Mas Aditya Rangga Pratama Raden Muhammad Goumelar Raquella, Vayla Zahrani Rara Niken Ramadhany Reigi Ahmad Fadilah Ridho Septiadi Hakim Rwafemir Verzani Harari Sagala, Johan Mario Fidelis Sando, Maria Angela Putri Sari Wulandari Sari Wulandari Sari, Kuntari Puspa Sinta Aryani Sri Widaningrum Sulistyo , Budi Suryana, Nanang Teddy Syafrizal Tiara Eming Yudhastri Tiara Verita Yastica Tieka Trikartika Gustyana Tien Fabrianti Kusumasari Tulusiani Widjanarko Widjanarko, Tulusiani Williardy Pratama Yati Rohayati Zahira, Alda