Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENDIDIK DAN PENGEMBANGAN PROFESI Rahmah, Syarifah
At-Tafkir Vol 10 No 2 (2017): Vol. 10 No 2 Desember 2017
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini ingin menjabarkan tentang pendidik sebagai tokoh sentral dalam dunia pendidikan, bekerja tanpa kenal lelah membangun dunia pendidikan menjadi lebih profesional dan berkualitas. Kinerja pendidik dapat diukur dengan profesi mereka, karena menjalankan profesi tidak mudah sebab profesi adalah pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian sesuai dengan disiplin ilmu yang ada pada seseorang. Bagaimana dikatakan seorang pendidik itu profesional? Pendidik profesional adalah pendidik yang memiliki kompetensi dan muatan-muatan keilmuan sesuai dengan bidangnya. Banyak faktor yang mempengaruhi profesi pendidik, terutama faktor lingkungan. Faktor lingkungan adalah tempat di mana pengembangan itu dilakukan. Faktor birokrasi juga menjadi penyebab utama terhambatnya profesi pendidik, terlalu berbelit-belit dan menghambat proses pengurusan profesi pendidik. Padahal birokrasi sangat terkait dengan perundang-undangan namun kurang mendapat dukungan terhadap pengembangan profesi pendidik. Kemandirian pendidik adalah manivestasi bentuk keberanian untuk mewujudkan apa yang telah menjadi keyakinannya dengan mengedepankan keahlian dan kemandirian. Pendidik yang mandiri akan menyeimbangkan kreatifitas dalam bidang pembelajaran agar lebih menarik hal ini menjadi pendorong meningkatnya kualitas pendidikan. Pengembangan profesi pendidik saat ini memiliki payung hukum yang kuat seperti UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, namun dalam pelaksanaannya payung hukum ini tidak menjamin untuk berkembangnya profesi pendidik secara individu, sebab dalam kontek individu justru kemampuan untuk mengembangkan diri secara peribadi menjadi hal ini menjadi hal utama yang dapat memperkuat profesi pendidik. Pengembangan diri secara persoal sangat penting guna mengembangkan profesinya sebagai pendidik berkualitas.
SERTIFIKASI SEBAGAI BENTUK PENINGKATAN KINERJA PENDIDIK Rahmah, Syarifah
At-Tafkir Vol 10 No 1 (2017): Vol. 10 No 1 Juni 2017
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidik adalah tokoh sentral pemegang peran penting dalam berjalannya proses pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah. Dapat juga dikatakan pendidik dan pendidikan satu ikatan kuat yang sulit terpisahkan. Pendidik berkulitas dapat dikaitkan dengan kompetensi yang mereka miliki. Kompetensi pendidik menjadi acuan penting dalam menentukan kiblat profesional atau tidaknya seorang pendidik. Pemerintah dalam hal ini sangat menghargai kinerja pendidik dengan memberikan tunjangan sertifikasi kepada pendidik yang telah memiliki sertifikat pendidik. Sertifikasi diberikan dengan tujuan agar pendidk dapat meningkatkan kinerjanya dalam proses pembelajaran. Peningkatan kinerja pendidik dapat  dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan melakukan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Tujuan utama pemberian sertifikasi bukan hanya untuk mendapatkan tunjangan profesi, melainkan untuk menunjukkan bahwa pendidik telah memiliki kompetensi sebagaimana yang disyaratkan dalam standar kompetensi pendidik. Pemberian sertifikasi berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pendidik, dan pada akhirnya akan menuju pada peningkatan kualitas pendidikan dalam satuan pendidikan.
SERTIFIKASI SEBAGAI BENTUK PENINGKATAN KINERJA PENDIDIK Rahmah, Syarifah
At-Tafkir Vol 10 No 1 (2017): Vol. 10 No 1 Juni 2017
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidik adalah tokoh sentral pemegang peran penting dalam berjalannya proses pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah. Dapat juga dikatakan pendidik dan pendidikan satu ikatan kuat yang sulit terpisahkan. Pendidik berkulitas dapat dikaitkan dengan kompetensi yang mereka miliki. Kompetensi pendidik menjadi acuan penting dalam menentukan kiblat profesional atau tidaknya seorang pendidik. Pemerintah dalam hal ini sangat menghargai kinerja pendidik dengan memberikan tunjangan sertifikasi kepada pendidik yang telah memiliki sertifikat pendidik. Sertifikasi diberikan dengan tujuan agar pendidk dapat meningkatkan kinerjanya dalam proses pembelajaran. Peningkatan kinerja pendidik dapat  dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan melakukan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Tujuan utama pemberian sertifikasi bukan hanya untuk mendapatkan tunjangan profesi, melainkan untuk menunjukkan bahwa pendidik telah memiliki kompetensi sebagaimana yang disyaratkan dalam standar kompetensi pendidik. Pemberian sertifikasi berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pendidik, dan pada akhirnya akan menuju pada peningkatan kualitas pendidikan dalam satuan pendidikan.
PENDIDIK DAN PENGEMBANGAN PROFESI Rahmah, Syarifah
At-Tafkir Vol 10 No 2 (2017): Vol. 10 No 2 Desember 2017
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini ingin menjabarkan tentang pendidik sebagai tokoh sentral dalam dunia pendidikan, bekerja tanpa kenal lelah membangun dunia pendidikan menjadi lebih profesional dan berkualitas. Kinerja pendidik dapat diukur dengan profesi mereka, karena menjalankan profesi tidak mudah sebab profesi adalah pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian sesuai dengan disiplin ilmu yang ada pada seseorang. Bagaimana dikatakan seorang pendidik itu profesional? Pendidik profesional adalah pendidik yang memiliki kompetensi dan muatan-muatan keilmuan sesuai dengan bidangnya. Banyak faktor yang mempengaruhi profesi pendidik, terutama faktor lingkungan. Faktor lingkungan adalah tempat di mana pengembangan itu dilakukan. Faktor birokrasi juga menjadi penyebab utama terhambatnya profesi pendidik, terlalu berbelit-belit dan menghambat proses pengurusan profesi pendidik. Padahal birokrasi sangat terkait dengan perundang-undangan namun kurang mendapat dukungan terhadap pengembangan profesi pendidik. Kemandirian pendidik adalah manivestasi bentuk keberanian untuk mewujudkan apa yang telah menjadi keyakinannya dengan mengedepankan keahlian dan kemandirian. Pendidik yang mandiri akan menyeimbangkan kreatifitas dalam bidang pembelajaran agar lebih menarik hal ini menjadi pendorong meningkatnya kualitas pendidikan. Pengembangan profesi pendidik saat ini memiliki payung hukum yang kuat seperti UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, namun dalam pelaksanaannya payung hukum ini tidak menjamin untuk berkembangnya profesi pendidik secara individu, sebab dalam kontek individu justru kemampuan untuk mengembangkan diri secara peribadi menjadi hal ini menjadi hal utama yang dapat memperkuat profesi pendidik. Pengembangan diri secara persoal sangat penting guna mengembangkan profesinya sebagai pendidik berkualitas.
PENAMBAHAN TEPUNG MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) DALAM PEMBUATAN NUGGET NABATI Rahmah, Syarifah
EDUFORTECH Vol 3, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri, UPI (Universitas Pendidikan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edufortech.v3i1.13541

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penambahan konsentrasi tepung mocaf (modified cassava flour) pada pembuatan nugget nabati dari tepung tempe dan wortel dengan karakteristik yang dapat diterima panelis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap satu faktor, yaitu konsentrasi penambahan tepung mocaf pada 3 taraf yakni 10%, 15%, dan 20%. Analisis statistika menggunakan analysis of variance. Kriteria yang dianalisis meliputi karakteristik sensori menggunakan uji mutu hedonik dan karakteristik kimiawi berupa analisis proksimat. Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung mocaf tidak memberikan pengaruh nyata terhadap karakteristik kimia dan organoleptik nugget tempe. Nugget dengan penambahan tepung mocaf 20% dapat diterima oleh konsumen dan memiliki karakteristik kimiawi sebagai berikut: kadar air 56,07%, kadar abu 1,69%, kadar lemak 4,29%, kadar protein 7,01%, kadar karbohidrat 30,92, dan serat pangan 3,79%. Nugget nabati dengan penambahan 20% tepung mocaf memenuhi kriteria SNI sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
URGENSITAS NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK BUDAYA RELIGIUS Rahmah, Syarifah; Prasetyo, Muhammad Anggung Manumanoso
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v11i1.321

Abstract

ABSTRAKBudaya religius tidak terbentuk secara instan melainkan melalui proses implementasi nilai-nilai pendidikan Islam. Lingkungan pendidikan dikenal dengan sebutan Tri Sentra Pendidikan, yaitu lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan rumah. Interaksi positif antara ketiga aspek lingkungan pendidikan menjadi nilai primordial pembentuk budaya religius. Metode penelitian menggunakan paradigma kualitatif dengan Teknik kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan praktik budaya religious merupakan bentuk pendidikan berbasis agama dan bentuk kontrol sosial yang efektif baik dalam arti sempit mencapai pendidikan moral akhlak dan dalam arti yang lebih luas berkontribusi pada stabilitas tatanan sosial yang statis. Internalisasi nilai pendidian agama Islam dan lingkungan pendidikan diterapkan melalui beberapa strategi, (1) power strategy, pembudayaan agama di lingkungan keluarga menggunakan kekuasaan; (2) persuasive strategy dijalankan melalui pandangan warga sekolah; (3) normative educative, norma sebagai aturan yang berlaku di masyarakat untuk menanamkan dan mengganti paradigma berpikir masyarakat yang konservatif dan inovatif. Implikasi penelitian agar penerapan budaya religius membentuk individu siswa memiiki kepribadian yang baik dan santun, mampu bersikap ditengah masyarakat luas, dapat menjadi contoh yang baik. 
Peningkatan Skill Santri Dayah Madinatuddiniyyah Jabal Nur melalui Kegiatan Ekstrakurikuler: Model dan Proses Rahmah, Syarifah; Amanda, Riska Zulka
ITQAN: Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan Vol. 14 No. 1 (2023): ITQAN: Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/itqan.v14i1.1068

Abstract

This research aims to explore and analyze the roles and benefits of extracurricular activities in Dayah Madinatuddiniyyah Jabal Nur, Dewantara, North Aceh, in developing the skills of students. The research methodology involved observations, interviews, and document studies. Subsequently, the acquired data was analyzed through the following stages: data condensation, data presentation, and verification/conclusion. The research findings indicate that Dayah Madinatuddiniyyah Jabal Nur offers various types of extracurricular activities designed to enhance various aspects of student development, including physical, spiritual, leadership, and skills development. Each extracurricular program is overseen by teachers or religious instructors who assist students in nurturing their talents and creativity. The benefits of extracurricular activities encompass improved emotional behavior, academic achievement, social interactions, character development, and career readiness. Furthermore, extracurricular activities play a crucial role in honing students' skills, which can contribute to their career development. The implications of this research suggest that well-organized and sustainable extracurricular activities at Dayah Madinatuddiniyyah Jabal Nur have substantial potential for enhancing student development. The significance of proper planning, organization, implementation, and evaluation in extracurricular activities not only impacts student development but also academic achievements and career preparation.
Unlocking HAMKA's Insights on Inner Peace in Tafsir al-Azhar Rahmah, Syarifah; Rosyadhi, Rozi Irfan
SUHUF Vol 35, No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/suhuf.v35i2.22965

Abstract

This life is like a chain of problems that will continue until the world ends. So, as long as humans still live in the world, they will be faced with problems. However, what differentiates one human from another is the way they deal with problems. Some face it with anxiety, but some can get through it calmly. This calm is an essential discussion of this research. Considering that HAMKA is a mufassir and figure of Sufism, of course, his interpretation is also very much needed to find the essence of mental peace. There is also a research objective, namely, to find out the concept of mental peace according to HAMKA in the Tafsir al-Azhar book. The method used in this research is qualitative with a descriptive-analytical approach. This research uses thematic interpretive research with ontological, epistemological, and axiological analysis. After conducting research, the results were obtained, namely the concept of mental peace from the word sakinah, namely feeling optimistic because you are confident in help from Allah when facing a critical or unfavorable situation. Meanwhile, from the word ithmi'nân, mental calm is a balanced condition that a person feels. The way to achieve peace of mind is to put your trust in Allah and always recite the dhikr of Allah. Meanwhile, the positive impact of mental peace is being wise in making decisions, being kept away from feelings of anxiety, and being able to live life well. Meanwhile, the negative impact if the soul is not calm is that feelings of doubt and anxiety arise and take unwise actions because they are carried away by lust.
Penggunaan bahasa resmi pada struktur percakapan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di MAN 2 Ngawi Rahmah, Syarifah; Mujianto, Gigit
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v9i1.22275

Abstract

Pada kegiatan pembelajaran guru dan siswa saling berinteraksi melalui komunikasi. Guru diharapkan memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik agar siswa lebih mudah menerima pengetahuan dari guru. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi penggunaan bahasa resmi; menganalisis struktur percakapan; mengetahui proses percakapan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan deskripstif kualitatif. Data penelitian yaitu tuturan siswa dan guru. Sumber data yang digunakan adalah rekaman video kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XII MAN 2 Ngawi yang dapat dilihat melalui YouTube. Teknik analisis data menggunakan model analisis data interaktif. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dokumentasi dan simak-catat. Menurut temuan penelitian ditemukan enam karakteristik bahasa resmi yaitu (1) penggunaan afiks secara eksplisit dan konsisten, (2) lafal yang digunakan bersifat baku, (3) penggunaan bentuk lengkap dan tidak disingkat pada tataran kalimat maupun kata, (4) penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten, (5) menggunakan kata ganti resmi, dan (6) kata atau istilah yang digunakan bersifat baku atau sudah dibakukan. Terdapat lima struktur percakapan yaitu (1) gilir bicara, (2) tumpang tindih, (3) jeda, (4) backchannel, dan (5) pasangan ajesensi. Ditemukan pula aturan proses percakapan dalam kegiatan pembelajaran yaitu siswa mampu mengambil alih gilir bicara dari guru dan guru dapat menyelesaikan tuturannya tanpa adanya interupsi dari siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa menyimak dan memahami apa yang disampaikan guru saat kegiatan pembelajaran.
The Development of Teacher’s Professional Competence: A Theoretical Review Rahmah, Syarifah; Kadi, Titi
Idarah: Jurnal Pendidikan dan Kependidikan Vol. 6 No. 1 (2022): Idarah: Jurnal Pendidikan dan Kependidikan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.474 KB) | DOI: 10.47766/idarah.v6i1.110

Abstract

The functionalization of teachers as the primary contributor to educational quality is demonstrated by their mastery of professional facets. The purpose of this study is to design and examine a model for teacher professional development. a qualitative study design using literary methods. Using the keywords "teacher competence," "teacher professionalism," "professional development," and "educational management," 45 data sources were extracted from main and secondary references in the form of books, research journals, and documentation. Coding, keywords, and classification are then used to process the data. Miles and Huberman's procedures are employed in data analysis. The findings demonstrated that teachers' professional orientation does not end at the point of demonstrating competence but rather develops unique teacher-learner relations. Both internal and external factors have an impact on the professional development of teachers. Internal competence development entails taking several calculated actions. The professional development of teachers is an endeavor to reenergize instructors that are carried out outside of classrooms. Observations of the teaching profession are generally becoming more forward-looking. The idealization is consistent with the official government policies.