Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PENGOLAHAN SAGU MENJADI SINOLEDENGANVARIAN RASA DI MASYARAKAT TANA LUWU: SEBAGAI UPAYA PENAMBAHAN EKONOMI SELAMA PANDEMI COVID-19 Kusdarianto, Indra; Sari, Harmita
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.4636

Abstract

ABSTRAKTepung sagu adalah tepung yang berasal dari teras batang pohon sagu. Tepung sagu biasa digunakan sebagai salah satu bahan baku kue atau penganan lainnya. Pembuatan kue, sagu biasanya digunakan sebagai bahan pengental karena tepung ini bersifat lengket. Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya. Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia seperti Maluku, Papua yang tinggal di pesisir dan banyak dijumpai di daerah Sulawesi Selatan khususnya di kota Palopo, dan Kabupaten Luwu yang dikenal dengan nama Sagu. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi kue berbagai rasa seperti sinole. Jika usaha ini ditekuni dengan baik, maka akan memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat Luwu dimasa pandemi Covid-19. Untuk itu, dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat, semoga dengan adanya edukasi pengolahan sagu ini, mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa sagu bisa diolah menjadi berbagai varian rasa sehingga hal ini menjadi referensi bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada di daerahnya yaitu sagu menjadi nilai ekonomi. Kata Kunci: tepung sagu; sinole; penambahan ekonomi. ABSTRACTSago flour is flour that comes from the terrace of the sago palm tree. Sago flour is commonly used as a raw material for cakes or other snacks. In making cakes, sago is usually used as a thickening agent because this flour is sticky. Sago flour is rich in carbohydrates (starch) but very poor in other nutrients. This occurs due to the high starch content in the stem terraces and the harvesting process. Sago is a staple food for Indonesian people such as Maluku, Papua who live on the coast and can be found in South Sulawesi, especially in the city of Palopo, and Luwu Regency which is known as Sago. Sago is eaten in the form of papeda, a kind of pulp, or in other forms. Sago itself is sold as bulk flour or compressed and packed with banana leaves. In addition, at this time sago is also processed into cakes of various flavors such as sinole. If this business is weel pursued, it will contribute to income for the people of Luwu during the Covid-19 pandemic. For this reason, in contributing to the community, hopefully with this education on sago processing, it will be able to provide an understanding to the community that sago can be processed into various flavors so that this becomes a reference for the community so that they can take advantage of the existing natural resources in their area, namely sago. economic value. Keywords: sago flour; sinole; economic income.
Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui Pengelolaan Dodol Terong untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa Sindu Agung Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur Indra Kusdarianto
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.049 KB) | DOI: 10.35906/jipm01.v1i1.245

Abstract

Permasalahan dalam kelompok masyarakat adalah: (a) masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan tentang pengolaan dodol teromg; dan (b) belum adanya pembinaan dan pelatihan tentang pengolaan dodol terong, terutama pada aspek manajemen hingga proses pemasarannya. Target capaian dalam kegiatan KKN-PPM ini adalah: (a) menigkatkan nilai tambah terhadap pengolaan dodol terong; (b) sebagai salah satu usaha rumahan yang dapat memberikan konstribusi pendapatan; dan (c) meningkatkan peran wanita dalam rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga. Metode pendekatan yang diterapkan meliputi penyuluhan atau sosialisasi, peragaan, dan pelatihan pembuatan dodol terong. Pelatihan dilakukan dengan metode ceramah, disuksi, peragaan, dan pendampingan yang terdiri dari pelatihan kewirausahaan, pelatihan pengenalan teknologi/media, pelatihan penggunaan alat peraga, pelatihan manajemen produksi, pelatihan manajemen pemasaran. Agar memudahkan pemahaman bagi masyarakat sasaran atau kelompok mitra, praktek langsung dilakukan dalam setiap tahapan-tahapan pembuatan dodol terong. Dari hasil peragaan tersebut masyarakat sasaran dapat menerapkan pengolaan terong menjadi dodol terong atau produk dodol terong siap untuk dipasarkan. Semua kegiatan tersebut didampingi oleh tim pelaksana program KKN-PPM.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Kerupuk Gendar Sebagai Usaha Skala Rumahan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Di Desa Malangke Kec. Malangke Kab. Luwu Utara Indra Kusdarianto; Andi Nurul Mukhlisa
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.118 KB) | DOI: 10.35906/jipm01.v2i1.308

Abstract

Kuliah Kerja Lapang - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) bertujuan untuk melaksanakan fungsi tridharma perguruan tinggi bagi setiap Dosen STIE Muhammadiyah Palopo. Salah satunya tridharma tersebut adalah melaksanakan pengabdian masyarakat dengan “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Kerupuk Gendar Sebagai Usaha Skala Rumahan dalam Meningkatkan Kesejahteraan di Desa Malangke Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara”. Permasalahan dalam pengabdian tersebut adalah (1) Usaha ini belum dikelola secara propesional sehingga krupuk gendar di masyarakat mulai terkikis oleh makanan modern,(2) Belum ada pembinaan dari intansi terkait, seperti pelatihan kewirausahaan tetang pengolaan kerupuk gendar sebagai usaha rumahan, (3) Masyarakat terkendala permodalan dan akses pemasaran. Metode pendekatan dalam program tersebut meliputi : (1) Peragaan, yaitu melalui presentasi dan demontrasi pembuatan krupuk gendar. (2) Pelatihan-Pelatihan kepada masyarakat tentang kewirausahaan, (3) Semua kegiatan program tersebut didampingi oleh tim pelaksana. Hasil yang dicapai dalam program KKN-PPM adalah (1) Produk Kerupuk Gendar bentuk kemasan (2) Artikel  ilmiah. Untuk lebih memudahkan pemahaman bagi masyarakat sasaran dilakukan praktek langsung dalam setiap tahapan pembuatan kerupuk gendar. Dari hasil peragaan tersebut masyarakat sasaran dapat menerapkan pengolaan kerupuk gendar sebagai usaha skala rumahan sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Malangke Kecamaan Malangke  Kabupaten Luwu Utara.
POLA PEMBERDAYAAN LEMBAGA EKONOMI MASYARAKAT SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANAGN KAWASAN AGROWISATA LATUPPA Rosmita A. Sarira; Indra Kusdarianto; I Ketut Patra
Equilibrium : Jurnal Ilmiah Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.257 KB) | DOI: 10.35906/je001.v1i1.50

Abstract

Industri kepariwisataan merupakan salah satu industry yang mampu menggairahkan perekonomian masyarkat. Daerah – daerah yang maju industri pariwisata akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakatnya. Keberadaan industri pariwisata disuatu daerah dipengaruhi oleh banyak factor, dua di antaranya adalah regulasi pemerintah daerah setempat yang mendukung investasi di bidang keparawisataan dan potensi sumber daya dimiliki daerah tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa kondisi alam Indonesia memiliki potensi penomena alam yang indah. Penelitian tentang Pola Pemberdayaan Lembaga Ekonomi Masyarakat Sebagai Pendukung Pengembanagn Kawasan Agrowisata Latuppa bertujuan untuk mengetahui peranan lembaga ekonomi masyarakat dalam mendukung kawasan agrowisata Latuppa dan peningkatan pendapatan masyarakat. Adapun metode analisis yang digunakan dalam indentifikasi tersebut adalah SWOT. Kerangaka SWOT adalah sebuah matrik dua kali dua. Metode yang digunakan untuk mengukur pengaruh keberadaan lembaga ekonomi terhadap pendapatan masyarakat dikasan agrowisata dapat dihitung dangan menggunakan metode analisis regresi sederhana. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan lembaga ekonomi masyarakat dalam pengembangan kawasan agrowisata belum optimal, oleh karena itu diperlukan starategi utama yaitu menggunakan beberapa kekuatan (strength) guna menangkap peluang (opportunity) ya ng ada. Serta secara umum pendapatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh keberadaan lembaga ekonomi yang ada.
ANALISIS PENGGUNAAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. DAYA ANUGRAH MANDIRI KOTA PALOPO Masnawati Masnawati; Indra Kusdarianto; Jumawan Jasman
Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.872 KB) | DOI: 10.35906/jm001.v3i2.305

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT. Daya Anugrah Mandiri dengan menggunakan alat ukur economic value added (EVA). Berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa kinerja keuangan PT. Daya Anugrah Mandiri  Cabang Palopo dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 dapat memberikan nilai tambah ekonomis. Hal tersebut di perkuat dengan hasil analisis EVA dari tahun 2012 sampai dengan 2016 pada PT. Daya Anugrah Mandiri  Cabang Palopo bernilai positif dan berada di atas angka nol. Oleha karena itu,disarankan agar perlunya perusahaan memperhatikan metode kinerja keuangan, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perusahaan dalam menilai kinerja keuangan. Untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaan, maka disarankan agar perusahaan mengurangi penggunaan modal pinjaman untuk membelanjai aktivitas usahanya, hal ini dimaksudkan agar perusahaan mengurangi beban bunga. Hasil penelitian yaitu penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA, maka selanjutnya dapat ditarik simpulan bahwa kinerja keuangan PT. Daya Anugrah Mandiri  Cabang Palopo dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 dapat memberikan nilai tambah ekonomis. Hal tersebut di perkuat dengan hasil analisis EVA dari tahun 2012 sampai dengan 2016 pada PT. Daya Anugrah Mandiri  Cabang Palopo bernilai positif dan berada di atas angka nol. Kata Kunci: Kinerja Kuangan, Economic Value Added (EVA)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN BURONCONG TABARO SOLUSI PENINGKATAN EKONOMI DI TENGAH COVID-19 Salju Salju; Harmita Sari; Altri Wahida; Indra Kusdarianto
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2021): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v4i1.32162

Abstract

Buroncong tabaro merupakan salah satu makanan tradisional khas Sulawesi Selatan berbahan dasar sagu yang pembuatannya cukup banyak digeluti masyarakat. Buroncong pada umumnya berbahan dasar tepung terigu. Melihat besarnya produksi sagu di Kabupaten Luwu Utara menjadi alasan penulis untuk menginovasikan buroncong dengan menggunakan bahan dasar sagu. Dengan adanya pengolahan sagu sebagai bahan baku buroncong tabaro, dapat meminimalisasi biaya bahan baku yang tentunya akan memengaruhi harga jual buroncong tabaro serta dapat menciptakan cara baru dalam mengonsumsi sagu yang umumnya hanya dikonsumsi sebagai pengganti makanan pokok seperti kapurung, sinole, dan dange. Tujuan dan target hasil kegiatan program pemberdayaan masyarakat ini adalah sebagai sarana dalam membantu masyarakat untuk memaksimalkan produksi makanan olahan berbahan dasar sagu yang dapat dijadikan sebagai alternatif usaha dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Buroncong tabaro berbahan dasar sagu memiliki harga yang relatif murah dibandingkan buroncong pada umumnya yang berbahan dasar tepung terigu tanpa mengurangi rasa dan kualitas buroncong itu sendiri. Adapun pelaksanaan kegiatan yang dilakukan yaitu demonstrasi pembuatan buroncong tabaro. Hasil kegiatan dalam pemberdayaan masyarakat yaitu masyarakat mampu membuat olahan makanan tradisional buroncong tabaro, mengemas produk dengan desain menarik dan higienis serta menerapkan manajemen usaha yang baik dan meningkatkan jiwa berwirausaha yang tinggi.
PENGOLAHAN SAGU MENJADI SINOLEDENGANVARIAN RASA DI MASYARAKAT TANA LUWU: SEBAGAI UPAYA PENAMBAHAN EKONOMI SELAMA PANDEMI COVID-19 Indra Kusdarianto; Harmita Sari
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5389

Abstract

ABSTRAKTepung sagu adalah tepung yang berasal dari teras batang pohon sagu. Tepung sagu biasa digunakan sebagai salah satu bahan baku kue atau penganan lainnya. Pembuatan kue, sagu biasanya digunakan sebagai bahan pengental karena tepung ini bersifat lengket. Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya. Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia seperti Maluku, Papua yang tinggal di pesisir dan banyak dijumpai di daerah Sulawesi Selatan khususnya di kota Palopo, dan Kabupaten Luwu yang dikenal dengan nama Sagu. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam bentuk-bentuk yang lain. Sagu sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi kue berbagai rasa seperti sinole. Jika usaha ini ditekuni dengan baik, maka akan memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat Luwu dimasa pandemi Covid-19. Untuk itu, dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat, semoga dengan adanya edukasi pengolahan sagu ini, mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa sagu bisa diolah menjadi berbagai varian rasa sehingga hal ini menjadi referensi bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada di daerahnya yaitu sagu menjadi nilai ekonomi. Kata Kunci: tepung sagu; sinole; penambahan ekonomi. ABSTRAKSago flour is flour that comes from the terrace of the sago palm tree. Sago flour is commonly used as a raw material for cakes or other snacks. In making cakes, sago is usually used as a thickening agent because this flour is sticky. Sago flour is rich in carbohydrates (starch) but very poor in other nutrients. This occurs due to the high starch content in the stem terraces and the harvesting process. Sago is a staple food for Indonesian people such as Maluku, Papua who live on the coast and can be found in South Sulawesi, especially in the city of Palopo, and Luwu Regency which is known as Sago. Sago is eaten in the form of papeda, a kind of pulp, or in other forms. Sago itself is sold as bulk flour or compressed and packed with banana leaves. In addition, at this time sago is also processed into cakes of various flavors such as sinole. If this business is weel pursued, it will contribute to income for the people of Luwu during the Covid-19 pandemic. For this reason, in contributing to the community, hopefully with this education on sago processing, it will be able to provide an understanding to the community that sago can be processed into various flavors so that this becomes a reference for the community so that they can take advantage of the existing natural resources in their area, namely sago. economic value. Keywords: sago flour; sinole; economic income.
PENGOLAHAN TEPUNG BERAS KETAN MENJADI DODOL MENAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA TOKKE KECEMATAN MALANGKE LUWU UTARA Indra Kusdarianto; Haedar Haedar
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v6i1.1012

Abstract

Tujuan dari pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Salah satunya adalah melaksanakan pengabdian masyarakat  yaitu  dengan memperkenalkan dodol tepung beras ketan putih khas Desa Tokke yang menggunakan daun nipah kepada masyarakat dan juga upaya untuk meningkatkan perekonomian di masa pandemi covid-19. Dodol merupakan produk olahan makanan yang terbuat dari tepung beras ketan, gula, kelapa, dan santan kelapa. Dodol merupakan makanan ringan yang terbuat dari bahan dasar seperti santan, tepung beras ketan dan gula. Dodol adalah salah satu jenis olahan hasil pertanian yang bersifat semi basah, berwarna putih hingga coklat yang terbuat dari campuran tepung ketan, gula, dan santan Kemudian metode pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan melakukan pelatihan dan pendampingan dengan melibatkan masyarakat dan mahasiswa KKN-T Universitas Muhammadiyah Palopo selama 3 minggu di Desa Tokke Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan bisa memberikan konstribusi bagi masayarakat dalam meningkatkan perekonomian di masa pandemic covid 19, khususnya di Desa Tokke dan Kabupaten Luwu Utara secara umum.  Abstract. The purpose of this communicaty service activity is to carry out the tridharma of higher education. One of them iscarrying out communicaty service, namely by introducing white gluitinous rice flour lunkhead typical of Tokke Village using nipah leaves to the community and also efforts to improve the economy during the covid-19 pandemic. Dodol is a processed food product made from glutinous rice, flour, sugar, coconut, and coconut milk. Dodol is a snack made from basic ingredients such as coconut milk, glutinous rice flour and sugar. Dodol is a semi-wet, white to brown processed agricultural product made from a mixture of glutinous rice flour, sugar, and coconut milk. Then the method of implementing this activity is to conduct training and mentoring by involving the community and KKN-T students, Muhammadiyah University of Palopo for weeks in Tokke Village, Malangke District, North Luwu Regency. This community service activity is expected to be able to contribute to the community in improving the economy during the Covid-19 pandemic, especially in Tokke Village and North Luwu Regency in general.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) UP3 Palopo Indra Kusdarianto; Rismalasari Rismalasari; Muhammad Ikbal; Haedar Haedar
Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/jurman.v8i1.1068

Abstract

Abstract This study aims (1) to analyze leadership style on the performance of employees of PT. PLN (Persro) UP3 Palopo, (2) to determine the effect of leadership and communication styles on the performance of employees of PT. PLN (Persero) UP3 Palopo. Used in this research is to use descriptive analysis and multiple regression analysis, by using the observation method by providing a list of statements to the respondents as many as 50 people about. Leadership style (X1) and Communication (X2) Against Employee Performance (Y). The results of the partial study (t-test) are (1) Leadership style (X!) has a siqnificant effect on employee performance at PT. PLN (Persero) UP3 Palopo. (2) Communication (X2) has a siqnificant effect on employee performance at PT. PLN UP3 Palopo. Then, simultan eously (f-test) shows that all variables of leadership style and communication jointly have a positive effect on employee performance (Y).Keywords: Leadership and Communication style, Employee Performance, Human ResourcesAbstrak Penelitian ini berujuan (1) Untuk menganalisis gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT.PLN (Persero) UP3 Palopo, (2) mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi terhadap kinerja.karyawan.pada.PT PLN (Persero) UP3 Palopo. Metode. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif dan analisis regreasi berganda. Dengan menggunakan metode observasi dengan memberikan daftar pernyataan kepada responden sebanyak 50 orang tentang Gaya Kepemimpinan (X1) dan Komunikasi (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y). Adapun hasil dari penelitian secara farsial (uji-t) adalah: (1) Gaya Kepemimpinan (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada. PT..PLN (Persero) UP3.Palopo. (2) Komunikasi (X2) berpengaruh signifikn terhadap kinerja karyawan pada. PT. PLN (Persero) UP3 Palopo. Kemudian.secara simultan (Uji F) menunjukkan bahwa seluruh variabel Gaya kepemimpinan dan Komunikasi secara bersama­­-sama berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y). Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi, Kinerja Karyawan, Sumber Daya Manusia.
Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Digital dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Aparatur Desa, Kecamatan Malangke Nur alim; Indra Kusdarianto; Samsinar Samsinar
SEIKO : Journal of Management & Business Vol 6, No 1 (2023): January - Juny
Publisher : Program Pascasarjana STIE Amkop Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/sejaman.v6i1.3765

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti atau mengkaji besar pengaruh pemanfaatan digital dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja aparatur desa, Kecamatan Malangke. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana populasi dan sampel yang digunakan adalah jumlah dari aparatur di 10 desa yang ada di Kecamatan Malangke yang berjumlah 88 orang. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dengan membagikan kuesioner kepada aparatur desa di Kecamatan Malangke.Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi linier berganda, uji t, uji F dan uji R2. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Pertama untuk H1 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh positif pemanfaatan teknologi digital secara parsial terhadap kinerja aparatur desa, Kecamatan Malangke. Kedua untuk H2 diterima yang berarti terdapat pengaruh positif gaya kepemimpinan secara parsial terhadap kinerja aparatur desa, Kecamatan Malangke. H3 diterima yang berarti terdapat pengaruh posistif pemanfaatan teknologi digital dan gaya kepemimpinan secara simultan terhadap kinerja aparatur desa, Kecamatan Malangke. Kata Kunci : Pemanfaatan Teknologi Digital; Gaya Kepemimpinan; Kinerja