Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

GROUP ACTIVITY THERAPY TO IMPROVE COGNITIVE FUNCTION OF THE ELDERLY BY GUESSING THE PICTURE Riesmiyatiningdyah Riesmiyatiningdyah; Ninik Murtiyani; Kusuma Wijaya Ridi Putra
Community Service Journal of Indonesia Vol 4 No 2 (2022): Community Service Journal of Indonesia
Publisher : Institute for Research and Community Service, Health Polytechnic of Kerta Cendekia, Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36720/csji.v4i2.421

Abstract

The activity of providing Group Activity Therapy given to the elderly about Cognitive Therapy by guessing pictures for the elderly at UPT PMKS Mojopahit Mojokerto is one form of community service in the form of Activity Therapy activities which are expected to reduce problems that occur in the elderly, especially cognitive problems that are often experienced by Elderly. The implementation of the activity on April 22, 2022 took place at UPT PMKS Mojopahit Mojokerto. With the target is the elderly residents of UPT PMKS Mojopahit Mojokerto. Before the activity is carried out, there is a process of preparing activities for approximately 3 weeks before the activity is carried out, starting from determining the type of Activity Therapy to applying for permits to the relevant parties. As a form of evaluation, the activity was attended by 25 elderly people, the participants took part in the activity very enthusiastically, the Group Activity Therapy activity could run on time and smoothly.
Efektifitas Air Rebusan Daun Seledri Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia di Posyandu Ngudi Konco Desa Donomulyo Kecamatan Donomulyo Kab. Malang Hartin Suidah; Ninik Murtiyani; Arif Susanto; Yufi Aris Lestari; Shindy Sofyaning Fitra
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA
Publisher : LPPM ISTeK ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.891 KB)

Abstract

ABSTRAK Masih tingginya penderita hipertensi merupakan salah satu masalah yang berpengaruh terhadap gaya hidup dan sikap yang mendorong timbulnya hipertensi. Untuk menangani tekanan darah pada penderita hipertensi umumnya minum obat-obatan dari puskesmas, rutinitas ini sering tidak disukai oleh penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas air rebusan daun seledri terhadap perubahan tekanan darah pada lansia di Posyandu Ngudi Konco Desa Donomulyo Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Desain penelitian ini Pre-Experimental dengan rancangan One- Group Pre-Post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia penderita hipertensi di Posyandu Ngudi Konco Desa Donomulyo Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang sebanyak 30 responden. Sampel diambil dengan teknik total sampling. Variabel penelitian yaitu pemberian air rebusan daun seledri sebagai variabel independent dan tekanan darah sebagai variabel dependen. Data yang di dapat melalui lembar observasi tekanan darah kemudian di uji dengan menggunakan uji paired t Test. Hasil uji paired t Test menunjukkan bahwa p = 0,000 < α= 0,05 Ho di tolak dan H1 diterima sehingga air rebusan daun seledri efektif terhadap perubahan tekanan darah pada lansia di Posyandu Ngudi Konco Desa Donomulyo Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Terdapat penurunan jumlah penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan air rebusan daun seledri. Responden agar dapat meningkatkan informasi tentang pelaksanaan tekanan darah sehingga dapat mengurangi tekanan darah yang dialami dengan cara non formakologi sehingga responden tidak hanya menggantungkan pada obat-obatan farmakologi dalam menurunkan tekanan darah. Kata kunci : Air Rebusan Daun Seledri, Tekanan Darah, Lansia
M. FLU JAMER ATASI NYERI GOUT ARTHTRITIS LANSIA hartin suidah; Ninik Murtiyani; Heti Aprilin
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kelompok usia yang dikategorikan lansia tidak lepas dari proses yang disebut aging process atau proses penuaan. Proses penuaan akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Terdapat 10 penyakit terbanyak yang terjadi pada lansia yaitu hipertensi, arthtritis, stroke, penyakit paru obstruksi kronis, DM, kanker, penyakit jantung koroner, batu ginjal, gagal jantung, dan gagal ginjal. Diantara 10 penyakit yang dialami lansia, prevalensi penyakit arthtris atau penyakit sendi merupakan penyakit yang paling banyak diderita lansia di Indonesia (RISKESDAS, 2013). Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mengurangi nyeri sendi pada lansia yang mengalami gout arthtritis dengan menggunakan terapi M. FLU JAMER (massage efflurage dengan jahe merah). Kegiatan ini dengan populasi sebanyak 25 lansia. Data pretest dan posttest menggunakan lembar observasi Numeric Rating Scale (NRS). Hasil pretest dan posttest didapatkan dari 15 lansia mengalami nyeri sedang setelah dilakukan terapi hasilnya menjadi nyeri ringan, dari 5 lansia yang mengalami nyeri  berat setelah dilakukan terapi menjadi nyeri sedang dan 5 lansia yang mengalami nyeri ringan setelah dilakuakn terapi nyeri menghilang. Dari tindakan terapi M. FLU JAMER yang sudah diberikan  artinya M. FLU JAMER massage efflurage dengan jahe merah efektif mengatasi nyeri gout arthtritis lansia.  Terapi M. FLU (massage efflurage dengan jahe merah) bisa digunakan sebagai  alternatif terapi untuk mengatasi nyeri gout artritis lansia selain menggunakan farmakoterapi.  k Kata Kunci : M. FLU JAMER, Nyeri Gout Arthtritis, Lansia 
PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA MENGGUNAKAN SPRAY AROMATHERAPY DAN CANDLE AROMATHERAPY Putri Diah Ningtyas; Hartin Suidah; Ninik Murtiyani
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2022): Volume 1, Nomor 2, Agustus 2022
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v1i2.209

Abstract

Lanjut usia merupakan seorang yang mencapai usia 60 tahun. Menua bukanlah proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan suatu proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam luar tubuh yang berakhir dengan kematian. Lansia rentan mengalami gangguan kesehatan salah satunya adalah insomnia.Tetapi lansia harus tetap menjalani kualitas hidup yang baik. Salah satunya adalah mengatasi masalah gangguan tidur menggunakan terapi non-farmakologis yaitu aromaterapi lavender dengan metode spray dan lilin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Efektivitas Aromaterapi Lavender terhadap Insomnia pada Lansia di Dusun Wonorejo Desa Jetis Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Desain penelitian ini menggunakan Quasy eskperimental dengan desain rancangan pre-post test with control group design. Sampel penelitian ini adalah 28 lansia yang mengalami insomnia di Dusun Wonorejo Desa Jetis Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Teknik sampling menggunakan random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan Uji Paired Sample T Test dengan bantuan program SPSS versi 25. Hasil penelitian ini menunjukkan sebelum diberikan aromaterapi lavender pada kelompok spray sebagian responden mengalami insomnia berat yaitu 10 orang dan pada kelompok lilin sebagian besar responden mengalami insomnia ringan yaitu 9 orang. Setelah 7 hari berturut-turut diberikan aromaterapi lavender metode spray dan lilin terhadap insomnia pada lansia di Dusun Wonorejo Desa Jetis Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto mengalami penurunan tingkat insomia. Dari Hasil uji statistik Paired t Test kelompok spray didapatkan p value 0,000 < 0,05 dan pada kelompok lilin di dapatkan p value 0,029 < 0,05. Kesimpulan penelitian ini yaitu pemberian aromaterapi dalam bentuk spray tingkat efektifitasnya lebih tinggi terhadap insomnia pada lansia di Dusun Wonorejo Desa Jetis Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto
HUBUNGAN RESILIENSI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANJUT USIA Pratama, Ade Fatika; Murtiyani, Ninik
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2023): Volume 2, Nomor 2, April 2023
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v2i2.271

Abstract

Rasa terbuang, tersisih, merasa tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru, dan kecewa terhadap anak-anaknya karena tidak ada yang merawat masa tuanya adalah permasalahan yang muncul pada lansia yang tidak bisa menerima dirinya ditinggalkan di panti jompo oleh keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan resiliensi dengan kesejahteraan psikologis lansia di UPT. Pesanggrahan PMKS Mojopahit Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Desain penelitian ini adalah non-eksperimental korelasional dengan metode cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 25 responden menggunakan teknik simple-random sampling. Teknik pengambilan data menggunakan lembar kuesioner pada kedua variabel. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Spearman rho dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar lansia memiliki tingkat resiliensi dan kesejahteraan psikologis sedang. Hasil uji Spearman rho menunjukkan nilai sig. 0.002 (< 0,05) dimana adanya hubungan yang signifikan antara tingkat resiliensi dengan kesejahteraan psikologis lansia. Penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi memiliki korelasi positif dengan kesejahteraan psikologis lansia, dan tingkat hubungan yang sedang dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,584. Dalam membantu lansia, petugas panti sebaiknya mengajak lansia dalam kegiatan seperti olahraga, penyuluhan kesehatan, kegiatan rohani, serta hiburan/rekreasi
STUDI KORELASI POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA Dewi, Elly Ransiska; Murtiyani, Ninik
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 2 No. 6 (2023): Volume 2, Nomor 6, Desember 2023
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v2i6.322

Abstract

Salah satu penyakit yang cukup berbahaya hingga mendapat julukan The Silent Killer, Hipertensi atau yang biasa dikenal dengan darah tinggi sangat perlu mendapatakan perhatian dari setiap individu terutama pada lansia, hal ini dikarenakan hipertensi dapat menyerang setiap orang tanpa adanya tanda yang muncul pada tubuh. Beberapa faktor penyebab kejadian hipertensi pada lansia yang paling utama adalah pola makan sehingga frekuensi dan jumlah makan yang dikonsumsi lansia harus sesuai dengan kondisi tubuh atau kebutuhan lansia itu sendiri, supaya dapat memperhatikan pola makan yang sehat untuk meminimalisir resiko terjadinya hipertensi. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional dengan model cross sectional dan metode sampling dengan simple random sampling. Populasi sebanyak 40 responden, sampel yang diambil sebanyak 36 responden. Variabel yang diteliti yaitu pola makan dengan menggunakan kuesioner dan kejadian hipertensi menggunakan lembar observasi. Analisa data menggunakan Uji Spearman. Hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar lansia yang memiliki pola makan cukup sebanyak 34 responden (94,4%). Sedangkan kejadian hipertensi sebagian besar responden memiliki hipertensi dengan kategori berat sebanyak 20 responden (55,6%). Hasil uji spearman rho dengan p=0,03 < α = 0,05 berarti ada korelasi pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia. Semakin sering mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak dalam porsi besar dan secara terus menerus akan menyebabkan hipertensi, maka diharapkan bagi petugas kesehatan diharapkan terus memberikan penyuluhan tentang pola makan sehat bagi penderita hipertensi
HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI UPT PESANGGRAHAN PMKS MOJOPAHIT MOJOKERTO Muazaroh, Dian Zuafidah; Murtiyani, Ninik
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 3 No. 6 (2024): Volume 3, Nomor 6, Desember 2024
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v3i6.406

Abstract

ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati dan ginjal serta peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa otot-otot tubuh. Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh, sehingga kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan fungsinya secara normal menghilang. Stress diefinisikan sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia. Sekarang ini ada banyak masalah yang cenderung terjadi pada lansia baik secara fisik maupun psikologis. Desain penelitian ini bersifat analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh lansia yang berusia 60-74 tahun yang berjumlah 30 orang. Jumlah sampel sebanyak 30 responden ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling. Analisa dilakukan dengan proses komputerisasi melalui uji spearman rho. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa stres pada lansia berada pada kategori berat sebesar 33%. Kualitas tidur pada lansia berada pada kategori ada kualitas tidur baik sebesar 67%. Dari hasil uji statistic diperoleh hasil nilai p (0,00) < a (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan antara tingkat stress dengan kualitas tidur di UPT Pesanggrahan PMKS Majapahit Mojokerto. Diharapkan bagi lansia hendaknya meningkatkan pengetahuan, dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, membiasakan untuk hidup sehat, bersyukur atas apa yang telah diberikan semasa hidupnya
Sleep quality and cognitive function on self-rated health status among the elderly: Findings from the Indonesian family life survey (IFLS-5) Asri, Yuni; Zakaria, Amin; Yunita, Heny N.; Azizah, Fidrotin; Sasmiyanto, Sasmiyanto; Murtiyani, Ninik; B. Manga , Yankuba
Narra J Vol. 4 No. 3 (2024): December 2024
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v4i3.1103

Abstract

Cognitive decline poses a significant challenge for the elderly population globally. The aim of this study was to determine the prevalence of cognitive function and its associated factors among the elderly in the Indonesian family life survey’s fifth wave (IFLS-5) conducted from 2014 to 2015. The study included elderly individuals aged 60 and above, excluding proxy respondents and those with missing data. Various socio-demographic, cognitive function and health-related variables were analyzed, including age, sex, education level, marital status, residence, region, economic status, current employment, self-rated health status, happiness, sleep quality, depression, loneliness, and chronic conditions. Multivariate logistic regression analysis was used to identify the factors associated with cognitive functions among the 2,929 elderly respondents. The results revealed that 44.6% of the respondents reported poor cognitive function. In the unadjusted model, residence (OR: 0.81; 95%CI: 0.70–0.94), region of other islands (OR: 0.66; 95%CI: 0.54–0.81), sleep quality (OR: 0.53; 95%CI: 0.42–0.68), self-rated health status (OR: 1.38; 95%CI: 1.19–1.61), happiness (OR: 1.48; 95%CI: 1.22–1.79), and depression (OR: 1.22; 95%CI: 1.04–1.44) showed significant associations with cognitive function. After adjusting for confounding factors, the association remained significant for residence (OR: 0.77; 95%CI: 0.66–0.89), regions other than Java, Bali, and Sumatra (OR: 0.61; 95%CI: 0.50–0.76), self-rated health  (OR: 1.28; 95%CI: 1.09–1.51), happiness (OR: 1.30; 95%CI: 1.06–1.59), and sleep quality (OR: 0.60; 95%CI: 0.47–0.78). These findings emphasize the necessity of interventions aimed at enhancing sleep quality and overall health in order to preserve cognitive function among the elderly, thus potentially improving their quality of life. Implementing comprehensive health programs could significantly enhance the overall quality of life for the aging population, especially the elderly population.
Salty Food Consumption and Its Association with Chronic Kidney Disease Among Older Adults in Indonesia: Findings from the 2023 National Health Survey Heny Nurmayunita; Amin Zakaria; Ananda Sagita Maharani; Yuni Asri; Ninik Murtiyani
Proceeding International Conference Of Innovation Science, Technology, Education, Children And Health Vol. 5 No. 1 (2025): Proceeding of The International Conference of Inovation, Science, Technology, E
Publisher : Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/icistech.v5i1.192

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) is an escalating public health issue, particularly among the elderly. High salt intake is a modifiable dietary risk factor suspected to accelerate CKD progression. However, large-scale evidence from Indonesia remains scarce. This study investigates the association between salty food consumption and CKD among older adults in Indonesia. Using data from the 2023 Indonesia Health Survey (Survei Kesehatan Indonesia/SKI 2023), we analyzed 97,339 individuals aged 60 and above. Descriptive statistics outlined participant characteristics, while chi-square tests and binary logistic regression assessed associations and adjusted effects. Statistical analyses were conducted using STATA 14.1, with significance set at p < 0.05. Among participants, 89.3% reported consuming salty foods, and CKD prevalence was 0.5%. Bivariate analysis showed significant associations between CKD and sex, education, and salty food intake (p < 0.001). Multivariate results indicated that elderly individuals who did not consume salty food had significantly reduced odds of CKD (OR = 0.70; 95% CI: 0.54–0.90; p = 0.006), suggesting a protective effect. These findings highlight a strong association between salty food consumption and CKD risk in Indonesia’s aging population. Reducing dietary salt intake may serve as an effective, low-cost intervention for CKD prevention. Urgent public health strategies focusing on dietary behavior change and nutrition education for the elderly are needed to curb the rising burden of kidney disease.
Salty Food Consumption and Its Association with Chronic Kidney Disease Among Older Adults in Indonesia: Findings from the 2023 National Health Survey Heny Nurmayunita; Amin Zakaria; Ananda Sagita Maharani; Yuni Asri; Ninik Murtiyani
Proceeding International Conference Of Innovation Science, Technology, Education, Children And Health Vol. 5 No. 1 (2025): Proceeding of The International Conference of Inovation, Science, Technology, E
Publisher : Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/icistech.v5i1.192

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) is an escalating public health issue, particularly among the elderly. High salt intake is a modifiable dietary risk factor suspected to accelerate CKD progression. However, large-scale evidence from Indonesia remains scarce. This study investigates the association between salty food consumption and CKD among older adults in Indonesia. Using data from the 2023 Indonesia Health Survey (Survei Kesehatan Indonesia/SKI 2023), we analyzed 97,339 individuals aged 60 and above. Descriptive statistics outlined participant characteristics, while chi-square tests and binary logistic regression assessed associations and adjusted effects. Statistical analyses were conducted using STATA 14.1, with significance set at p < 0.05. Among participants, 89.3% reported consuming salty foods, and CKD prevalence was 0.5%. Bivariate analysis showed significant associations between CKD and sex, education, and salty food intake (p < 0.001). Multivariate results indicated that elderly individuals who did not consume salty food had significantly reduced odds of CKD (OR = 0.70; 95% CI: 0.54–0.90; p = 0.006), suggesting a protective effect. These findings highlight a strong association between salty food consumption and CKD risk in Indonesia’s aging population. Reducing dietary salt intake may serve as an effective, low-cost intervention for CKD prevention. Urgent public health strategies focusing on dietary behavior change and nutrition education for the elderly are needed to curb the rising burden of kidney disease.