Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENJADI KADER KESEHATAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENANG KANKER SERVIKS PADA KADER KESEHATAN DI KELURAHAN KOTA BARU KECAMATAN CIBEUREUM Enok Nurliawati; Etty Komariah Sambas
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v14i1.120

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan tingginya angka kematian akibat kanker serviks yang disebabkan kurang pengetahuan tentang deteksi dini dan penangananya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengalaman menjadi kader kesehatan dengan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectinal. Jumlah sampel sebesar 59 responden dengan tehnik pengambilan sampel secara consecutive sample. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lamanya menjadi kader dengan tingkat pengetahuan kader kesehatan tentang kanker serviks dengan p= 0.001. Untuk meningkatkan penegtahuan masyarakat tentang kanker serviks dapat memperdayan kader kesehatan dalam promosi kesehatan. Kata kunci: Pengalaman, Kader Kesehatan, Pengetahuan, Kanker serviks
HUBUNGAN ANTARA KETERPAJANAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA ANAK DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Etty Komariah Sambas; Enok Nurliawati
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v14i1.116

Abstract

Tuberculosis in Indonesia is still a health problem which requires specific strategy to overcome. Morbidity rate is increasing in 2009 as 228 cases per 100.000 population to 235 cases per 100.000 population. TB prevalence in Indonesia is 0.4 percent in which West Java is the provence with highest TB prevalence as 0.7 percent (Riskesdas, 2013). TB could be suffered by adult and children. TB in children can inhibit growth and development and can lead to complications that can lead to death. This study aimed to determine correlation between cigarette smoke exposure and TB in children. Research was conducted at Dr. Soekardjo Hospital Tasikmalaya in March-April 2015. The study design was descriptive correlational using case control approach. Sampling technique was consecutive sampling with accidental sampling method. The sample size for the cases group was 47 respondents and control group was 47 respondents. Data collection used questionnaires. Data analysis was univariate and bivariate Chi Square (X ²) with significance level of 5% (α= 0.05) or 95% Confidence Interval. Results showed a significant correlation between cigarette smoke exposure and TB in children (p value = 0.023 ). OR = 2.613 (CI: 0.867 - 7.608), meaning that children who were exposed to cigarette smoke have an opportunity to 2,613 times suffered from TB compared to children who were not exposed to cigarette smoke suffering from TB.
PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM DENGAN SEKSIO SESAREA MENGENAI PERAWATAN IBU NIFAS DI RUANG I RSUD Dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Etty Komariah Sambas
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 16, No 1 (2016): Agustus 2016
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v16i1.164

Abstract

Kematian ibu pada masa nifas di Indonesia masih cukup tinggi (31 % dari total kematian ibu) akibat komplikasi puerperium seperti perdarahan dan infeksi (Kemenkes,2010 ). Berkaitan dengan hal tersebut, penyelenggaraan pelayanan dan perawatan ibu nifas yang adekuat serta berkualitas sangat diperlukan dan harus dapat dilakukan dan dipertahankan sampai di rumah setelah pulang dari rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu postpartum dengan SC mengenai perawatan nifas. Penelitian dilaksanakan di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya pada bulan November 2015-Januari 2016. Rancangan penelitian adalah deskriptif eksploratif . Teknik sampling secara deskriptif kategorik diperoleh jumlah sampel sebanyak 81 orangresponden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data secara univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menggambarkan pengetahuan ibu postpartum dengan SC mengenai perawatan nifas dengan kategori kurang adalah perubahan/adaptasi fisik&psikologis normal ibu nifas (38%), tanda&gejala tidak normal pada ibu nifas (37%), kebutuhan perawatan diri pada ibu nifas (49%), dan perawatan payudara (42%). Pengetahuan mengenai kebutuhan aktifitas dan latihan semasa nifas kategori rendah (44%), dan pengetahuan mengenai kebutuhan nutrisi dan eliminasi pada masa nifas kategori cukup (52%). Dari penelitian ini disarankan untuk dibuat modul perawatan ibu nifas, SOP pendidikan kesehatan perawatan ibu nifas, mengadakan kelas prenatal yang meliputi juga materi perawatan ibu nifas.
PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA MAHASISWI PRODI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) IN D-III NURSING PROGRAM STUDENTS FACULTY OF HEALTH SCIENCES BAKTI TUNAS HUSADA UNIVERSITY Sambas, Etty Komariah; Enok, Nurliawati
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 24, No 1 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v24i1.1279

Abstract

Symptoms of premenstrual syndrome (PMS) are psychosomatic symptoms that commonly occur in women of childbearing age starting from adolescence. PMS experienced in the long term can affect the quality of life due to disruption of activities and emotions. The purpose of this study was  to identify symptoms of premenstrual syndrome (PMS) including physical, psychological and behavioral changes during PMS in students. This research is a quantitative descriptive study. The participants were 171 students which were selected by  a purposive sampling, with the inclusion criteria being PMS and not having reproductive disorders. The results of the study showed that the physical changes during premenstrual syndrome (PMS) that experienced mostly were lower abdominal pain (55.6%), the psychological changes were mood swings (64.9%) and behavior changes was fatigue (39.8%). The conclusion of this study  is that the majority of students experienced premenstrual syndrome (PMS).  Imbalance of body hormones, especially estrogen and progesterone during menstruation, has been identified as the main cause of premenstrual syndrome (PMS) symptoms. It is suggested that students can increase their knowledge regarding how to reduce and deal with the symptoms of premenstrual syndrome (PMS) appropriately.  Keywords : Symptoms, Premenstrual SyndromeABSTRAK Gejala premenstrual syndrome (PMS) adalah gejala psikosomatis yang umum terjadi pada wanita usia  subur berawal dari usia remaja. PMS yang dialami dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kualitas hidup akibat dari gangguan aktifitas dan emosi yang dialami. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gejala premenstrual syndrome (PMS) meliputi perubahan fisik, psikis dan perilaku semasa PMS pada mahasiswa. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Jumlah responden sebanyak 171 orang yang dipilih   melalui purposive sampling, dengan kriteria inklusi mengalami PMS dan tdiak memiliki gangguan reproduksi.  Hasil penelitian  menunjukkan perubahan fisik semasa premenstrual syndrome (PMS) yang sering dialami ialah nyeri perut bagian bawah (55.6%), perubahan psikis semasa premenstrual syndrome (PMS) yang sering dialami ialah mood menjadi labil (mood swings) (64.9%) dan perubahan perilaku semasa premenstrual syndrome (PMS) yang sering dialami ialah kelelahan (39.8%). Simpulan dari penelitian ini ialah gejala premenstual syndrome (PMS) mayoritas dialami oleh mahasiswi Prodi D-III Keperawatan terutama perubahan psikis. Ketidakseimbangan hormon tubuh terutam aestrogen dan progesterone  semasa menstruasi, diidentifikasi merupakan  penyebab utama gejala premenstrual syndrome (PMS). Saran diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan mengenai cara mengurangi dan mengatasi gejala premenstrual syndrome (PMS) yang dialami dengan tepat. Kata Kunci : Gejala, Premenstrual Syndrome (PMS) 
IMPLEMENTASI PIJAT KAKI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA YANG MENGALAMI NYERI DAN GANGGUAN POLA TIDUR: IMPLEMENTATION OF FOOT MASSAGE FOR POST-CESAREAN SECTION MOTHERS WHO EXPERIENCE PAIN AND SLEEP PATTERN DISORDER Sambas, Etty Komariah; Enok Nurliawati; Apriliani, Dini
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol. 25 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 25 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v25i1.1595

Abstract

Periode setelah persalinan sesar (SC) merupakan fase pemulihan bagi ibu setelah melahirkan bayi dan plasenta melalui prosedur SC. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar operasi caesar di banyak negara sekitar 10-15% per kelahiran. Berdasarkan data penelitian WHO pada tahun 2021, operasi caesar terus meningkat secara global, saat ini mencakup lebih dari 1 dari 5 (21%) dari seluruh persalinan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi operasi caesar di Indonesia sebesar 17,6%. Salah satu permasalahan utama yang dialami ibu pasca SC adalah nyeri akut serta gangguan pola tidur. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah pijat kaki (foot massage). Studi kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi respons ibu post SC sebelum dan sesudah diberikan terapi pijat kaki. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus dengan dua orang subyek, dan pengambilan data dilakukan selama tiga hari. Instrumen yang digunakan meliputi SOP Pijat Kaki, lembar observasi, serta panduan wawancara. Teknik pengumpulan data mencakup wawancara, observasi, dan pengukuran tanda-tanda vital. Data dianalisis secara deskriptif naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan pijat kaki, kedua subyek  protektif, merasa gelisah, serta mengalami gangguan tidur, meskipun tanda-tanda vital berada dalam batas normal. Setelah penerapan pijat kaki, skala nyeri menurun menjadi 1-2 (nyeri ringan), ekspresi meringis berkurang, ketegangan otot menurun, sikap protektif berkurang, serta kualitas tidur membaik, sementara tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi napas tetap dalam kisaran normal. Berdasarkan hasil studi ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbaikan dalam tingkat nyeri dan kualitas tidur pada ibu post SC. Oleh karena itu, ibu post SC disarankan untuk melakukan pijat kaki secara mandiri atau dengan bantuan guna mengurangi nyeri serta memperbaiki pola tidur.
IMPLEMENTASI PIJAT KAKI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA YANG MENGALAMI NYERI DAN GANGGUAN POLA TIDUR: IMPLEMENTATION OF FOOT MASSAGE FOR POST-CESAREAN SECTION MOTHERS WHO EXPERIENCE PAIN AND SLEEP PATTERN DISORDER Sambas, Etty Komariah; Enok Nurliawati; Apriliani, Dini
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 25 No 1 (2025): Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 25 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v25i1.1595

Abstract

Periode setelah persalinan sesar (SC) merupakan fase pemulihan bagi ibu setelah melahirkan bayi dan plasenta melalui prosedur SC. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar operasi caesar di banyak negara sekitar 10-15% per kelahiran. Berdasarkan data penelitian WHO pada tahun 2021, operasi caesar terus meningkat secara global, saat ini mencakup lebih dari 1 dari 5 (21%) dari seluruh persalinan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi operasi caesar di Indonesia sebesar 17,6%. Salah satu permasalahan utama yang dialami ibu pasca SC adalah nyeri akut serta gangguan pola tidur. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah pijat kaki (foot massage). Studi kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi respons ibu post SC sebelum dan sesudah diberikan terapi pijat kaki. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus dengan dua orang subyek, dan pengambilan data dilakukan selama tiga hari. Instrumen yang digunakan meliputi SOP Pijat Kaki, lembar observasi, serta panduan wawancara. Teknik pengumpulan data mencakup wawancara, observasi, dan pengukuran tanda-tanda vital. Data dianalisis secara deskriptif naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan pijat kaki, kedua subyek  protektif, merasa gelisah, serta mengalami gangguan tidur, meskipun tanda-tanda vital berada dalam batas normal. Setelah penerapan pijat kaki, skala nyeri menurun menjadi 1-2 (nyeri ringan), ekspresi meringis berkurang, ketegangan otot menurun, sikap protektif berkurang, serta kualitas tidur membaik, sementara tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi napas tetap dalam kisaran normal. Berdasarkan hasil studi ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbaikan dalam tingkat nyeri dan kualitas tidur pada ibu post SC. Oleh karena itu, ibu post SC disarankan untuk melakukan pijat kaki secara mandiri atau dengan bantuan guna mengurangi nyeri serta memperbaiki pola tidur.